BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Analisa Jenis Kegiatan di Dalam Rumah Susun. Kelompok kegiatan pribadi. makan, tidur, mandi, dll. Kelompok kegiatan bersama

Bab V Konsep Perancangan

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMA: ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Hemat energi merupakan tema dari perencanaan rumah susun dan pasar. Oleh karena itu pada interior dan eksterior nantinya akan dirancang dengan mengikuti tema hemat energi, seperti halanya dalam penggunan material-material yang tidak menggunakan energi terlalu besar pada saat proses produksi maupun pada saat pemasangan dilokasi. Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan rumah susun dan pasar modern ini adalah adanya kebutuhan akan hunian yang layak bagi masyarakat menengah, sehingga dapat memenuhi kehidupan yang lebih baik serta tidak mengurangi ruang terbuka hijau. Sedangkan pasar dirancang dari adanya kebutuhan akan pasar yang nyaman, bersih dan aman. Untuk itu dalam proyek ini akan menggabungkan rumah susun dengan pasar yang dimana menjadi mix use building. Rancangan bangunan ini diharapkan agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar, sehingga rancangan menjadi hemat energi. Rancangan bangunan hemat energi nantinya akan dapat menghasilkan bangunan yang dapt meminimalkan kebutuhan energi yang mahan, berpolusi dan tidak dapat didaur ulang serta tanggap terhadap lingkunganya. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 141

V.2 Konsep Perancangan Kegiatan adalah : Adapun jenis kegiatan dan sifat dari bangunan rumah susun dan pasar tersebut Jenis Kegiatan Keterangan Sifat Kegiatan Utama Kegiatan yang dilakukan penghuni yang Private (Rumah Susun) berlangsung di dalam bangunan rumah susun Kegiatan Pendukung (Pasar) Kegiatan yang dilakukan pedagang dan pembeli yang berlangsung di dalam bangunan pasar Public Kegiatan Pengelola Kegiatan Servis Kegiatan Penunjang Kegiatan yang menunjang kegiatan utama bagi penghuni rumah susun dan pedagang, pembeli pasar Kegiatan servis di dalam rumah susun dan pasar Kegiatan yang menunjang bagi penghuni rumah susun seperti pertemuan (meeting), lapangan olah raga (indoor) Kegiatan Luar Kegiatan yang berlangsung di luar bangunan rumah susun dan pasar Kegiatan Parkir Kendaraan Tabel 41. Jenis kegiatan dan sifatnya Public Service Public Public Public V.3 Konsep Kebutuhan Luas Ruang Luas kebutuhan ruang seluruhnya : Rumah Susun Tipe unit : 16200 m 2 Gudang : 216 m 2 Ruang Service : 141.12 m 2 Ruang Mesin : 214.4 m 2 Pasar Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 142

Ruang dalam Pasar : 6336.74 m 2 Ruang Mesin : 214.4 m 2 Ruang Pengelola : 131.4m 2 Fasilitas Penunjang : 205.34m 2 Parkir : 4307m 2 Luas yang dibutuhkan : 27966.4 m 2 Luas tapak Luas tapak : 9307 m 2 KDB 60 % : 60 % x 9307 m 2 = 5584.2 m 2 KLB : 4 x 9307 m 2 = 37228 m 2 Jadi, luas seluruh lantai maksimal bangunan adalah 37228 m 2. Luas maksimal lantai dasar adalah 5584.2 m 2 Luas yang dibutuhkan 27966.4 m 2 < KLB, maka menenuhi syarat. Jumlah lapisan yang diijinkan 12 lantai, maka bangunan pasar dan rumah susun dipisahkan secara vertikal tetapi masih dalam satu masa bangunan. Luas pasar 6551.14 m 2 > KDB, maka bangunan pasar direncanakan 2 lantai, sedangkan untuk rumah susun direncanakan 2 tower masing masing luasanya 8100 m 2 dengan jumlah lapis 10 lantai per lantai berjumlah 15 unit. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 143

V.4 Konsep Perancangan Tapak V.4.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak Pintu masuk kendaraan Side Entrance (service) Pendestrian pejalan kaki Pintu keluarmasuk rusun Pintu keluar kendaraan Gambar 41. Konsep pencapaian pada tapak Konsep pencapaian menuju tapak, di analisa dari sirkulasi kendaraan dan manusia sehingga dapat di tarik kesimpulan seperti diatas. Dimana pejalan kaki memerlukan kemudahan dalam mencapai tapak, sehingga dibuat di depan yang nantinaya akan disediakan halte dan pendestrian yang membedakan manusia dengan kendaraan. Akses side entrance ditempatkan dibelakang mengingat letak service harus tidak telihat secara umum, dan untuk akses kendaraan menuju ke pasar di letakkan disamping kanan tapak yang dimana memudahkan pengunjung untuk melihat area masuknya. Sedangkan untuk akses rumah susun di letakkan di belakang kiri, mengingat privasi dan kegiatan yang dilakukan berbeda dengan pasar. Agar tidak mengganggu aktivitas pasar maupun rumah susun maka dari itu dipisahkan seperti konsep pencapaian diatas. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 144

V.4.2 Konsep Sirkulasi Dalam Tapak Keterangan : Pejalan kaki : Sirkulasi kendaraan roda dua : sirkulasi kendaraan roda empat : Gambar 42. Konsep sirkulasi tapak Berdasarkan konsep pencapaian, konsep sirkulasi dalam tapak menggunakan pola gridion untuk kendaraan dimana kendaraan akan diarahkan dan jelas menuju kebangunan agar tidak berputar-putar dan tidak menggangu aktifitas di dalam tapak. Sementara menggunakan pola linear dimana langsung mendapatkan akses langsung dari halte yang disediakan menuju ke dalam tapak bangunan. V.4.3 Konsep Orientasi Bangunan Berdasarkan hasil analisa orientasi massa bangunan dari faktor matahari, angin dan kebisingan. Maka didapatlah bangunan yang dapat meminimalkan panas, tekanan angin serta kebisingan. Orientasi bangunan dari rumah susun dan pasar adalah sebagai berikut : Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 145

Sound Buffer Gambar 43. Konsep orientasi bangunan Massa bangunan rumah susun memanjang dari barat ke timur, sehingga matahari menyinari sisi terpendek dari bangunan. Sedangkan daerah yang bersampingan dengan pertigaan, akan dibuat sound buffer dari tanaman bambu yang dimana diharapakan dapat menyaring suara bising kedalam tapak. V.4.4 Konsep Gubahan Massa Gambar 44. Konsep gubahan massa Massa bangunan pada proyek ini dibuat dengan system terpusat,ini disebabkan untuk menciptakan ruang space yang luas. Ruang space ini nantinya Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 146

akan difungsikan sebagi taman, pendestrian dan lain-lainya. Selain itu fungsi tanaman atau pohon-pohon untuk menciptakan iklim mikro di dalam tapak, sehingga menyejukkan. V.4.5 Konsep Tata Ruang Luar Untuk tata ruang luar dalam proyek ini berkonsepan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai ruang luar aktif dan ruang pasif. Untuk ruang luar aktif di bangunan rumah susun dan pasar terdapat beberapa ruang, yaitu : Plaza, yang digunakan sebagai ruang perantara ruang dari dalam bangunan dengan lingkungan sekitarnya. Plaza ini diharapkan dapat difungsikan sebagai tempat berkumpul atau bersosialisasi, nantinya plaza ini akan dilengkapi dengan tanaman yang dapat menyejukkan. Ruang komunal untuk rumah susun, ini dibuat lebih private dari plaza. Ini dikarenakan aktivitas rumah susun berbeda dengan pasar, sehingga nantinya akan dirancang tidak untuk umum. Ruang ini fungsinya hampir sama dengan plaza, akan tetapi tidak umum. Untuk ruang pasif di bangunan rumah susun dan pasar adalah sebagai berikut : Elemen lunak merupakan elemen tanaman-tanaman yang bersifat sebagai peneduh dari sinar matahari serta menghasilkan oksigen. Selain itu, tanaman khususnya pohon dapat dijadikan sebagai penyaring bising yang akan masuk kedalam tapak. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 147

Elemen keras merupakan elemen kolam untuk air mancur, kursi taman, grass block dan lain-lain. Untuk perkerasan kendaraan nantinya akan menggunakan grass block yang dapat menyerap air jika waktu hujan. V.4.5.1 Konsep Parkir AREA PLAZA & TAMAN AREA PARKIR Gambar 45. Konsep parkir Konsep parkir yang nantinya dalam proyek rumah susun dan pasar adalah parkir 90º dan 60º. Parkir ini terbagi 2, ini disebabkan untuk membedakan parkir pemilik, pengunjung, pengelola dan kendaraan service. Untuk parkir rumah susun akan menggunakan parkir 90º, sedangkan untuk pasar menggunakan 90º dan 60º. Ketentuan parkir : Untuk rumah susun : 1 mobil = 4 unit kamar, 1 motor = 1 unit kamar Untuk pasar : 100 m 2 / mobil, 20 m 2 /motor Kebutuhan Luas Parkir : Rumah susun : (250 : 4) x 1 mobil = 62.5 mobil = 63 mobil Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 148

250 motor Pasar : (6336.74 : 100) x 1 mobil = 64 mobil (6336.74 : 20) x 1 motor = 316 motor Parkir digunakan di luar bangunan dan di atas podium, luasan parkir mobil luar 25 m 2 dari Dinas Tata Kota, maka luasan parkir 3175 m 2. Untuk luasan parkir motor 1132 m 2. Maka total luasanya 4307 m 2. V.4.6 Konsep Penzoningan Konsep penzoningan berdasarkan bebarapa hal, sebagai berikut : Fungsi, sifat kegiatan dan hubungan antar kegiatan Menyesuaikan denga kondisi tapak dan lingkungan Menyesuaikan dengan pola sirkulasi Keterangan : Zona private : Zona semi private : Zona public : Zona service : Gambar 46. Konsep Penzoningan Zona private diletakkan di belakang tapak, dimana kebutuhan ruang private sangat tinggi dan jauh dari kebisingan. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 149

Zona semi private diletakkan di arah tenggara yang diberada dijalan buntu sehingga mudah dijangkau, aman, nyaman dari kemacetan dan kebisingan diluar. Zona publik diletakkan di arah barat laut, dimana terdapat pertokoan sehingga mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat umum. Zona service diletakkan di dekat pertigaan yang dimana terjadi kebisingan, sehingga ruang bising dapat terpakai. V.5 Konsep Perancangan Bangunan V.5.1 Konsep Bentuk Bangunan Bentuk massa yang diambil untuk perancangan rumah susun dan pasar ini adalah massa tunggal. Dimana nantinya bangunan ini bersifat mix use building yang menampung semua kegiatan rumah susun dan pasar. Bangunan rumah susun nantinya berada diatas bangunan pasar, ini disebabkan sifat private lebih tinggi ketimbang pasar yang bersifat public. Gambar 47. Konsep massa tunggal Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 150

V.5.2 Konsep Sirkulasi di dalam Bangunan No. 1 Untuk sirkulasi di dalam bangunan akan dibagi secara vertical dan horizontal, selain itu juga dibagi dari segi fungsi bangunan, yaitu : 1. Sistem sirkulasi horizontal a. Rumah susun Dalam proyek rumah susun ini cenderung mengarah kepada doable loaded mengingat dimana harga tanah sangat mahal di Jakarta, sehingga penggunaan lahan harus lebih efisien. System sirkulasi Kelebihan Kekurangan Gambar Doable loaded Tabel 42. Konsep koridor b. Pasar - Dapat memuat banyak unit, sehingga efisien dalam penggunaan lahan. - Menggunakan space yang sedikit sehingga lahan dimanfaatkan secara optimal. - Pencahayaan alami tidak secara maksimal. - Penghawaan alami tidak maksimal. Dalam sirkulasi pasar, penggunaan koridor disetiap lapak, kios, counter dan lain-lain harus sama besarannya agar setiap penjual maupun pembeli merasa nyaman untuk sirkulasi. Selain itu, juga harus dipertimbangkan untuk meletakkan pintu-pintu masuk yang mudah untuk dijangkau. Untuk pasar system sirkulasinya adalah sebagai berikut : Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 151

Gambar 48. Konsep sirkulasi dan koridor didalam pasar Dalam proyek pasar ini, menggunakan system sirkulasi dan koridor seperti gambar diatas. Ini berdasarkan survey di pasar-pasar seperti : pasar BSD, pasar PIK, pasar cibubur dan pasar kopro. Dimana system seperti diatas memberikan kenyamanan didalam pasar tersebut, selain itu dengan koridor yang sama maka penjual juga merasa area penjualan mereka terasa didepan. 2. System sirkulasi vertical Untuk proyek perancangan rumah susun akan menggunakan tangga sebagai tangga kebakaran dan lift digunakan sebagai alat transportasi bagi manusia didalam bangunan. Demi keseuaian denga tema dan topic tentang hemat energi, maka lift dalam bangunan akan di gunakan dengan cara : a. Berhenti di setiap lantai genap yaitu 2, 4, 6, dan seterusnya. Sedangkan untuk lantai ganjil dapat berhenti di lantai genap dan naik atau turun menggunakan tangga. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 152

b. Lift akan di hidupakan semua pada jam-jam sibuk, sehingga tidak memboros listrik. Perhitungan jumlah lift : Kecepatan 1m/detik Kapasitas 1000 kg dengan daya tampung 12 orang. T ( 2h + 4s)( n 1) + s(3m + 4) = detik s di mana : h adalah jarak lantai ke lantai (m) T = s adalah kecepatan rata-rata lift (m/detik) n adalah jumlah lantai yang dilayani lift m adalah daya angkut / kapasitas lift (orang) ( 2h + 4s)( n 1) + s(3m + 4) s (2x3 + 4x1)(12-1) + 1(3x12 + 4) 1 = 110 + 40 : 1 = 150 detik N Lnetto. n. P. T = (rumus penentuan jumlah lift) 300. PB. m = 810x12x0.03x150 300x3x12 = 43.740 : 10.800 = 4.05 lift WT = T/N = 150 : 4 = 37.5 detik Jadi, lift yang dibutuhkan dalam 1 bangunan ruman susun adalah 4 lift dengan kapasitas 1000 kg daya tampung 12 orang. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 153

Gambar 49. Sistem Core Pada Bangunan V.5.3 Konsep Penampilan Bangunan Untuk penampilan bangunan atau disebut dengan façade building akan disesuaikan dengan tema dan topic. Dimana dengan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut : 1. Fungsional Dengan menyesuaikan tema dan topic serta mengingat harga tanah di Jakarta sangat mahal, maka bangunan akan dibangun efisien sesuai denga kegunaannya. 2. Sederhana Penampilan sederhana dari bangunan akan ditampilkan dengan adanya keteraturan modul dan struktur bangunan itu sendiri. Menyesuaikan dengan iklim Penampilan bangunan juga harus memperhatikan iklim tropis lembab, dimana berfungsi untuk pemilihan material bangunan. 3. Hemat energi Dalam penampilan bangunan harus dapat mencerminkan hemat energi tanpa mengorbankan kenyamanan dan keamanan bagi pemilik nantinya. Selain itu hemat energi merupakan syarat-syarat bangunan sehat. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 154

Arah perencanaan nantinya akan mengarah ke penampilan bangunan hemat energi, dimana harus menampilkan karakter bangunan sehat dan hemat energi dengan memaksimalkan iklim tropis melalui penyesuaian arsitektural dalam pemilihan bahan bangunan. V.5.4 Konsep Modul Dasar Menurut peraturan pemerintah PU 05/PRT/M/2007 aspek kajian system struktur bentuk modul adalah sebagai berikut : Adanya banyak varian modul untuk mendapatkan luas modul tertentu. Modul yang efisien dapat diprediksikan dari suatu bentuk unit dengan lebar maksimal yang masih dapat menggunakan tebal pelat minimal 12 cm. H = l n ( 0.8 + (ƒ y : 1500)) : 36 Arah perencanaan rumah susun dan pasar nantinya akan mengambil luasan kamar yang nantinya akan menjadi modul dari struktur, selain itu bangunan ini mix use yang dimana dibawah rumah susun ada fasilitas pasar. Sehingga harus diperhatikan besaran dari ruang tersebut, untuk dijadikan pertimbangan. Menurut peraturan pemerintah PU 05/PRT/M/2007 modul yang efisien 3.9 m, 4.2 m, 4.5 m. Maka untuk tipe 54 m 2 menggunakan modul 6 x 9 m. V.5.5 Konsep Hemat Energi pada Bangunan Rumah Susun dan Pasar V.5.5.1 Konsep Sistem Pencahayaan Untuk itu dalam perancanagan bangunan hemat energi akan ada 2 pilihan yang menjadi pertimbangan dalam sistem pencahayaan, yaitu : Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 155

1. Pencahayaan alami Sinar matahari merupakan sumber utama yang menyediakan pencahayaan alami di pagi sampai sore hari. Cahaya alami ini dapat dimanfaatkan sebagai penerangan di dalam bangunan sehingga dapat mengurangi beban pembayaran untuk listrik. 2. Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan merupakan cahaya yang dibuat menggunakan energi buatan yaitu listrik ke lampu. Penggunaan lampu sangat diperlukan apabila di malam hari, akan penggunaan dapat dibuat serendah mungkin sehingga beban listrik tidak terlalu banyak. Pencahayaan buatan berasal dari sumber listrik yang berasal dari PLN, Genset dan solar panel. Adapun jenis-jenis lampu seperti : lampu TL, lampu pijar, dan halogen. V.5.5.2 Konsep Sistem Pengudaraan Dalam system pengudaraan pada rumah susun dan pasar, yaitu system pengudaraan alami non AC dan dengan memperbanyak bukaan bukaan sehimgga tercapai cross ventilation dalam ruangan agar tercapai topik bangunan hemat energi. Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 156

V.5.5.3 Konsep Bahan Material Bangunan Dalam konsep pemilahan material akan dipilih menurut kriteria yang mendukung konsep hemat energi adalah, sebagai berikut : a. Saat produksi, operasional, pasca operasional tidak membutuhkan energi yang besar. b. Mudah untuk didapat materialnya. c. Dapat didaur ulang atau digunakan kembali. d. Tidak beracun. e. Tidak menimbulkan banyak sampah yang dapat merusak lingkungan. Dalam perencanaan proyek akan mengarah pada pemilihan material yang sesuai dengan kriteria hemat energi. Yang dimana proses produksi hingga ke pemasangan tidak memakai banyak energi dan juga maintance free. V.5.6 Konsep Struktur Bangunan Dalam perencanaan nantinya akan menggunakan beberapa system struktur yang telah dianalisa, system struktur yang digunakan adalah sebagai berikut : Sub structure, menggunakan tiang pancang yang dimana waktu pelaksanaan lebih cepat serta dapat menahan beban vertical. Kedalaman mencapai 15-30 m. Upper structure kolom, menggunakan pracetak yang dibuat oleh pabrik (fabrikasi) sehingga mutu dan kualitasnya terjamin, pengerjaan cepat sehingga mengefisiensi waktu, material lebih efisien. Upper structure atap bangunan, menggunakan dek beton yang nantinya akan dikombinasikan sehingga sesuai dengan konsep hemat energi. Pekerjaan dek beton Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 157

sangat mudah, kuat dan fungsi ruang atas dapat dijadikan sebagai utilitas sehingga ruang dapat terpakai semuanya. V.5.7 Konsep Sistem Utilitas Pada system utilitas mencakup beberapa hal, yaitu : 1. Penyediaan air bersih yang didapat dari PAM, air tanah dan hujan. Air hujan akan ditampung dengan menggunakan bak penampungan yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika terjadi musim kemarau. 2. Air kotor dapat berupa cair dan padat. Air kotor cari dapat didaur ulang sehingga dapat digunakan kembali untuk penyiraman tanaman atau kloset, sedangkan air kotor padat dapat dijadikan pupuk tanaman bahkan memungkinkan untuk dijadikan sumber listrik (biogas). 3. Sampah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, oleh sebab itu pengolahan sampah akan dilakukan dengan cara memisahkan sampah organic dan anorganik. Sampah organic akan dijadikan pupuk, sedangkan anorganik akan diolah diluar tapak. Sampah untuk rumah susun disediakan shaft setiap lantai bangunan yang kemudian dikumpulkan perblok, lalu dibawa ke TPS dan diangkut oleh Dinas Kebersihan ke pengangkutan terakhir. 4. System kebakaran : menggunakan hydrant dengan jangkauan 30 m dan tabung kebakaran dengan jarak 20 m. Sprinkler diletakkan pada area yang rawan terhadap kebakaran, seperti : area dapur, koridor dan lain-lain. 5. System listrik : Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 158

Listrik di Jakarta yang tidak konsisten, mengharuskan pada perancanagan ini menggunakan stabilizer agar dapat menstabilkan listrik dari PLN. Selain itu, penyediaan generator juga diperlukan mengingat PLN di Jakarta sering terjadi pemadaman yang diakibatkan kurang daya. PLN Gardu/Induk Main panel Skema 15. System instalasi listrik Genset Panel cabang 6. Sistem penangkal petir Sistem penangkal petir pada bangunan rumah susun dan pasar ini menggunakan sistem Faraday karena bentuk bangunan rumah susun dan pasar berbentuk persegi panjang maka sistem Faraday yang cocok agar semua area mudah dijangkau. Ujung Tiang - Te mb ag a Kabel Penghubung - Te mb ag a Sudut Lindung Ba ng un an B AN G UN AN Pengebumian Gambar 50. Skematik Sistem Penangkal Petir Sangkar Faraday Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 159

7. Sistem keamanan System keamanan didalam rumah susun dan pasar akan menggunakan system manual dengan pos jaga 24 jam karena mendukung topik hemat energi. 8. Sistem komunikasi System komunikasi dalam rumah susun adalah telepon langsung = jaringan dari Telkom Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 160