MODEL PEMBELAJARAN DENGAN KEGIATAN MENDESKRIPSIKAN DEMONSTRASI SECARA KONSEPTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis)

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

I Ketut Mahardika, Subiki, Lailati Mukharomah

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

ARTIKEL. Oleh. Anis Roisatun Nisak NIM

I Ketut Mahardika, Abdullah, Trapsilo Prihandono

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN VIDEO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Ermika Cahya Widayanti, Indrawati. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI FISIKA SISWA SMP

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Heni Lailatul Badriah, Sudarti, Bambang Supriadi

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

HASIL BELAJAR IPA SISWA DI SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Rif ati Dina Handayani, Arif Prianto, Trapsilo Prihandono

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA. Abstract

Ida Nur Rachmawati, Subiki, Nuriman

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK JAMUR. (Artikel) Oleh Wulan Sari Irawati

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Falestina Rosyida et al., Model Tugas Analisis Video Kejadian Fisika dengan Verifikasi Konsep...

Unnes Physics Education Journal

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI LESSON STUDY DISERTAI METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pancasakti Science Education Journal

Jenny Oka Puspitasari, Subiki, Trapsilo Prihandono

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENERAPAN LESSON STUDY MENGGUNAKAN MODEL PBL(PROBLEM BASED LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL. Oleh: KENDID MAHMUDI NIM

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

MEDIA VIDEO KEJADIAN FISIKA DI LINGKUNGAN DISERTAI BESARAN FISIS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (STUDI PADA KELAS X SMA NEGERI 1 MUNCAR)

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN DENGAN KEGIATAN MENDESKRIPSIKAN DEMONSTRASI SECARA KONSEPTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA ARTIKEL Oleh: Nur Imama NIM 090210102007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

MODEL PEMBELAJARAN DENGAN KEGIATAN MENDESKRIPSIKAN DEMONSTRASI SECARA KONSEPTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA 1) Nur Imama, 2) Sutarto, 2) Alex Harijanto 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2 ) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: nurimama490@yahoo.co.id Abstract Instructional model by the activity of describing a demonstration is a model of learning which in the application utilizes demonstration and discussion method. Design of research is an experimen research by using time-series design.. Data collection techniques in this research were observation, documentation, interview, and test. Data analysis uses N-gain formula and presentage of student activity. In this research obtained, 1) the average scores of n-gain from the first to the third meeting in a row were 0.37, 0.39, and 0.50, so that in each meeting was categorized increasing in fair category; 2) students activity average score was 71.93 %, so they were categorized active. Conclusions of this research: 1) the students learning achievement of physics after learning using the activity of describing conceptual demonstration experienced an increase in fair category than that before the learning by the model., and 2) the student learning during the learning activities using the learning model of describing the conceptual demonstration activity in physics learning can be classified in the active category. Keyword: description of demonstration method, discussion method, and physics learning activity. Fisika merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkahlangkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto,2011:138). PENDAHULUAN Fisika tidak hanya berisi tentang rumus-rumus atau teori untuk dihafal, akan tetapi fisika memiliki banyak konsep yang harus dipahami secara mendalam dan mampu mengaplikasikan suatu materi fisika dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan di sekolah menengah. Tujuan pembelajaran fisika di SMA adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi (Depdiknas: 2004).

Berdasarkan artikel Viva (Kamis, 17 Januari 2013) Mata pelajaran fisika pada umumnya dianggap sulit oleh sebagian besar siswa di Sekolah Menengah pprtama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembelajaran fisika hanya terkesan sebagai proses transfer pengetahuan dari pikiran guru ke dalam pikiran siswa. Dalam proses pembelajaran fisika siswa hanya cenderung menerapkan konsep matematika seperti menghafal rumus-rumus dan perhitungan besaranbesaran yang ada di dalamnya tanpa memahami konsep fisika itu sendiri. Tidak semua konsep kejadian alam dalam fisika dapat dipelajari oleh siswa secara langsung. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran diharapkan mampu memilih model atau metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan konsep fisika kepada siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai degan penjelasan lisan (Djamarah dan Zain, 2010:90). Untuk memahami konsep fisika, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk merepresentasikan tidak hanya dalam matematisnya saja, tetapi juga dalam bentuk verbal, gambar dan grafik atau yang disebut dengan kemampuan multirepresentasi. Menurut Mahardika (2012) multirepresentasi merupakan salah satu metode yang baik dan sedang berkembang untuk menanamkan konsep fisika. Model pembelajaran dengan secara konseptual merupakan model pembelajaran yang penerapannya menggunakan metode demonstrasi dan metode diskusi. Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi biasanya siswa hanya mengamati demonstrasi, akan tetapi pada model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan siswa untuk mendeskripsikan atau merepresentasikan secara konseptual demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda untuk mengkontruksikan pengetahuannya sehingga memungkinkan bagi siswa untuk mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu konsep. Selain itu setiap siswa juga mempunyai cara dan pemahaman berbeda dalam mendeskripsikan demonstrasi, oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang dapat menyamakan pemahaman siswa. Metode yang dapat digunakan yaitu metode diskusi. Tujuan penyusunan artikel ini adalah memaparkan hasil kajian penelitian tentang: (1) hasil belajar fisika siswa setelah pembelajaran dengan model pembelajaran dengan secara konseptual dalam pembelajaran fisika di SMA,(2) aktivitas belajar fisika siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika di SMA. METODE Artikel ini memaparkan hasil kajian penelitian tentang model konseptual dalam pembelajaran fisika SMA. Jenis penelitian adalah penelitian quasi experiment dengan rancangan time-series design. Tempat penelitian ditentukan secara purposive sampling area. Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kalisat. Responden penelitian ditentukan setelah menentukan

Object 4 = Object 6 = Object 10 = Object 2 Object 12 populasi dengan metode purposive sampling area. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Langkah pembelajaran pada model ini adalah: 1) Demonstrasi kejadian fisika; 2) deskripsi demonstrasi secara konseptual; 3) diskusi kelompok; 4) diskusi kelas; dan 5) konfirmasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengkaji bagaimana hasil belajar fisika siswa setelah pembelajaran dengan model konseptual, digunakan rumus: dengan keterangan: Normalized gain Skor post test atau kemampuan akhir δ pre = Skor pre test atau kemampuan awal Skor maksimum Untuk menentukan kategori peningkatan, Savinainen dalam Indrawati (2011:392) menentukan kategori perolehan skor tersebut sebagai berikut: Tabel 1. Kategori peningkatan hasil belajar Interval Kriteria NG 0,7 Tinggi 0,3 < NG < 0,7 Sedang NG 0,3 Rendah 2. Untuk mengkaji aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung menggunakan persentase aktivitas siswa (Pa) sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN Artikel ini memaparkan hasil kajian penelitian tentang model konseptual dalam pembelajaran fisika SMA. Populasinya adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalisat-Jember. Sampel penelitian ditentukan secara acak apada siswa kelas XI IPA di SMAN 1 Kalisat. Sampel pada penelitian ini sebanayak 77 orang. Hasil belajar fisika adalah perubahan tingkah laku berupa kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar fisika. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah kognitif produk yang diwujudkan dalam bentuk nilai pre-test dan nilai post-test. Peningkatan hasil belajar fisika siswa sebelum dan sesudah demonstrasi secara konseptual diuji menggunakan rumus N-gain yang dikategorikan sesuai dengan tabel 1. Uji ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar fisika siswa sebelum dan setelah demonstrasi secara konseptual. Data hasil belajar siswa diperoleh dari skor rata-rata pre test dan post test. Skor rata-rata pre test siswa berturut-turut dari pertemuan pertama sampai ketiga adalah 29.35, 21.36, dan 45.10. Sedangkan skor rata-rata post test dari pertemuan pertama sampai ketiga adalah 55.80, 52.34, dan 72.60.

Gambaran mengenai peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut. Gambar 1. Grafik rata-rata skor N-gain dalam setiap pertemuan Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa dalam setiap pertemuan diperoleh rata-rata skor N-gain pada rentang 0,3< NG < 0.7 yaitu dalam kategori sedang. Dengan kata lain bahwa hasil belajar fisika siswa setelah menggunakan model konseptual mengalami peningkatan daripada sebelum pembelajaran pada setiap pertemuan. Tindakan observasi dalam penelitian menghasilkan data berupa aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan dengan secara konseptual. Ringkasan rata-rata aktivitas belajar siswa tiap indikator pada tiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Rata-rata aktivitas belajar siswa tiap indikator pada tiap pertemuan Indikator Persentase (%) Memperhatikan 79.50% penjelasan guru Mengajukan 49.93% pertanyaan Menjawab pertanyaan 73.17% Berdiskusi 77.50% Mencatat 72.03% Mengerjakan tugas 79.50% Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa persentase rata-rata aktivitas siswa dari tertinggi hingga terendah pada masing-masing indikator dapat diurutkan sebagai berikut: mengerjakan tugas dan memperhatikan penjelasan guru, bediskusi, menjawab pertanyaan, mencatat, dan mengajukan pertanyaan. Besarnya persentase aktivitas siswa pada tiap pertemuan 1,2 dan 3 dapat dilihat pada berikut. Tabel 3. Ringkasan rata-rata aktivitas belajar siswa pada pertemuan1, 2 dan 3 Pertemuan Persentase (%) Pertemuan 1 67.3% Pertemuan 2 72.7% Pertemuan 3 75.8% Rata-rata 71.93% Berdasarkan data di atas diperoleh persentase aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran fisika demonstrasi secara konseptual terus meningkat pada setiap pertemuan, dan jika dirata-rata presentase keaktifan secara keseluruhan, presentasenya mencapai 71.93%. Kemudian jika disesuaikan dengan kriteria aktivitas siswa, maka termasuk pada kriteria aktif. Artikel ini memaparkan hasil penelitian yang merupakan penelitian quasi eksperiment, dan desain yang digunakan dalam adalah Time-Series Design, dengan menerapkan model konseptual dalam pembelajaran fisika. Penerapan model pembelajaran dengan kediatan mendeskripsikan demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika ini mengacu kepada siswa agar melalui model ini siswa dapat mendeskripsikan secara konseptual dalam bentuk verbal, gambar, matematis dan grafik demonstrasi kejadian fisika yang dilakukan oleh guru kemudian mendiskusikannya untuk menyamakan pemahaman konsep-konsep yang terdapat dalam pembelajaran fisika dan melalui bimbingan guru. Tujuan pertama penyusunan artikel ini adalah memaparkan hasil kajian penelitian tentang hasil belajar fisika siswa setelah pembelajaran

dengan model pembelajaran dengan secara konseptual dalam pembelajaran fisika di SMA. Pembelajaran demonstrasi secara konseptual ini diterapkan pada 77 siswa di kelas XI IPA dengan memberikan tiga kali pembelajaran atau 3 kali tatap muka, dan dengan memberikan pre-test posttest disetiap pertemuan. Mengkaji bagaimana peningkatan hasil belajar ditentukan dengan menggunakan rumus N-gain. Hasil pengujian dengan menggunakan rumus N-gain diperoleh skor N-gain yang berada pada rentang 0,3 < NG < 0,7 pada setiap pertemuan, dengan hasil sebagai berikut. Tabel 4. Hasil skor N-gain pada setiap pertemuan Kelas Eksperimen Skor N-gain Pertemuan 1 0.37 Pertemuan 2 0.39 Pertemuan 3 0.50 Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa skor N-gain dalam setiap pertemuan berada pada rentang 0,3 < NG < 0,7. Hasil tersebut memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar setelah pembelajaran demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika mengalami peningkatan dalam kategori sedang daripada sebelum pembelajaran pada setiap pertemuan. Peningkatan tersebut berada hanya dalam kategori sedang dikarenakan kurangnya motivasi siswa yang menyebabkan siswa belum menyerap materi secara maksimal. Selain itu berdasarkan data nilai ulangan harian siswa, dari 77 siswa hanya 3 siswa yang memperoleh nilai diatas SKM. Hasil belajar fisika diperkuat dengan nilai pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada saat guru mendemonstrasikan kejadian fisika di depan kelas, siswa secara berkelompok mendapatkan tugas untuk mendeskripsikan secara konseptual demonstrasi yang diamati dalam bentuk verbal, gambar, matematis dan grafik pada Lembar Kerja Siswa (LKS) melalui bimbingan guru. Tujuan kedua dari penyusunan artikel ini adalah untuk memaparkan hasil kajian penelitian tentang aktivitas belajar fisika siswa menggunakan model konseptual. Pada tabel 2 tercatat siswa sangat antusias untuk belajar fisika melalui model pembelajaran dengan. Aktivitas yang teramati adalah (1). Memperhatikan penjelasan guru, (2) bertanya, (3) menjawab pertanyaan, (4) berdiskusi, (5) mencatat, dan (6) mengerjakan tugas. Dari rata-rata keenam aktivitas yang teramati, aktivitas tertinggi adalah memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas (79.50%), kemudian berdiskusi (77.50%), menjawab pertanyaan (73.17%), mencatat (72.03%), dan mengajukan pertanyaan (49.93%). Pada saat observasi, aktivitas memperhatikan dan mengerjakan tugas menempati urutan tertinggi, hampir seluruh siswa memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan teman satu kelompoknya untuk

mendiskusikan tentang kejadian fisika yang telah didemonstrasikan oleh guru pada setiap pertemuan. sedangkan aktivitas terendah adalah bertanya, hal ini dikarenakan siswa sudah memahami pokok bahasan yang telah dijelaskan. Hasil analisis pada Tabel 3, diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa dari setiap pertemuan. Pertemuan pertama sebesar 67.3%, pertemuan kedua 72.7% dan pertemuan ketiga 75.8%. Hal ini menunjukkan bahwa model konseptual membuat siswa semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran fisika. Persentase aktivitas siswa secara klasikal diperoleh sebesar 71.93%, maka aktivitas tersebut termasuk pada kriteria aktif. Pembelajaran dengan secara konseptual dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mengamati demonstrasi, tetapi juga mendeskripsikannya dalam bentuk verbal, gambar, matematis dan grafik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa yang dilakukan setelah penelitian menunjukkan tanggapan guru terhadap penerapan model pembelajaran dengan secara konseptual bersifat positif karena dapat menimbulkan kerja sama yang baik antarsiswa, siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga lebih mudah memahami konsep fisika yang diajarkan. Sedangkan pada siswa, mereka mengaku senang karena dengan adanya demonstrasi, diskusi kelompok dan presentasi membuat mereka tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran fisika. Karaktristik umum model pembelajaran yaitu memiliki sintagmatik, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional dan dampak pengiring. Karakteristik model pembelajaran demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Sintagmatik a. Demonstrasi kejadian fisika b. Deskripsi demonstrasi secara konseptual c. Diskusi kelompok d. Diskusi kelas e. konfirmasi 2. Sistem sosial a. Siswa diharapkan mmiliki tingkat berpikir yang sama b. Siswa mudah diberi pengarahan untuk bediskusi mendeskripsikan demonstrasi secara konseptual dalam kelompok 3. Prinsip reaksi a. Guru mendemonstrasikan alat atau media untuk menjelaskan kejadian fisika b. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendeskripsikan secara konseptual demonstrasi yang dilakukan dalam bentuk verbal, gambar, grafik maupun matematik. c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hasil deskripsinya dikaitkan dengan konsep fisika. d. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi mendeskripsikan demonstrasi e. Guru meminta siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan tentang penjelasan kelompok yang telah ditunjuk f. Guru menanggapi jawaban dari siswa dan memberikan informasi yang benar mengenai konsep dalam bentuk verbal, gambar, grafik maupun matematik. 4. Sistem pendukung a. Kelas yang dapat digunakan untuk diskusi kelompok

b. Sumber belajar (buku/bacaan) sekurang-kurangnya setiap kelompok kecil ada 2 buku c. Media/peralatan untuk demonstrasi 5. Dampak instruksional Setelah mengikuti pembelajaran usaha dan energi dengan model konseptual dalam pembelajaran fisika siswa menguasai konsep usaha dan energi secara nominal maupun fungsional. 6. Dampak pengiring Setelah mengikuti pembelajaran usaha dan energi dengan model konseptual dalam pembelajaran fisika siswa mampu: 1). Memperhatikan penjelasan guru, 2) bertanya, 3) menjawab pertanyaan, 4) berdiskusi, 5) mencatat, dan 6) mengerjakan tugas. Penerapan model pembelajaran demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika dapat membuat siswa lebih aktif sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa juga lebih baik. Keberhasilan pembelajaran ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi yaitu malokasi waktu dalam penerapan model. Solusinya yaitu dengan meningkatkan peran guru dalam pengelolahan kelas agar tercipta keseriusan dan kedisiplinan siswa. Selain itu, kebiasaan siswa yang hanya menerima pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan guru mengakibatkan siswa tidak aktif di dalam kelas. Namun jika semua faktor yang ada dalam model ini dikelola dengan baik maka tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal akan sangat dimungkinkan.. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil belajar fisika siswa setelah pembelajaran menggunakan model konseptual mengalami peningkatan dalam kategori sedang daripada hasil belajar fisika siswa sebelum pembelajaran. Peningkatan tersebut berada dalam kategori sedang dikarenakan kurangnya motivasi siswa yang menyebabkan siswa belum menyerap materi pembelajaran secara maksimal. 2. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika dapat digolongkan dalam kategori aktif. Indikator aktivitas siswa yang memiliki persentase tertinggi yaitu mengerjakan tugas dan berdiskusi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang diberikan sebagai berikut: 1. Bagi guru, hendaknya dalam menerapkan model mendeskripsikan demonstrasi secara konseptual dalam pembelajaran fisika lebih meningkatkan kreatifitas, baik dalam merencanakan pembelajaran maupun dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 2. Bagi peneliti lain, hendaknya penelitian ini dapat diterapkan dalam pokok bahasan

yang berbeda dengan sampel yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA -------------, 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Druxes, H., Born, G., dan Siemsen, F. 1986. Kompendium Didaktik Fisika. Bandung: CV Remadja Karya. Djamarah dan Zain.2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Indrawati. 2011. Penerapan Model OBSIM (Observasi-Simulasi) untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember dalam mengkonstruk Tes Hasil Belajar Fisika SMA. Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2011. Mahardika, I.K., Rofiqoh, A., Supeno. 2012. Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Verbal dan Matematis Pada Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika Vol.1, No. 2. ISSN: 2301-9794. September 2012. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Teradu. Jakarta: PT Bumi Aksara Vivalog. 2013. Ini Alasan Fisika Dianggap Sulit oleh Siswa. [serial on line]. http://log.viva.co.id/news/read/38 2908-ini-alasan-fisika-dianggapsulit-oleh-siswa [ 17 Juli 2013 ]. Waldrip, B., Prain, V., and Carolan, J. 2006. Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations. Electroni Journal of Science Education. Vol.11 No 1. ISSN: 1087-3430.