PENAMPILAN BROILER JANTAN DAN BETINA YANG DIPELIHARA PADA DUA TIPE KANDANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PROGRAM PENCAHAYAAN (Lighting) TIM BROILER MANAGEMENT 2017

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONVERSI PAKAN PADA AYAM PEDAGING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Isroli, H. Pratikno, dan R. H. Listyorini Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

RESPON FISIOLOGIS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM DI KANDANG PANGGUNG DENGAN KEPADATAN BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Dulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BOBOT POTONG, BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE AYAM LOKAL JIMMY S FARM CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda

SUPLEMENTASI BEBERAPA PROBIOTIK MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER PERIODE AKHIR

Pengaruh Jumlah Ayam Per Induk Buatan Terhadap Performan Ayam Petelur Strain Isa Brown Periode Starter

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

Performa dan Persentase Karkas Ayam Ras Petelur Jantan pada Kepadatan Kandang yang Berbeda

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN PENGISI PADA AYAM BROILER UMUR HARI TERHADAP PERTUMBUHAN, DAN KANDUNGAN LEMAK KARKAS DAN DAGING

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENGARUH PERBAIKAN KUALITAS DAN WAKTU PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM MERAWANG

PERBANDINGAN BOBOT HIDUP, KARKAS, GIBLET, DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM JANTAN TIPE MEDIUM DENGAN STRAIN BERBEDA YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL BROILER

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

Pengaruh Pembatasan Pakan terhadap Performa dan Lemak Abdominal pada Ayam Broiler Jantan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP TAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER (The Effect of Papain Extract on the Broiler Performance)

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

BOBOT BADAN, KARKAS, DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST AYAM LOKAL JIMMY S FARM CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PERSENTASE BAGIAN PANGAN DAN NONPANGAN ITIK MANDALUNG PADA BERBAGAI UMUR

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Suplementasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein Pengaruhnya Terhadap Kinerja Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

PERFORMA AYAM SKRIPSI

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler yang Mengonsumsi Air Kunyit

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif singkat (Murtidjo, 2001). Menurut Kartasudjana dan Suprijatna

PENAMBAHAN EKSTRAK UMBI UBI JALAR UNGU TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN MASSA PROTEIN DAGING PADA AYAM BROILER DENGAN KEPADATAN KANDANG BERBEDA SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal Vol. 3, No. 2 ISSN :

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

Brooding Management. Danang Priyambodo

Respon Pertumbuhan dan Efisiensi Produksi Ayam Broiler yang Mendapat Perlakuan Perbedaan Frekuensi Penaburan Zeolit pada Alas Litter

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

PENGARUH TINGKAT PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN (Restricted Feeding) TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN

Transkripsi:

PENAMPILAN BROILER JANTAN DAN BETINA YANG DIPELIHARA PADA DUA TIPE KANDANG BERBEDA Yuni Ermawati*, Rini Nurhayati*, dan Titim Rahmawati** *Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Bukit Tegalepek Ungaran 50501 kotak Pos 101 ** Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor, Jln. Tentara Pelajar No.10 Bogor 16114. E-mail : yermawati31@yahoo.co.id ABSTRACT Broiler productivities are influenced by geneties and environment. Objectives of this study were to evaluate performances of broiler chicken reared under opened and closed housing type. One hundred twenty Lohman strain broiler, coisting of 60 males and 60 females were randomly divided into opened and closed housing. The data observed were performances. The data was analyzed using analysis of variance, and followed by Duncan s New Multiple-Range Test. Results of the study showed that body weight, feed coumption, and water coumption of rooster was higher 9.1%, 10.1% and 5.4% than that of the hen, respectively. The feed conversion, carcass percentage and abdominal fat between males and females broiler chicken were similar. Body weight and feed coumption was higher 8.6% and 6.0%, and 38.7% than that of opened cages, respectively. The results showed that the used of closed cage type improved broiler productivity. Key word : broiler, male, female, performance, housing type PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki temperatur dan kelembaban relatif (RH) yang tinggi (WILLIAMSON and PAYNE. 1993). Efisiei produksi broiler di Indonesia sering tidak optimal karena ayam sering mengalami stress akibat dari kelembaban relatif dan suhu lingkungan yang tinggi. Broiler termasuk hewan homeothermik atau berdarah panas yang selalu mempertahankan temperatur tubuhnya agar tetap kotan. Menurut HAMIDI, (2009) bahwa pada saat suhu lingkungan tinggi, broiler akan mengalami cekaman panas (heat stress). Upaya broiler untuk memelihara suhu tubuhnya dengan mengeluarkan panas tubuhnya dari pembuluh darah lewat permukaan kulit dengan suatu proses yang disebut non evaporative cooling, dimana pembuluh darah perifer akan melebar (vasodilatasi) sehingga panas diusahakan keluar melewati permukaan kulit yang tidak ditumbuhi bulu seperti jengger, pial, kaki, dan bagian yang lain (HADI, 2003). Pada tahap selanjutnya ayam akan mengembangkan akselerasi pernafasan dengan cara membuka paruh dan menguapkan air (cairan tubuh) dari pernafasan pada permukaan lidahnya yang disebut panting atau evaporative cooling (HAMIDI, 2009 dan YAHAV, et al., 2004). Pada lingkungan panas, koumsi pakan broiler akan berkurang, sebaliknya koumsi air minum akan meningkat (MAKSUDI, et al., 1994). Salah satu cara untuk mengatasi cekaman panas pada broiler yaitu dengan memperhatikan manajemen kandang. Untuk itu perlu diadakan kajian terhadap penggunaan kandang terbuka (opened house) dan kandang tertutup (closed house) di daerah tropis. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah melihat penampilan broiler jantan dan betina pada kandang terbuka dan tertutup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternakan broiler model kandang dan mikroklimat di dalam kandang yang sesuai terhadap penampilan broiler di daerah tropik. 872

METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di Teaching Farm Fakultas Peternakan UGM, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta dengan dua tipe kandang terbuka dan tertutup, selama 33 hari. Materi yang digunakan adalah 120 doc strain Lohmann, yang terdiri dari 60 ekor jantan dan 60 ekor betina. Setiap 10 ekor broiler dimasukkan dalam brooder dengan luas 1m 2 yang ditempatkan pada kandang terbuka (opened house) dan kandang tertutup (closed house). Pakan yang digunakan adalah MS 42 untuk umur 1 sampai 20 hari dan MS 44 untuk umur 21 hari sampai panen yang diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed. Tempat pakan dan minum, timbangan ayam, hygrotermometer, spuit untuk pengambilan sampel darah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial terdiri dari dua tipe kandang (terbuka dan tertutup) dan dua jenis kelamin (jantan dan betina) dengan 3 kali ulangan dan setiap ulangan menggunakan 10 ekor ayam. Parameter yang diukur adalah pengamatan terhadap penampilan broiler yang terdiri dari bobot badan, koumsi pakan, koumsi minum, konversi pakan, persentase karkas dan lemak perut. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Variai Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 2 x 2. Apabila perlakuan memberikan perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan s New Multiple Range Test (DNMRT) (STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1980). HASIL DAN PEMBAHASAN Penampilan Broiler Bobot Badan. Rerata bobot badan broiler menurut jenis kelamin dan tipe kandang disajikan pada Tabel 1, yang menunjukkan bahwa jenis kelamin dan tipe kandang sangat berpengaruh terhadap bobot badan, namun tidak terjadi interaksi antara keduanya. Bobot broiler jantan lebih berat dibanding broiler betina (1833,4 kg vs 1666,7 kg). Hal ini karena ternak jantan memiliki sifat pertumbuhan lebih cepat dari pada ternak betina, sehingga menghasilkan bobot badan yang lebih berat (SOEPARNO, 1998). Tipe kandang berpengaruh nyata terhadap bobot badan broiler. Menurut teori thermostatik yaitu teori yang menyatakan bahwa ayam akan mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap kotan, sehingga pada lingkungan panas untuk menjaga agar suhu tubuhnya tidak naik maka ayam akan mengurangi koumsi pakan (SUK, Y.O and K.W. WASHBURN, 1995). Intake pakan (pakan yang dikoumsi) akan menghasilkan energi melalui proses metabolisme. Menurut HAMIDI (2009) bahwa energi menghasilkan panas, sehingga untuk menjaga agar suhu tubuh tidak terus naik maka ayam akan berhenti makan, apabila ini berlangsung lama akan berpengaruh terhadap bobot badan ayam. Tabel 1. Rerata Bobot Badan Broiler Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Kandang Uraian Bobot badan (g/ekor) Jantan 1833,425 a Betina 1666,732 b Kandang terbuka 1671,472 c Kandang tetutup 1828,685 d Jantan vs kandang terbuka 1739,813 Jantan vs kandang tertutup 1927,037 Betina vs kandang terbuka 1603,130 Betina vs kandang tertutup 1730,333 Huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan (P<0,01) Interaksi antara jenis kelamin dan tipe kandang terhadap bobot badan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara jenis kelamin dan tipe kandang terhadap bobot badan relatif kecil sehingga kurang tampak dalam penelitian ini. Koumsi pakan. Tabel 2, menunjukkan bahwa koumsi pakan broiler berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap jenis kelamin, dan tipe kandang berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap koumsi pakan, namun tidak terjadi interaksi antara keduanya. Koumsi pakan untuk broiler jantan lebih banyak dibandingkan dengan betina (93,78 g vs 84,29 g). Hal ini karena pertumbuhan broiler jantan lebih cepat dibanding broiler betina sehingga 873

membutuhkan pakan yang lebih banyak. Salah satu tujuan mengkoumsi pakan menurut GUYTON and HALL (2000), adalah untuk pertumbuhan disamping itu basal metabolic rate ayam jantan lebih tinggi dari pada ayam betina sehingga membutuhkan intake pakan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuh. Hasil penelitian SHALEV and PASTERNAK (1998), menunjukkan bahwa kousmsi pakan untuk broiler jantan lebih banyak dibanding broiler betina, selanjutnya dijelaskan pula bahwa kebutuhan energi untuk broiler jantan lebih tinggi 5 sampai 10% daripada broiler betina, dengan rata-rata 7,7%. Perbedaan tipe kandang berpengaruh nyata terhadap koumsi pakan. Koumsi pakan broiler yang berada pada kandang terbuka lebih rendah dibanding pada kandang tertutup. Salah satu faktor yang mempengaruhi koumsi pakan adalah suhu dan kelembaban udara di dalam kandang. Rata-rata suhu di dalam kandang terbuka pada siang hari 32 o C dengan kelembaban udara 40%, sedangkan pada kandang tertutup 29,96 o C dan 48,2%. Ayam sengaja mengurangi koumsi pakan sebagai respon terhadap temperatur lingkungan yang tinggi (HAMIDI, 2009; DAGHIR, 1998; YALCIN, et al., 2008 dan MAY, et al. 2000). Interaksi antara perbedaan jenis kelamin dan tipe kandang terhadap koumsi pakan memberikan perbedaan yang tidak nyata. Koumsi minum. Data rerata koumsi minum broiler selama penelitian disajikan pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa jenis kelamin berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap koumsi minum, sedangkan perbedaan tipe kandang berpengaruh tidak nyata terhadap koumsi minum dan tidak terjadi interaksi antara keduanya. Broiler jantan mengkoumsi air minum lebih banyak dari pada broiler betina. Hal ini karena koumsi pakan pada broiler jantan lebih banyak yang menyebabkan proses digesti dan metabolisme meningkat sehingga membutuhkan air yang lebih banyak pula. Air dibutuhkan dalam proses metabolisme dalam tubuh dan menjaga agar suhu tubuh tetap kotan (DAGHIR, 1998). Koumsi air minum broiler yang dipelihara pada kandang terbuka dengan broiler yang dipelihara pada kandang tertutup relatif sama. Koumsi air minum Broiler pada kandang terbuka digunakan untuk menggantikan air yang hilang melalui evaporative cooling, sedangkan pada kandang tertutup air berfungsi untuk membantu proses metabolisme pakan. Pada temperatur yang tinggi, ayam mengkoumsi sedikit pakan dan mengkoumsi lebih banyak air untuk menggantikan air yang hilang melalui evaporative cooling (DAGHIR, 1998 and MAY,et al,(2000). Interaksi antara perbedaan jenis kelamin dan tipe kandang terhadap koumsi minum memberikan perbedaan yang tidak nyata. Konversi pakan. Data rerata konversi pakan broiler tersaji pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa jenis kelamin dan perbedaan kandang berpengaruh tidak nyata terhadap konversi pakan serta tidak terjadi interaksi antara keduanya. Tabel 2. Rerata Koumsi Pakan, Koumsi Minum dan Konversi Pakan Broiler Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Kandang Koumsi pakan Koumsi minum Konversi pakan g/ekor/hari ml/ekor/hari Jantan 93,783 a 188,032 a 1,624 Betina 84,293 b 177,896 b 1,616 Kandang terbuka 84,719 c 183,140 1,658 Kandang tetutup 90,118 d 182,919 1,634 Jantan vs kandang terbuka 89,974 191,546 1,692 Jantan vs kandang tertutup 94,736 187,153 1,607 Betina vs kandang terbuka 79,467 174,734 1,624 Betina vs kandang tertutup 85,500 178,686 1,634 a, b c, d, Huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan (P<0,01) sedangkan Huruf superskrip menunjukkan perbedaan (P<0,05) a, b Huruf superskrip yang berbeda pada kolom koumsi minum menunjukkan perbedaan (P<0,05) 874

Perbedaan jenis kelamin dan tipe kandang menghasilkan konversi pakan yang berbeda tidak nyata. Keadaan ini menghasilkan tidak adanya perbedaan efisiei penggunaan pakan pada broiler jantan dan betina. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian MARGAWATI, (1989) yang menunjukkan bahwa ayam jantan lebih efisien dalam menggunakan pakan dari pada ayam betina. Koumsi pakan broiler pada kandang tertutup lebih banyak dan menghasilkan bobot badan yang lebih tinggi, sebaliknya broiler pada kandang terbuka memerlukan koumsi pakan lebih sedikit dan menghasilkan bobot badan lebih ringan, sehingga menghasilkan konversi pakan yang sama. Hal ini menunjukan adanya kesamaan dalam efisiei penggunaan pakan. Hasil penelitian Suk dan Washburn 8 juga menunjukkan bahwa peningkatan temperatur pada broiler berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan koumsi pakan, sedangkan pada konversi pakan berpengaruh tidak nyata. Interaksi antara perbedaan jenis kelamin dan tipe kandang terhadap konversi pakan memberikan perbedaan yang tidak nyata. Persentase karkas. Rerata persentase karkas dan lemak perut menunjukkan bahwa jenis kelamin dan tipe kandang berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas dan lemak perut, serta tidak terjadi interaksi antara keduanya (Tabel 3). Broiler jantan dan betina dalam penelitian ini menghasilkan produksi karkas yang sama. Hasil ini sama seperti yang dihasilkan WIDHIHARTI, (1987). pada broiler strain Hubbard jantan dan betina pada umur 6 minggu. Tabel 3. Persentase Karkas dan Lemak Perut Broiler Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Kandang Persentase (%) karkas lemak perut Jantan 67,604 2,340 Betina 67,099 2,758 Kandang terbuka 66,443 2,691 Kandang tetutup 67,579 2,514 Jantan vs kandang terbuka 68,405 2,924 Jantan vs kandang tertutup 67,404 2,194 Betina vs kandang terbuka 64,481 2,458 Betina vs kandang tertutup 67,755 2,833 Broiler yang berada pada kandang terbuka dan tertutup menghasilkan persentase karkas yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa efek dari perbedaan tipe kandang tidak berpengaruh terhadap persentase karkas. Hasil penelitian LISNAHAN, (2001) menunjukkan bahwa perbedaan strain, kepadatan dan lantai kandang tidak berpengaruh terhadap persentase karkas. Interaksi antara jenis kelamin dan tipe kandang terhadap persentase karkas tidak berbeda nyata. Persentase lemak perut. Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase lemak perut broiler jantan sama dengan broiler betina. Hal ini juga ditunjukkan oleh penelitian WIDHIHARTI, (1987) pada pemotongan broiler jantan dan betina umur 6 minggu. Tipe kandang berpengaruh tidak nyata terhadap persentase lemak perut broiler. Hal ini sesuai dengan peneltian SUK and WASHBURN (1995) bahwa peningkatan temperatur kandang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan koumsi pakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap konversi pakan dan persentase lemak perut. Interaksi antara perbedaan jenis kelamin dan tipe kandang terhadap persentase lemak perut memberikan perbedaan yang tidak nyata. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan, koumsi pakan dan koumsi air minum broiler jantan lebih tinggi dibanding broiler betina, sedangkan konversi pakan, persentase karkas dan persentase lemak perut sama. Pada kandang terbuka bobot badan dan koumsi pakan lebih rendah dibanding kandang tertutup. Koumsi air minum, konversi pakan, persentase karkas dan persentase lemak perut sama untuk kandang terbuka dan tertutup. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Peternakan UGM yang telah memberikan ijin untuk melaksanakn penelitian di Teaching Farm Fakultas Peternakan UGM. Bapak Prof. Wihandoyo, Bapak Prof. Tri-Yuwanta dan Bapak Prof. 875

Subandriyo atas koreksi dan bimbingan penulisan hasil penelitian ini, serta pihakpihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu. DAFTAR PUSTAKA Daghir, N.J. 1998. Poultry Production in Hot Climate. New York, CAB International. Guyton, A.C. and J. E. Hall. 2000. Textbook of Medical Physiology. 10 th. Philadelphia, Saunders An Imprint of Elsevier. Hadi, I. K. 2003. Bagaimana Mengelola Ayam Sewaktu Heat Stress. Poultry Indonesia. Maret: 56-57. Hamidi, B. 2009. Perlunya Broiler Dipuasakan. www.blogspot.com., diakses tanggal 29 Juni 2010. Maksudi, B., T. Haryanto, dan A. AZIZ. 1994. Evaluasi Tingkat Kepadatan Kandang pada Tiga Jenis Atap terhadap Performan dan Tingkah Laku Broiler. Majalah Ilmiah Universitas Jambi. 42: 69-78 Margawati, E.T. 1989. Efisiei Penggunaan Pakan Antara Ayam Kampung Jantan dan Betina pada Periode Pertumbuhan. Procceding Seminar Nasional Tentang Unggas Lokal. Semarang, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. May, J. D, B. D. Lott, and J. D. Simmo. 2000. The Effect of Air Velocity on Broiler Performance and Feed and Water Coumption. Poult. Sci. 79 (10):1396 1400. Shalev. B.A. and H. Pasternak. 1998. The Relative Energy Requirement of Male vs Female Broiler and Turkeys. Poult. Sci. 77(6):859-863. Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi ketiga. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistic. 2 nd ed. Kogakusha, Mc. Graw-Hill. Suk, Y.O and K.W. Washburn. 1995. Effects of Environment on Growth, Efficiency of Feed Utilization, Carcass Fatness, and Their Association. Poult. Sci. 74(2):285-296. Widhiharti, S. 1987. Pengaruh Level Energi dan Level Protein Pakan terhadap Performan, Karkas dan Lemak Abdominal pada beberapa Tingkat Umur Broiler. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Williamson, G. dan W.J.A Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Yahav, S. et al. 2004. Ventilation, Seible Heat Loss, Broiler Energy, and Water Balance Under Harsh Environmental Conditio. Poul Sci. 83(2):253 257 Yalcin, et al. 2008. Acclimation to Heat During Incubation: 3. Body Weight, Cloacal Temperatures, and Blood Acid- Base Balance in Broilers Exposed to Daily High Temperatures. Poult. Sci. 87(12):2671-2677 Lisnahan, C. V. 2001. Pengaruh Strain dan Kepadatan Kandang Bertingkat Tiga terhadap Penampilan Broiler, Koentrasi Gas Karbon Dioksida dan Amonia. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 876