*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN VAGINAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PATOLOGIS PADA SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL 1 MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU REMAJA PUTRI DENGAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA N 3 TAHUNA BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kental dari vagina (Holmes et al, 2008) dan rongga uterus (Dorland, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERILAKU SANTRI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN

ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF FEMALE TEENAGERSON REPRODUCTIVE HEALTH AND THE INCIDENCE OF FLUOR ALBUS AT SMPN 2 BANGLI BALI

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA SUTOMO 2 MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI OLEH REMAJA DI SMPN 19 WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fluor albus (leukorea, vaginal discharge, keputihan) adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA PELAJAR PUTRI SMA NEGERI 9 MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN PERINEAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PINELENG

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

Keywords: Anemia, Social Economy

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELOMPOK RISIKO TINGGI TENTANG HIV-AIDS DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGIS PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 MANADO Anggreany T. C. Pamaruntuan*, Budi T. Ratag*, Joy A. M. Rattu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Keputihan adalah cairan vagina yang berwarna putih atau keabu-abuan yang melekat pada dinding vagina dan dapat juga berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan berbusa. Keputihan bisa dalam keadaan normal (fisiologis) namun bisa juga karena penyakit (patologis). Keputihan bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan protozoa. Remaja merupakan titik awal terjadinya proses reproduksi sehingga tidak menutup kemungkinan untuk mengalami keputihan patologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dan higiene perorangan dengan kejadian keputihan patologis pada siswi SMA Negeri 4 Manado. Penelitian ini adalah jenis survei analitik dengan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2014 di SMA Negeri 4 Manado dengan total populasi 202 siswi dan sampel diambil dengan teknik total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisi menggunakan uji Chi Square dengan CI = 95% dan = 0.05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan kejadian keputihan patologis (p = 0.000) dan terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian keputihan patologis (p = 0.000). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dan higiene perorangan dengan kejadian keputihan patologis pada siswi SMA Negeri 4 Manado. Kata kunci : Pengetahuan, Higiene perorangan, Keputihan. ABSTRACT Vaginal discharge (Flour Albus) is white or grayish vaginal fluid which is patched on the vagina wall and can also be yellowish, yellow-green, foul smelling and frothy. Vaginal discharge (Flour Albus) can be physiological (under normal circumstances) but may also be pathologic (due to illness). Vaginal discharge can be caused by fungi, bacteria, viruses and protozoa. Teenagers are the starting point of the reproduction process, so it is possible to experience a pathological vaginal discharge. This study aims to determine whether there is relationship between knowledge on fluor albus and personal hygiene with the cases of pathological fluor albus among the female students of Senior High School 4 Manado This study is an analytic survey using a cross-sectional study design. This study was conducted in April-August 2014 in Senior High School 4 Manado with the total of 202 students population and the samples were taken with a total sampling technique. The instrument in this study was questionare. The result of the study was analyzed by using Chi Square test with CI = 95% and = 0.05. The result of statistical test showed that there is a relationship between knowledge on fluor albus with the cases of pathological fluor albus (p = 0.000) and there is a relationship between personal hygiene with the cases of pathological fluor albus (p = 0.000). It can be concluded that there is a relationship between knowledge on fluor albus and personal hygiene with the cases of pathological fluor albus among the female students of Senior High School 4 Manado. Keywords: Knowledge, Personal hygiene, Fluor albus. 11

PENDAHULUAN Keputihan adalah cairan vagina yang berwarna putih atau keabu-abuan, yang melekat pada dinding vagina (Daili dkk, 2011) dan dapat juga berwarna kekuningkuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan berbusa (Djuanda dkk, 1999). Keputihan bisa bersifat fisologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Keputihan fisiologis biasanya terjadi di antara waktu haid, dimana sel-sel pada leher rahim dan vagina mengeluarkan lendir yang lengket dan halus. Keputihan patologis adalah keputihan yang bisa disebabkan karena penyakit, biasanya karena infeksi dari bakteri, jamur atau protozoa (Aizid, 2012). Remaja Indonesia dengan jumlahnya yang mencapai 42,2 juta mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku yang berisiko terhadap kesehatannya. Perilaku berisiko yang mempengaruhi masalah kesehatan remaja meliputi tumbuh kembang (perubahan fisik dan psikososial), gizi, penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA), dan kesehatan reproduksi termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Human Immunodeficiency Virus/Acquaired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) berupaya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut melalui pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas yang dimulai sejak tahun 2003 (Depkes, 2008). Persentase remaja 10-24 tahun yang mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi di Sulawesi Utara menunjukan bahwa remaja yang mendapatkan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi hanya sebesar 29,0%, dan yang tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi sebesar 71,0% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado bidang Upaya Pelayanan Jaminan Kesehatan, jumlah remaja perempuan yang ada di kota Manado pada bulan Maret 2014 untuk umur 10-14 tahun sebesar 21901 jiwa dan umur 15 - <19 tahun sebesar 33.514 jiwa serta terdapat beberapa SMA/MA/SMK yang tidak melaksanakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) termasuk di dalamnya SMA Negeri 4 Manado. Berdasarkan hasil pra-survei yang peneliti lakukan pada tanggal 28 April 2014 di SMA Negeri 4 Manado dengan mewawancarai 5 siswi, terdapat 3 siswi yang mengalami keputihan patologis dalam 3 bulan terakhir. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dan higiene perorangan dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis survei analitik dengan desain Cross Sectional Study (studi potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Manado pada bulan April-Agustus 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMA Negeri 4 Manado yang berjumlah 202 siswi. Sampel dalam penelitian ini adalah sama dengan populasi (Total Sampling). Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan program komputer 12

yaitu SPSS. Analisis data yang dilakukan meliputi : 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dan data frekuensi penelitian. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Karakteristk responden, tingkat pengetahuan tentang keputihan dan higiene perorangan terhadap kejadian keputihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik, Pengetahuan Tentang Keputihan dan Higiene Perorangan Terhadap Kejadian Keputihan. Karateristik n % Umur (tahun) 13 14 15 16 17 18 19 Jenis Keputihan Fisiologis Patologis 2 40 59 85 13 2 1 134 68 1 19.8 29.2 42.1 6.4 1 0.5 66.3 33.7 Pengetahuan n % Kurang baik Baik 90 112 44.6 55.4 Higiene Perorangan n % Kurang baik Baik 52 150 25.7 74.3 Berdasarkan tabel 1, responden paling banyak berada pada umur 16 tahun yaitu 85 siswi (42.1%) dan jumlah responden yang paling sedikit berada pada umur 19 tahun yaitu sebanyak 1 siswi (0.5%). Responden yang mengalami keputihan fisiologis sebanyak 134 siswi (66.3%) dan responden yang mengalami keputihan patologis sebanyak 68 siswi (33.7%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil ukur terhadap pengetahuan tentang keputihan dan higiene perorangan siswi SMA Negeri 4 Manado, tingkat pengetahuan responden tentang keputihan menunjukkan 90 responden (44.6%) memiliki pengetahuan yang kurang baik dan 112 responden (55.4%) memiliki pengetahuan yang baik. Pengetahuan yang diukur dalam penelitian ini yaitu pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Manado tentang apa yang dimaksud dengan keputihan, gejala dan tanda dari keputihan, faktor-faktor yang dapat menyebabkan keputihan, dan penyakitpenyakit yang bisa ditimbulkan. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Higiene responden terhadap kejadian keputihan menunjukkan 52 responden (25.7%) memiliki higiene yang kurang baik dan 150 responden (74.3%) memiliki higiene yang baik. Higiene yang diukur dalam penelitian ini berupa cara membersihkan daerah kewanitaan, penggunaan celana dalam, pembalut, pantyliners, dan sabun pembersih daerah kewanitaan. Kebersihan perorangan atau higiene perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik 13

maupun psikisnya (Isro in dan Andarmoyo, 2012). Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Kejadian Keputihan Patologis Pada Siswi SMA Negeri 4 Manado Tabel silang untuk melihat hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan kejadian keputihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Kejadian Keputihan Patologis Pada Siswi SMA Negeri 4 Manado Keputihan Pengetahuan Patologis Fisiologis Total p n % n % n % Kurang baik 45 50 45 50 90 100 0.000 Baik 23 20.5 89 79.5 112 100 Total 68 33.7 134 66.3 202 100 Berdasarkan tabel 2, responden dengan pengetahuan kurang baik yang mengalami keputihan patologis sebanyak 45 responden (50%) dan yang mengalami keputihan fisiologis sebanyak 45 responden (50%). Adapun responden dengan pengetahuan baik yang mengalami keputihan fisiologis sebanyak 89 responden (79.5%) dan yang mengalami keputihan patologis sebanyak 23 responden (20.5%). Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan kejadian keputihan patologis pada siswi SMA Negeri 4 Manado dimana pada tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p sebesar 0.000 dengan RP 2.38 (1.602 3.701). Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Qomariyah dkk (2012) mengenai hubungan pengetahuan dan sikap tentang kebersihan genitalia dengan kejadian fluor albus (keputihan) pada remaja putri di Pondok Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran Lamongan dimana didapatkan nilai p = 0.000 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan kebersihan genitalia dengan keputihan pada remaja putri dengan nilai kolerasi r = 0,752. 2. Hubungan Antara Higiene Perorangan Dengan Kejadian Keputihan Patologis Pada Siswi SMA Negeri 4 Manado Tabel silang untuk melihat hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian keputihan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hubungan Antara Higiene Perorangan Dengan Kejadian Keputihan Patologis Pada Siswi SMA Negeri 4 Manado Keputihan Total p Higiene Patologis Fisiologis n % n % n % Kurang 30 57.7 22 42.3 52 100 baik 0.000 Baik 38 25.3 112 74.7 150 100 Total 68 33.7 134 66.3 202 100 Berdasarkan tabel 3, responden dengan higiene perorangan kurang baik yang mengalami keputihan fisiologis sebanyak 22 responden (42.3%) dan yang mengalami keputihan patologis sebanyak 30 responden (57.7%). Adapun responden dengan higiene perorangan baik yang mengalami keputihan fisiologis sebanyak 112 responden (74.7%) dan yang mengalami keputihan patologis sebanyak 38 responden (25.3%). 14

Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian keputihan patologis dimana pada tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p sebesar 0.000 dengan RP 2.28 (1.589 3.264). Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indriyani dkk (2012) mengenai hubungan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada siswi MA Al-hikmah Aeng Deke Bluto Tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian keputihan pada siswi MA Alhikmah Aeng Deke Bluto Tahun 2012. KESIMPULAN 1. Responden dengan pengetahuan yang baik tentang keputihan sebesar 112 responden (55.4%) dan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang keputihan sebesar 90 responden (44.6%). 2. Responden dengan higiene perorangan yang baik tentang daerah kewanitaan sebesar 150 responden (74.3%) dan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang keputihan sebesar 52 responden (24.7%). 3. Responden yang mengalami keputihan patologis sebesar 68 responden (33.7%) dan responden yang mengalami keputihan fisiologis sebesar 134 responden (66.3%). 4. Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Manado. 5. Terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Manado. SARAN 1. Siswi-siswi SMA Negeri 4 Manado perlu meningkatkan pengetahuan tentang keputihan melalui media cetak maupun media elektronik. 2. Diharapkan siswi-siswi SMA Negeri 4 Manado lebih meningkatkan higiene perorangan khususnya untuk daerah kewanitaan agar dapat menghindari kejadian keputihan patologis. 3. Perlunya kerja sama yang baik dari pihak sekolah dengan pihak puskesmas yang ada mengenai pemberian informasi berupa penyuluhan kepada siswisiswi mengenai kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan kejadian keputihan. 4. Penyediaan media informasi kesehatan berupa stiker atau poster yang dipasang di majalah dinding atau papan informasi sekolah sehingga dapat mengingatkan siswi-siswi yang ada mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. 5. Pengaktifan kembali Unit Kesehatan Sekolah (UKS) agar supaya dapat menunjang kegiatankegiatan promosi kesehatan yang akan dilaksanakan. 15

DAFTAR PUSTAKA Aizid R. 2012. Mengatasi Infertilitas (Kemandulan) Sejak Dini. Jogjakarta: FlashBooks. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Qomariyah S. N., Umah K., dan Fitriana I. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kebersihan Genitalia Dengan Kejadian Fluor Albus (Keputihan) Pada Remaja Putri. Journals Of Ners Community. 3(6): 30-40. Daili S. F., Wresti I. B. M., dan Farida Z. 2011. Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Perencanaan Pembentukan Dan Pengembangan Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Kabupaten/Kota. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Kota Manado Bidang Upaya Pelayanan Jaminan Kesehatan. 2014. Data Jumlah Remaja Dan Sekolah Yang Melaksanakan UKS Pada Bulan Maret 2014. Manado: Dinkes Kota Manado. Djuanda A., Mochtar H., dan Siti A. 1999. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Indriyani R., Indriyawati Y., dan Pratiwi I. G. D. 2012. Hubungan Personal Higyene Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi MA Al- Hikmah Aeng Deke Bluto, Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika, (online), hal 69-72, (http://ejournal.wiraraja.ac.id, diakses 5 September 2014). Isro in L dan Andarmoyo S. 2012. Higiene perorangan Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta 16