BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

dokumen-dokumen yang mirip
Specific Dynamic Action

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL...

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kekurangan gizi yang sering terjadi di Indonesia salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN...

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

I. PENDAHULUAN. Untuk memulai aktifitas denagn kodisi fisik yang prima maka, dibutuhkan gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

2015 PERBED AAN PENGARUH ZUMBA D ANCE D ENGAN AEROBIK HIGH IMPACT TERHAD AP PENURUNAN BERAT BAD AN D AN PROSENTASE LEMAK TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperan secara optimal dalam pembangunan. Karena peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal ialah suatu rangkaian gerak tubuh yang menggunakan tenaga atau energi. Jenis aktivitas fisik yang sehari-hari dilakukan antara lain berjalan, berlari, berolahraga, mengangkat, dan memindahkan benda, mengayuh sepeda, dan lain-lain (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup yang sehat dan bugar. Soendoro (2008) menjelaskan bahwa secara nasional hampir separuh penduduk Indonesia (48,2%) usia lebih dari 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik. Perempuan memiliki prevalensi kurang aktivitas fisik lebih tinggi (54,5%) dibanding laki-laki (41,4%). Prevalensi kurang aktivitas fisik penduduk perkotaan (57,6%) lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan (42,4%). Pekerjaan sebagai karyawan bank merupakan pekerjaan yang mengandalkan keahlian atau tidak banyak mengandalkan kekuatan fisik. Pekerjaan yang mengandalkan fisik memerlukan kerja atau aktivitas fisik yang lebih berat dibanding pekerjaan yang mengandalkan keahlian. Semakin berat aktivitas yang dilakukan, semakin banyak energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut. Sehingga pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik akan membutuhkan energi yang lebih besar dibanding 1

pekerjaan yang tidak mengandalkan kekuatan fisik (Wardani & Roosita 2008). Menurut WHO 2010 (dalam Rizky 2011), kurangnya aktivitas fisik pada pekerja merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis. Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa laki-laki dan perempuan yang memiliki aktivitas fisik kurang mempunyai risiko obesitas (Sudikno, Herdayati, & Besral 2010). Air merupakan materi yang sangat penting dalam kehidupan, baik tanaman, hewan maupun manusia. Kehidupan manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan air bersih terutama air minum (Radji, Oktavia, & Suryadi 2008). Menurut Proboprastowo & Dwiriyani 2004 (dalam Riwu 2011), kebutuhan air sangat bervariasi antar individu. Besarnya kebutuhan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu dan kelembaban lingkungan serta aktivitas fisik. Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya (Almatsier 2004). Menurut Budiyanto 2002 (dalam Aziiza 2008), energi dalam tubuh manusia dapat timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak sehingga manusia membutuhkan zat-zat makanan yang cukup untuk memenuhi kecukupan energinya. Manusia yang kekurangan makan akan lemah, baik daya kegiatan, pekerjaan fisik, maupun daya pemikirannya karena kekurangan zat-zat makanan yang dapat menghasilkan energi dalam tubuh. 2

Setiap kegiatan fisik menentukan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Oleh karena itu, angka kebutuhan energi setiap individu disesuaikan dengan aktivitas fisik. Angka metabolisme basal (AMB) atau basal metabolic rate (BMR) adalah kebutuhan minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. AMB dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Depkes 2002 (dalam Aziizah 2008), protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan sebagai sumber energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel tubuh yang rusak. Menurut Winarno 1997 (dalam Aziizah 2008), protein dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh karohidrat dan lemak. Oleh karena itu protein juga dibutuhkan untuk melakukan aktivitas fisik. Banyak penelitian yang telah menganalisa hubungan aktivitas fisik dengan asupan cairan, asupan energi dan zat gizi pada anak sekolah ataupun remaja, namun belum banyak yang menganalisa hubungan tersebut pada karyawan bank. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisa hubungan antara aktivitas fisik dan asupan cairan, asupan energi dan protein pada karyawan BCA KCU Suryopranoto B. Identifikasi Masalah Menurut WHO 2008 (dalam Riwu 2011), aktivitas fisik adalah sesuatu yang menggunakan tenaga energi untuk berbagai kegiatan seperti 3

berjalan, berlari, dan senam (olahraga). Setiap kegiatan fisik memerlukan kalori yang berbeda menurut lamanya intensitas kerja, otot, dan faktor lain yang membutuhkan kalori dalam melakukan aktifitas. Menurut Hardinsyah & Martianto 1992 (dalam Aziiza 2008), konsumsi pangan dan konsumsi air yang mencukupi sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan kegiatan, pemeliharaan tubuh, dan aktivitas. Aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan kebutuhan terhadap energi tubuh. Atas pemikiran sebagaimana telah dijelaskan diatas oleh karena itu penulis mengambil judul: Hubungan Aktivitas Fisik dan Asupan Cairan, Asupan Energi dan Protein pada Karyawan BCA KCU Suryopranoto C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan waktu, dana, pengetahuan dan alat yang digunakan maka penelitian ini, hanya untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan asupan cairan yang berasal dari minuman serta hubungannya dengan asupan energi protein pada karyawan BCA KCU Suryopranoto D. Perumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembahasan masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan cairan, asupan energi dan protein pada karyawan BCA KCU Suryopranoto 4

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan aktivitas fisik dan asupan cairan, asupan energi dan protein pada karyawan BCA KCU Suryopranoto 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik berupa umur dan jenis kelamin di BCA KCU Suyopranoto b. Mengidentifikasi karakteristik aktivitas fisik di BCA KCU Suyopranoto c. Mengidentifikasi karakteristik asupan cairan di BCA KCU Suyopranoto d. Mengidentifikasi karakteristik asupan energi di BCA KCU Suyopranoto e. Mengidentifikasi karakteristik asupan protein di BCA KCU Suyopranoto f. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan asupan cairan karyawan KCU Suyopranoto g. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan asupan energi karyawan KCU Suyopranoto h. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan asupan protein karyawan KCU Suyopranoto 5

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan mengenai aktivitas fisik, asupan cairan, asupan energi dan protein. 2. Bagi Pendidikan Menambah penelitian mengenai pola aktivitas fisik dengan asupan cairan, asupan energi dan protein bagi tubuh. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan serta pengalaman yang didapat selama penelitian serta digunakan sebagai syarat kelulusan Sarjana Gizi pada Program Studi Ilmu gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. 6