BAB I. Pendahuluan. sekarang ini. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa media

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) serta diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dari investasi itu sendiri. Demi mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kita ke dalam suatu perkembangan teknologi, dimana era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi, alangkah baiknya apabila kita tidak hanya menempatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

Pengaruh Perubahan Informasi Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik. Hal tersebut menimbulkan persaingan yang ketat bagi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi di penghujung

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka anggap menjanjikan dan mampu memberikan nilai lebih terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam menghadapi era globalisasi berbagai macam. problem yang dihadapi perusahaan, dalam mengatasi berbagai problem

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan yang begitu ketat dan kompeten, hal ini menuntut

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun luar perusahaan. Dari dalam perusahaan yaitu seperti modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Dagang, dan Perusahaan Jasa. Dalam era globalisasi saat ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB 3 STUDI KASUS MASYARAKAT PERS DAN PENYIARAN INDONESIA (MPPI) VS PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK (MNC)

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang adalah untuk memaksimal nilai perusahaan dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan makanan di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi dan persaingan bebas pada saat ini juga dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Pasar modal juga telah membawa manfaat positif untuk

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada

BAB I PENDAHULUAN. Informasi informasi tersebut dapat berupa laporan. eksternal ataupun internal perusahaan. Pihak pihak tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan besar yang jumlahnya semakin banyak. Agar eksistensi

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 3 PENAWARAN UMUM DI PASAR PERDANA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta. Saat ini televisi Indonesia menyiarkan peristiwa olahraga yang. terbilang penting untuk masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan tentunya pemerintah telah memberikan batasan-batasan dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

TEMA LAPORAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dimana perusahaan pengakuisisi (bidder) mempertahankan nama dan

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal (capital market) pada dasarnya merupakan pasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan berkembangnya ilmu kehumasan, dapat kita lihat. bersama tumbuh kembangnya suatu organisasi tergantung bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. dan pengeluaran dalam satu periode. Kinerja keuangan bank merupakan salah satu kondisi keuangan bank pada

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk melipatgandakan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. secara efektif dan efisien agar dapat mempertahankan keunggulan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Pada awalnya perusahaan

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha semakin berkembang pesat pada era globalisasi sekarang ini. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa media khususnya bidang pertelevisian merupakan contoh dari sekian banyaknya perusahaanperusahaan yang berlomba-lomba untuk memperoleh laba. Di Indonesia, perusahaan pertelevisian yang go public antara lain adalah RCTI, SCTV, TRANS TV, dan Indosiar. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan UU RI No. 32/2002 tentang Penyiaran Bagian V pasal 17 ayat 2 tentang Lembaga Penyiaran Swasta dan PP RI No. 50/2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta pada Bab IV pasal 24 ayat 2 tentang Permodalan, yang mengatur tentang porsi kepemilikan/permodalan asing terhadap saham media yaitu maksimal sebesar 20%. Peraturan ini dipandang sebagai hal yang dapat mengakibatkan kurang likuidnya perdagangan saham perusahaan oleh PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. Sejak listed di BEJ pada tanggal 22 Maret 2001 silam, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk telah membatasi masuknya investor asing seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah di atas. Pada awal berdiri, komposisi saham PT Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah sebesar 43,24% saham dimiliki oleh publik, 29,02% saham dimiliki oleh PT TDM Aset Manajemen dan 27,74% dimiliki oleh PT Prima Visualindo. Namun, pada tahun 2003, porsi kepemilikan asing sebesar 20% tersebut telah habis. PT Indosiar Visual Mandiri Tbk beranggapan bahwa pembatasan ini dapat menghambat investasi masuk ke dalam perusahaan sehingga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain itu, kinerja PT Indosiar Visual Mandiri Tbk sendiri sudah 1

2 mengalami penurunan selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2003. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp324 miliar pada tahun 2001, kemudian menurun menjadi sebesar Rp101 miliar pada tahun 2003. Hal tersebut dikarenakan beban usaha meningkat lebih besar daripada kenaikan pendapatan iklan perusahaan selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2003. Penurunan kinerja tersebut dapat mempengaruhi harga saham perusahaan dan membuat investor dapat berpikir bahwa PT Indosiar Visual Mandiri Tbk tidak memiliki prospek yang bagus di masa mendatang. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong manajemen untuk menjadikan PT Indosiar Visual Mandiri Tbk sebagai perusahaan tertutup. Pada tanggal 29 Juli 2004, perusahaan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Rapat ini membicarakan tentang bentuk ekspansi eksternal yang akan dilakukan perusahaan. Hasil dari rapat tersebut adalah manajemen akan mendirikan sebuah perusahaan baru dan menjadikan PT Indosiar Visual Mandiri Tbk sebagai perusahaan tertutup. Manajemen berharap kinerja perusahaan yang baru tersebut akan lebih baik daripada PT Indosiar Visual Mandiri Tbk dan investor asing dapat kembali masuk ke perusahaan. Perusahaan yang baru tersebut akan didirikan sebagai holding company, dengan nama PT Indosiar Karya Media Tbk. Hal ini dikarenakan tidak ada ketentuan yang melarang bahwa investor asing dapat memiliki saham perusahaan penyiaran secara tidak langsung, yaitu dengan melalui induk perusahaannya. Cara ini juga telah ditempuh perusahaan penyiaran lain, seperti SCTV dan RCTI. Setelah pembentukan holding company selesai maka PT Indosiar Visual Mandiri Tbk akan menjadi perusahaan tertutup dengan menarik pencatatan sahamnya di Bursa Efek. Sebagai gantinya, PT Indosiar Karya Media Tbk akan go public dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek. Para pemegang saham PT Indosiar

3 Visual Mandiri Tbk diberikan dua pilihan yaitu menukar saham lamanya (share swap) dengan saham PT Indosiar Karya Media Tbk yang baru dengan rasio 1:1. Pilihan kedua adalah menjual sahamnya kepada pembeli siaga (PT Prima Visualindo) dengan harga Rp551,00 per lembar saham. Harga ini berdasarkan surat edaran dari Bapepam. PT Indosiar Karya Media Tbk kemudian membeli saham PT Indosiar Visual Mandiri Tbk yang dimiliki PT Prima Visualindo dengan harga Rp250,00 per lembarnya dengan perantara PT Mahanusa Securities. PT Prima Visualindo dan PT TDM Aset Manajemen dinaungi oleh grup Salim. Pemimpin grup Salim adalah konglomerat Sudono Salim alias Liem Sioe Liong. Grup Salim juga merupakan pihak yang berinisiatif untuk mendirikan PT Indosiar Karya Media Tbk. Jadi, grup Salim terlihat seperti melakukan pembelian sahamnya sendiri. Apabila pemegang saham lainnya (publik) bersedia menjual sahamnya maka grup Salim menjadi pemilik mayoritas atas saham Indosiar. Di masa mendatang, PT Indosiar Karya Media Tbk sebagai holding company akan melakukan investasi di bisnis media selain televisi tetapi masih dalam bidang jasa media, sehingga terjadi diversifikasi usaha. Pada tahun 2004, pendapatan iklan PT Indosiar Karya Media Tbk meningkat cukup baik karena rating acara Indosiar cukup baik. Namun, biaya-biaya perusahaan juga mengalami peningkatan sehingga perusahaan hanya dapat membukukan laba bersih sebesar Rp57 miliar pada tahun 2004. Pada tahun 2005 dan 2006, PT Indosiar Karya Media Tbk mengalami penurunan kinerja. Perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp141 miliar pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh pendapatan iklan dan rating acara yang turun. PT Indosiar Karya Media Tbk tidak mempunyai program televisi unggulan pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam memilih program tayangan Indosiar. Program televisi yang cukup membanggakan adalah Misa Malam Natal dan The Bells-A Christmas Concert, karena

4 mendapatkan Asian Television Award 2005. Pada awal tahun 2006, PT Indosiar Karya Media Tbk membangun stasiun pemancar baru dengan tinggi 400m di Jakarta. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerimaan gambar di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Stasiun pemancar Indosiar di wilayah ini sering terganggu akibat pembangunan gedung-gedung tinggi yang sangat cepat selama 5 tahun terakhir. Pembangunan stasiun pemancar baru tersebut akan selesai pada bulan Juni 2006. Namun, stasiun pemancar baru tersebut belum mampu meningkatkan pendapatan iklan perusahaan pada tahun 2006. Beban usaha perusahaan lebih besar daripada pendapatannya. Perusahaan masih mengalami kerugian sebesar Rp298 miliar pada tahun 2006. Manajemen berharap bahwa dalam jangka panjang, stasiun pemancar baru tersebut akan mampu meningkatkan pendapatan iklan perusahaan. PT Indosiar Karya Media Tbk sebagai induk perusahaan, belum dapat melakukan diversifikasi usaha karena mengalami kerugian selama tahun 2005-2006. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan kinerja PT Indosiar Visual Mandiri Tbk sebelum dan sesudah berganti menjadi PT Indosiar Karya Media Tbk? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan kinerja PT Indosiar Visual Mandiri Tbk sebelum dan setelah berganti menjadi PT Indosiar Karya Media Tbk, yang didirikan sebagai holding company.

5 1.4 Kontribusi Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah: a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang kinerja PT Indosiar Visual Mandiri Tbk (tahun 2001-2003) dan PT Karya Media Tbk sebagai holding company (tahun 2004 2006). b. Memberikan analisis mengenai profitabilitas dan nilai tambah ekonomis PT Indosiar Visual Mandiri Tbk dan PT Indosiar Karya Media Tbk sebagai induk perusahaan. c. Sebagai penunjang bagi penelitian selanjutnya agar lebih mendalam dan berkembang. 1.5 Keterbatasan Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu: a. Penelitian ini hanya mengacu pada kinerja PT Indosiar Visual Mandiri Tbk untuk tahun 2001-2003. Karena setelah tahun 2003, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk menjadi perusahaan tertutup. b. PT Indosiar Karya Media Tbk menjadi holding company pada tahun 2004. Jadi, penelitian ini mengacu pada kinerja PT Indosiar Karya Media Tbk untuk tahun 2004-2006. c. Penelitian ini merupakan studi yang dilakukan pada suatu perusahaan saja. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.