EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

Universitas Sumatera Utara

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN NASKAH SOAL HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB III METODE PENELITIAN

TEKANAN PANAS DAN METODE PENGUKURANNYA DI TEMPAT KERJA

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

Ashitra Megasari, S.KM*, Anda Iviana Juniani, ST*

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

TINGKAT KEBISINGAN DAN SUHU PADA USAHA STONE CRUSHER PT. X, KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Pengaruh Iklim Kerja dan Kebisingan Terhadap Beban Kerja di PT. X dan Y

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PELEBURAN LOGAM KOPERASI BATUR JAYA CEPER KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

SIDANG TUGAS AKHIR. Jeffry Haryanto K3 VIIIB

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA JASA KULI ANGKUT DI PASAR KLEWER SURAKARTA

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PAPARAN TEKANAN PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA PEKERJA BAGIAN COR CETAK PT. SUYUTI SIDOMAJU CEPER KLATEN SKRIPSI

Bab III Metodologi Penelitian

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB III METODOLOGI PENGAMBILAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

AUDIT THERMAL LINGKUNGAN KERJA OPERATOR PEELER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DI PT.MAHAKARYA INTI BUANA TESIS. Oleh WILLY TAMBUNAN NIM.

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

KAJIAN KESEIMBANGAN PANAS UNTUK MENCEGAH HEAT STRESS PADA PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS SUHU BOLA BASAH (ISBB) di PT.

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

PENGARUH IKLIM TENAGA KERJA. Tbk, Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

ANALISIS HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IKLIM KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA DI CATERING HIKMAH FOOD SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan pada Pekerjaan Packaging di Perusahaan Minyak Goreng dan Margarin.

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TEKANAN PANAS DAN KEBISINGAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA PEKERJA TEKSTIL DI PT. X PEKALONGAN

Transkripsi:

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA Nugroho Dwi Prasetyo, Rizki Gusti, Alfi Torich, Denny Dermawan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia dennydermawan@yahoo.com ABSTRAK Iklim kerja yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan pekerja. Kondisi iklim kerja di tempat kerja dapat ditangani dengan beberapa pengendalian yang dapat ditentukan setelah melakukan pengukuran iklim kerja. Tujuan dari pengukuran iklim kerja adalah untuk mengetahui Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) di tempat kerja telah sesuai atau belum dengan standar yang telah ditetapkan. Standar yang dipakai dalam pengukuran iklim kerja adalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/1999 tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi dan pengendalian iklim kerja di Bengkel Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Bengkel Konstruksi PPNS adalah salah satu bengkel dengan aktifitas praktikum tertinggi di PPNS. Penelitian ini menggunakan alat thermocouple dengan metode pengukuran langsung pada daerah konsentrasi kerumunan praktikan, lokasi ventilasi alami, dan mekanis. Faktor yang diamati pada pengukuran iklim kerja yaitu jenis pekerjaan, lamanya jam yang digunakan oleh praktikan untuk melakukan pekerjaan tersebut, jenis kelamin praktikan, berat praktikan, dan umur praktikan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa total kalori yamg dibutuhkan oleh praktikan, untuk praktikan laki laki membutuhkan 229,23 Kkal/jam dan praktikan perempuan membutuhkan 206,19 Kkal/jam, dan keduanya sudah masuk dalam kategori beban kerja sedang (>200-350 Kkal/jam). Rata-rata ISBB adalah 27,16 0 C dengan 50% waktu kerja dan 50% waktu istirahat, sehingga kondisi ini masih sesuai dengan NAB. Rekomendasi yang diberikan dalam bentuk tindakan administrative control adalah mempertahankan komposisi waktu kerja dan waktu istirahat yang telah ada, serta untuk tindakan engineering control adalah mempertahankan bukaan ventilasi alami dan operasional ventilasi mekanis yang telah berjalan. Kata kunci: iklim kerja, Bengkel Konstruksi PPNS, ISBB, administrative control, engineering control. PENDAHULUAN Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup, terbuka, bergerak, ataupun tetap dimana tenaga kerja bekerja (UU 1/1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Sumber bahaya yang ditemukan di tempat kerja sangat beragam, salah satunya adalah bahaya kondisi fisik berupa iklim kerja panas. Kondisi ini hampir pasti ditemui di industri yang berada di Indonesia, seperti industri besi dan pengecoran logam, batubata, keramik, konstruki, pertambangan, kaca, gelas, tekstil, dan lain-lain. Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan ciri utamanya adalah suhu dan kelembaban yang tinggi, kondisi awal seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian, karena iklim kerja yang panas dapat mempengaruhi pekerja. Beban bagi

tubuh mereka bertambah, dan apabila pekerja harus mengerjakan pekerjaan - pekerjaan fisik dan berat, maka dapat memperburuk kondisi kesehatan dan stamina pekerja. Respon-respon fisiologis akan terlihat jelas terhadap pekerja dengan iklim kerja panas tersebut, seperti peningkatan darah dan denyut nadi yang signifikan pada tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar panas, sehingga iklim kerja akan memperburuk kondisi pekerja, selain respon tekanan darah dan denyut nadi, sistem Thermoregulator di otak ( Hypothalamus) akan merespon dengan beberapa mekanisme kontrol seperti konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi dengan tujuan untuk mempertahankan suhu tubuh sekitar 36 o C - 37 o C. Namun apabila paparan dibiarkan terus - menerus akan menyebabkan kelelahan ( fatigue) dan akan menyebabkan mekanisme kontrol ini tidak lagi bekerja yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya efek heat stress.( Budiono, 1990). Oleh karena itu dilakukan penelitian kondisi lingkungan kerja mengenai iklim kerja di Bengkel - Bengkel PPNS - ITS, serta akibat dari iklim kerja yang ada pada bengkel tersebut, mengacu pada NAB untuk iklim kerja dengan ISBB (Indeks Suhu Bola Basah) yang mengadopsi dari WBGT ( Wet Bulb Globe Temperature Index) yang dikeluarkan oleh ACGIH ( American Conference of Governmental Industrian Hygienists) yang merupakan sebuah organisasi sosial professional non pemerintah dari Amerika Serikat yang bergerak di bidang kesehatan kerja dan lingkungan kerja. METODA Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a. Studi pustaka tentang iklim kerja (definisi, akibat negatif, teknik pengukuran, beban kerja, NAB iklim kerja, dan teknik pengendalian). b. Pengamatan langsung aktifitas pekerja di lapangan. Hasil pengamatan digunakan untuk menghitung beban kerja. c. Pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat thermocouple. Pengukuran dilakukan dengan metode pengukuran langsung pada daerah konsentrasi kerumunan praktikan, lokasi ventilasi alami, dan mekanis dilakukan 2 (dua) kali pengukuran tiap titik. Jumlah total titik pengukuran adalah 5 (lima) titik. Hasil yang diambil adalah nilai iklim kerja tertinggi. Gambar 1. Thermocouple (Sumber: Hasil Dokumentasi, 2011) D-3-2

Gambar 2. Denah Pengukuran pada Bengkel Konstruksi (Sumber: Hasil Pengamatan, 2011) Keterangan : A = Pintu utama; B = Mesin potong plat C = Mesin angkat; D = Gerinda E = Tempat penyimpanan basic metal; F = Mesin roll besi G,H =Ventilasi =Ventilasi dalam keadaan tertutup 1)Ventilasi alami berada di sisi kanan dan exhaust fan berada di atas gedung sejumlah 5 buah dan dalam kondisi berputar. HASIL DAN DISKUSI Hasil pengukuran iklim kerja terangkum dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1. Indeks Suhu Bola Basah dari Bengkel Konstruksi PPNS-ITS Titik Pengukuran ke - Wet ( 0 C) Dry ( 0 C) Globe ( 0 C) I II III Sampel 1 25,3 29,7 30,7 Sampel 2 25,3 30,5 31,4 Nilai tertinggi 25,3 30,5 31,4 Sampel 1 25,5 30 31 Sampel 2 25,3 30,6 31,4 Nilai tertinggi 25,5 30,6 31,4 Sampel 1 25,1 30,2 30,9 Sampel 2 25,3 30,6 31,4 Nilai tertinggi 25,3 30,6 31,4 IV Sampel 1 25,1 30,3 31 (Sumber: Hasil Pengukuran, 2011) D-3-3

Lanjutan Tabel 1. Indeks Suhu Bola Basah dari Bengkel Konstruksi PPNS-ITS Titik Pengukuran ke - Wet ( 0 C) Dry ( 0 C) Globe ( 0 C) IV Sampel 2 25,1 30,5 31,4 V Nilai tertinggi 25,1 30,5 31,4 Sampel 1 25,5 30,4 31,1 Sampel 2 25,3 30,5 31,4 Nilai tertinggi 25,5 30,5 31,4 (Sumber: Hasil Pengukuran, 2011) Dari Tabel 1, dapat dikalkulasikan ISBB di Bengkel Konstruksi PPNS - ITS. Berikut ini adalah perhitungan dari ISBB di Bengkel Konstruksi PPNS - ITS pada setiap titiknya. a. Perhitungan pada titik 1 = 0,7 25,3 + 0,3 31,4 = 17,71 + 9,42 =27,13 o C b. Perhitungan pada titik 2 = 0,7 25,5+ 0,3 31,4 = 17,85 + 9,42 = 27,27 o C c. Perhitungan pada titik 3 = 0,7 25,3 + 0,3 31,4 = 17,71 + 9,42 = 27,13 o C d. Perhitungan pada titik 4 = 0,7 25,1+ 0,3 31,4 = 17,57 + 9,42 = 26,99 o C e. Perhitungan pada titik 5 = 0,7 25,5 + 0,3 31,4 = 17,85 + 9,42 = 27,27 o C Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh nilai ISBB rata-rata sebesar 27,16 o C. Perhitungan beban kerja berdasarkan hasil pengamatan secara langsung aktifitas pekerja di lapangan adalah: a.berat badan rata-rata pekerja: 70 kg BB b.metabolisme basal (praktikan laki-laki) = 1 x Kkal/jam x Berat Badan c.metabolisme basal (praktikan perempuan) = 0,9 x Kkal/jam x Berat Badan D-3-4

d.durasi pekerjaan: 8 jam (100% kerja terus-menerus) e.beban kerja: Beban Kerja Praktikan Laki Laki 1. Pekerjaan : berdiri dengan konsentrasi terhadap suatu objek (1 jam) Perhitungan = BB x Kkal/jam/kg BB = 70 kg x 1,63 Kkal / jam / kg BB x 1 jam = 114,1 Kkal 2. Pekerjaan : berdiri dalam keadaan tenang (1/2 jam) = 70 kg x 1,50 Kkal / jam / kg BB x ½ jam = 52,5 Kkal 3. Pekerjaan : memukul logam (1 jam) Perhitungan = BB x Kkal/ jam/ kg BB = 70 x 3,43 Kkal / jam / kg BB x 1 jam = 240,1 Kkal 4. Pekerjaan : jalan ringan dengan kecepatan ± 3,9 km / jam (1/2 jam) = 70 x 2,86 Kkal / jam / kg BB x ½ jam = 100,l Kkal 5. Pekerjaan : duduk dalam keadaan istirahat (1/2 jam) Perhitungan = BB x Kkal/ jam/ kg BB = 70 x 1,43 Kkal / jam / kg BB x ½ jam = 50,05 Kkal Metabolisme basal = BB x 1 Kkal / jam / kg BB (3,5 jam) = 70 x 1 Kkal / jam / kg BB x 3,5 jam = 245 Kkal Perhitungan total kalori = 114,1 Kkal + 52,5 Kkal + 240,1 Kkal + 100,l Kkal + 50,5 Kkal + 245 Kkal = 802,3 Kkal Perhitungan total kalori per jam = 802,3 Kkal / 3,5 jam = 229,23 Kkal / jam Beban Kerja Praktikan Perempuan 1. Pekerjaan : berdiri dengan konsentrasi terhadap suatu objek (1 jam) Perhitungan = BB x Kkal/jam/kg BB = 70 kg x 1,63 Kkal / jam / kg BB x 1 jam = 114,1 Kkal 2. Pekerjaan : berdiri dalam keadaan tenang (1/2 jam) = 70 kg x 1,50 Kkal / jam / kg BB x ½ jam = 52,5 Kkal 3. Pekerjaan : memukul logam (1 jam) = 70 x 3,43 Kkal / jam / kg BB x 1 jam = 240,1 Kkal 4. Pekerjaan : jalan ringan dengan kecepatan ± 3,9 km / jam (1/2 jam) D-3-5

= 70 x 2,86 Kkal / jam / kg BB x ½ jam = 100,l Kkal 5. Pekerjaan : duduk dalam keadaan istirahat (1/2 jam) Perhitungan = BB x Kkal/ jam/ kg BB = 70 x 1,43 Kkal / jam / kg BB x ½ jam = 50,05 Kkal Metabolisme basal = BB x 1 Kkal / jam / kg BB (3,5 jam) = 70 x 1 Kkal / jam / kg BB x 0,9 x 3,5 jam = 220,5 Kkal Perhitungan total kalori = 114,1 Kkal + 52,5 Kkal + 240,1 Kkal + 100,l Kkal + 50,5 Kkal + 220,5 Kkal = 777,8 Kkal Perhitungan total kalori per jam = 777,8 Kkal / 3,5 jam = 222,22 Kkal / jam Berdasarkan perhitungan ini diketahui, bahwa aktifitas praktikan baik laki-laki dan perempuan di Bengkel Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) termasuk beban kerja sedang dengan kebutuhan kalori sebesar 229,23 Kkal / jam dan 222,22 Kkal/jam (>200-350 Kkal/jam) dengan waktu kerja 3,5 jam dan jumlah total waktu kerja praktikan dalam sehari adalah 8 jam, sehingga pengaturan waktu kerjanya adalah 50% kerja, dan 50% istirahat. Rata-rata ISBB adalah 27,16 0 C. Kondisi ini menunjukkan, bahwa iklim kerja dikaitkan dengan beban kerja dan waktu kerja masih sesuai dengan standar, seharusnya berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/1999 tentang NAB iklim kerja, iklim kerja maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 29,4 o C. Rekomendasi yang diberikan dalam bentuk tindakan administrative control adalah mempertahankan komposisi waktu kerja dan waktu istirahat yang telah ada, serta untuk tindakan engineering control adalah mempertahankan bukaan ventilasi alami dan operasional ventilasi mekanis yang telah berjalan. Pengendalian iklim kerja dalam bentuk tindakan administrative control adalah mempertahankan komposisi waktu kerja dan waktu istirahat yang telah ada, serta untuk tindakan engineering control adalah mempertahankan bukaan ventilasi alami dan operasional ventilasi mekanis yang telah berjalan, karena telah terdapat 5 buah exhaust fan yang berputar, ventilasi alami berupa 1 (satu) buah pintu, dan 9 (sembilan) buah jendela. tetapi, pada waktu pekerja melakukan aktifitas, jendela yang terbuka hanya 3 (tiga) buah dan sisanya dalam keadaan tertutup. Bengkel Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) tidak memerlukan penambahan ventilasi, baik alami maupun mekanis, melainkan hanya penggunaan yang lebih maksimal pada ventilasi yang telah ada. D-3-6

KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Kondisi iklim kerja di Bengkel Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dikaitkan dengan beban kerja dan waktu kerja praktikan baik laki - laki dan perempuan telah sesuai dengan standar, berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51/1999 tentang NAB iklim kerja, iklim kerja maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 29,4 o C, sedangkan hasil pengukuran iklim kerja sebesar 27,16 o C. 2. Rekomendasi pengendalian iklim kerja meliputi tindakan administrative control adalah mempertahankan komposisi waktu kerja dan waktu istirahat yang telah ada, serta untuk tindakan engineering control adalah mempertahankan bukaan ventilasi alami dan operasional ventilasi mekanis yang telah berjalan. PUSTAKA ACGIH, (2005). Kategori Beban Kerja Dengan Kategori Tingkat Metabolisme.,ACGIH, USA. ACGIH, (2005). Paparan Panas WBGT yang Diperkenankan Sebagai NAB (WBGT dalam C), ACGIH, USA. Arismunandar, S. H, (1981). Penyegara Udara. Pradya Paramita, Surabaya, Indonesia. Budiono, A.M. Sugeng(editor), (1990) Panduan Pelayanan Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Tri Tunggal Tata Fajar, Semarang, Indonesia. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, (1999). Kepmenaker No.51 Tahun 1999 Tentang : NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja Pasal 1, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta, Indonesia Heru, S, (2007). Hygiene Lingkungan Kerja, Mitra Cendekia Press, Jogjakarta, Indonesia. Megasari, A, Santiasih, I, (2007). Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan kerja, PPNS-ITS, Surabaya, Indonesia. Priyono, K. ( 1986). Prinsip-prinsip Perpindahan Panas, Erlangga, Surabaya, Indonesia. Soeripto, M, 2008. Hygiene Industri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Indonesia. Stocker.W.F, Jones, J. W, Supratman, (1987). Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta, Indonesia. www.novalynk.com diunduh tanggal 20 mei 2011 www.relativehumiditytablenovalynkcorporation.mht.pagei 2011 diunduh tanggal 20 mei D-3-7