Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VALIDITAS DIAGNOSTIK BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS PADA KARSINOMA PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

UJI DIAGNOSTIK PLATELET LYMPHOCYTE RATIO DAN FIBRINOGEN PADA DIAGNOSIS TUMOR PADAT GANAS

Biopsi payudara (breast biopsy)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Key words: breast cancer, histopathology

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

Indira Suluh Paramita Andreas Makmur Effif Syofra Tripriadi ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Keakuratan Diagnosis Pemeriksaan Sitologi Aspirasi Jarum Halus pada Tumor Payudara di RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

PERANAN PATOLOGI DALAM DIAGNOSTIK TUMOR PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Data medis manusia adalah salah satu data yang paling bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

KETEPATAN PEMERIKSAAN TERPADU SITOLOGI BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (Si-BAJAH) DAN ULTRASONOGRAFI PADA NODUL TIROID DI RSUP H.

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penting baik di kalangan negara maju maupun berkembang. Tingkat Insidensi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk keselamatan klien (Soemitro & Aksan, 2012). mammae (Masdalina Pane, 2005).

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

CORE NEEDLE BIOPSY PADA TUMOR PAYUDARA. Reni Widyastuti; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (BAJAH) DALAM MENDIAGNOSIS KANKER PAYUDARA YANG DIKONFIRMASI DENGAN HASIL PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI (SUATU TINJAUAN UJI DIAGNOSTIK DI RSUD DR.SOEDARSO PONTIANAK PERIODE 2006-2010) 1 Jafan Argya Pradana, 2 Wawang S Sukarya 1 Jurusan Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariang Banga No.2 Bandung 40116 2 Dosen Senior Fak. Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariang Banga No.2 Bandung 40116 E-mail: 1 jafanargya@yahoo.co.id, 2 wssukarya@yahoo.com Abstrak. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Diagnosis pasti kanker payudara ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi sebagai standar baku emas, dimana jaringan yang diperiksa diperoleh dengan tindakan biopsi insisi atau eksisi. Prosedur ini bersifat invasif, memerlukan pembiusan lokal atau total, waktu yang relatif lama untuk sampai mendapatkan hasil pemeriksaannya. Alternatif pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker payudara adalah dengan Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) yang lebih aman, mudah dilakukan, murah, sedikit invasif, dan cepat. Dilakukan penelitian uji diagnostik terhadap BAJAH yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien wanita yang dirawat di Rumah Sakit dr.soedarso Pontianak pada periode 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2010. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai diagnostik dari BAJAH dalam menegakan diagnosis kanker payudara. Penelitian dari 130 kasus pasien wanita dengan keluhan benjolan di payudara yang melakukan pemeriksaan BAJAH dan pemeriksaan histopatologi sebagai standar baku emas didapatkan hasil : sensitifitas BAJAH dalam menegakan diagnosis kanker payudara sebesar 93.6 %, spesifitas 95.0 %, nilai prediksi positif 99.0 %, nilai prediksi negatif 73,0 %; akurasi pemeriksaan 94,0 % dan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) memperlihatkan nilai Area Under Curve (AUC) sebesar 0,939 atau 93,9 % yang berarti memiliki nilai yang sangat baik. Dibandingkan penelitian Ballo M et.al, dengan sensitivitas 97,5 % dan spesifitas 100,0 %, serta hasil penelitian Antley et al dengan sensitivitas 99,0 % dan spesifitas 99,5 %, maka hasil penelitian ini sensitivitas dan spesifitasnya tidak jauh berbeda. Sementara bila dibandingkan dengan penelitian Mande N et all, dengan sensitivitas 73,9 % dan spesifitas 99,5 %, maka penelitian ini menunjukkan hasil sensitivitas yang jauh lebih tinggi. Kesimpulan, pemeriksaan BAJAH memiliki nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis kanker payudara. Kata Kunci : Kanker Payudara, BAJAH, Histopatologi 41

42 Jafan Argya et al. 1. Pendahuluan Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita di seluruh dunia. Pada tahun 2005, kanker payudara menempati urutan nomor satu dari 10 jenis kanker terbanyak di Amerika Serikat, dengan insidensi kanker sebesar 101,1 kasus per 100.000 penduduk. Angka kematian kanker payudara adalah 24,0 per 100.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor dua diantara sepuluh penyebab kematian pada wanita di dunia. Di Indonesia, kanker payudara telah menjadi kanker nomor satu dari sepuluh kanker terbanyak yang menyerang wanita. Insidensi kanker payudara di Pontianak menempati urutan pertama diikuti dengan kanker leher rahim. Diagnosis pasti harus segera ditegakkan pada penderita dengan benjolan di payudara Diagnosis pasti dalam menentukan kanker payudara adalah hasil pemeriksaan histopatologinya. Pemeriksaan histopatologi memiliki beberapa kelemahan yaitu : biopsi jaringan kanker hanya dapat diperoleh dengan operasi yang merupakan prosedur invasif serta memerlukan waktu yang relatif lama untuk sampai mendapatkan hasil pemeriksaannya. Alternatif lain untuk menegakkan diagnosis kanker payudara sesegera mungkin adalah dengan Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB). BAJAH memiliki beberapa keuntungan yaitu : alatnya murah, mudah dilakukan, dapat dilakukan di poliklinik rawat jalan, dapat dilakukan dengan waktu yang cepat, aman, sedikit invasif, dan sedikit menimbulkan nyeri, serta tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Menurut penelitian Ballo M and Sniege N tahun 2007 didapatkan bahwa BAJAH memiliki sensitifitas 97.5% dan spesifitas 100%. Penelitian lain yang dilakukan Antley et al tahun 2007 menunjukkan bahwa BAJAH sensitifitasnya 99% dan spesifitasnya 99.5%. Penelitian yang dilakukan Mande.N et al, dilaporkan bahwa sensitivitas BAJAH adalah 73,9%, spesifitas 99,5 %, nilai prediksi positif 99,0%, akurasi 90%. RSUD dr. Soedarso merupakan salah satu rumah sakit yang menggunakan BAJAH sebagai alat diagnostik kanker payudara. BAJAH telah menjadi alat diagnostik preoperatif kanker payudara di RSUD dr. Soedarso Pontianak, namun hingga saat ini belum ada penelitian yang menilai hasil pemeriksaan BAJAH di RSUD tersebut. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai nilai diagnostik BAJAH yang diperiksa dengan pemeriksaan sitologi yang dikonfirmasi dengan standar baku pemeriksaan Histopatologi dalam menegakkan kanker payudara pada pasien wanita yang datang dengan keluhan benjolan pada payudara di RSUD dr. Soedarso Pontianak Periode Januari 2006 Desember 2010 Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Nilai Diagnostik Pemeriksaan Biopsi 43 2. Metode Penelitian Dilakukan penelitian uji diagnostik dengan pendekatan cross-sectional. Data yang diambil adalah data sekunder dari rekam medis wanita yang memiliki keluhan benjolan di payudara yang diperiksa dengan BAJAH dan Histopatologi periode 01 Januari 2006 hingga 30 Desember 2010 di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Hasil pemeriksaan bajah dibandingkan dengan baku emas diagnosis pemeriksaan histopatologi. Terdapat 130 penderita yang berobat ke RSUD dr. Soedarso Pontianak yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi adalah pasien wanita dengan benjolan payudara yang dilakukan prosedur BAJAH dan Histopatologi. Kriteria eksklusi adalah pasien wanita dengan gejala benjolan di payudara yang hanya dilakukan biopsi. Data di kumpulkan dan ditabulasi dalam tabel 2x2 lalu dihitung sensitifitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai diga negatif, akurasi. Pada penelitian ini juga dihitung kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) 3. Hasil Selama periode Januari 2006 hingga desember 2010 didapatkan 130 penderita yang berobat RSUD dr. Soedarso Pontianak. Dari hasil pemeriksaan BAJAH didapatkan keganasan yaitu 93 (71,5%) penderita dengan Invasive Ductal Carcinoma, 7 (5,3%) Mucinous Carcinoma, 1( 0,8%) Malignant Epithelial Tumor, 1 (0,8%) Metaplastic carcinoma, 1(0,8 %) Medullary Carcinoma, 1 (0,8%) Invasive pappilary carcinoma, dan yang bukan keganasan yaitu 9 (7,0%) Benign epithel Hyprplasia, 6 (6,4%) Fibroadenoma Mamae, 10 (7,6%) Mastitis TBC, Malignant Epithelial Tumor, 1 (0,8%) Metaplastic carcinoma, 1(0,8 %) Medullary Carcinoma, Atypical Sitology. Dari hasil pemeriksaan Histopatologi didapatkan keganasan yaitu 99 (76,1%) Invasive Ductal Carcinoma, 2 (1,5%) Medullary ca, 6 (4,6%) Mucinous Carcinoma, 1 (0,8) Metaplastic Carcinoma, 1 (0,8) Invasive Papillary Carcinoma, 1(0,8) Secretory Carcinoma, dan yang bukan keganasan yaitu 10 (7,6%) Mastitis TBC, 4 (3,1%) Fibrocystic Disease, 4 (3,1%) Fibroadenoma Mammae, 1 (0,8%) Tubular Adenoma, dan 1 (0,8%) Foreign Body. Tabel 1. Hasil Penilaian Uji diagnostik Pemeriksaan BAJAH dan Hasil Histopatologi PA ganas PA tidak ganas Jumlah BAJAH ganas 103 1 104 BAJAH tidak ganas 7 19 26 Jumlah 110 20 130 Hasil Perhitungan : Sensitivitas = 103 : 110 x 100,0 % = 93,6 % Spesifitas = 19 : 20 x 100,0 % = 95,0 % Nilai duga positif = 103: 104 x 100% = 99,0 % Nilai duga negatif = 19 : 26 x 100% = 73,0 % Akurasi = ( 103 + 19 ) : 130 = 94,0 % ISSN:2089-3582 Vol 2, No.1, Th, 2011

44 Jafan Argya et al.. ROC dan AUC 100 Bajah 80 Sensitivity 60 40 20 0 0 20 40 60 80 100 100-Specificity Dari perhitungan SPSS didapatkan nilai AUC (area under ROC curve) adalah 0,939 atau 93,9 %. Angka itu mendekati angka 100,0 % yang berarti alat yang di teliti dapat dinilai sangat baik dalam mendiagnosis.nilai Interpretasinya adalah jika AUC > 50,0-60,0 % sangat lemah ; >60,0-70,0 % lemah ; >70,0-80,0 % sedang; > 80,0-90,0 % baik, > 90,0-100,0 % sangat baik. 4. Diskusi Distribusi pasien berdasarkan hasil pemeriksaan BAJAH didapatkan bahwa didapatkan 104 orang positif keganasan dan 26 bukan keganasan. Pada keganasan didapatkan invasive ductal carcinoma sebanyak 93(71,5%), mucinous carcinoma sebanyak 7 (5,3%), malignant epithelial tumor sebanyak 1 (0,8%), metaplastic carcinoma sebanyak 1 (0,8%), medullary carcinoma sebanyak 1 (0,8%), invasive pappilary carcinoma sebanyak 1 (0,8%). Pada yang tidak ganas didapatkan Benign epitel hiperplasia sebanyak 9 (7,0 %), fibroadenoma mammae sebanyak 6 (4,6%), mastitis TBC sebanyak 10 (7,6%) dan atypical Sitology sebanyak 1 (0,8 %).Dari data tersebut didapatkan bahwa Invasive ductal carcinoma merupakan keganasan yang terbanyak dari 130 pasien didapatkan sebanyak 93 (71,5 %) kasus dan kasus yang tidak ganas terbanyak adalah mastitis TBC sebanyak 10 (7,6, %). Distribusi pasien berdasarkan hasil pemeriksaan Histopatologi didapatkan bahwa 110 (84,6 %) orang positif keganasan dan 20 (15,4 %) bukan keganasan. Pada keganasan didapatkan Invasive ductal carcinoma sebanyak 99 (76,1 %), mucinous carcinoma sebanyak 6 (4,6 %), medullary carcinoma sebanyak 2 (1,5 %), metaplastic carcinoma sebanyak 1 (0,8 %), invasive papillary ca sebanyak 1 (0,8 %), secretory ca sebanyak 1 (0,8 %). Pada yang tidak ganas didapatkan Mastitis TBC sebanyak 10 (7,6 %), fibrocystic disease sebanyak 4 (3,1 %), fibroadenoma mammae sebanyak 4 (3,1 %), tubular adenoma sebanyak 1 (0,8 %) dan foreign body sebanyak 1 (0,8 %). Dari data tersebut didapatkan invasive ductal carcinoma merupakan keganasan terbanyak dari 130 pasien didapatkan sebanyak 90 (76,1 %) kasus dan kasus yang tidak ganas terbanyak adalah mastitis TBC 10 (7,6 %) Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Nilai Diagnostik Pemeriksaan Biopsi 45 Sampel yang didapat dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 2x2 untuk dilakukan penghitungan nilan diagnostik yaitu nilai sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, akurasi, ROC dan AUC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai diagnosis pemeriksaan BAJAH dalam mendiagnosis kanker payudara pada wanita dengan keluhan benjolan dipayudara adalah masing- masing sensitivitas 93,6 % dan spesifitas 95,0 %. Hasil tersebut hampir mendekati penelitian Ballo M and Sniege N yang mendapatkan bahwa BAJAH memiliki sensitifitas 97,5 % dan spesifitas 100,0 %. Hasil Penelitian BAJAH di Pontianak ini juga mendekati hasil penelitian lain yang dilakukan Antley et al tahun 2007 menunjukkan bahwa BAJAH sensitifitasnya 99,0 % dan spesifitasnya 99,5 %. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Mande.N et al, yang melaporkan bahwa sensitivitas BAJAH adalah 73,9 %, spesifitas 99,5 %, maka diketahui bahwa nilai sensitivitas BAJAH di Pontianak lebih baik. Dari nilai sensitifitas yang baik tersebut, pemeriksaan BAJAH dapat dipakai untuk mendiagnosis keganasan pada payudara, karena untuk mendiagnosis dengan baik suatu alat harus memiliki nilai sensitifitas yang tinggi dan spesifitas yang tinggi. Dari Nilai duga positif didapatkan hasil yang tinggi yakni 99,0 %, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mande.N et al yang mendapatkan nilai prediksi positif 99,0 %. Nilai prediksi positif ini menjelaskan apabila hasil pemeriksaan BAJAH positif keganasan maka kita bisa menduga besar kemungkinan penderita tersebut menderita keganasan pada payudara. Nilai prediksi negatif dari penelitian ini adalah 73,0 % artinya apabila hasil Pemeriksaan BAJAH negatif keganasan berarti kita bisa menduga besar kemungkinan penderita tidak menderita keganasan pada payudara adalah sebesar 73,0 %. Pada penelitian ini didapatkan akurasi dari pemeriksaan bajah adalah 94,0 %, artinya adalah maka kedekatan nilai pengukuran terhadap nilai sebenarnya adalah 94,0 %. Dari kurva ROC didapatkan Nilai AUC adalah 93,9 %, angka itu mendekati angka 100,0 % sehingga alat yang di teliti dapat dinilai sangat baik dalam mendiagnosis. 5. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa nilai diagnostik pemeriksaan BAJAH dalam mendiagnosa kanker payudara adalah sangat baik karena memiliki nilai : 1) Sensitivitas 93,6 % dan Spesifitas pemeriksaan 95,0 % 2) Nilai Prediksi Positif pemeriksaan 99% dan Nilai Prediksi Negatif pemeriksaan 73,0%. 3) Akurasi pemeriksaan 94,0 % 4) Nilai Area under curve (AUC) pada kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) adalah 93,3 % ISSN:2089-3582 Vol 2, No.1, Th, 2011

46 Jafan Argya et al. Pemeriksaan BAJAH dapat dipertimbangkan sebagai alat diagnostik alternatif untuk mendiagnosis pasien suspek kanker payudara, dan dapat dipergunakan sebagai alat diagnosis dini dalam menentukan diagnosis kanker payudara. 6. Daftar Pustaka American cancer society. Global Cancer Facts & Figures 2007. Available from : http://www.cancer.org/ downloads/stt/global_facts_and_figures_20 07 _rev2.pdf United States Cancer Statistics (USCS). Top Ten Cancers sites : 2005, female,unitedstates-allraces. Available From: http://apps.nccd.cdc.gov/uscs/table.aspx?group=3f&year=2005&display=n Reeves KW, Hudson AG, Vogel VG. Epidemiology of Breast Cancer in Bland & Copeland.The Breast Comprehensive Management of Benogn and Malignant Disease. 4th ed. Philadelpia: Saunders Elsevier; 2009 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2006.DIJEN PP&PL Departemen Kesehatan RI ; 2007 : 82-85 Heriady Y. Pengalaman dan Permasalahan Penanganan Kanker di Kalimantan Barat. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) PERABOI ; 2008 ; Pontianak. Al-Marzooq YM et al. Comparison of specimen adequacy in fine-needle aspiration biopsies performed by surgeons and pathologists. Ann Saudi Med 24(2):124-126; 2004 www.kfshrc.edu.sa/annals Ljung BM. Accuracy and Usefulness of FNA vs Core Needle Biopsy in Breast Diagnosis. USCAP PSC. 2007 march 24 Paulo S. Fine-Needle Aspiration biopsy for Breast lesion: a comparison between two devices for obtaining cytological sample.2005;123(6) AL-Marzooq YM et al. Comparison of specimen adequacy in fine-needle aspiration biopsies performed by surgeons and pathologists. Ann Saudi Med 24(2):124-126; 2004 www.kfshrc.edu.sa/annals LJung BM. Accuracy and Usefulness of FNA vs Core Needle Biopsy in Breast Diagnosis. USCAP PSC. 2007 march 24 Dahlan, M Sopiyudin.Penelitian Diagnostik. Seri Evidence Based Medicine.5th ed.jakarta : Salemba Medika;2004 Sastroasmoro SS, Ismael S. dasar-dasar Metodologi penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: CV Sagung Seto; 2007.p. 215-193 Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan