KELAS AWET 15 JENIS KAYU ANDALAN SETEMPAT TERHADAP RAYAP KAYU KERING, RAYAP TANAH DAN PENGGEREK DI LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

KELAS AWET JATI CEPAT TUMBUH DAN LOKAL PADA BERBAGAI UMUR POHON (Durability class of Fast Growing and Local Teak On Various Tree Ages)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh/By Ginuk Sumarni & Mohammad Muslich ABSTRACT

BAB III BAHAN DAN METODE

KETAHANAN 20 JENIS KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT PENGKARATAN LIMA JENIS KAYU ASAL CIAMIS TERHADAP BESI (Corrosion Properties of Five Wood Species from Ciamis to Iron)

Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia. IPB Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia Corresponding author: (Fauzi Febrianto)

SIFAT PENGKARATAN LIMA JENIS KAYU YANG DISIMPAN DI TEMPAT TERBUKA TERHADAP BESI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

Sihati Suprapti & Djarwanto 1) 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

DAYA TAHAN ROTAN YANG DIAWETKAN DENGAN CUKA KAYU GALAM TERHADAP SERANGAN BUBUK Dinoderus minutus Farb.

METODOLOGI PENELITIAN

Krisdianto, Listya Mustika Dewi & Mohammad Muslich

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Sifat Fisika dan Mekanika Kayu. Lampiran 2. Pengujian Sifat Keawetan terhadap rayap tanah (Captotermes curvignathus Holmgreen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEAWETAN LIMA PULUH JENIS KAYU TERHADAP UJI KUBURAN DAN UJI DI LAUT (The Durability of Fifty Wood Species to Graveyard Test and in The Sea)

TEKNOLOGI PENINGKATAN NILAI TAMBAH HASIL HUTAN Bogor, 30 April 2013

TOKSISITAS BAHAN PENGAWET BORON-KROMIUM TERHADAP SERANGGA DAN JAMUR PELAPUK KAYU

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU

Kata kunci: seng khlorida-dikhromat,rayap tanah, rayap kayu kering,bubuk kayu kering, uji kuburan

PENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN

Fauzi Febrianto 1 *, Adiyantara Gumilang 2, Sena Maulana 1, Imam Busyra 1, Agustina Purwaningsih 1. Dramaga, Bogor 16680

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh/ By : Barly, Neo Endra Lelana & Agus Ismanto

PERKEMBANGAN JUMLAH RAYAP, MORTALITAS, DAN KEMAMPUAN MAKAN RAYAP PADA PENGUJIAN LABORATORIUM ICHMA YELDHA RETMADHONA

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU TERHADAP BEBERAPA JAMUR PERUSAK KAYU The Resistance of Five Wood Species Against Several Wood Destroying Fungi

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU ASAL SUKABUMI TERHADAP JAMUR PERUSAK KAYU (The Resistance of Five Wood Species from Sukabumi Against Wood Destroying Fungi)

Jl. Gn. Batu No. 5. Bogor Telp , Fax Diterima, 22 April 2010; disetujui, 25 Agustus 2010

Mohammad Muslich & Sri Rulliaty

DAYA TAHAN 25 JENIS ROTAN TERHADAP RAYAP TANAH. (The Resistance of 25 rattan Species Against Subterranean Termites) Oleh / By. Jasni & Han Roliadi

Pengaruh Pengkaratan Logam terhadap Pelapukan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

KETAHANAN PELEPAH GEWANG (Corypha utan Lamk.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH DAN RAYAP KAYU KERING PUTI WULAN SARY

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU TERHADAP TIGABELAS JAMUR PERUSAK KAYU

UJI DAYA RACUN BAHAN PENGAWET. 1. Uji Kultur Agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya

KEAWETAN 25 JENIS KAYU DIPTEROCARPACEAE TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT (Durability of 25 Dipterocarpaceae Wood Species Against Marine Borers)

KEAWETAN ALAMI KAYU TUMIH (Combretocarpus rotundatus Miq Danser) DARI SERANGAN RAYAP KAYU KERING, RAYAP TANAH DAN JAMUR PELAPUK KAYU

Oleh/By: Jasni dan Adi Santoso ABSTRACT. wood species are susceptible to wood destroying organisms, particularly termite.

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Vini Nur Febriana 1, Moerfiah 2, Jasni 3. Departemen Kehutanan, Gunung Batu Bogor ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan

Ujung No.1 Kampus USU Medan b Dosen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Pertanian, USU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren)

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI (Tectona grandis) SEBAGAI BAHAN PENGAWET KAYU DURIAN (Durio zibethinus)

Mohammad Muslich dan Jasni. Key words: treatability, durability, CKB, subterranean termite, powder post beetle.

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT KAYU GERUNGGANG

KOMBINASI BORAKS DAN ASAM BORAT SEBAGAI BAHAN PENGHAMBAT API DAN ANTIRAYAP PADA KAYU MERANTI MERAH. *

DAYA TAHAN 25 JENIS ROTAN TERHADAP RAYAP TANAH

Disusun oleh Retno santoro Melianny sitohang Dwita retnani Indah septiani

KETAHANAN KAYU RAMBUTAN (Nephelium spp. L.) DAN KAYU PINUS (Pinus merkusii Jungh. et de Vr.) IMPREGNASI STIRENA TERHADAP RAYAP MAR IIN

KETAHANAN KAYU MINDI (Melia azedarach L.) DARI RAYAP KAYU KERING Cryptotermes cynocephalus SETELAH PERLAKUAN PEMANASAN ADY PRATAMA

OXehlBy. Paimin Sukartana. Summary

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEAWETAN ALAMI LIMA JENIS KAYU YANG BANYAK DIPERDAGANGKAN DI KABUPATEN NIAS TERHADAP MARINE BORER (PENGGEREK KAYU DI LAUT) SKRIPSI.

FIRNANDO PURBA E

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.), CEMPEDAK (Artocarpus integer Merr.), DAN RAMBAI (Baccaurea montleyana Muell. Arg) HASIL PENELITIAN

KEAWETAN ALAMI KAYU KALAPI (Kalappia celebica Kosterm) TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren) SKRIPSI. Oleh:

(Variation of Particle Pretreatment of Subterranean Termite Attack on Particle Board From Oil Palm Trunk Waste with Phenol Formaldehyde Adhesive)

Perlakuan Kimia dan Fisik Empat Jenis Rotan sesudah Penebangan (Chemical and Physical Treatments of Four Rattan Species after Felling)

PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN CUKA KAYU GALAM PADA PENGAWETAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SERANGAN RAYAP

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

Key words: acetic acid, wood acetylation, termites, WPG, ASE

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU

Pengawetan Kayu Pulai (Alstonia scholaris L.) Dengan Asap Cair Ampas Tebu Terhadap Serangan Hama Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren.

ABSTRAK. Kata kunci : papan partikel, konsentrasi bahan pengawet, asap cair, kayu mahoni, kayu sengon PENDAHULUAN

Physical Properties and Natural Durability of Pengkih Wood Towards Termite Attack (Macrotermes gilvus)

berdasarkan definisi Jane (1970) adalah bagian batang yang mempunyai warna lebih tua dan terdiri dari sel-sel yang telah mati.

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU ASAL CIANJUR TERHADAP JAMUR (The Resistance of Five Wood Species from Cianjur Against Decaying Fungi)

PENCEGAHAN SERANGAN RAYAP PADA PAPAN PARTIKEL ' (Preventing the termite attack on particleboard)

Oleh/By. Sihati Suprapti & Krisdianto ABSTRACT. attack. The resistance of four plantation wood species (Acacia aulacocarpa A. Cunn.

Kulit masohi SNI 7941:2013

JURNAL TEKNIK SIPIL PENGARUH AWAL PEMANFAATAN OLI DAN BRIKET BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGAWET KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP

KETAHANAN PAPAN KOMPOSIT POLIMER DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DAN PLASTIK POLIPROPILENA TERHADAP ORGANISME PENGGEREK KAYU DI LAUT HASIL PENELITIAN

KEAWETAN PAPAN PARTIKEL BATANG KELAPA SAWIT DARI PROSES PERENDAMAN PARTIKEL YANG BERBEDA TERHADAP RAYAP TANAH COPTOTERMES CURVIGNATHUS HOLMGREN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

III. METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM KLORIDA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium Lappaceum L), CEMPEDAK (Artocarpus Integer Merr), DAN RAMBAI (Baccaurea Montleyana Muell. ARG)

PENGAWETAN KAYU MANGGA (Mangifera indica) SECARA TEKANAN DENGAN PERMETHRIN UNTUK MENCEGAH SERANGAN RAYAP KAYU KERING

PENGAWETAN METODE RENDAMAN PANAS DINGIN KAYU SENGON DENGAN EKSTRAK BUAH KECUBUNG TERHADAP SERANGAN RAYAP KAYU KERING

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU BERDASARKAN POSISI KAYU DI POHON TERHADAP SERANGAN RAYAP

PEMANFAATAN BORAKS UNTUK PENGAWETAN BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper Backer) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH (Captotermes curvignathus)

Fakultas Pertanian, Universitas Darussalam Ambon. Corresponding author: (Tekat D Cahyono)

PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING

Transkripsi:

KELAS AWET 15 JENIS KAYU ANDALAN SETEMPAT TERHADAP RAYAP KAYU KERING, RAYAP TANAH DAN PENGGEREK DI LAUT (Durability of 15 Local Reliable Wood Species Against Dry-Wood Termites, Subterranean Termites and Marine Borers) Oleh/ By : 1 1 Mohammad Muslich & Sri Rulliaty 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor16610, Telp. 0251-8633378, Fax. 0251-8633413 Diterima 17 Maret 2011, disetujui 29 Pebruari 2011 ABSTRACT Durability is an important criteria of wood quality. This study examined the durability of 15 local wood species against termites as well as marine borers. Wood samples measuring 5.0cm (length) x 2.5cm (width) x 2.0cm (thick) were exposed to dry-wood termites (Cryptotermes cynocephalus Light). Other samples measuring 2.0cm (length) x 0.5cm (width) x 0.5cm (thick) were tested against subterranean termites (Coptotermes curvignatus Holmgreen). For the test against marine borers, the samples were 30cm (length) x 5cm (width) x 2.5cm (thick). The test revealed that none of the 15 species tested were durable against marine borers attack. Only one species was considered with high durability against dry-wood termites, namely tarisi (Albizia lebbeck Benth). Likewise, only one species was sufficiently durable against subterranean termites, i.e. kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell). Keywords : Local species, wood durability, dry-wood termites, subterranean termites, marine borers ABSTRAK Lima belas jenis kayu andalan setempat yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat diuji keawetannya. Kayu contoh uji yang berukuran 5,0 cm x 2,5 cm x 2,0 cm diuji terhadap rayap kayu kering ( Cryptotermes cynocephalus Light.), yang berukuran 2,0 cm x 0,5 cm x 0,5 cm diuji terhadap rayap tanah ( Coptotermes curvignathus Holmgreen.) dan yang berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm diuji terhadap penggerek kayu di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 jenis kayu yang diuji, hanya tarisi ( Albizia lebbeck Benth.) yang paling tahan terhadap Cryptotermes cynocephalus Light. atau masuk ke dalam kelas awet I, dan kayu putih ( Melaleuca cajuputi Powell.) tahan terhadap Coptotermes curvignathus Holmgreen atau masuk ke dalam kelas awet II. Sedangkan hasil uji kayu di laut menunjukan bahwa semua jenis kayu tidak tahan 67

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 67-77 terhadap penggerek di laut. Kata kunci : Jenis kayu andalan setempat, kelas awet, rayap kayu kering, rayap tanah, penggerek di laut I. PENDAHULUAN Keawetan kayu adalah daya tahan alami suatu jenis kayu terhadap organisme perusak kayu, seperti jamur, serangga dan penggerek di laut serta di mana kayu tersebut dipergunakan (Martawijaya, 1996). Keawetan suatu jenis kayu yang dipakai di bawah atap akan berbeda dengan yang digunakan di luar, keawetan kayu yang dipakai di darat akan berbeda dengan yang dipakai di laut. Demikian pula kayu yang dipakai di dataran rendah keawetannya berbeda dengan yang dipakai di dataran tinggi (Sumarni dan Roliadi, 2002; Sumarni dan Muslich. 2004). Keawetan merupakan sifat kayu yang penting karena walaupun kelas kuatnya tinggi, tetapi manfaatnya akan banyak berkurang bila umur pakainya pendek. Umur pakai yang pendek sangat merugikan, karena biaya yang dikeluarkan tidak seimbang dengan umur pakainya. Sifat keawetan suatu jenis kayu dapat dipakai untuk bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan apakah jenis kayu tersebut perlu diawetkan atau tidak apabila dipakai untuk keperluan tertentu. Pada tulisan ini disajikan hasil penelitian mengenai ketahanan alami 15 jenis kayu andalan setempat terhadap rayap kayu kering ( Cryptotermes cynocephalus Light.), rayap tanah ( Coptotermes curvignathus Holmgreen.) dan penggerek kayu di laut. Dengan demikian diharapkan dapat menambah informasi mengenai kelas awet kayu yang diuji No. Nama daerah Nama botani Nama suku (Local name ) (Scientific name ) (Family name ) 1. Tangkalak Litsea roxburghiihassak. Lauraceae 2. Cangkring Erythrina fuscalour. Leguminaceae 3. Kayu putih Melaleuca cajuputi Powell. Myrtaceae 4. Ki tanah Zanthoxylum rhetsa DC. Rutaceae 5. Hantap heulang Sterculia cordata Blume. Sterculiaceae 6. Tarisi tarisi Albizia lebbeckbenth. Leguminaceae 7. Kapinango Nauclea orientalis Merr. Rubiaceae 8. Cerei Garcinia celebica L. Guttiferae 9. Hanja Anthocephalus chinensis Lamk. Rubiaceae 10. Ki hiyang Albizzia procerabenth. Leguminoceae. 11. Rengas gunung Semecarpus albescens Kurz. Anacardiaceae, 12. Hauwan Elaeocarpus floribundus Bl. Tiliaceae 13. Baros Michelia champakal. Magnoliaceae 14. Manglid Manglietia glauca Blume. Magnoliaceae 15. Cempaka Magnolia candolii (Blume.) King Magnoliaceae. 68

Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat... (Mohammad Muslich & Sri Rulliaty) Setiap jenis kayu dibuat contoh uji sebanyak 10 buah berukuran 5,0 cm x 2,5 cm x 2,0 cm untuk rayap kayu kering ( Cryptotermes cynocephalus Light.), 2,0 cm x 0,5 cm x 0,5 cm untuk rayap tanah ( Coptotermes curvignathus Holmgreen.), dan 30 cm x 5 cm x 2,5 cm untuk penggerek kayu di laut. Contoh uji diambil dari bagian batas teras dan gubal dipilih secara acak. Cara pengujian masing-masing sebagai berikut: A. Daya Tahan Kayu terhadap Rayap Kayu Kering Daya tahan terhadap rayap kayu kering ditetapkan berdasarkan SNI 01-7207-2006 (Anonim, 2006) sebagai berikut: 1. Pada salah satu sisi yang terlebar pada contoh uji tersebut dipasang semprong kaca bediameter 1,8 cm dan tinggi 3 cm. 2. Ke dalam semprong kaca tersebut dimasukkan rayap sebanyak 50 ekor rayap pekerja yang sehat dan aktif dan tutup dengan kapas. 3. Contoh uji tersebut disimpan di tempat gelap selama 12 minggu. Pada akhir pengujian ditetapkan persentase rayap yang hidup, persentase pengurangan berat dan derajat serangan pada masing-masing contoh uji. Untuk hasil pengujian derajat serangan atau derajat kerusakan ditetapkan seperti pada Tabel 2. Tingkat (Level) Kondisicontohuji (Conditionof samples) Derajat proteksi (Attack intensity ) A Utuh, tidak ada serangan(no attack) 100 B Ada bekas gigitan(there were bite mark ) 90 C Serangan ringan, berupa saluran saluran yangtidak dalam dan tidak lebar(mild attack, in the form of chanels that are not deep and not ) wide 70 D Serangan berat, berupa saluran yang dalam dan lebar (Heavy attack, a chanel deep and) wide 40 E Kayu hancur, kurang lebih 50 % kayu habis dimakan rayap(wood destroyed, approximately % 50 of termite eaten 0 wood) Untuk hasil pengujian berdasarkan penurunan berat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: W W 1 2 P = X 100 W1 P = Penurunan berat, % ( Weight loss, %) W 1 = Berat kayu kering tanur sebelum diumpan, gram ( Oven dried wood weight before feeding, gram) W = Berat kayu kering tanur setelah diumpankan, gram) ( Oven dried wood weight 2 69

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 67-77 after feeding, gram) Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu kering berdasarkan penurunan berat merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji, dinilai seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu kering Kelas awet (Durability class ) Ketahanan (Resistance ) Penurunan berat (Weight loss ) I Sangat tahan(very resistant ) < 2,0 II Tahan(Resistant) 2,0 4,4 III Sedang (Moderate) 4,4 8,2 IV Tidak tahan(poor) 8,2 28,1 V Sangat tidak tahan(verypoor) > 28,1 B. Daya Tahan Kayu terhadap Rayap Tanah Daya tahan kayu terhadap rayap tanah ditetapkan berdasarkan SNI 01-7207-2006 (Anonim, 2006) sebagai berikut: 1. Contoh uji dimasukkan ke dalam jampot, diletakkan dengan cara berdiri pada dasar jampot dan disandarkan sedemikian rupa sehingga salah satu bidang terlebar contoh uji menyentuh dinding jampot; 2. Ke dalam jampot dimasukkan 200 gram pasir lembab yang mempunyai kadar air 7% di bawah kapasitas menahan air ( water holding capacity); 3. Selanjutnya ke dalam setiap jampot dimasukkan rayap tanah ( Coptotermes curvignathus Holmgren) yang sehat dan aktif sebanyak 200 ekor rayap yang sehat dan aktif terdiri dari 90% pekerja, kemudian contoh uji tersebut disimpan di tempat gelap selama 4 minggu; 4. Setiap minggu aktivitas rayap dalam jampot diamati dan masing-masing jampot ditimbang. Jika kadar air pasir turun 2% atau lebih, maka ke dalam jampot tersebut ditambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya kembali seperti semula. Pada akhir pengujian ditetapkan persentase rayap yang hidup, persentase pengurangan berat dan derajat serangan pada masing-masing contoh uji seperti yang dilakukan pada rayap kayu kering. C. Daya Tahan Kayu terhadap Penggerek di Laut Daya tahan kayu terhadap penggerek di laut ditetapkan berdasarkan SNI 01-7207- 2006 (Anonim, 2006) sebagai berikut: 1. Contoh uji disusun sedemikian rupa, satu sama lain direnteng dengan tali plastik, dan sebagai sekat diantara contoh uji digunakan selang plastik, seperti yang dilakukan Muslich dan Sumarni (1987 dan 2004); 2. Contoh uji yang telah disusun dipasang di perairan pantai yang bebas pencemaran, salinitas 30-34 per mil, dan air pasang surut maksimal 1,5-2 m; 70

Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat... (Mohammad Muslich & Sri Rulliaty) 3. Setelah 6 (enam) bulan contoh uji diangkat, dibersihkan permukaannya dan dijemur sampai kering; 4. Contoh uji yang sudah kering dibelah menjadi 2 (dua) bagian sama besar pada bagian di sisi tebal. Kelas (Class) I II III IV V Intensitas serangan (Attack intensity )% < 7,3 7,3 27,1 27,1 54,8 54,8 79,1 > 79,1 Selang intensitas serangan (Interval of attack intensity)% Sangat tahan(very resistant) Tahan(Resistant) Sedang (Moderate ) Buruk(Poor) Sangat buruk(very poor) Untuk identifikasi jenis penggerek yang menyerang contoh uji, dilakukan pengamatan struktur cangkuk dan bentuk palet dari penggerek serta bekas lubang gerek pada kayu. Identifikasi jenis penggerek tersebut sesuai dengan klasifikasi yang disusun oleh Turner (1971). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian pengurangan berat, jumlah rayap kayu kering yang hidup dan derajat serangan sebagai dasar penetapan kelas awetnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 15 jenis kayu yang diteliti, hanya 1 jenis yaitu tarisi ( Albizia lebbeck Benth.) sangat tahan terhadap serangan rayap kayu kering dan masuk ke dalam kelas awet I. Sedangkan jenis kayu lainnya termasuk ke dalam kelas awet III, IV dan V, berati keempat belas kayu tersebut tidak awet bila digunakan di bawah atap yang tidak berhubungan dengan tanah. Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian pengurangan berat, jumlah rayap tanah yang hidup dan derajat serangan sebagai dasar penetapan kelas awetnya. Pada Tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa kayu putih ( Melaleuca cajuputi Powell.) tahan terhadap serangan rayap tanah dan masuk ke dalam kelas awet II. Sedangkan jenis kayu lainnya 71

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 67-77 Tabel 5. Rata-rata pengurangan berat, jumlah rayap kayu kering yang hidup, derajat proteksi dan kelas awet Table 5. Average of weight loss, dry-wood termites survival, degree of termite attack and durability class No. Jenis pohon (Wood species ) 1. Tangkalak (Litsea roxburghiihassak.) 2. Cangkring (Erythrina fuscalour.) 3. Kayu putih (Melaleuca cajuput i Powell.) 4. Ki tanah (Zanthoxylum rhetsa DC.) 5. Hantap heulang (Sterculia cordata Blume.) 6. Tarisi (Albizia lebbeckbenth.) 7. Kapinango (Nauclea orientalis Merr.) 8. Cerei (Garcinia celebica L.) 9. Hanja (Anthocephalus chinensis Lamk.) 10. Ki hiyang (Albizzia procerabenth.) 11. Rengas gunung (Semecarpus albescens Kurz.) 12. Hauwan (Elaeocarpus floribundus Bl.) 13. Baros (Michelia champaka L.) 14. Manglid (Manglietia glauca Blume.) 15. Cempaka (Magnolia candolii (Blume.) King Pengurangan berat (Weight loss ) Jumlahrayap yang hidup (Termite survival ) Derajat proteksi (Attack intensity ) Kelas awet (Durability class) 1,73 64,2 70 V 1,48 58,4 70 V 0,56 32,8 90 III 1,39 53,2 70 V 1,59 63,6 70 V 0,08 0 100 I 0,59 36,2 90 III 0,67 37,2 90 III 1,42 58,2 70 V 1,60 61,6 70 V 1,67 63,6 70 V 0,66 38,2 90 III 1,50 54,0 70 V 1,53 53,6 70 V 0,58 32,4 90 III 72

Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat... (Mohammad Muslich & Sri Rulliaty) Tabel 6. Rata-rata pengurangan berat, jumlah rayap tanah yang hidup dan derajat proteksi Table 6. Average of weight loss, subterranean termites survival and degree of termite attack No. Jenis kayu (Wood species ) 1. Tangkalak (Litsea roxburghii Hassak.) 2. Cangkring (Erythrina fuscalour.) 3. Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.) 4. Ki tanah (Zanthoxylum rhetsa DC.) 5. Hantap heulang (Sterculia cordata Blume.) 6. Tarisi (Albizia lebbeckbenth.) 7. Kapinango (Nauclea orientalis Merr.) 8. Cerei (Garcinia celebica L.) 9. Hanja (Anthocephalus chinensis Lamk.) 10. Ki hiyang (Albizzia procerabenth.) 11. Rengas gunung (Semecarpus albescens Kurz.) 12. Hauwan (Elaeocarpus floribundus Bl.) 13. Baros (Michelia champaka L.) 14. Manglid (Manglietia glauca Blume.) 15. Cempaka (Magnolia candolii (Blume.) King Pengurangan berat (Weight loss ) Jumlah rayap yang hidup (Termite survival ) Derajat proteksi (Attack intensity ) Kelas awet (Durability class) 20,68 85,3 40 V 18,77 84,2 40 V 3,60 15,6 90 II 6,88 36,6 90 III 31,10 88,4 40 V 10,97 80,0 70 III 15,06 82,8 70 IV 20,90 81,0 70 IV 20,42 88,7 40 V 10,76 80,8 70 III 47,90 97,1 70 V 16,28 86,8 70 V 26,96 82,1 64 V 26,06 84,0 70 V 7,81 36,1 90 III 73

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 67-77 Pada pengujian ketahanan 15 jenis kayu terhadap penggerek kayu di laut, intensitas serangan dan kelas awetnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 15 jenis kayu tidak ada satupun yang tahan terhadap serangan penggerek di laut. Masing-masing jenis kayu yang diuji masuk ke dalam kelas awet III sampai V, berarti kelima belas jenis kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan yang bersentuhan dengan air laut. Tabel 7. Kelas awet 15 jenis kayu terhadap penggerek di laut Jenis penggerek (Marine borers species ) No. Jenis kayu (Wood spe cies) 1. Tangkalak (Litsea roxburghii Hassak.) 2. Cangkring (Erythrina fuscalour.) 3. Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.) 4. Ki tanah (Zanthoxylum rhetsa DC.) 5. Hantap heulang (Sterculia cordata Blume.) 6. Tarisi (Albizia lebbeckbenth.) 7. Kapinango (Nauclea orientalis Merr.) 8. Cerei (Garcinia celebica L.) 9. Hanja (Anthocephalus chinensis Lamk.) 10. Ki hiyang (Albizzia procerabenth.) 11. Rengas gunung (Semecarpus albescens Kurz.) 12. Hauwan (Elaeocarpus florib undusbl.) 13. Baros (Michelia champaka L.) 14. Manglid (Manglietia glauca Blume.) 15. Cempaka (Magnolia candolii (Blume.) King TeredinidaePholadidae Intensitas serangan (Attack intensity ) Kelas awet (Durability class) +++ +++ 80 V +++ +++ 90 V ++ ++ 45 III +++ ++ 54 IV +++ +++ 85 V +++ ++ 65 IV ++ ++ 60 IV ++ +++ 60 IV +++ +++ 90 V +++ ++ 65 IV +++ ++ 75,0 V ++ ++ 65,0 IV ++++ ++ 90,4 V ++++ ++ 90,4 V ++++ ++ 88,8 V 74

Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat... (Mohammad Muslich & Sri Rulliaty) Hasil pengujian dari 15 jenis kayu terhadap masing-masing organisme perusak yaitu terhadap rayap kayu kering, rayap tanah dan penggerek di laut (Tabel 5, 6 dan 7) mempunyai kelas awet yang berbeda. Kayu tarisi ( Albizia lebbeck Benth.) yang sangat tahan terhadap serangan rayap kayu kering (kelas awet I), ternyata tidak tahan terhadap serangan rayap tanah (kelas awet III). Kayu putih ( Melaleuca cajuputi Powell.) yang tidak tahan terhadap serangan rayap kayu kering (kelas III), ternyata tahan terhadap serangan rayap tanah (kelas II). Hal ini membuktikan bahwa keawetan suatu jenis kayu bersifat relatif, yang dimaksud adalah suatu jenis kayu yang tahan terhadap organisme tertentu belum tentu tahan terhadap organisme yang lain. Demikian juga dari kedua jenis kayu tersebut tidak tahan terhadap serangan penggerek kayu di laut, kayu putih termasuk ke dalam kelas awet III dan tarisi kelas IV. Perbedaan kelas awet dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada Tabel 8. Sebagai pembanding, dalam Tabel 8 dicantumkan pula kelas awet yang disusun menurut Oey (1964). Tabel 8. Kelas awet 15 jenis kayu terhadap rayap tanah, rayap kayu kering dan penggerek di laut No. Jenis kayu Kelas awet (Durability class ) (Wood species) Cryptotermes Coptotermes Marine borersoey,1964 1. Tangkalak (Litsea roxburghiihassak.) V V V V 2. Cangkring (Erythrina fuscalour.) V V V V 3. Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.) III II III III 4. Ki tanah (Zanthoxylum rhetsadc.) V III IV IV- V 5. Hantap heulang (Sterculia cordatablume.) V V V V 6. Tarisi (Albizia lebbeckbenth.) I III IV II 7. Kapinango (Nauclea orientalismerr.) III IV IV IV 8. Cerei (Garcinia celebica L.) III IV IV II 9. Hanja (Anthocephalus chinensis Lamk.) V V V V 10. Ki hiyang (Albizzia procerabenth.) III III IV II 11. Rengas gunung (Semecarpus albescens Kurz.) V V V V 12. Hauwan (Elaeocarpus floribundus Bl.) III V IV IV/V 13. Baros (Michelia champakal.) V V V II 14. Manglid (Manglietia glaucablume.) V V V II 15. Cempaka (Magnolia candolii (Blume.) King III III V II 75

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 67-77 Tabel 8 menunjukkan bahwa kelas awet kayu terhadap rayap kayu kering, rayap tanah, penggerek di laut dan kelas awet kayu yang disusun oleh Oey (1964) ada tingkat kelas awet yang berbeda. Kelas awet yang disajikan dalam tulisan ini didasarkan atas hasil pengujian pada kondisi laboratorium dan lapangan. Pengujian di laboratorium merupakan kondisi buatan dan memaksa organisme tertentu untuk menyerang kayu pada jangka waktu 12 minggu. Lain halnya dengan pengujian dilapangan yang merupakan kondisi sebenarnya, organisme perusak bebas untuk menyerang kayu pada jangka waktu tertentu relatif lebih lama. Sedangkan metode klasifikasi kelas awet kayu yang disusun Oey (1964) diperoleh dari data yang tercantum pada etiket herbarium pada waktu pengumpulan jenis kayu. Catatan dibuat berdasarkan keterangan penduduk sekitar hutan tempat jenis pohon tersebut tumbuh yang kemudian dicocokkan dengan data dari berbagai sumber. Dengan demikian, kelas awet yang ditetapkan oleh Oey (1964) adalah secara umum, belum didasarkan kepada hasil pengujian di laboratorium maupun di lapangan, khususnya untuk organisme perusak tertentu. Oleh karena itu tentunya akan terjadi perbedaan dalam hasil klasifikasi kelas awet di antara ketiga metode tersebut. Namun demikian ketiga metode tersebut bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan apakah suatu jenis kayu di dalam penggunaannya perlu atau tidaknya harus diawetkan. Demikian pula dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menentukan suatu kelas awet kayu yang tepat harus diperhatikan organisme yang menyerang dan metode pengujian yang dipakai. IV. KESIMPULAN Pengujian kelas awet dari 15 jenis kayu andalan setempat terhadap rayap kayu kering ( Cryptotermes cynocephalus Light.), rayap tanah ( Coptotermes curvignathus Holmgreen.) dan penggerek kayu di laut, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kayu tarisi ( Albizia lebbeck Benth.) sangat tahan terhadap rayap kayu kering, tetapi tidak tahan terhadap rayap tanah. Kayu putih ( Melaleuca cajuputi Powell.) tidak tahan terhadap rayap kayu kering, tetapi tahan terhadap rayap tanah. 2. Kelima belas jenis kayu yang diuji di laut, tidak tahan terhadap serangan penggerek di laut dan masuk ke dalam kelas awet III sampai V. 3. Untuk menentukan kelas awet jenis kayu dalam penggunaannya harus diperhatikan organisme yang menyerang dan metode pengujian yang dipakai. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006. Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu. Standar Nasional Indonesia (SNI 01-7207-2006). Badan Standardisasi 76

Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat... (Mohammad Muslich & Sri Rulliaty) Nasional (BSN). Jakarta. Martawijaya, A.1996. Petunjuk teknis keawetan kayu dan faktor yang mempengaruhinya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor. Muslich, M. dan G. Sumarni. 1987. Pengaruh salinitas terhadap serangan penggerek kayu di laut pada beberapa jenis kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 4(2): 46-49. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.. 2004. Ketahanan 62 jenis kayu Indonesia terhadap penggerek kayu di laut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22(3):183-191. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor. Oey Djoen Seng. 1964. Berat jenis dari jenis-jenis kayu Indonesia dan pengertian beratnya kayu untuk keperluan praktek. Pengumuman No. 1. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor. 77