Analisis Kualitas Pelayanan Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kec. Bonang Kab. Demak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kebutuhan primer saja yang meliputi sandang, pangan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang jasa pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

Nora Tristiana Abstrak

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif. kelas pelayanan berhubungan dengan persepsi pasien rawat inap terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

ANALISIS KESENJANGAN NILAI LAYANAN BPJS KESEHATAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK UNISKA BANJARMASIN. Dewi Merdayanti*

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atas kesehatan karena dilindungi oleh konstitusi seperti tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

Society ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesehatan yang baik maka manusia akan dapat menjalankan aktivitasnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan dan harapan manusia yang terus-menerus meningkat. Hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usaha,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS KAMPUNG BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL)

Transkripsi:

Analisis Kualitas Pelayanan Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kec. Bonang Kab. Demak Oleh : Maya Wulan Pramesti*) Absraksi Penelitian ini berjudul "Analisis Kualitas Pelayanan Unit Rawat Jalan di Puskesmas Bonang, Bonang, Kabupaten Demak". Tujuan penelitian untuk menganalisis kualitas layanan dan menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat kualitas pelayanan. Hasil penelitian menjelaskan kualitas layanan melalui lima hal (5) dimensi jasa, berwujud, keandalan, ketanggapan, jaminan dan empati. Faktor pendorong adalah kualitas pelayanan kepemimpinan, struktur organisasi, kemampuan karyawan dan layanan sistem. Sementara faktor pembatas adalah kualitas layanan pergi faktor organisasi dan kurang sistem penghargaan dan hukuman. Kata kunci: kualitas pelayanan, dimensi pelayanan, pelayanan kesehatan. A. Pendahuluan Pelayanan kesehatan yang memadai adalah kebutuhan dasar masyarakat selain dari pangan, sandang, pendidikan dan perumahan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan pelayanan kesehatan yang peduli dan memiliki perhatian terhadap kebutuhan, harapan serta nilai-nilai masyarakat sebagai pelanggan. Masyarakat memiliki harapan agar memperoleh pelayanan kesehatan dari pemerintah yang dilaksanakan dengan penu tanggung jawab, aman, bermutu, merata dan tidak 83

diskriminatif sehingga hak-hak pasien sebagai penerima layanan kesehatan dapat dilindungi. Pelayanan kesehatan yang bermutu masih menjadi impian masyarakat. Untuk itu, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menekankan terhadap pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas. Puskesmas merupakan singkatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat yang berperan sebagai organisasi fungsional untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan teknologi tepat guna. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan menitikberatkan pada pelayanan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan optimal. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dijelaskan bahwa pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan masyarakat terutama pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas. Pelayanan kesehatan yang disebutkan merupakan kegiatan dengan melakukan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dalam pelayanan kesehatan dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kualitas kesehatan. Upaya preventif merupakan upaya pencegahan terhadap berjangkitnya penyakit dan upaya kuratif merupakan upaya penyembuhan. Sedangkan upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan seperti semula. Puskesmas Bonang merupakan salah satu unit pelaksana kesehatan di Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Puskesmas Bonang berada pada posisi yang 84

strategis, mudah diakses dan terjangkau. Puskesmas Bonang adalah fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah Daerah yang diberikan pada warga Kecamatan Bonang khususnya, dan warga Kabupaten Demak pada umumnya. Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka Puskesmas Bonang dituntut untuk mandiri dalam kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan menuju pada pelayanan prima (service excellent). Data kunjungan pasien di Puskesmas Bonang, menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Pada tahun 2007 tercatat jumlah pasien di Puskesmas Bonang sebanyak 14465 pasien. Jumlah pasien meningkat pada tahun 2008 sebanyak 15238 pasien dan meningkat lagi pada tahun berikutnya, tahun 2009 sebanyak 15631 pasien. Berdasarkan data tersebut, maka rata-rata peningkatan pasien di Puskesmas Bonang sebesar 4,05 % per tahun. Penelitian awal Puskesmas Bonang Kabupaten Demak, menemukan beberapa hal yang mendasari pentingnya penelitian ini dilakukan. Hasil pra-survey menunjukkan bahwa fasilitas Ruang Tunggu di Unit Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kabupaten Demak kurang nyaman. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kursi tunggu, yang hanya tersedia 2 (dua) buah kursi panjang, sehingga tidak memadai untuk menampung pasien yang mengantre di loket pendaftaran Puskesmas. 85

Tabel 1 Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Bonang Tahun 2007 2009 NO BULAN TAHUN 2007 2008 2009 1 Januari 1014 1108 1424 2 Februari 1499 1454 1057 3 Maret 1064 1078 1205 4 April 1135 1325 1173 5 Mei 1175 1412 1203 6 Juni 1089 993 1219 7 Juli 1097 1278 1396 8 Agustus 1182 1151 1189 9 September 1376 1298 1287 10 Oktober 1367 1485 1399 11 November 1286 1253 1587 12 Desember 1181 1403 1492 JUMLAH 14465 15238 15631 Sumber : Puskesmas Bonang, 2010 Temuan selanjutnya adalah petugas pelayanan di Unit Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kabupaten Demak yang memiliki daya tanggap rendah. Hal ini terlihat dari kurang ramahnya petugas saat melayani pasien. Petugas tidak mempedulikan ketrangan pasien sewaktu mendata keluhan penyakit pasien. Papan pengumuman yang berisi informasi seputar layanan kesehatan di Puskesmas Bonang Kabupaten Demak sangat minim. Daya tanggap pelayanan pasien di Unit Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kabupaten Demak dari petugas medis 86

dirasakan kurang. Hal ini terlihat dari penanganan pasien yang lama dan tidak memperhatikan keluhan pasien. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai Analisis Kualitas Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di Unit Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah kualitas pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak?; (2) Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi faktor pendorong dan penghambat kualitas pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak? Sedangkan tujuan penelitian adalah : (a) menganalisis kualitas pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak; (b) menganalisis faktor pendorong dan penghambat kualitas pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. B. Pembahasan Kualitas Pelayanan Publik Tujuan pelayanan publik adalah memuaskan masyarakat sehingga diperlukan pelayanan yang berkualitas. Kualitas memiliki banyak definsi yang berbeda dan bervariasi mulai dari konvensional hingga yang lebih strategis. Menurut Lukman (1999 : 7) definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakterisitik langsung dari suatu produk seperti : kinerja, kehandalan, mudah dalam penggunaan, esterika dan sebagainya. Dalam definisi strategis, Lukman (1999 87

: 7) mengemukakan kualitas sebagai segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Lebih lanjut pengertian kualitas menurut Tjiptono (2004: 2), adalah 1) kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, 2) kecocokan pemakaian, 3) perbaikan atau penyempurnaan keberlanjutan, 4) bebas dari kerusakan, 5) pemenuhan kebutuhan semenjak awal dari setiap saat, 6) melakukan segala sesuatu dengan benar sejak awal, 7) sesuatau yang membahagiakan pelanggan. Berkaitan dengan pelayanan publik, Sianipar dalam Dwinawanti (2004), menyatakan bahwa untuk menjadi seorang yang profesional dalam memberikan pelayanan maka aparatur negara harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang bidang tugas masing-masing, sebagaimana dinyatakan bahwa pelayanan profesional adalah kemampuan seseorang yang memiliki profesi melayanai kebutuhan orang lain atau profesional menanggapi kebutuhan khas orang lain. Untuk dapat menilai kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeithaml (1990) mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada 10 (sepuluh) dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu: 1) Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi; 2) Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan; 88

3) Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan; 4) Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan; 5) Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi; 6) Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat; 7) Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan resiko; 8) Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan; 9) Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat; 10) Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Parasuraman, Zeithmal dan Berry dalam Lupiyoadi (2001), menyimpulkan terdapat 5 (lima) dimensi kualitas pelayanan, yang biasa dinamakan, SERQUAL. Kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut yaitu : 1) Bukti fisik (Tangibles), yaitu kemampuan suatu organisasi atau lembaga untuk menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. 2) Keandalan (Reliability) merupakan kemampuan organisasi untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 89

3) Ketanggapan (Responsiveness) yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan menyampaikan informasi yang jelas. 4) Jaminan (Assurance) yaitu pengetahuan, dimana unsur-unsurnya antara lain komunikasi, keamanan, kompetensi dan sopan santun. 5) Perhatian (Empathy) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual kepada pelanggan dan beupaya untuk memahami keinginan pelanggan tersebut. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat akan dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh faktor-faktor yang memadai. Menurut Moenir (2002:88) beberapa faktor yang mendukung suatu pelayanan berjalan dengan baik adalah : a) Faktor kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum. b) Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan. c) Faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan. d) Faktor ketrampilan petugas. e) Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan oleh Levey dan Loomba dalam Azwar (1994) adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu 90

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seorang. Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000): a) Intangibilit, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan. b) Inseparability, tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah, pada saat yang sama digunakan oleh pasien. c) Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya. d) Inconsistency. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak telah melakukan ke-lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu : 1. Dimensi Tangible (Berwujud) Petugas berpenampilan profesional sebagai petugas pelayanan. Pelayanan mudah, tidak berbelit-belit, 91

tapi waktu tunggu pasien lama. Selain itu tempat pelayanan pasien kurang nyaman, dimana ruang praktek dokter terlalu sempit di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 2. Dimensi Reliability (Kehandalan) Petugas bekerja secara cermat, baik dalam administratif dan pemeriksaan pasien. Selain itu petugas kesehatan handal dan mampu menggunakan peralatan medis. Namun ditemukan pula bahwa standar pelayanan tidak tersosialisasi dengan baik sehingga pasien menjadi bingung bahkan tidak mengetahui standar pelayanan kesehatan yang diterima di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 3. Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) Seluruh petugas pelayanan kesehatan tanggap terhadap pasien karena pelayanan cepat menjadi komitmen di Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Akan tetapi, dalam penelitian terdapat perbedaan persepsi pasien dan petugas. Pasien merasa pelayanan tepat bila mereka sembuh, sedangkan petugas kesehatan memberikan pelayanan yang tepat berdasarkan prosedur. 4. Dimensi Assurance (Jaminan) Sebagai institusi kesehatan pemerintah, Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak memiliki jaminan legalitas layanan dan kepastian biaya pelayanan kesehatan ditetapkan Pemerintah. Namun ternyata berdasar hasil penelitian terdapat perbedaan persepsi pasien dan petugas. Pasien merasa tidak ada kepastian waktu. Sementara, 92

Petugas merasa waktu telah sesuai dengan keluhan dan penyakit pasien. 5. Dimensi Empathy (Empati) Petugas tidak diskriminatif dalam melayani pasien, mereka diperlakukan sama dan pasien darurat lebih didahulukan. Petugas ramah dan siap membantu, namun kurang senyum kepada pasien ketika memberikan pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak C. Penutup Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Kualitas Pelayanan Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, maka disimpulkan sebagai berikut : a) Kualitas pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang dapat dilihat dari kelima dimensi, yaitu dimensi tangible, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance dan dimensi empati. b) Faktor-faktor pendorong dan penghambat kualitas pelayanan di Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak : a) Faktor yang menjadi pendorong kualitas pelayanan adalah faktor kepemimpinan, struktur organisasi, kemampuan pegawai dan sistem layanan. b) Faktor yang menjadi penghambat kualitas pelayanan adalah faktor organisasi dan kurang berjalannya sistem reward and punishmen di Puskesmas Bonang. 93

Saran yang disampaikan oleh Peneliti adalah : 1. Perlu adanya sosialisasi standar pelayanan kesehatan kepada seluruh pasien. 2. Perlu adanya kriteria yang jelas tentang pemberian reward and punishment, sehingga petugas kesehatan di Puskesmas Bonang dapat memahami dan mematuhi peraturannya. 3. Ketersediaan sarana dan prasarana perlu terus dievaluasi karena belum tentu ketersediaanya selalu mencukupi. 4. Pelayanan dengan senyuman harus lebih ditingkatkan n. 5. Kerjasama yang baik antar petugas pelayanan kesehatan dalam melayani pasien perlu dipertahankan. * Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Sultan Fatah Demak 94

Daftar Pustaka Dutka, Alan, AMA Handbook of Costumer Satisfaction : A Complete Guidence to Research, Palnning, and Implementation, NTC Bussiness Book, Illionois, 1995 Gerson, Richard F., 2002, Mengukur Kepuasan Pelanggan, Terjemahan, PPM, Jakarta. Kotler, Philip,1995, Manajemen Pemasaran: Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol Jilid I, Prenhallindo, Jakarta. Lukman, Sampara, 1999, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Moenir, 2002, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara Parasuraman A, Valarie A Zeithaml & Leonard L. Berry, 1994, Reassesment of Expectation As A Comparison Standart In Measuring Servive Quality: Implications For Futher Research, Journal Of Marketing, Vol 58, pp 111-124. Pasolong, Harbani, 2009, Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, CV. Alfabeta. Tjiptono, Fandy, (2002), Strategi Pemasaran, Andi Offset: Yogyakarta. Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1990, Delivering Quality Services : Balancing Customer Perceptions and Expectations, The Free Press, A Division of Macmillan Inc., New York. Kepmen PAN No. 63/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Kepmen PAN No. 25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Kesehatan 95