2008 PENDEKATAN INKUIRI mengenal masalah mengajukan pertanyaan mengemukakan langkah- langkah penelitian memberikan pemaparan yang ajeg

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. optimum hendaknya tetap memperhatikan tiga ranah kemampuan siswa yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

INTEGRATED APPROACH. Oleh : Dra. Siti Sriyati, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pergantian zaman, pendidikan juga mengalami perkembangan, yaitu. menyesuaikan dengan keadaan yang sedang berlangsung.

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

Melihat Lebih Jauh Manfaat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Yetty Wadissa, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN DOMAIN KOMPETENSI DAN PENGETAHUAN SAINS SISWA SMP PADA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

MODEL KETERPADUAN PEMBELAJARAN SAINS DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

2016 PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE CONNECTED BERBASIS GUIDED INQUIRY

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi tantangan-tantangan global. Keterampilan berpikir kritis

BAB 1 PENDAHULUAN. Literasi sains didefinisikan oleh The National Science Education Standards

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

PELATIHAN SEBUAH SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU BAGI DOSEN IPA DI LINGKUNGAN PRODI PGMI. Budiyono Saputro

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang

LANGKAH PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oleh Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) di Kelas III SDN Mire

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inggris science technology society (STS), yaitu, suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

Standards for Science Teacher Preparation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

MODEL CONNECTED (MODEL 2: HOW TO INTEGRATE THE CURRICULA) Muktar Panjaitan Universitas HKBP Nommensen

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN IPA TERPAD U TIPE INTEGRATED TERHAD AP PENGUASAAN KONSEP D AN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PAD A TOPIK TEKANAN

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaknai pembelajaran dengan baik (Fauzan, 2012). pengembangan aspek sensori-motorik, afektif, dan nilai-nilai (value).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PEMBELAJARAN INQUIRY DAN SCIENTIFIC INQUIRY LITERACY. atau pengetahuan. Secara alami, sebenarnya manusia telah sering melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

PENGARUH PENGGUNAAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS KELAS IV DI SDN NO. 25/I KAMPUNG BARU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

ISSN : X UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 4 MAKASSAR MELALUI MODEL UNIT LEARNING TIPE INTEGRATED. Samad, A.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Pada

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dari berbagai media massa, baik media cetak atau elektronika sering dikemukakan bahwa mutu

Transkripsi:

PENDEKATAN INKUIRI Handout_BPF 2008 Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti mendorong membelajarkan siswa untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkahlangkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman. Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terpimpin (guided inquiry) dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka (open-ended inquiry). Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya. Pada inkuiri terpimpin, guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi tertentu. Pada inkuiri terbuka, guru bertindak sebagai fasilitator, pertanyaan diajukan oleh siswa dan pemecahannya pun dirancang oleh siswa. 1

PENDEKATAN PENEMUAN (Discovery) Handout_BPF 2008 Pertamakali dipopulerkan oleh Jerome Bruner. Pendekatan penemuan (discovery approach) menurut Carin dan Sund (1976) sama dengan pendekatan inkuiri (inquiry approach), tetapi menurut Dettrick, G.W. (2001) kedua pendekatan tersebut berbeda. Konsep di belakang pendekatan penemuan adalah bahwa motivasi siswa untuk belajar IPA akan meningkat apabila ia mempunyai pengalaman seperti yang dialami para peneliti ketika menemukan suatu temuan ilmiah (Dettrick, G.W., 2001). Agar siswa dapat menemukan sendiri ia harus melakukan proses mental seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, dan menyimpulkan. Apabila dalam suatu proses pembelajaran digunakan pendekatan penemuan, BERARTI dalam kegiatan belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. 2

Penemuan tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar-benar baru. Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian pula situasi yang menunjang proses pemahama n tersebut. Menurut Carin dan Sund (1976) pembelajaran dengan pendekatan penemuan dibedakan menjadi penemuan terpimpin (guided discovery); penemuan terpimpin yang kurang terstruktur (less structured guided discovery); dan penemuan bebas (free discovery). Pada penemuan terpimpin, guru mengemukan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan membimbing siswa sampai menemukan solusinya. Pada penemuan terpimpin yang kurang terstruktur, guru mengemukakan masalah, siswa diminta mengamati, mengeksploitasi, dan melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah. Pada penemuan bebas, dari mulai memunculkan masalah sampai pemecahannya semua dilakukan sendiri oleh siswa. Penemuan 3

bebas ini pada umumnya diarahkan bagi siswa yang lebih tua usianya dan lebih berpengalaman. PENDEKATAN LINGKUNGAN Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar-mengajar. Pendekatan ini sering digunakan untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pada pendekatan lingkungan, lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Tapi walaupun begitu, dalam proses pembelajarannya tidak selalu siswa harus diajak ke lingkungan, karena dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat saja guru memberi informasi yang dikaitkan dengan lingkungan, terutama lingkungan sekitar. 4

PENDEKATAN SAINS - TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) Dalam pembelajaran sains (IPA) menggunakan pendekatan STM, siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan didalam masyarakat (Depdikbud, 1992). Hasil penelitian dari National Science Teacher Association (NSTA) menunjukkan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Dari aspek kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, siswa yang belajar dengan pendekatan STM dapat menghubungkan yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari, serta melihat manfaat perkembangan teknologi dan relevansinya. 5

Dari aspek kreativitas siswa lebih banyak bertanya, terampil dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan efek dari hasil observasi. Dari aspek sikap, minat siswa terhadap sains bertambah dan keingintahuannya juga meningkat, dan sains dipandang sebagai alat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dari aspek proses dan konsep pengetahuan, mereka melihat bahwa proses sains sebagai suatu keterampilan yang dapat digunakan dan perlu dikembangkan. Menurut Poedjiadi (2000): Menghubungkan S-T-M dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Sebagai pendekatan dengan mengkaitkan antara sains, teknologi, dengan masyarakat. 2. Sebagai pendekatan dengan menggunakan isu atau masalah pada awal pembelajaran. 3. Membuat program STM dengan skenario tertentu, digunakan sebagai suplemen. 6

PENDEKATAN TERPADU (Integrated Approach) Handout_BPF 2008 Pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan konsep lain dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain (dalam lingkup Sain) atau dapat juga berupa penggabungan suatu konsep dengan konsep lain dari mata pelajaran lain (di luar Sain). Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. Keterpaduan diciptakan melalui suatu jembatan yang dapat berupa tema sentral sebagai fokus dari berbagai konsep yang akan ditanamkan, target perilaku atau keterampilan tertentu yang dibutuhkan bukan hanya oleh satu disiplin ilmu, ataupun berupa suatu kegiatan yang melibatkan berbagai konsep, metode, keterampilan. 7

KELEBIHAN Pendekatan Terpadu: Bagi siswa: adalah akan dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Kegiatan belajar menjadi lebih dinamis dan menarik, dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Bagi guru, memadukan beberapa unsur dalam satu paket kegiatan belajar akan meningkatkan kreativitas mengajar serta dapat lebih menghemat waktu. KEKURANGAN/KETERBATASAN/KESULITAN Pendekatan Terpadu : Bagi Guru: 1) Menentukan jembatan yang bersifat alamiah sehingga keterkaitan antar unsur tidak tampak dipaksakan. 2) Struktur kurikulum yang dibatasi oleh catur wulan, seringkali menghambat penentuan fokus untuk mencari keterkaitan antar unsur. 3) Pendekatan ini menuntut cara mengakses hasil pembelajaran dengan tingkat variasi tinggi pada saat hampir bersamaan, hal ini dianggap beban yang cukup berat oleh guru. 4) Kurangnya dukungan dari pihak orang tua dan pihak luar sekolah yang seharusnya dapat 8

menjadi narasumber otentik bagi siwa, sehingga siswa mengalami hambatan untuk menjaring pengalaman otentik yang justru menjadi jiwa dari pendekatan ini. Bagi Siswa: 1) Seringkali rancangan kegiatan pembelajaran melibatkan terlalu banyak tugas-tugas yang akhirnya terkesan membebani siswa. 2) Fokus atau jembatan kurang jelas sehingga siswa merasa bingung dan gagal memahami keterkaitan antar unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, peran guru tampaknya sangat diperlukan dalam mengiring siswa untuk sampai pada fokus yang telah ditetapkan. Syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan tema adalah: 1) Bersifat fertil artinya tema tersebut memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan unsur atau konsep lain. Tema yang fertil biasanya berupa pola atau siklus. 2) Tema sebaiknya sudah dikenal oleh siswa sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan kebermaknaan dari hubungan antar konsepnya. 9

3) Tema memberikan banyak kesempatan untuk melakukan eksplorasi dari objek atau kejadian nyata dan dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga kesempatan untuk memperkaya pengalaman serta keterampilan akan banyak didapatkan. 4) Tema menggambarkan keterkaitan yang logis dan alamiah antar unsurnya. Langkah - langkah dalam membuat perencanaan pembelajaran: 1) Pengembangan sub-tema jika diperlukan 2) Mengidentifikasi target pembelajaran dalam bentuk pengembangan TPK 3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan tema, termasuk merinci pihak yang dapat dilibatkan dalam memberikan pengalaman otentik pada siswa. 4) Merancang bentuk asesmen untuk mengetahui ketercapaian target pembelajaran. Pendekatan terpadu ini di kembangkan untuk diimplementasikan di Indonesia dalam berbagai model pembelajaran, seperti yang dikenal dengan model keterhubungan (connected); model 10

jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated). Tugas: 1. Baca beberapa jenis pendekatan lain (dari sumber-sumber lain) yang sering digunakan pada pembelajaran Sains/Fisika 11