BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, walaupun dari

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

DI SOGATEN RT 3 RW 15 PAJANG LAWEYAN DI WILAYAH PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang akan dicapai dari 2016 pencapaian pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

kekambuhan asma di Ruang Poli Paru RSUD Jombang.

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani (yang berarti terengah-engah) dan pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sangat sering menyebabkan serangan jantung yang mematikan. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

I. PENDAHULUAN. mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

Belakangan banyak berita di media massa tentang wabah diare. Yang paling

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

Prevalens Nasional : 5,0% 5 Kabupaten/Kota dengan prevalens tertinggi: 1.Aceh Barat 13,6% 2.Buol 13,5% 3.Pahwanto 13,0% 4.Sumba Barat 11,5% 5.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hipereaktivitas bronkus) terhadap berbagai stimulant. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible, membaik secara spontan dengan atau tanpa pengobatan. Gejala yang timbul dapat berupa batuk, sesak nafas dan mengi. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan menggaggu aktivitas bahkan kegiatan harian sehigga menurunkan kualitas hidup, salah satu faktor pencetus serangan asma adalah kondisi psikologis klien yang tidak stabil termasuk di dalamnya cemas. Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga frekwensi kekambuhan menjadi lebih sering dan klien jatuh pada keadaan yang lebih buruk, kondisi ini merupakan suatu rantai yang sulit ditentukan mana yang menjadi penyebab dan mana yang merupakan akibat. Keadaan cemas menyebabkan atau memperburuk serangan, 1

serangan asthma dapat menyebabkan kecemasan besar pada klien asthma padahal kecemasan justru memperburuk keadaan. Cris Sinclair, (1990). Kondisi sesak dapat menimbulkan kecemasan karena klien merasa adanya ancaman kematian (Barbara C. Long, 1996). Menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma baik pada saat serangan ataupun saat tidak terjadi serangan sangat penting. Sebab seperti yang telah dijelaskan di atas maka lingkaran mengenai penyebab dan akibat cemas harus diputus. Dengan demikian berarti memutus salah satu faktor pencetus asma dan memutus keadaan cemas yang disebabkan oleh asma. Sehingga dapat memperpendek masa serangan dan memperkecil frekwensi kekambuhan. Sedangkan menurut GINA (Global Initiative For Asthma) 2006, Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, inflamasi kronik ini menyebabkan episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, terutama pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, biasanya bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Di dunia meliputi di Inggris sekitar 2,5 juta penderita asma bronkiale yang perlu pengobatan dan pengawasan rutin, 10% anak-anak dan 7% dewasa (Crockett A, 1997). Di Amerika serikat diperkirakan 9,5 juta penduduk menderita asma, di Jerman 9 juta penduduk, cemas yang berhubungan dengan sulit bernafas dilaporkan sebagai diagnosa yang sering di tangani (50% - 74%) (Carpenito, 2000 : 128). Ini merupakan angka yang cukup besar yang perlu 2

mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat klien asma secara komprehensif bio psiko sosial dan spiritual. Di Jawa Timur menurut penelitian Amin Muhammad (2000) dilaporkan terdapat 13,5% dari 6144 responden menunjukkan gejala asma. Badan kesehatan sedunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun. Kondisi ini tidak hanya terjadi di negara berkembang, tapi juga di negara maju sekalipun. Penduduk Indonesia menderita asma. Berdasarkan laporan Heru Sundaru (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM), prevalensi asma di Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), Denpasar (4,3%) dan Jakarta (7,5%). Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi penyakit Asma tertinggi di Indonesia adalah Aceh Barat (13,6%), Buol (13,5%), Pohuwato (13,0%), Sumba Barat (11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Selatan (10,6%), Kaimana (10,5%), Tana Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan Manggarai (9,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Asma terendah adalah Yakuhimo (0,2%), Langkat (0,5%), Lampung Tengah (),5%), Tapanuli Selatan (0,6%), Lampung Utara (0,6%), Kediri (0,6%), Soppeng (0,6%), Karo (0,7%), Serdang Bedagai (0,7%), dan Kota Binjai (0,7%). Pada tahun 2009 jumlah jumlah penderita asma pada lansia di Puskesmas Kedungmundu Semarang dengan jumlah 46 orang penderita, diatas penyakit ISPA, gastritis, hipertensi. Sedangkan pada tahun 2010 di bulan Januari 3 sampai sekarang terdapat 7 orang penderita.

Untuk itu perawatan asma untuk lansia haruslah komprehensif mengingat komplikasi seperti gagal nafas, hipoksemia, yang dapat menyebabkan kematian, serta harus melibatkan beberapa elemen seperti individu, keluarga dan perawat. Maka sebagian perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu dan keluarga tentang asma agar mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta kemauan dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga. Lima tugas tersebut yaitu, mengenal masalah asma, memutuskan pengobatan yang baik, merawat penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan dokter klinik. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama Asma 2. Tujuan khusus a) Mengidentifikasi pengkajian yang meliputi penyebab masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien dengan Asma b) Mengidentifikasi masalah keperawatan dengan penyakit utama Asma c) Mengidentifikasi rencana keperawatan secara langsung pada klien 4 dengan masalah kesehatan Asma d) Mengidentifikasi tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga dengan masalah kesehatan Asma e) Mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan asma setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan C. Metode dan tekhnik penulisan Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan tekhnik penulisan yang digunakan sebagai berikut : 1. Studi pustaka Studi pustaka merupakan penunjang sebagai acuan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan. Studi kepustakaan meliputi : a. Mata kuliah yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang akan dibahas dalam rangka mendapatkan gambaran yang bersifat teoritis b. Bahan pustaka yang berhubungan dengan studi kasus 2. Studi dokumen Yaitu cara untuk mempelajari data yang didapat oleh penulis baik dari catatan medis maupun tim kesehatan lain yang berhubungan dengan kasus, sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan dan 5 perkembangan klien. 3. Studi kasus

Yaitu asuhan keperawatan keluarga yang berhubungan dengan kasus sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan dan mengetahui perkembangan klien. 4. Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga untuk memperoleh data-data khususnya yang terkait dengan asma dan tugas-tugas kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan masalah yang dihadapi. 5. Observasi Yaitu dengan melakukan observasi, dengan cara mengamati perilaku misalnya lingkungan yang berkaitan dengan faktor yang mungkin menyebabkan asma atau lingkungan yang mungkin dapat mengakibatkan kambuhnya asma pada penderita asma. Observasi ini dilakukan secara partisipatif. 6. Pemeriksaan fisik Dilakukan terhadap klien yang mempunyai masalah keperawatan dan keperawatan yang berkaitan dengan pemeriksaan fisik. D. Sistematika Penulisan 6 Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dalam 5 bab yang ditulis secara sistematis dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab :

Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode dan tekhnik penulisan, serta sistematika penulisan Bab II : Konsep dasar yang berisi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pemeriksaan penunjang, pathways, fokus intervensi dan rasional. Bab III : Tinjauan kasus yang berisi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, evaluasi. Bab IV : Pembahasan kasus yang merupakan pembanding antara teori kasus yang sesungguhnya. Bab V : Penutup, yang mengemukakan kesimpulan dan saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pemikiran bersama untuk masa yang akan datang. Daftar pustaka Lampiran 7