BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shendy Ariftia, 2014

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEORI MODERNISASI. Sebuah pendekatan dalam mempelajari pembangunan di negara berkembang. By Dewi Triwahyuni

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

Contoh sumber Berdasarkan ms 10 hingga 12 bincang dalam kumpulan dan berikan kaedah pengkajian dan contohnya. Contoh pengkajian. Contoh pengkajian. Co

Parti X. Menyokong idea pembentukan Persekutuan Melayu Mencadangkan pembentukan Melayu Raya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.1 Latar Belakang Masalah

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Tindakan PKM (Parti Komunis Malaya) Membakar rumah yang berpenghuni pada waktu tengah malam

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

OLEH MURDIYAH WINARTI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. terletak di Asia Tenggara dan secara geografis saling berdekatan. Kesamaan letak

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

SEJARAH SPM 1249/2 (Set C)

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Isi BAHAGIAN I LATAR BELAKANG DAN PERIBADI 1 BAHAGIAN II PENTADBIRAN BRITISH DAN PERGERAKAN MELAYU SEMENANJUNG JOHOR 75

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

1. Apakah bidang yang ditekankan pada masa pemerintahan Meiji? (m/s 3) 2. Mengapakah China dijadikan sasaran awal perluasan kuasa Jepun?

Bab 2. Bab. Bab. Bab 1. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 5. Bab. Bab

Kurnia Ayu K 09/280257/EK/17295

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

1) Nasionalis. 2) Pemberani

PEMETAAN STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ungkapan modernisasi sangat sulit didefinisikan karena mempunyai cakupan yang sangat luas dan selalu berganti mengikuti perkembangan zaman sehingga pengertian modernisasi selalu berubah. Kata modernisasi sangat erat hubungannya dengan perubahan, pembangunan, kemajuan atau sesuatu yang baru, contohnya kata modernisasi dapat disematkan dalam peristiwa revolusi industri yang terjadi di Inggris. Dalam peristiwa tersebut terlihat adanya suatu perubahan atau kemajuan dalam bidang industri yang sebelumnya proses industri masih menggunakan tenaga manual diganti dengan menggunakan mesin-mesin. Modernisasi erat kaitannya dengan kemajuan, dan kemajuan tidak bisa dilepaskan dari kata pembangunan karena untuk mencapai kemajuan dibutuhkan pembangunan. W.W. Rostow mengungkapkan bahwa pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus yakni dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang lebih maju. Rostow sendiri kemudian membagi proses tersebut ke dalam lima tahapan yakni dari masyarakat tradisional sampai jaman konsumsi masal yang tinggi (oleh Rostow yang dikutip Budiman, 1995: 26). Pendapat di atas senada dengan yang diungkapkan oleh Sidi Gazalba (1973:38) dalam bukunya Modernisasi Dalam Persoalan, yang menyatakan bahwa kemajuan adalah nilai yang terkandung dalam modernisasi. Segala aspek yang dirasa dan dapat dilihat seperti pada aspek politik, ekonomi, agama, pendidikan, maupun sosial budaya dirasakan lebih efektif dan efisien dibandingkan sebelumnya. Perkembangan yang terjadi pada aspek-aspek tersebut kemudian dapat memperlihatkan atau mengukur apakah suatu negara dan masyarakatnya sudah dapat dikatakan modern atau justru semakin mundur. Negara maju dan modern seringkali merujuk kepada negara-negara Barat sedangkan Bangsa Timur atau Asia Afrika dianggap masih bersifat tradisional dan

2 belum maju. Oleh sebab itu, ketika bangsa Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaannya, negara-negara tersebut berusaha mengejar ketertinggalannya dari negara Barat. Dalam usahanya tersebut ada negara yang dengan cepat memperoleh kamajuannya dan ada juga yang sangat lambat. Salah satu negara yang dengan cepat mencapai kemajuannya setelah merdeka adalah Malaysia. Bahkan Michael P. Todaro (1999: 49) dalam bukunya yang berjudul Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, mengatakan bahwa Malaysia pada tahun 1997-an tampil sebagai salah satu macan Asia dan salah satu negara dari dunia ketiga dengan perekonomian yang paling berhasil se-asia. Kemajuan yang secara cepat dicapai oleh Malaysia setelah terlepas dari Inggris sesuai dengan teori ketergantungan yang diungkapkan oleh Andre Gunder Frank (Budiman, 1995:64) yang menyatakan jika suatu negara pinggiran ingin maju maka putuskan dulu hubungan dengan negara pusat karena menurutnya hubungan negara pinggiran dengan negara pusat hanya akan menghasilkan pembangunan keterbelakangan. Pendapat diatas berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lebih menguntungkan modal asing dan kaum borjuasi lokal sehingga kemakmuran bagi rakyat jelata dinomorduakan. Sejarah Malaysia mencatat ketika Inggris berkuasa di negara tersebut, Inggris lebih menganakemaskan Etnis Cina yang saat itu memonopoli sektor perekonomian (Mangandaralam, 1987: 49) sehingga seringkali Inggris membuat peraturan yang menguntungkan Cina tanpa memikirkan etnis lain terutama Etnis Melayu. Kedekatan Inggris dengan Etnis Cina menimbulkan rasa tidak suka Etnis Melayu yang merasa dinomorduakan. Terlebih lagi dengan adanya kesenjangan ekonomi yang tinggi antaretnis tersebut, di mana bidang ekonomi dikuasai oleh Etnis Cina membuat Etnis Melayu semakin merasa terpinggirkan di negerinya sendiri. Adanya kesenjangan tersebut terkadang menimbulkan bentrokan-bentrokan kecil dan sikap permusuhan antaretnis. Oleh sebab itu, untuk menghindari semakin sering terjadinya bentrokan Pemerintahan Inggris melakukan penanggulangan yang ketat.

3 Hubungan antaretnis di Malaysia sebenarnya sempat membaik ketika sedang memperjuangkan kemerdekaan Malaysia dari tangan Jepang yang menguasai Malaysia dengan kejam dibandingkan masa Inggris sehingga rasa persatuan antaretnis itu pun muncul. Akan tetapi rasa persatuan yang ada ternyata tak bertahan lama ketika Inggris datang kembali untuk keduakalinya pada tahun 1948 menggantikan kedudukan Jepang. Kedatangan Inggris lagi-lagi menimbulkan benih perseturuan antaretnis di Malaysia yang pernah ada karena Inggris memiliki tekad menyamakan kedudukan warga non-melayu dengan Melayu, seperti yang diutarakan oleh Mahathir Mohamad bahwa,: Mereka (Melayu) segera menjadi kecewa ketika Inggris mengusulkan untuk memberikan kepada orang Cina dan India hak-hak yang sama dengan orang Melayu dalam sebuah Malayan Union yang baru. Sekali lagi antagonisme Melayu-Cina timbul, tetapi kali ini semuanya sudah dirasionalisasi dan didukung oleh kesadarn massa Melayu. Semenjak itu sikap mengenai persoalan Melayu-Cina menjadi persoalan politik nasional yang tidak lagi ditanggunglangi oleh penguasa lokal, tetapi oleh otoritas tertinggi di pusat (Mohamad, 1985: 13). Setelah Inggris pergi ternyata permasalahan antaretnis di Malaysia tidak pernah selesai bahkan ketika Malaysia telah merengguk kemerdekaannya, akan tetapi kini meski keadaan masyarakat Malaysia selalu bergolak Malaysia telah menjadi salah satu negara modern dan maju. Kemajuan yang diperoleh Malaysia ini tentulah tidak terlepas dari adanya peran seorang pemimpin yang berusaha dengan keras untuk mewujudkannya. Pemimpin yang dianggap berhasil membawa kemajuan dan menjadikan Malaysia sebagai negara modern adalah Mahathir Mohamad, perdana menteri keempat Malaysia yang memerintah dari tahun 1981 sampai dengan tahun 2003. Atas peranannya ini Mahathir Mohamad, diberi julukan sebagai Bapak Modernisasi Malaysia, tentu saja julukan yang diberikan oleh warga Malaysia ini bukan tanpa alasan karena warga Malaysia selalu memberi julukan kepada perdana menteri berdasarkan ciri khas mereka semasa memerintah. Tun Abdul Rahman misalnya diberi julukan sebagai Bapak Kemerdekaan dan Husein Onn disebut Bapak Perpaduan. Pada masa Mahathir Mohamad banyak dilakukan

4 berbagai perubahan dan pembangunan besar-besaran untuk mendukung tercapai Malaysia modern. Wujud nyata dari pembangunan Malaysia antara lain, seperti berdirinya menara kembar Petronas, sirkuit internasional Sepang, jembatan Penang, dan bandara internasional Kuala Lumpur. Pembangunan yang dilakukan tersebut membuat nama Malaysia semakin dikenal di dunia internasional, padahal sebelum Mahathir Mohamad menjabat dinamika politik Malaysia tidak stabil dan masih dipandang sebelah mata oleh dunia internasional terlebih Malaysia merupakan negara yang baru merdeka pada tahun 1957. Apalagi setelah kemerdekaan Malaysia mengalami berbagai macam permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain adanya persaingan antaretnis, keluarnya Singapura yang sebelumnya tergabung dalam Federasi Malaysia pada tahun 1965, pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Malaysia dan kemudian adanya konfrontasi dengan Indonesia 1953 yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno yang tengah bergelora dengan slogannya Ganyang Malaysia membuat pekerjaan Mahathir Mohamad semakin sulit. Melihat permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Mahathir Mohamad dengan gaya kepemimpinannya, dapat menjadikan Malaysia sebagai suatu negara maju dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana Peranan Mahathir Mohamad sebagai Bapak Modernisasi Malaysia (1981-2003). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana keterkaitan Mahathir Mohamad dalam modernisasi Malaysia tahun 1981-2003?. Agar permasalahan yang ada di penelitian ini tetap terfokus dan terkaji dengan baik, maka penulis membatasi permasalahan tersebut ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi Malaysia pada masa sebelum Mahathir Mohamad menjabat sebagai Perdana Menteri?

5 2. Bagaimana kebijakan-kebijakan politik, ekonomi, agama, pendidikan dan sosial budaya yang dikeluarkan Mahathir Mohamad dalam modernisasi Malaysia? 3. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi Mahathir Mohamad dalam memodernisasikan Malaysia? 4. Bagaimana kemajuan yang dicapai Malaysia setelah proses modernisasi yang dilakukan oleh Mahathir Mohammad? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Memperoleh gambaran mengenai kondisi Malaysia pada masa sebelum Mahathir Mohamad. 2. Menganalisis kebijakan-kebijakan politik, ekonomi dan sosial yang diambil oleh Mahathir Mohamad di Malaysia. 3. menganalisis kendala-kendala yang dikeluarkan Mahathir Mohamad dalam memodernisasikan Malaysia. 4. Mengekplorasi kemajuan yang dicapai Malaysia setelah proses modernisasi yang dilakukan oleh Mahathir Mohamad. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan sejarah terutama kajian mengenai peranan Mahathir Mohamad sebagai Bapak modernisasi Malaysia. Manfaat disusunnya penelitian ini adalah : 1. Mengenal tokoh dan pemikiran Mahathir Mohamad. 2. Memperkaya pemahaman mengenai salah satu tokoh intelektual di Malaysia. 3. Mengilhami masyarakat Indonesia untuk bagaimana menjadi sebuah negara modern yang berhasil. 4. Menambah literatur sejarah mengenai tokoh intelektual, khususnya di Jurusan Pendidikan Sejarah.

6 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi skripsi ini, adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan dipaparkan masalah dan alasan penulis mengkaji penelitian mengenai Peranan Mahathir Mohamad sebagai Bapak Modernisasi Malaysia tahun 1981-2003. Selain latar belakang pada bab 1 ini didalamnya terdapat beberapa sub bab yakni, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, akan memaparkan mengenai buku-buku ataupun sumber penelitian lainnya yang menjadi sumber utama penulis dalam melakukan penelitian mengenai Peranan Mahathir Mohamad sebagai Bapak modernisasi Malaysia tahun 1981-2003, yang dapat berupa buku maupun koran serta sumber internet yang telah dianggap relevan oleh penulis. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini penulis memaparkan mengenai metode atau proses yang dilaksanakan dalam melakukan penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis serta studi literatur dan studi dokumentasi dalam melakukan heuristik. Proses penelitian disesuaikan dengan Pedoman Penelitian Karya Ilmiah UPI dan berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Bab IV Modernisasi Malaysia di Bawah Kepemimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data dan fakta yang diperoleh selama penelitian dilakukan mengenai Peranan Mahathir Mohamad sebagai Bapak Modernisasi Malaysia. Dalam bab ini akan dipaparkan kondisi Malaysia pada masa sebelum Mahathir Mohamad, kebijakan modernisasi yang dilakukan oleh Mahathir Mohamad di Malaysia, kendalakendala yang dihadapi Mahathir Mohamad dalam memodernisasikan Malaysia. dan kondisi Malaysia setelah pemerintahan Mahathir Mohamad. Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini merupakan pembahasan terakhir di mana penulis memberikan suatu kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian penelitian. Interpretasi penulis ini disertai dengan análisis penulis dalam membuat kesimpulan atas jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan masalah. Selain itu, dalam bab ini juga

7 berisikan saran dari penulis yang diajukan kepada berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini.