Jurnal Politik Muda, Vol. 4 No. 1, Januari - Maret 2015, 93-99

dokumen-dokumen yang mirip
NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

Kekuasaan dan Wewenang. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN. selalu menjadi perdebatan terutama ditingkat elit politik. Desa merupakan insitusi

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

BAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

KEKUASAAN DAN WEWENANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Kekuasaan dan Kewenangan. IR. HJ. KHODIJAH,M.Si

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO

2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengakuan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat Menurut UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

Apakah kalian mempunyai saudara atau kakek dan nenek yang tinggal

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DESA CISUMUR. NOMOR 2, 2017 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. Penyelengaraan. Perawat. Jenazah. PERATURAN KEPALA DESA NOMOR 2 TAHUN 2017

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB III METODE PENELITIAN. karena lokasi ini terdapat komunitas Islam Aboge serta jumlah. keagamaannya bersama sama dan berkumpul bersama.

BAB I PENDAHULUAN. etnik Lampung selalu bekerja sama, tolong menolong, bergotong royong,

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, desa merupakan salah satu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya pelayanan tidak jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal ini terjadi

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik (bagian 1)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

P E R A T U R A N D A E R A H

No. Kegiatan Waktu Ket 1 Pembentukan Panitia 2 Maret 2018 Pemerintah Desa 2 Penyusunan Tatib 5-8 Maret 2018 Panitia. 9 Maret 2018

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERIODE DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

93 Kekuasaan Dan Wibawa Kepala Desa: Kajian Tentang Upaya Kepala Desa Memperoleh Dan Mempertahankan Kekuasaan Di Desa Watudandang Kecamatan Prambon Nganjuk Agatha Awwala Richa Email: agatha.richa@gmail.com Abstrak Penelitian ini berlokasi di desa Watudandang kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk. Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuasaan dan legitimasi Kepala Desa dengan membuktikan adanya faktor pendukung mendapatkan kekuasaan dengan melalui sumber-sumber kekuasaan dan pemanfaatannya yang bertujuan untuk memperoleh legitimasi masyarakat. Serta upaya dalam mempertahankan legitimasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana dalam memperoleh informasi maupun data menggunakan wawancara secara mendalam. Dalam penelitian ini penulis menemukan berbagai fakta yang berkaitan dengan kekuasaan kepala desa. Seseorang dapat memperoleh kekuasaan melalui sumber-sumber kekuasaan yang dimilikinya dan memanfaatkan karakteristik masyarakat untuk memperoleh kepercayaan. Kepercayaan dan sumber-sumber kekuasaan inilah merupakan cara untuk memperoleh legitimasi yang sah. Kata kunci: Kekuasaan, Sumber-sumber kekuasaan, legitimasi Abstract This research is located at desa Watudandang kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk. The objective of this research is to determine the power and legitimacy of the KepalaDesa to prove the existence of factor to gain the power through the sources of power and utilization which aims to gain public legitimacy.and then how to maintain legitimacy. The method wihichused in this research is a qualitative method wherein to obtain information and data using in-depth interviews. In this research the authors found various facts related to power the KepalaDesa. That someone can acquire the power through their sources of power and utilize the characteristics of the people to gain trust. Trust and sources of power are a way to obtain legal legitimacy. Keywords: The Power, The source of Power, Legitimacy

94 Pendahuluan Kekuasaan sangatlah penting untuk berbagai kepentingan baik itu kepentingan perseorangan maupun kepentingan kelompok. Dengan legitimasi maka seseorang dapat berkuasa sehingga dapat memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Untuk itu tidak sedikit individu yang menginginkan kekuasaan yang berlegitimasi. Salah satu cara untuk mempereloh kekuasaan yang berlegitimasi adalah dengan memiliki sebuah jabatan. Sebuah jabatan pada umumnya memiliki kekuasaan, namun besar kecilnya kekuasaan dapat diukur berdasarkan tinggi rendahnya suatu jabatan itu sendiri. Salah satu jabatan tertinggi yang ada di pemerintahan desa adalah kepala desa. Kepala desa merupakan jabatan tertinggi yang ada di pemerintahan desa. Tidak sedikit pula masyarakat yang berlomba-lomba dalam mendapatkan jabatan seorang kepala desa. Hal tersebut dapat dilihat dengan partisipan dan kandidat calon kepala desa. Untuk mendapatkan jabatan tersebut bahkan tidak sedikit pula calon yang menghabiskan dana hingga ratusan juta. Jabatan kepala desa atau lurah merupakan orang yang mempunyai kekuasaan yang sah menyangkut urusan desa. Kepala desa dipilih melalui pemilihan umum, disetujui oleh kecamatan dan akhirnya diangkat oleh kapubaten di bawah yurisdiksi pemerintahan provinsi. Tugasnya antara lain mengawasi proyek pembangunan, memelihara hubungan dengan otoritas yang lebih tinggi, dan menangani masalah-masalah yang peka mengenai keamanan dan pembinaan politik ( Antlöv, 2001: 108). Dalam mendapatkan jabatan kepala desa tersebut berbagai macam faktor dapat mendukung seseorang agar terpilih menjadi kepala desa. Mereka harus meyakinkan beberapa ribu masyarakat dengan berbagai macam sifat dan karakteristik. Untuk itu dalam perebutan kekuasaan calon-calon memiliki strategi-strategi khusus untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat. Namun di setiap daerah model perebutan kekuasaan desa berbeda-beda dan terkadang menggunakan cara-cara yang unik tergantung dengan karakteristik masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendikripsikan tentang faktor-faktor yang mendukung Kepala Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk dalam memperoleh kekuasaan. Dan juga mendiskripsikan bagaimana upaya kepala Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk dalam mempertahankan legitimasi yang dimilikinya. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. Dengan kata lain penelitian memberikan kontribusi secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang ilmu politik dalam memahami faktorfaktor pendukung dalam memperoleh kekuasaan serta upaya dalam mempertahankan legitimasi tersebut. Secara praktis berarti hasil penelitian diharapkan dapat mendiskripsikan fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi maupun bahan pelangkap untuk studi lanjutannya. Untuk pemerintahan Desa yang mencangkup Kepala desa dalam penelitian ini diharapkan dapat mempergunakan legitimasi yang diberikan masyarakat dan mengetahui akan pentingnya legitimasi yang telah diberikan masyarakat demi kebaikan bersama. Untuk masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran politik mulai dari tingkat desa. Serta agar dapat mengetahui pula pentingnya Legitimasi kekuasaan dari seorang pemerintah demi kepentingan masyarakat bersama. Hasil penelitian ini juga

95 memberikan manfaat langsung kepada kepada Penulis. Penulis mampu memahami praktik dalam mencari maupun mempertahankan kekuasaan. Selain itu hal ini akan menambah kecakapan penulis dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat yang akan berguna untuk kedepannya. Metode Penelitian Fokus penelitian terletak di desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Terkait dengan kekuasaan kepala desa yang difokuskan pada faktor pendukung atau kemenangan sehingga kepala desa saat ini mendapatkan kekuasaan dan bagaimana upaya kepala desa tersebut untuk tetap mempertahankan legitimasinya dan eksistensinya di dalam masyarakat. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisa faktor-faktor pendukung atau kemenangan Sajuli sehingga memperoleh kekuasaan serta menggambarkan dan menganalisa bagaimana upaya Sajuli dalam mempertahankan legitimasi yang dimilikinya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dimana peneliti mengamati fenomena yang terjadi dilapangan yang sifatnya menggambarkan dan menjabarkan temuan yang ada dilapangan, dan kemudian memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang. Penelitian diskriptif ini yaitu prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu berupa lisan atau tertulis dari seorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak dirubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus, 2009: 96). Peneliti secara sengaja mengambil sampling tersebut, karena dirasa mampu untuk mewakili jawaban penelitian yang diajukan melalui wawancara mendalam. Pembahasan Kekuasaan merupakan salah satu konsep yang sangat melekat pada dimensi kehidupan politik. Secara umum konsep politik meliputi lima pandangan (Gatara, 2009: 43). Kelima pandangan tersebut ialah Kebaikan bersama (klasik), Negara (Kelembagaan), Kekuasaan, Fungsionalisme, Konflik. Menurut pandangan politik berdasarkan Kekuasaan bahwa politik adalah segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan. Untuk memahami Kekuasaan Surbakti menguraikan beberapa konsep seperti influence, persuasion, manipulasi, coercion, force, dan authority (kewenangan). Dan berdasarkan temuan dan analisis data dipastikan bahwa kepala desa memiliki kekuasaan. Ahmad Sajuli memiliki pengaruh untukmempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela layaknya konsep influence. Beliau mempengaruhi orang lain secara sukarela untuk memperoleh kekuasaan yang absah yaitu legitimasi dengan menggunakan hak suara dalam Pilkades 2012. Selain itu Ahmad Sajuli juga dapat meyakinkan masyarakatnya untuk bergotong-royong dalam pembangunan jalan pertolongan desa yang ada di tiap-tiap RT.

96 Faktor kepala desa memperoleh kekuasaan Dalam kekuasaan di desa Watudandang. Sajuli yang merupakan kepala desa Watudandang memiliki sumber-sumber kekuasaan yang dipergunakan secara efektif sehingga mempengaruhi proses politik di desa Watudandang. Adapun sumber-sumber kekuasaan Sajuli dan menjadi faktor dalam memperoleh kekuasaan adalah Kekayaan dan Harta Benda, jabatan, keahlian, status sosial, popularitas pribadi, dan kemampuan pers. Faktor pertama ialah kekayaan maupun harta benda. Didalam kehidupan bermasyarakat kekayaan merupakan salah satu kunci dimana seseorang dapat diterima dan di segani. Sebagian besar masyarakat desa masih memandang kekayaan dan juga agama sebagai salah satu sebab mereka menghormati dan mengikuti orang tersebut. Dalam kasus Sajuli, beliau bukan merupakan tokoh religius di desa namun beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yang sering membantu tetangga dan juga warga yang sedang kesusahan baik secara materi maupun tidak. Sajuli dikenal sebagai Tuan Tanah yang bersahaja. Beliau memanfaatkan kekayaannya untuk memperoleh popularitas diri. Melalui kekayaannya tersebut beliau dapat membantu memberikan lapangan pekerjaan kepada beberapa warga yang bermukim tidak jauh dari rumahnya. Hal ini menciptakan hubungan patron-klien antara Sajuli dengan beberapa warga yang beliau pekerjakan. Hal ini pula yang menjadikan beliau dapat mempengaruhi proses politik yang ada di desa. Dalam pencalonannya sebagai kepala desa, beliau juga memanfaatkan kekayaannya untuk memperoleh suara. Beliau menjamu setiap tamu yang berkunjung kekediamannya. Beliau juga melakukan door to door sebagai strategi kampanye, dan untuk setiap kunjungan warga maupun door to door diperlukan dana kampanye yang tidak sedikit. Faktor kedua adalah jabatan dimana memegang peranan penting dalam sumber kekuasaan. Dalam sebuah jabatan terdapat sebuah kewenanagan sehingga memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat maupun dalam proses politik. Sebelum menjabat sebagai kepala desa Sajuli berprofesi sebagai polisi. Beliau dikenal kerap sekali membantu masyarakat yang memiliki permasalah terkait dengan kepolisian. Dengan profesi yang beliau miliki, beliau kerap sekali turut andil dalam proses politik yang ada di dusunnya. Termasuk dalam melestarikan tradisi bersih desa maupun pembangunan desa seperti perbaikan jalan. Setelah menjabat sebagai kepala desa beliau juga kerap sekali mempergunakan jabatannya untuk mempengaruhi proses politik yang ada di desa setempat yaitu dengan meminimalisir anggaran untuk pembangunan Jalan Pertolongan desa dengan gagasan gotong royong untuk membangun jalan pertolongan desa. Beliau selalu memonitori pembangunan Jalan Pertolongan tersebut dan tidak segan untuk turut serta. Dengan demikian banyak jalan-jalan kecil yang ada di desa Watudandang mudah untuk dilewati. Yang ketiga adalah keahlian yang merupakan salah satu daya tarik dari kekuasaan. Keahlian memegang peranan penting dalam mempengaruhi pola pikir maupun proses politik. Masyarakat awam akan lebih mempercayai dan mengikuti intruksi dari seseorang yang lebih berpengalaman dan ahli dalam bidangnya tanpa mereka sadari. Dalam kasus kepala desa Watudandang yaitu Sajuli. Beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yang dipercaya untuk pengobatan secara tradisional yaitu melalui pijat tradisional dan terapi bekam. Pada dasarnya beliau tidak membuka praktik pijat tradisionaldan bekam ini untuk komersil. Hal ini beliau tekuni hanya sekedar untuk membantu masyarakat yang mempercayakan pijat maupun bekam tradisional ini kepada

97 beliau. Dengan adanya keahlian yang beliau miliki ini banyak warga yang berkunjung sehingga menjadikan beliau cukup dikenal oleh masyarakat terlebih karena beliau tidak mengambil tarif untuk setiap warga yang datang. Keempat merupakan status sosial. Status sosial menjadi penting dan menjadi pengaruh utama dalam memperoleh kekuasaan. Di beberapa daerah di Indonesia status sosial sangatlah penting. Kasta Brahmana merupakan status sosial yang tinggi sehingga layak untuk mendapatkan jabatan yang tinggi pula. Di desa Watudandang, status sosial adalah berupa keturunan cikal bakal pendiri desa maupun keturunan daripada pamong desa terdahulu yang sangat dihormati oleh masyarakat. Walaupun secara status sosial bukan salah satu syarat untuk menjadikan seseorang dapat memegang kekuasaan namun hal ini masih menjadi bahan pertimbangan untuk memilih calon penguasa. Kelima adalah popularitas. Pada dasarnya masyarakat akan memilih seseorang yang mereka kenal, maupun mereka ketahui latar belakang ataupun kehidupan kesehariannya ketimbang memilih orang yang sama sekali tidak mereka kenali bahkan tidak pernah mereka jumpai. Untuk itu berbagai upaya dilakukan oleh para pelaku-pelaku politik dengan melakukan berbagai upaya agar mereka cukup dikenali oleh masyarkat sehingga tercapainya tujuan mereka yaitu memperoleh kekuasaan yang absah. Hal ini juga dapat dilihat ketika maraknya kampanye yang dilakukan dengan cara door to door. Dengan door to door diharapkan masyarakat akan lebih mengenal calon-calon penguasa sehingga mereka tidak akan segan memilih calon tersebut. Keenam adalah kemampuan pers. Hal ini menjadi penting ketika pers membentuk issue-issue, brita maupun kabar entah itu baik maupun buruk terhadap calon-calon penguasa sehingga akan mempengaruhi proses politik atau mempengaruhi perilaku politik individu. Untuk itu dalam masa kampanye akan sering simpatisan maupun warga berkumpul untuk mendiskusikan maupun membicarakan para calon penguasa terkait issue maupun berita-berita entah itu merupakan baik-buruk maupun benar-salah. Hal ini akan mempengaruhi pola pikir masyarakat maupun warga kepada calon penguasa tersebut dan juga dapat mempengaruhi mental para simpatisan sehingga pada dasarnya akan berpengaruh terhadap kekuasaan nantinya. Upaya kepala desa mempertahankan kekuasaan Secara singkat legitimasi merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan. legitimasi berkaitan dengan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin. legitimasi bukanlah suatu paksaan fisik melainkan sebuah pengakuan oleh masyarakat (yang dipimpin) terhadap kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Surbakti mengkelompokkan cara-cara untuk mendapatkan dan mempertahankan legitimasi yaitu simbolis, prosedural, dan materiil (Surbakti, 1984: 96). Secara simbolis penguasa menggunakan simbol-simbol yang bersifat ritualistik dan tradisionil untuk mendapatkan maupun mempertahankan legitimasi mereka. Salah upaya mereka adalah dengan mempertahankan tradisi maupun ritual yang sakral untuk mendapatkan kepercayaan masyarakatnya. Untuk mayaraat yang masih mempertahankan ajaran animisme dan mempertahankan tradisi seperti masyarakat abangan, priyayi maupun santri kolot upaya ini sangatlah efektif untuk memperoleh keparcayaan mereka. Namun untuk masyarakat santri, kiayai, masyarakat religius upacara maupun perayaan keagamaan

98 merupakan cara yang efektif untuk memperoleh kepercayaan masyarakat. Untuk itu simbol-simbol tersebut menjadi upaya penguasa dalam mendapatkan maupun mempertahankan legitimasinya. Secara materiil adalah dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan materiil kepada masyarkat seperti yang dikemukakan oleh Surbakti. Untuk itu dalam proses upaya mendapatkan Legtimasi dari masyarakat para calon penguasa berkampanye dan mengobral janji-janji untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Bahkan tidak sedikit calon-calon penguasa tersebut membekali para simpatisan agar apa yang menjadi tujuannya yaitu legitimasi bisa tercapai. Untuk mempertahankan legitimasinya para penguasa merealisasikan apa yang telah mereka janjikan berupa pemenuhan kesejahteraan warga seperti pembangunan maupun subsidi dan aliran bantuan untuk masyarakat kurang mampu. Hal inilah yang menjadi salah satu upaya kepala desa Watudandang untuk medapatkan dan mempertahankan legitimasinya. Pemilihan umum merupakan salah satu cara untuk mendapatkan maupun mempertahankan legitimasi. Dengan penyelenggaraan pemilihan umum maka dapat dipastikan bahwa pemerintahan seorang penguasa memilikilegalitas dan legitimasi dari masyarkatnya. Salah satu upaya untuk mendapatkan Legitimasi secara prosedural oleh kepala desa adalah dengan penyelenggaraan pemilihan kepala desa dan memenangkannya. Cara lain untuk mempertahankan legitimasi seperti yang dilakukan oleh para pemimpin adalah dengan membangun citra diri dan menjadi sosok yang ideal pemimpin bagi masyarakatnya. Untuk itu banyak tuntutan moral yang muncul dari masyarakat kepada pemimpin. Seperti yang ada dalam kepemimpinan Jawa dimana ada dua tipe pemimpin yaitu tipe pertama adalah pemimpin yang berorientasi moral dengan rasa tanggung jawab kemasyarakatan yang tinggi. Pemimpin yang seperti itu akan merasa risau karena mereka merupakan hasil pilihan dan mereka dibentengi oleh ekspos public, dan mendapat berkah moralitas. Lalu tipe yang kedua adalah pemimpin yang orientasinya ke atas dan keluar. Pemangku yang seperti itu ditetapkan dengan mandat resmi, dibebani dengan tugas-tugas administratif dan tertarik karena akses terhadap sumber daya Negara. Tipe pemimpin yang seperti itu biasanya tertarik untuk memperkaya diri setelah ia menjabat dan mengesampingkan tuntutan moral seorang pemimpin. Penutup Faktor yang mendukung kepala desa dalam memperoleh kekuasaannya adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber kekuasaan yang ada. Kepala desa Watudandang yaitu Sajuli merupakan salah satu tokoh masyarakat di desa yang memanfaatkan sumbersumber kekuasaan yang ada diantaranya adalah Popularitas Pribadi, beliau membangun popularitas pribadi jauh sebelum mencalonkan diri sebagai kepala desa dan tanpa disadari hal ini menjadi keuntungan besar atas pencalonannya. Kekayaan dan Harta benda, tidak semua orang memiliki kelebihan berupa harta. Sajuli memiliki kekayaan yang lebih dibandingkan beberapa warganya, namun hal ini tidak membuatnya untuk bertindak serta merta. Beliau secara dermawan membantu tetangga dengan memberikan pekerjaan maupun untuk sekedar beramal. Hal ini menjadikannya orang yang dermawan dimata sebagian masyarakat desa. Keahlian, Sajuli memiliki keahlian khusus yaitu pijat tradisional. Beberapa masyarakat khususnya masyarakat yang tidak memiliki biaya untuk berobat lebih memilih pijat tradisional kepadanya. Beliau tidak memasang tarif dan bahkan menolak tarif untuk warga yang datang kepadanya.

99 Status Sosial, status sosial terkadang menjadi sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Di dalam kebiasaan masyarakat jawa dalam memilih menantu akan mempertimbangkan bobot, bibit dan bebet, hal ini juga berlaku dalam memilih calon penguasa. Sajuli merupakan kelurga dari mbah Lurah terdahulu yaitu Kepala desa terdahulu yang telah lama menjabat sebagai kepala desa hingga akhir rakyatnya. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan warga dikarenakan mereka menghormatinya. Jaringan Relasi, Sajuli memiliki jaringan relasi yang tersebar di desa Watudandang. Keluarga Sajuli hamper ada pada setiap dusun yang ada di desa Watudandang. Jaringan keluarga inilah yang menjadi patronase-patronase dalam pencalonan Sajuli. Dan dalam mempertahankan legitimasinya Sajuli melakukan berbagai upaya diantaranya adalah dengan mempertahankan tradisi yang ada di masyarakat. Seperti tradisi bersih desa, selametan maupun pengajian. Dengan mempertahankan adanya tradisi di dalam masyarakat dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat tersebut Sajuli menjaga eksistensinya dalam masyarakat. Melalui pembangunan desa. Sajuli secara aktif merealisasikan beberapa pembangunan desa usulan warga sejak beliau menjabat sebagai kepala desa. Atas pembangunan tersebut beliau membangun citra diri bahwa merupakan kepala desa yang merealisasikan janji-janji kampanyenya. Upaya ketiga ialah dengan melaksanakan tuntutan moral dari seorang kepala desa. Seorang pemimpin desa dapat dinilai pula berdasarkan tutur dan adabnya. Masyarakat menganggap seorang pemimpin merupakan seorang bapak bagi masyarakat. Untuk itu masyarakat secara tidak langsung menuntut seorang pemimpin untuk bertindak secara dermawan dan selalu iba dengan masyarakatnya. Daftar Pustaka Antlöv, Hans. 2001.Kepemimpinan Jawa: perintah halus, pemerintah otoriter. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Budiardjo,Miriam.1984.Aneka pemikiran tentang kuasa dan wibawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan Budiardjo,Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gatara, Sahid. 2009. Ilmu Politik Memahami dan Menerapkan. Bandung: CV. Pustaka Setia Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogjakarta: PT Gelora Aksara Pratama Kartodirdjo,Sartono(editor). 1989. Kepemimpinan dalam dimensi sosial. Jakarta:LP3ES Nordholt,Nico Schulte. 1983.Ojo Dumeh: Kepemimpinan Lokal Dalam Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Quarles,Philip. 1988. Kepemimpinan lokal dan implementasi program. Jakarta: Gramedia Surbakti,Ramlan.1984. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia