BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Annisa Karima Ramadhanti, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

2014 PROFIL KECEPATAN TENDANGAN IDAN DOLLYO CHAGI PADA ATLET TIM TAEKWONDO UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB II TINJAUAN TEORETIS. Tae kwon do adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. 2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam

2015 PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Taekwondo merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

PENGARUH LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP HASIL TEMBAKAN ATLET MENEMBAK RIFLE JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

ASPEK PSIKOLOGI DALAM OLAHRAGA SENAM. Oleh Helmy Firmansyah

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KUDA-KUDA PANJANG DAN PENDEK PADA KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI SISWA EKSTRAKURIKULER TAE KWON DO SMP N 2 GAMPING

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tae Kwon Do adalah salah satu cabang olahraga yang. termasuk ke dalam kategori seni bela diri prestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

PENGARUH GAYA STRADLE TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DWI HURIGI PADA BELADIRI TAEKWONDO JURNAL. Oleh ZIKO FAJAR RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB II KAJIAN TEORETIK. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae yang berarti kaki, kwon

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bola basket merupakan cabang olahraga yang mulai dikenal di Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN.. iv. PRAKATA... vi. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu :Tae yang berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara di kancah International. Nama-nama besar kini telah lahir seperti Ferry

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

KONTRIBUSI SIKAP DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE KORYO ATLET TAEKWONDO KOTA TASIKMALAYA

2015 PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGEKSEKUSI PENALTI DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN AGILITY ANTARA PEMAIN BADMINTON GANDA PUTRA DAN BOLA VOLI PUTRA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

STUDI STATUS KONDISI FISIK ATLET TAEKWONDO USIA TAHUN PADA DOJANG SE-KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu : Tae yang berarti kaki, Kwon yang berarti tangan, serta Do yang berarti seni atau cara mendisiplinkan diri, bila diartikan secara sederhana Taekwondo merupakan seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik dan tangan kosong (Suryadi:xv), selain itu Teakwondo ialah olahraga beladiri yang tidak mengutamakan aspek fisik semata seperti keahlian dalam pertarungan melainkan juga sangat menekankan sikap disiplin mental (Suryadi:xv) Taekwondo sendiri memiliki beberapa materi dalam latihan, diantaranya Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri. Sedangkan menurut World Taekwondo Federation (WTF, 2009) : Taekwondo can be characterized by unity: the unity of body, mind, and life, and the unity of the pose (poomsae) and confrontation, and cracking

2 down. When you do Taekwondo, you should make your mind peaceful and synchronize your mind with your movements, and extend this harmony to your life and society. This is how in Taekwondo the principle of physical movements, the principle of mind training, and the principle of life become one and the same. On the other hand, the right poomsae lead to the right confrontation, which will eventually produce great destructive power. Taekwondo mencakup suatu kesatuan: kesatuan tubuh, pikiran dan kehidupan dan satu kesatuan gerakan (poomsae) dan konfrontasi dan tindakan. Ketika Anda melakukan Taekwondo, maka Anda harus membuat pikiran anda nyaman sehingga gerak dapat tersinkronisasi degan baik, dan memperluas harmoni ini untuk kehidupan Anda dan masyarakat, dalam Taekwondo prinsip gerakan fisik, prinsip pelatihan pikiran, dan prinsip hidup menjadi satu dan sama. Di sisi lain, poomsae yang tepat mengarah ke konfrontasi yang tepat, yang pada akhirnya akan menghasilkan daya destruktif besar. Merujuk pada pernyataan diatas, peranan Taekwondo mencakup dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental maupun watak yang semakin lama semakin memegang peranan penting.sehingga penampilan atlet pada dasarnya terbentuk dari berbagai faktor, seperti: aspek dasar-dasar fisik, aspek kesehatan, aspek psikologis, dan aspek keterampilan. Kriteria fisik yang sesuai standar dengan cabang olahraga akan membuat penampilan atlet optimal, apabila fisik atlet dalam kondisi sehat, atlet akan mampu melakukan gerakan sesuai kehendaknya, apabila atlet memiliki daya juang dan sekaligus kemampuan kognitif yang baik, maka atlet akan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam kompetisi, dan yang terakhir, tidak ada kemampuan berolahraga tanpa latihan, karena dengan latihan itu ketrampilan baru dapat terbentuk. Menurut Nasution (2012) untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga atlet dapat berlatih dan bertanding dengan semangat tinggi,

3 dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalahmasalah non teknis atau masalah pribadi, salah satu jenis pelatihannya yaitu latihan imajeri (mental imagery) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Manfaat dari latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru; memperbaiki suatu gerakan yang salah atau belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, dan latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Sedangkan menurut Aju Juana selaku pelatih atlet Taekwondo kota Cimahi, atlet cenderung cemas ketika akan menghadapi sebuah kompetisi yang ada, hal ini akan sedikit demi sedikit teratasi dengan adanya pengalaman, jam terbang yang cukup banyak dilalui oleh atlet. Fokus atlet terutama atlet top bukan lagi mengenai nyali atau perasaan akan rasa takutnya sediri, tetapi bagaimana cara atlet tersebut mampu mendapatkan point sebagai suatu target yang harus atlet capai dan mereka merasa malu bila terkalah, atlet yang baik merupakan atlet yang memiliki keseriusan dalam mengikuti latihan, seperti teknik, sparring partner, pola permainan, keyakinan dirinya akan memenagkan suatu pertandingan tanpa menyepelekan lawannya. Pernyataan diatas menyatakan bahwa Atlet sering kali merasa cemas, kecemasan itu sendiri menurut Weinberg (2007:78) sebuah perasaan negatif yang memiliki ciri gugup, rasa gelisah, ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, dan terjadi pergerakan dalam tubuh. Kecemasan memiliki dua komponen, yaitu kecemasan kognitif (cognitive anxiety) yang ditandai dengan rasa gelisah dan ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, sedangkan yang kedua yaitu kecemasan somatik (somatic anxiety) yang ditandai dengan ukuran fisik seseorang, untuk mengimbangi hal tersebut tentunya selain latihan fisik, pelatihan mental imagery ini baik bagi seorang atlet dalam menunjang aktifitasnya terutama dalam meningkatkan keyakinan dirinya, karena pada dasarnya keyakinan itu akan tercipta jika seseorang itu meyakininya, self-efficacy sendiri merupakan

4 keyakinan seseorang dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, tentunya dalam pelatihan mental imagery memiliki teknik tersendiri dalam penyampaiannya, salah satunya menggunakan teknik self-talk, atlet harus membuat kata-kata positif pada dirinya sendiri, dengan meyakinkan dirinya akan kemampuan yang dimiliki, sehingga mampu mereduksi kecemasan dan fokus pada tugas yang diberikan untuk menggapai prestasi. Penelitian ini tentunya membutuhkan dukungan agar dapat terlaksana dengan baik, berikut beberapa penelitian yang menyatakan bahwa imagery dapat meningkatkan keyakinan diri hal tersebut: (Mammasis dan Doganis : 2004) bahwa imagery juga telah digunakan sebagai teknik intervensi untuk meningkatkan kepercayaan diri, Selanjutnya Nordin et al. (2006) atlet menggunakan imagery sebagai motivasi umum, penguasaan kepercayaan diri dan ketangguhan mental, atlet tingkat tinggi lebih banyak menggunakan imagery secara sengaja. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzee et al. (2009) ini pada perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 5-25 tahun, dan beberapa olahraga yang diteliti antara lain futsal, netball, badminton, hockey dan volleyball, menghasilkan kesimpulan, sebagai berikut : Result showed that there are relationships between the imagery skill and copingstrategies where two of these skills affect the sport performance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keterampilan imagery dan mengatasi strategi di mana dua dari keterampilan ini mempengaruhi kinerja olahraga. Menurut Short et al.(2005), jika seseorang menggunakan imagery maka kemampuannya akan lebih baik lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa keberhasilan dalam menggunakan imagery adalah suatu mediator yang menghubungkan antara ability imagery dan penggunaan imagery cognitive, semakin banyak atlet yang percaya diri mengenai kemampuan mereka untuk menggunakan gambar tertentu, mereka semakin cenderung untuk menggunakannya. Lebih khusus, menghasilkan korelasi tertinggi

5 antara penggunaan imagery dan keberhasilan, keyakinan dalam menggunakan imagery. Penelitian yang dilakukan oleh Wakefield dan Smith (2009: 5) mengemukakan bahwa kebanyakan partisipan yang mengikuti penelitian ini mempercayai bahwa imagery membantu mereka dalam menembak bola dan menyelasaikan tugasnya. Berikut penuturannya berdasarkan self report subjek penelitian : the most positive thoughts about the usefulness of the imagery and responses included items such as I found the straight shot to be more successful in the post-test because I was more confident with it because of the imagery and I think I improved most at the marking condition because it was exactly the same action as the imagery, but was also realistic. Pikiran yang paling positif mengenai kegunaan imagery sendiri berikut pernyataanya saya mampu melakukan tembakan yang lurus lebih sukses dari yang sebelumnya, saya lebih percaya diri karena menggunakan imagery dan saya pikir membuat kondisi menjadi lebih baik karena imagery membuat gerakan yang sama dengan yang dibayangkan, nampak realistis. Beberapa penelitian diatas menunjukan bahwa imagery dapat berguna bagi seseorang selain sebagai suatu perilaku koping tentunya imagery dapat meningkatkan keyakinan diri dan kepercayaan diri untuk menunjang kinerja olahraga, namun dalam penelitian yang diakukan oleh Afsanepurak et al. (2012) menemukan bahwa kombinasi dari self-talk (baik positif maupun negatif) dan mental imagery (baik positif maupun negatif) tidak mempengaruhi self-efficacy pada remaja. Dengan adanya perbedaan ini maka peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pelatihan Mental Imagery dalam Meningkatkan Self-Efficacy pada atlet Taekwondo, selain itu Taekwondo juga merupakan suatu olahraga yang tidak hanya menggunakan kesiapan fisik saja, namun menggunakan kesiapan secara psikologis.

6 1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Pelatihan Mental Imagery dalam meningkatkan self-efficacy atlet Taekwondo Kota Cimahi. Beberapa hal yang akan menjadi fokus penelitian : Apakah mental imagery dapat meningkatkan self-efficacy atlet Taekwondo? Apakah penting mental imagery bagi atlet Taekwondo? Apakah mental imagery dengan menggunakan teknik selftalk dapat meningkatkan self-efficacy? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh mental imagery bagi seorang atlet Taekwondo dalam meningkatkan keyakinan diri nya. 2) Mengeksplorasi pentingnya mental imagery bagi atlet. 3) Untuk mengetahui apakah teknik self-talk dalam mental imagery dapat meningkatkan self-efficacy 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perkembangan ilmu psikologi dan Sport Science. Memberitahukan bahwa pentingnya mental imagery diterapkan untuk menunjang aktifitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari bagi atlet untuk membangun pikiran yang

7 lebih postif dan membangun keyakinan diri yang dapat menghasilkan suatu keyakinan diri, coping behavior dan kepercayan diri. 2) Manfaat Praktis Bagi atlet mengetahui pentingnya Mental Imagery untuk meningkatkan kepercayaan diri, performa diri dalam meningkatkan prestasi. Bagi Pelatih mampu mengembangkan Mental Imagery dilingkungan training centre atlet, baik atlet amatir maupun atlet yang sudah memiliki jam terbang lebih banyak. 1.5 Asumsi Mental imagery menunjuk pada suatu proses mental yang terjadi ketika seseorang membayangkan suatu objek, peristiwa atau pengalaman gerak tertentu melalui multi modalitas seperti visual, auditorial, kinestesik, dan lainlain. Self-efficacy menurut Avey et al. (2009) ialah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk berhasil melaksanakan tugas dan dalam konteks tertentu. Dengan demikian tentunya seorang atlet yang mempraktekan mental imagery untuk mendapatkan visualiasi secara lebih jelas untuk mengasah teknik, kemampuan berolahraganya dan mampu menimbulkan keyakinan terhadap dirinya sendiri, ini ditunjang oleh pernyataan (Hidayat, 2010:211) : imajeri mental dalam belajar gerak dan penampilan olahraga menjadi sangat penting sebab dapat digunakan sebagai latihan suplemen disela-sela waktu menunggu giliran lathan sebenarnya, terutama jika keadaan kelas terlampau padat, melati kemampuan kognitif siswa, mempercepat proses

8 penguasaan keterampilan gerak dan pembentukan respon gerak yang lebih akurat, dan memberikan dampak implikatif pada pengembangan aspekaspek psikologis seperti meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, meminimalisisr kecemasan, memprogram tujuan, dan lain-lain. Studi menunjukkan mental imagery dapat membantu atlet untuk lebih membangun percaya diri dalam kaitannya dengan kinerja. Kendall et al. (1990). Mental Imagery dapat meningkatkan beberapa hal seperti performa, kepercayaan diri, keyakinan diri, mengurangi kecemasan yang terjadi pada atlet sebelum pertandingan, saat pertandingan dan sesudah pertandingan. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Guna melengkapi keseluruhan pembahasan penelitian ini, penulis akan membaginya dalam beberapa bab, sebagai berikut: 1. Bab I akan membahas pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,manfaat penelitian, asumsi, serta struktur organisasi skripsi. 2. Bab II akan membahas landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu teori mental imagery, dan teori self-efficacy. 3. Bab III akan menguraikan secara singkat metode penelitian yang berisi lokasi dan partisipan penelitian, metode penelitian, desain eksperimen, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, tahapan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, dan metode analisis data penelitian. 4. Bab IV mengemukakan hasil penelitian yang meliputi tahap analisis data serta pembahasannya. 5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan diakhiri dengan saran yang dikemukakan dari hasil maupun pelaksanaan penelitian ini.