HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI DESA KAKARA B KECAMATAN TOBELO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA UTARA RELATIONSHIP FAMILY SUPPORT WITH INDEPENDENT ELDERLY VILLAGE OF DAILY LIVING SUB KAKARA B TOBELO SELATAN WEST DISTRICT Jein Christine. Samalagi 1), Rooije R. H. Rumende 2), Peekie Rondonuwu 2) 1) Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon 2) Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia ABSTRACT.. As, individualy, the aging process could raise some problems, physically, biologic, and social economic. The decay of social role causes problem in earning needs, thus make an individual must depend to other people. At the old age, elder are expected to be primarily dependent, but aging have complex issues that make it hard to live alone and have to rely on others for needs.the purpose of this research is to prove that there is relation of family support manage in activity daily living of old age at village Kakara B district Tobelo Selatan regency Halmahera Utara. The method used in this research is cross sectional. The population are every elder living in village Kakara B district Tobelo Selatan regency Halmahera Utara, 46 people. The sample who qualified to the inclusive criteria are 46 people. In the result found that there is relation of family support in acivity daily living of old age at village Kakara B district Tobelo Selatan regency Halmahera Utara based to Spearman Rho with the significantly result of (p=0,00). The conclusion of this research is that family support is very important to elderly self manage. Keywords: Family, Elderly, Self Manage ABSTRAK Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang membutuhkan bantuan orang lain. Pada lanjut usia diharapkan tetap mandiri secara primer, namun karena bertambahnya usia dan mempunyai masalah yang kompleks sehingga mengalami penurunan kemandirian dan meningkatkan ketergantungan lansia kepada orang lain dalam mencukupi kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga dengan seharihari di Desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lanjut Usia yang berada di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara berjumlah 46 orang, dengan jumlah sampel 46 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam hasil penelitian didapatkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara berdasarkan Spearman Rho (uji kolerasi) didapatkan signifikansi (p=0,00). Dari hasil penelitian ini disimpulkan dukungan keluarga sangat penting dalam kemandirian seseorang di Usia Lanjut. Kata kunci: Keluarga, Lansia, Mandiri 206
PENDAHULUAN. Dalam perjalanan hidup manusia, proses menua merupakan hal yang wajar dan akan dialami oleh semua orang yang dikarunia umur panjang. Secara individu pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang membutuhkan bantuan orang lain (Nugroho, 2008). Pada lanjut usia diharapkan tetap mandiri secara primer, namun karena bertambahnya usia dan mempunyai masalah yang kompleks sehingga mengalami penurunan kemandirian dan meningkatkan ketergantungan lansia kepada orang lain dalam mencukupi kebutuhannya (Roger, 2003). Jumlah penduduk Lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun ( DepKes RI, 2006). Salah satu ciri kependudukan abad 21 adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia di seluruh dunia mencapai 426 juta atau sekitar 6,8 % total populasi. Jumlah ini diperkirakan akan mencapai peningkatan dua kali lipat pada tahun 2025 di mana terdapat 828 juta lansia yang menempati 9,7 % populasi (Population studies No. 122, New York 1991). Peningkatan jumlah lansia ini terjadi baik di Negara maju maupun Negara sedang berkembang. Peningkatan penduduk lansia di Negara maju tampak relatif lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara berkembang. Namun demikian lansia di Negara berkembang secara absolut lebih banyak dibandingkan dengan di negara maju. Penduduk lansia di Indonesia menunjukkan peningkatan absolut maupun relatif. Kalau pada tahun 1990 jumlahnya hanya sekitar 10 juta maka pada tahun 2020 jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi 29 juta, dengan peningkatan dari 5,5 % menjadi 11,4 % (BPS, Sensus Penduduk; Penduduk Indonesia 1990-2020). Dari data yang diperoleh pada bulan November dari buku Register Puskesmas Kupa-kupa kecamatan Tobelo Selatan, jumlah keseluruhan dari lanjut usia desa Kakara B adalah 46 orang.tingkat pemenuhan kebutuhan lanjut usia, tergantung pada diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lansia mengalami tingkat ketergantungan yaitu; status kesehatan, depresi, dan lingkungan (karena ada keluarga/ teman yang dapat membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukannya (Nugroho, 2000).83% (baik), evaluasi keperawatan 84% (baik), catatan askep 91% (baik), rata-rata 83% kualifikasi baik (angka kendali nasional 75%). Mandiri adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau penyakit. Mandiri juga dikatakan merawat diri sendiri atau merawat diri dan dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). AKS ADL pekerjaan rutin sehari-hari seperti halnya ; makan, minum, mandi, berjalan, tidur, duduk, BAB, BAK, dan bergerak.karakteristik yang paling utama dari proses menua adalah makin kehilangan kemandirian atau meningkatnya ketergantungan. Ketergantungan ini dapat bersifat structural (sosiologi), fungsional/ fisik, dan, ketergantungan dalam perilaku (psikologis). Ketergantungan juga merupakan multidimensional, meliputi ketergantungan mental, fisik, ekonomis, emosional, dan kognitif. Ketergantungan pada suatu demensi dapat mempunyai dampak terhadap ketergantungan pada dimensi lain, tetapi bisa juga berdiri sendiri. Orang bisa tergantung secara fisik, tetapi tidak secara psikologis (Stanley, 2006). Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi lansia, apabila terjadi sesuatu permasalahan maka keluarga merupakan tujuan pertama lansia untuk meminta pertolongan. Setelah itu teman dan tetangga sedangkan tempat pelayanan sosial merupakan pilihan terakhir. Dukungan keluarga terhadap lansia antara lain 1) Dukungan yang bersifat informasi, 2) Dukungan penilaian, 3) Dukungan emosional, 4) Dukungan instrumental, (Nugroho, 2008). Ketika keluarga tidak menjadi bagian kehidupan seseorang yang telah lansia, umumnya menyebabkan orang tersebut tidak 207
METODELOGI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan teknik menggunakan teknik sampling yaitu total sampling. Populasi penelitian berjumlah 46 orang dan yang memenuhi kriteria sampel berjumlah 46 orang. Variabel penelitian terdiri atas variabel independen yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data lansia yang berada di desa kakara B kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara dari tanggal 18 Maret-1 April 2013. Penelitian ini menggunakan uji statistik spearman rho. PEMBAHASAN. Tabel 1. Demografi Responden. Jenis Kelamin n % Laki-laki 16 34,8% Perempuan Total Umur 60-70 tahun 71-80 tahun 30 65,2% 46 100% 81-88 tahun 7 15,2% Pendidikan 22 47,8% 17 37% SD SMP SMA PT Total Pekerjaan Wiraswata PNS Petani DLL 22 47,8% 9 19,6% 11 23,9% 4 8,7% 46 100% 1 2% 11 24% 34 74% 0 0 Total 46 100% Status Perkawinan n % Kawin 18 39,1% Janda/duda 28 60,9% Tdk Kawin 0 0 208
Distribusi responden berdasarkan data demografi di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara.Tabel 1 menunjukkan bahwa data demografi responden dari 46 responden didapatkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yakni 30 orang (65,2%). Responden paling banyak berumur 60-70 tahun yakni 22 orang (47,8%) dan pendidikan terakhir responden paling banyak hanya tamat SD yakni 22 orang (47,8%). Mayoritas responden juga telah berstatus janda/duda yakni 28 orang (60,9%). Analisa Univariate. Tabel 2.1 Gambaran Responden Menurut Dukungan Keluarga. Variabel Dukungan Keluarga Katego n % ri Baik 26 56,5% Cukup 16 34,8% Kurang 4 8,7% Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga Tabel 2.1 menunjukkan bahwa untuk variabel dukungan keluarga paling banyak responden memberikan penilaian pada kategori baik yakni 26 orang (56,5%), sedangkan pada kategori cukup yakni 16 orang (34,8%) dan kategori yang kurang yakni 4 orang (8,7%). Tabel 2.2 Gambaran Responden Menurut Kemandirian Lansia Variabel Kemandiria n Lansia dalam pemenuha n Aktivitas sehari-hari Katego n Presenta ri se Baik 26 56,5% Cukup 16 34,8% Kurang 4 8,7% Distribusi responden berdasarkan Kemandirian Lansia Tabel 2.2 menunjukkan bahwa untuk variabel sehari-hari paling banyak responden memberikan penilaian pada kategori baik juga Duku ngan Kelua rga B ai k Baik 20 43, 48 Cuku 6 13, p 05 Tabel 3. Analisa Bivariate % Cu kup Kemandirian Lansia 6 13, 05 10 21, 73 % Kur ang 0 % n % 2 6 0 1 6 56, 53 34, 78 209 yakni 26 orang (56,5%), sedangkan pada kategori cukup yakni 16 orang (34,8%) dan pada kategori kurang yakni 4 orang (8,7%). Kura ng 0-0 - 4 8. 69 Total 26 56, 16 34, 4 8, 53 78 69 Signifikansi (p) = 0,00 Spearman rho (r) = 0,580 4 8,6 9 4 10 6 0 Tabel.3.merupakan tabulasi silang dari kedua variabel yang menunjukkan bahwa responden yang menilai dukungan keluarga yang baik dengan menilai kemandirian lansia baik sebanyak 20 orang (43,48%), sedangkan cukup sebanyak 6 orang (13,05%).
Responden yang menilai dukungan keluarga yang cukup dengan menilai kepuasan klien cukup sebanyak 10 orang (21,73%). Hasil uji statistik kedua variabel yakni variabel dukungan keluarga dan variabel kemandirian lansia menggunakan uji statistik spearman rho dengan nilai signifikansi α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,00 berarti p < 0,05 sehingga ada hubungan antara dukungan keluarga dengan sehari-hari di desa Kakara B di kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara. Didapatkan pula koefisien korelasi (r) = 0,580 yang berarti tingkat hubungan kedua variabel adalah positif atau dukungan keluarga sudah baik dan diikuti pula kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari yang baik pula. Dukungan keluarga dalam penelitian ini termasuk dalam kriteria dukungan keluarga yang tinggi, sehingga berdampak pada kemandirian lansia yang baik kemandirian dalam aktivitas sehari-hari misalnya makan, berpakaian dan masalah eliminasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa jika dukungan keluarga yang tinggi terhadap lansia maka kemandirian lansia akan menjadi baik. Hal ini di dukung dengan teori bahwa keluarga berperan penting dalam kehidupan lansia, terutama jika terjadi perubahan fisik lansia atau fungsi mental. Anggota keluarga secara umum terlibat dalam pengambilan keputusan tentang situasi kehidupan lansia, rencana untuk pelayanan social dan perawatan kesehatan dan pemberian perawatan. Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi lansia, apabila terjadi sesuatu permasalahan maka keluarga merupakan tujuan pertama lansia untuk meminta pertolongan. Setelah itu teman dan tetangga sedangkan tempat pelayanan social merupakan pilihan terakhir (Nugroho, 2008). Asumsi peneliti bahwa dukungan keluarga akan meningkat dipengaruhi oleh : Kedekatan antara keluarga dengan lanjut usia Dengan adanya kedekatan antara keluarga dengan lansia merupakan salah satu faktor meningkatnya dukungan keluarga sehingga sehari-hari pun meningkat. Adanya hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia juga didukung oleh salah satu faktor demografi dimana dari data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (65%), dimana seorang perempuan atau ibu biasanya lebih dekat dengan anak-anak atau anggota keluarga yang lain, berbeda dengan seorang laki-laki biasanya selalu sibuk dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga hubungannya tidak terlalu dekat dengan anggota keluarga. Wanita sesuai dengan citra dirinya yang memiliki sikap kelembutan, ketelatenan dan tidak adanya unsure sungkan untuk minta dilayani (Herwanto, 2002). Menurut peneliti, kedekatan antara lanjut usia dengan keluarga akan dibuktikan dengan seberapa dekat ikatan emosi yang terjadi. Biasanya ikatan keluarga sebagai anak akan menyebabkan dukungan emosi ini akan menjadi tinggi. Biasanya ikatan keluarga sebagai anak akan menyebabkan dukungan emosi ini akan menjadi tinggi, namun jika hanya terbatas pada hubungan yang merupakan keturunan ke tiga (cucu) maka hubungan ini hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan yang biasa saja atau dalam kategori cukup Pendapat peneliti di dukung oleh pendapat Friedman (1998) bahwa dukungan emosional menyebabkan dukungan kasih sayang antara lanjut usia dengan keluarga. Menurut Chaplan (1976), dukungan emosional merupakan keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Tingkat Pendapatan Keluarga Tingkat pendapatan keluarga juga merupakan salah satu faktor yang meningkatkan dukungan keluarga, juga didukung dengan salah satu faktor demografi dimana dari data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan status perkawinan yaitu,janda/duda (61%). Lansia yang telah berstatus janda/duda akan terpenuhi seluruh kebutuhannya karena keluarga hanya memenuhi kebutuhan 1 orang saja, berbeda dengan lansia yang masih berstatus kawin karena keluarga akan memenuhi kebutuhan untuk 2 orang dan otomatis kebutuhan itu lebih besar dibanding dengan kebutuhan lansia dengan status janda/duda. Menurut peneliti, pendapatan keluarga akan berdampak pada kelangsungan ekonomi keluarga untuk menunjang lanjut usia. Jika kebutuhan yang ada lebih besar dari pada pendapatan, pastilah akan mendapatkan beberapa prioritas terhadap pengeluaran untuk kebutuhan lanjut usia. Pendapat peneliti didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Friedman (1998) bahwa dukungan keluarga dalam bentuk dukungan instrumental merupakan sarana utama dalam menunjang kebutuhan lanjut usia. Menurut Chaplan (1976), dukungan instrumental adalah merupakan keluarga menjadi sumber pertolongan praktis dan kongkrit. 210
KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga pada lansia di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara yang terbanyak pada kategori baik yaitu 26 orang (56%).Hasil penelitian menunjukkan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara yang terbanyak pada kategori baik.hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara.Hasil penelitian ini bisa memberikan masukkan bagi anggota keluarga sehingga dapat menambah khasana ilmiah tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Fakta yang ditemukan dari penelitian ini menyatakan bahwa keluarga sebagai bagian dari lansia, sehingga keluarga tetap diharapkan menjadi support system yang utama menjadi hidup lansia yang sejahtera.hasil penelitian ini bisa memberikan masukkan bagi desa Kakara B bawha pentingnya dukungan keluarga bagi sehari-hari, makin mendapat acuan yang jelas dari hasil penelitian ini. Praktik keperawatan pada kelompok khusus masyarakat, haruslah memperhatikan aspek keluarga untuk mencapai tujuan perawatan yang telah ditentukan Tenaga kesehatan dapat langsung menerapkan hasil penelitian ini, karena secara ilmu keperawatan khususnya keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga, hasil ini sudah memberi masukan yang berarti, walaupun masih perlu pengembangan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA. Bailon Maglaya (1997). Perawatan Kesehatan Keluarga Sebagai Suatu Proses. Jakarta Darmojo & Martono (2004). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Friedman M.M (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Ed.3. Jakarta : EGC Jhonson L & Leny R ( 2010 ). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika. Kusumoputro, Sidiarto (2006). Old Age or Diseased; Proses Otak Menjadi Tua. UI Press. Jakarta. Nugroho Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. EGC: Jakarta. Nugroho H.W (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Ed.3.Jakarta : EGC. Roger Watson (2003). (Alih Bahasa Musri). Perawatan Pada Lansia. EGC: Jakarta Stanley M (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed. 2, EGC : Jakarta Setiadi (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Ed.1.Yogyakarta : Graha Ilmu 211