RELATIONSHIP FAMILY SUPPORT WITH INDEPENDENT ELDERLY VILLAGE OF DAILY LIVING SUB KAKARA B TOBELO SELATAN WEST DISTRICT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

IRMA MUSTIKA SARI J

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly)

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA JIMBARAN KECAMATAN KUTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA LANSIA DI DUSUN BIBIS LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN AKTIVITAS FISIK LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA TOMAHALU HALMAHERA UTARA TAHUN 2015

Heni Maryati 1, Achmad Fatoni 1, Hexawan T 2 Program Studi D3 Perawatan STIKES Pemkab Jombang Puskesmas Tapen Kabupaten Jombang ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

Aspek Biologis Lansia Di Uptd Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Dan Desa Lubuk Sukon Banda Aceh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

Icca Narayani P.* Kartinah **

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

Kata kunci : karakteristik lansia, dukungan keluarga, tingkat kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto***

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Ai Setiawati 1, Dini Sukmalara 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS PEMBANTU GUNUNG SARI SURABAYA

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

HUBUNGAN PERAWATAN DAN DUKUNGAN SOSIALKELUARGA DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN KEMBANGARUM SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA

Indah Sampelan Rina Kundre Jill Lolong

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN POLOWIJEN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG SKRIPSI.

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

PRODUKTIVITAS LANSIA DI KARANGWREDHA PUNTODEWO KELURAHAN TANGGUNG KECAMATAN KEPANJEN KIDUL KOTA BLITAR

PENGALAMAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU MENOPAUSE DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI DESA KAKARA B KECAMATAN TOBELO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA UTARA RELATIONSHIP FAMILY SUPPORT WITH INDEPENDENT ELDERLY VILLAGE OF DAILY LIVING SUB KAKARA B TOBELO SELATAN WEST DISTRICT Jein Christine. Samalagi 1), Rooije R. H. Rumende 2), Peekie Rondonuwu 2) 1) Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon 2) Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia ABSTRACT.. As, individualy, the aging process could raise some problems, physically, biologic, and social economic. The decay of social role causes problem in earning needs, thus make an individual must depend to other people. At the old age, elder are expected to be primarily dependent, but aging have complex issues that make it hard to live alone and have to rely on others for needs.the purpose of this research is to prove that there is relation of family support manage in activity daily living of old age at village Kakara B district Tobelo Selatan regency Halmahera Utara. The method used in this research is cross sectional. The population are every elder living in village Kakara B district Tobelo Selatan regency Halmahera Utara, 46 people. The sample who qualified to the inclusive criteria are 46 people. In the result found that there is relation of family support in acivity daily living of old age at village Kakara B district Tobelo Selatan regency Halmahera Utara based to Spearman Rho with the significantly result of (p=0,00). The conclusion of this research is that family support is very important to elderly self manage. Keywords: Family, Elderly, Self Manage ABSTRAK Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang membutuhkan bantuan orang lain. Pada lanjut usia diharapkan tetap mandiri secara primer, namun karena bertambahnya usia dan mempunyai masalah yang kompleks sehingga mengalami penurunan kemandirian dan meningkatkan ketergantungan lansia kepada orang lain dalam mencukupi kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga dengan seharihari di Desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lanjut Usia yang berada di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara berjumlah 46 orang, dengan jumlah sampel 46 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam hasil penelitian didapatkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara berdasarkan Spearman Rho (uji kolerasi) didapatkan signifikansi (p=0,00). Dari hasil penelitian ini disimpulkan dukungan keluarga sangat penting dalam kemandirian seseorang di Usia Lanjut. Kata kunci: Keluarga, Lansia, Mandiri 206

PENDAHULUAN. Dalam perjalanan hidup manusia, proses menua merupakan hal yang wajar dan akan dialami oleh semua orang yang dikarunia umur panjang. Secara individu pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang membutuhkan bantuan orang lain (Nugroho, 2008). Pada lanjut usia diharapkan tetap mandiri secara primer, namun karena bertambahnya usia dan mempunyai masalah yang kompleks sehingga mengalami penurunan kemandirian dan meningkatkan ketergantungan lansia kepada orang lain dalam mencukupi kebutuhannya (Roger, 2003). Jumlah penduduk Lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun ( DepKes RI, 2006). Salah satu ciri kependudukan abad 21 adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia di seluruh dunia mencapai 426 juta atau sekitar 6,8 % total populasi. Jumlah ini diperkirakan akan mencapai peningkatan dua kali lipat pada tahun 2025 di mana terdapat 828 juta lansia yang menempati 9,7 % populasi (Population studies No. 122, New York 1991). Peningkatan jumlah lansia ini terjadi baik di Negara maju maupun Negara sedang berkembang. Peningkatan penduduk lansia di Negara maju tampak relatif lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara berkembang. Namun demikian lansia di Negara berkembang secara absolut lebih banyak dibandingkan dengan di negara maju. Penduduk lansia di Indonesia menunjukkan peningkatan absolut maupun relatif. Kalau pada tahun 1990 jumlahnya hanya sekitar 10 juta maka pada tahun 2020 jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi 29 juta, dengan peningkatan dari 5,5 % menjadi 11,4 % (BPS, Sensus Penduduk; Penduduk Indonesia 1990-2020). Dari data yang diperoleh pada bulan November dari buku Register Puskesmas Kupa-kupa kecamatan Tobelo Selatan, jumlah keseluruhan dari lanjut usia desa Kakara B adalah 46 orang.tingkat pemenuhan kebutuhan lanjut usia, tergantung pada diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lansia mengalami tingkat ketergantungan yaitu; status kesehatan, depresi, dan lingkungan (karena ada keluarga/ teman yang dapat membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukannya (Nugroho, 2000).83% (baik), evaluasi keperawatan 84% (baik), catatan askep 91% (baik), rata-rata 83% kualifikasi baik (angka kendali nasional 75%). Mandiri adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau penyakit. Mandiri juga dikatakan merawat diri sendiri atau merawat diri dan dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). AKS ADL pekerjaan rutin sehari-hari seperti halnya ; makan, minum, mandi, berjalan, tidur, duduk, BAB, BAK, dan bergerak.karakteristik yang paling utama dari proses menua adalah makin kehilangan kemandirian atau meningkatnya ketergantungan. Ketergantungan ini dapat bersifat structural (sosiologi), fungsional/ fisik, dan, ketergantungan dalam perilaku (psikologis). Ketergantungan juga merupakan multidimensional, meliputi ketergantungan mental, fisik, ekonomis, emosional, dan kognitif. Ketergantungan pada suatu demensi dapat mempunyai dampak terhadap ketergantungan pada dimensi lain, tetapi bisa juga berdiri sendiri. Orang bisa tergantung secara fisik, tetapi tidak secara psikologis (Stanley, 2006). Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi lansia, apabila terjadi sesuatu permasalahan maka keluarga merupakan tujuan pertama lansia untuk meminta pertolongan. Setelah itu teman dan tetangga sedangkan tempat pelayanan sosial merupakan pilihan terakhir. Dukungan keluarga terhadap lansia antara lain 1) Dukungan yang bersifat informasi, 2) Dukungan penilaian, 3) Dukungan emosional, 4) Dukungan instrumental, (Nugroho, 2008). Ketika keluarga tidak menjadi bagian kehidupan seseorang yang telah lansia, umumnya menyebabkan orang tersebut tidak 207

METODELOGI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan teknik menggunakan teknik sampling yaitu total sampling. Populasi penelitian berjumlah 46 orang dan yang memenuhi kriteria sampel berjumlah 46 orang. Variabel penelitian terdiri atas variabel independen yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data lansia yang berada di desa kakara B kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara dari tanggal 18 Maret-1 April 2013. Penelitian ini menggunakan uji statistik spearman rho. PEMBAHASAN. Tabel 1. Demografi Responden. Jenis Kelamin n % Laki-laki 16 34,8% Perempuan Total Umur 60-70 tahun 71-80 tahun 30 65,2% 46 100% 81-88 tahun 7 15,2% Pendidikan 22 47,8% 17 37% SD SMP SMA PT Total Pekerjaan Wiraswata PNS Petani DLL 22 47,8% 9 19,6% 11 23,9% 4 8,7% 46 100% 1 2% 11 24% 34 74% 0 0 Total 46 100% Status Perkawinan n % Kawin 18 39,1% Janda/duda 28 60,9% Tdk Kawin 0 0 208

Distribusi responden berdasarkan data demografi di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara.Tabel 1 menunjukkan bahwa data demografi responden dari 46 responden didapatkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yakni 30 orang (65,2%). Responden paling banyak berumur 60-70 tahun yakni 22 orang (47,8%) dan pendidikan terakhir responden paling banyak hanya tamat SD yakni 22 orang (47,8%). Mayoritas responden juga telah berstatus janda/duda yakni 28 orang (60,9%). Analisa Univariate. Tabel 2.1 Gambaran Responden Menurut Dukungan Keluarga. Variabel Dukungan Keluarga Katego n % ri Baik 26 56,5% Cukup 16 34,8% Kurang 4 8,7% Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga Tabel 2.1 menunjukkan bahwa untuk variabel dukungan keluarga paling banyak responden memberikan penilaian pada kategori baik yakni 26 orang (56,5%), sedangkan pada kategori cukup yakni 16 orang (34,8%) dan kategori yang kurang yakni 4 orang (8,7%). Tabel 2.2 Gambaran Responden Menurut Kemandirian Lansia Variabel Kemandiria n Lansia dalam pemenuha n Aktivitas sehari-hari Katego n Presenta ri se Baik 26 56,5% Cukup 16 34,8% Kurang 4 8,7% Distribusi responden berdasarkan Kemandirian Lansia Tabel 2.2 menunjukkan bahwa untuk variabel sehari-hari paling banyak responden memberikan penilaian pada kategori baik juga Duku ngan Kelua rga B ai k Baik 20 43, 48 Cuku 6 13, p 05 Tabel 3. Analisa Bivariate % Cu kup Kemandirian Lansia 6 13, 05 10 21, 73 % Kur ang 0 % n % 2 6 0 1 6 56, 53 34, 78 209 yakni 26 orang (56,5%), sedangkan pada kategori cukup yakni 16 orang (34,8%) dan pada kategori kurang yakni 4 orang (8,7%). Kura ng 0-0 - 4 8. 69 Total 26 56, 16 34, 4 8, 53 78 69 Signifikansi (p) = 0,00 Spearman rho (r) = 0,580 4 8,6 9 4 10 6 0 Tabel.3.merupakan tabulasi silang dari kedua variabel yang menunjukkan bahwa responden yang menilai dukungan keluarga yang baik dengan menilai kemandirian lansia baik sebanyak 20 orang (43,48%), sedangkan cukup sebanyak 6 orang (13,05%).

Responden yang menilai dukungan keluarga yang cukup dengan menilai kepuasan klien cukup sebanyak 10 orang (21,73%). Hasil uji statistik kedua variabel yakni variabel dukungan keluarga dan variabel kemandirian lansia menggunakan uji statistik spearman rho dengan nilai signifikansi α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,00 berarti p < 0,05 sehingga ada hubungan antara dukungan keluarga dengan sehari-hari di desa Kakara B di kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara. Didapatkan pula koefisien korelasi (r) = 0,580 yang berarti tingkat hubungan kedua variabel adalah positif atau dukungan keluarga sudah baik dan diikuti pula kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari yang baik pula. Dukungan keluarga dalam penelitian ini termasuk dalam kriteria dukungan keluarga yang tinggi, sehingga berdampak pada kemandirian lansia yang baik kemandirian dalam aktivitas sehari-hari misalnya makan, berpakaian dan masalah eliminasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa jika dukungan keluarga yang tinggi terhadap lansia maka kemandirian lansia akan menjadi baik. Hal ini di dukung dengan teori bahwa keluarga berperan penting dalam kehidupan lansia, terutama jika terjadi perubahan fisik lansia atau fungsi mental. Anggota keluarga secara umum terlibat dalam pengambilan keputusan tentang situasi kehidupan lansia, rencana untuk pelayanan social dan perawatan kesehatan dan pemberian perawatan. Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi lansia, apabila terjadi sesuatu permasalahan maka keluarga merupakan tujuan pertama lansia untuk meminta pertolongan. Setelah itu teman dan tetangga sedangkan tempat pelayanan social merupakan pilihan terakhir (Nugroho, 2008). Asumsi peneliti bahwa dukungan keluarga akan meningkat dipengaruhi oleh : Kedekatan antara keluarga dengan lanjut usia Dengan adanya kedekatan antara keluarga dengan lansia merupakan salah satu faktor meningkatnya dukungan keluarga sehingga sehari-hari pun meningkat. Adanya hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia juga didukung oleh salah satu faktor demografi dimana dari data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (65%), dimana seorang perempuan atau ibu biasanya lebih dekat dengan anak-anak atau anggota keluarga yang lain, berbeda dengan seorang laki-laki biasanya selalu sibuk dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga hubungannya tidak terlalu dekat dengan anggota keluarga. Wanita sesuai dengan citra dirinya yang memiliki sikap kelembutan, ketelatenan dan tidak adanya unsure sungkan untuk minta dilayani (Herwanto, 2002). Menurut peneliti, kedekatan antara lanjut usia dengan keluarga akan dibuktikan dengan seberapa dekat ikatan emosi yang terjadi. Biasanya ikatan keluarga sebagai anak akan menyebabkan dukungan emosi ini akan menjadi tinggi. Biasanya ikatan keluarga sebagai anak akan menyebabkan dukungan emosi ini akan menjadi tinggi, namun jika hanya terbatas pada hubungan yang merupakan keturunan ke tiga (cucu) maka hubungan ini hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan yang biasa saja atau dalam kategori cukup Pendapat peneliti di dukung oleh pendapat Friedman (1998) bahwa dukungan emosional menyebabkan dukungan kasih sayang antara lanjut usia dengan keluarga. Menurut Chaplan (1976), dukungan emosional merupakan keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Tingkat Pendapatan Keluarga Tingkat pendapatan keluarga juga merupakan salah satu faktor yang meningkatkan dukungan keluarga, juga didukung dengan salah satu faktor demografi dimana dari data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan status perkawinan yaitu,janda/duda (61%). Lansia yang telah berstatus janda/duda akan terpenuhi seluruh kebutuhannya karena keluarga hanya memenuhi kebutuhan 1 orang saja, berbeda dengan lansia yang masih berstatus kawin karena keluarga akan memenuhi kebutuhan untuk 2 orang dan otomatis kebutuhan itu lebih besar dibanding dengan kebutuhan lansia dengan status janda/duda. Menurut peneliti, pendapatan keluarga akan berdampak pada kelangsungan ekonomi keluarga untuk menunjang lanjut usia. Jika kebutuhan yang ada lebih besar dari pada pendapatan, pastilah akan mendapatkan beberapa prioritas terhadap pengeluaran untuk kebutuhan lanjut usia. Pendapat peneliti didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Friedman (1998) bahwa dukungan keluarga dalam bentuk dukungan instrumental merupakan sarana utama dalam menunjang kebutuhan lanjut usia. Menurut Chaplan (1976), dukungan instrumental adalah merupakan keluarga menjadi sumber pertolongan praktis dan kongkrit. 210

KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga pada lansia di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara yang terbanyak pada kategori baik yaitu 26 orang (56%).Hasil penelitian menunjukkan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara yang terbanyak pada kategori baik.hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Kakara B kecamatan Tobelo Selatan kabupaten Halmahera Utara.Hasil penelitian ini bisa memberikan masukkan bagi anggota keluarga sehingga dapat menambah khasana ilmiah tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Fakta yang ditemukan dari penelitian ini menyatakan bahwa keluarga sebagai bagian dari lansia, sehingga keluarga tetap diharapkan menjadi support system yang utama menjadi hidup lansia yang sejahtera.hasil penelitian ini bisa memberikan masukkan bagi desa Kakara B bawha pentingnya dukungan keluarga bagi sehari-hari, makin mendapat acuan yang jelas dari hasil penelitian ini. Praktik keperawatan pada kelompok khusus masyarakat, haruslah memperhatikan aspek keluarga untuk mencapai tujuan perawatan yang telah ditentukan Tenaga kesehatan dapat langsung menerapkan hasil penelitian ini, karena secara ilmu keperawatan khususnya keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga, hasil ini sudah memberi masukan yang berarti, walaupun masih perlu pengembangan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA. Bailon Maglaya (1997). Perawatan Kesehatan Keluarga Sebagai Suatu Proses. Jakarta Darmojo & Martono (2004). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Friedman M.M (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Ed.3. Jakarta : EGC Jhonson L & Leny R ( 2010 ). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika. Kusumoputro, Sidiarto (2006). Old Age or Diseased; Proses Otak Menjadi Tua. UI Press. Jakarta. Nugroho Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. EGC: Jakarta. Nugroho H.W (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Ed.3.Jakarta : EGC. Roger Watson (2003). (Alih Bahasa Musri). Perawatan Pada Lansia. EGC: Jakarta Stanley M (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed. 2, EGC : Jakarta Setiadi (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Ed.1.Yogyakarta : Graha Ilmu 211