Kontak Anda Niken Suryo Sofyan Telepon +62 21 2856 5600 3 April 2013 Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati Perluas edukasi dengann Neuropathy Service Point (NSP) Portable 1 dari 3 pasien (29,7% dari total 7,301 pasien di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar) yang memeriksakan diri di Neuropathy Service Point tahun lalu terdeteksi menderita neuropati. Menjaga kondisi saraf, antara lain dengan gaya hidup sehat dan konsumsi vitamin neurotropik sejak dini, cegah neuropati. Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1, B6, & B12 yang lebih banyak. Sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan, PT Merck Tbk (Merck) bersama dengan PERDOSSI, meluncurkan Neuropathy Service Point Portable atau NSP Portable, pemeriksaaan skrining non-invasif dengan cepat, mudah dan aman, yang merupakan perluasan dari kegiatan tahun lalu. Jakarta, 3 April 2013 Neuropati merupakan kondisi kerusakan saraf yang dialami oleh sekitar 26% atau 1 dari 4 orang yang berusia 40 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia, fungsi saraf akan semakin menurun. Terbukti, dari total 7,301 pasien yang memeriksakan kondisi saraf di Neuropathy Service Point (NSP) yang diselenggarakan tahun 2012 lalu di 15 Rumah Sakit di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar, ditemukan 2,165 atau sebanyak 29,7% pasien menunjukkan gejala neuropati. Padahal gejala neuropati timbul justru ketika sudah terjadi kerusakan saraf. Neuropati dapat dicegah. Pencegahan neuropati dapat dilakukan dengan menjaga gaya hidup sehat, mengurangi faktor risiko penyebab neuropati seperti diabetes, dan dengan mengonsumsi vitamin neurotropik sejak dini, sebelum terjadi kerusakan saraf. Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Page 1 of 5
Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat yang juga FKUI/RSCM mengatakan, Semakin tua usia, fungsi saraf semakin menurun. Saraf kita sangat tergantung pada suplai kekurangan vitamin B. Vitamin B penting untuk melindungi dan meregenerasi saraf. Vitamin neurotropik yang terdiri banyak, berfungsi menjaga dan menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf, dan memberikan asupan yang dibutuhkan supayaa saraf dapat dapat dipakai untuk mengatasi penyakit. Asupan vitamin B12 yang lebih banyak sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin B12 yang masuk ke tubuh, hanya diserap kurang dari 2% asupannya. Lebih lanjut Dr Manfaluthy menyampaikan, Untuk upaya pencegahan, perbaiki gaya hidup, cegah penyakit sistemik seperti diabetes, dan apabila diperlukan konsumsi vitamin neurotropik 1 x sehari sejak dini secara teratur. Jangan tunggu terjadi kerusakan saraf, karena kerusakan saraf membutuhkan perbaikan bertahun-tahun. Pencegahan dini terhadap neuropati sangat penting dan jauh lebih baik. Selain memenuhi asupan tubuh dengan vitamin neurotropik, penting pula dilakukan pemeriksaan kondisi tubuh secara berkala sehingga dapat mendeteksi gejala neuropati secara dini dan dapat ditangani supaya tidak menjadi parah. Untuk mengetahui risiko neuropati, Perhimpunan Dokter Merck Serono, divisi obat peresepan dari PT Merck Tbk, memperluas kegiatan Neuropathy Service Point (NSP), dengan meluncurkan NSP Portable. Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S, Ketua Umum PERDOSSI Pusat dan Konsultan Neurologis, mengatakan Pada tahun 2012, PERDOSSI dengan dukungan dari Merck Serono mengadakan edukasi neuropati melalui media workshop di 4 kota, yakni Jakarta, Surabaya, Medan, dan konsultan neurologis dari Departement Neurologi vitamin B yang memadai dan sangat sensitif terhadap dari vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12 yang lebih bekerja dengan baik. Vitamin ini juga terlibat dalam metabolisme energi sel, sehingga kelelahan dan membantu dalam masa penyembuhan Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), didukung oleh Makassar. Kami juga mengadakan Neuropathy Service Page 2 of 5
Point (NSP), tempat pemeriksaan risiko neuropati di 4 kota besar tersebut dan mendapat animo yang sangat baik dari masyarakat. Tahun ini kami bermaksud menjangkau lebih banyak masyarakat dengan menghadirkan Neuropathy Service Point Portable. NSP Portable ini akan hadir di lokasi yang lebih banyak di beberapa kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya di Jawa, Medan, Padang, Pekanbaru, dan kota-kota lainnya di Sumatera, kota-kota di Kalimantan, kota-kota di Sulawesi, Bali dan sekitarnya, bahkan hingga beberapa kota di Papua. Kami berharap, upaya edukasi yang kontinyu ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai neuropati di masyarakat. Herlina Harjono, Business Unit Director untuk Neuro & Biotech Merck Serono mengatakan, Kegiatan yang dilakukan tahun lalu oleh Merck Seronoo bekerjasama dengan PERDOSSI, mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Dari total 7,301 pasien yang memeriksakan diri, 2,165 pasien atau sebesar 29,7% menunjukkan gejala neuropati. Melihat tingginya persentase tersebut dan mengingat bahaya neuropati, kami berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai neuropati. Berdasarkan hasil survey pula ditemukan pula 92% pasien yang datang ke NSP ternyata mendapatkan informasi mengenai NSP dari media. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas kerjasama yang baik dengan PERDOSSI, serta berterima kasih atas dukungan dari rekan media yang telah membantu penyebaran informasi mengenai neuropati. ### Tentang Neuropati Neuropati, kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang dapat disebabkan oleh trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sistemik, atau karena kekurangan vitamin B1, B6, dan B12. Neuropati umumnya dialami oleh sekitar 26% 1 atau 1 dari 4 orang yang berusia 40 tahun keatas. Pada penderita diabetes, angka prevalensi ini meningkat menjadi 50% 2 atau 1 dari 2 penderita. Neuropati juga dapat menyerang mereka yang mengalami defisiensi vitamin B1, B6, dan B12. 1 Helen Vlassara, Age, Vol. 11, 74-78, 1988 Mold JW et al, J Am Board Fam Med September 1, 2004 vol. 17 no. 5: 309 318 Page 3 of 5
Neuropati menunjukkan gejala rasa nyeri seperti terbakar di tangan dan kaki, rasa baal atau kebas, mati rasa, kram, kaku otot, kesemutan, hingga kehilangan kontrol kandung kencing, kulit hipersensitif, kulit mengkilap dan rambut rontok di area tertentu, kelemahan anggota gerak, bahkan penyusutan otot. Neuropati dapat diderita siapapun. Risiko ini semakin besar pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, menderita diabetes atau berisiko menderita diabetes, ada riwayat terjadi neuropati di keluarga, menderita penyakit pembuluh darah (misalnya penyakit jantung dan hipertensi), merokok, mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan neuropati. Tentang Neuropathy Service Point (NSP) Portable Pemeriksaan di Neuropathy Service Point berupa pemeriksaaan skrining non-invasif, sehingga cepat, mudah dan aman. Pemeriksaan ini gratis dan tidak dipungut biaya. Pasien yang datang akan diminta mengisi skor Michigan yang merupakan skor untuk skrining awal neuropati. Pemeriksaan fisik menggunakan palu reflek, garpu tala 128 Hz, dan monofilament 10 gram. Pasien juga akan diberikan edukasi mengenai neuropati. Terdapat nilai normal yang dijadikan rujukan, dan karena sifatnya adalah skrining, penanganan lebih lanjut tetap merupakan kapasitas dokter. NSP Portable akan ada di klinik-klinik, praktek dokter, Puskesmas, dan kegiatan-kegiatan kesehatan misalnya senam diabetes. NSP Portable juga akan hadir di lokasi yang lebih banyak di beberapa kota, seperti : Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya di Jawa, Medan, Padang, Pekanbaru, dan kota-kota lainnya di Sumatera, kota-kota di Kalimantan, kota-kota di Sulawesi, Bali dan sekitarnya, bahkan hingga beberapa kota di Papua. Tentang PERDOSSI PERDOSSI adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia yang juga merupakan perhimpunan profesi kedokteran dibawah Ikatan Dokter Indonesia yang bersifat nirlaba. Organisasi ini merupakan satu-satunya organisasi dokter spesialis saraf di Indonesia yang bergerak di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, dan kesejahteraan. Tujuan PERDOSSI adalah : - Membantu upaya meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indoensia, khususnya dalam kesehatan saraf - Mengupayakan pendidikan, pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan saraf 2 http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/neuropathies/ Page 4 of 5
Tentang Merck Merck merupakan perusahaan farmasi, kimia dan life science dengan total pendapatan 11,2 milyar pada tahun 2012, sebuah sejarah yang dimulai pada tahun 1668, dan masa depan yang dibentuk oleh lebih dari 39.000 karyawan di 66 negara. Kesuksesan Merck ditandai dengan beragam inovasi paraa karyawan yang berjiwa pengusaha. Merck beroperasi dibawah payung Merck KGaA, dimana keluarga Merck memegang 70% saham dan publik memegang 30%. Pada 1917 di Amerika, anak perusahaan yang bernama Merck & Co memisahkan diri dan sejak itu menjadi perusahaan mandiri. Anda dapat mengunjungi www..merckgroup.com untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai kantor pusat kami. Di Indonesia,, didirikan pada 14 Oktober 1970. Perseroan menjual sahamnya kepada publik pada tahun 1981 dan menjadi salah satu perseroan pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mayoritas saham dimiliki oleh Grup Merck, yang berkantor pusat di Jerman, salah satu perseroan farmasi dan kimia tertua di dunia. adalah perseroan multinasional terkemuka dalam bisnis farmasi dan bahan kimia di Indonesia. Di bidang farmasi, Perseroan menghasilkan dan memasarkan produk farmasi yang dikenal di masyarakat seperti Neurobion, Sangobion dan Glucophage dalam fasilitas CGMP yang tersertifikasi. Dalam bidang Kimia, Perseroan memasarkan bahan kimia untuk laboratorium, bahan baku farmasi, makanan, hygiene monitoring, bioscience, rangkaian produk untuk uji kualitas air dan makanan serta pigmen untuk berbagai aplikasi industri (cat, otomotif, kosmetik, dll), dan produk khusus kimia lainnya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai PT Merck Tbk, Anda dapat mengunjungi www.merck.co..id. Page 5 of 5