BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

Berikut adalah pengertian dokumen dari beberapa sumber, antara lain : 1. Kamus Umum Bahasa Indonesia, menyebutkan :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku, majalah dan bahan pustaka jenis lainnya adalah sumber ilmu

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. memperhatikan keberadaannya. Arsip sebagai rekaman kegiatan baik di instansi

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berpatokan pada tujuan awal skripsi ini yaitu untuk menggambarkan proses

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ARSIP VS BUKU DALAM RUMPUN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

UU 4/1990, SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1990 (4/1990) Tanggal:9 AGUSTUS 1990 (JAKARTA)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Manjemen Perpustakaan Khusus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tentang: SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Indeks: PENDIDIKAN. PENERANGAN. Kebudayaan. Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekaman.

By: Yuni Nurjanah 2010

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB II TINJAUAN PROYEK GAMBARAN UMUM PROYEK DATA FISIK BANGUNAN : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 44 TAHUN 2002 (44/2002) TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kerena kesengajaan oleh pencipta melainkan tercipta seiring dengan adanya rekaman

untuk keperluan studi atau bacaan, studi ataupun rujukan.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. oleh perkembangan zaman yang selalu berrevolusi maupun evolusi. Pengaruh dari

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH. 2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hal. Selain itu membaca juga dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.

Arsip Nasional Republik Indonesia

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyediakan buku-buku yang diminati oleh penggunanya, karena

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

PELESTARIAN INFORMASI KOLEKSI LANGKA: Digitalisasi, Restorasi, Fumigasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

LAYANAN KEARSIPAN PERLU DITINGKATKAN A. Fajar Feratri Astuti

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah dan Ketersediaan Koleksi untuk Kebutuhan Pengguna (User)

Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pustaka merupakan komponen penting dalam perpustakaan, karena bahan

Arsip Nasional Republik Indonesia

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam jangka waktu yang cukup lama secara efektif dan efisien. Pengoleksian ini perlu dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung di dalamnya dapat diwariskan ke generasi yang akan datang. Salah satu fungsi perpustakaan adalah melestarikan bahan pustaka yang menjadi koleksinya. Pelestarian bahan pustaka merupakan kegiatan yang paling penting dalam upaya menunjang layanan informasi. Oleh karena itu, para pengelola dan pustakawan dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan perawatan khusus, untuk menjaga kelestarian bahan pustaka dari kerusakan. Secara umum, pelestarian merupakan upaya pemeliharaan, perawatan, pengawetan, perbaikan dan reproduksi agar koleksi bahan perpustakaan berdaya guna secara maksimal atau lebih luasnya melesatarikan bahan perpustakaan selama mungkin untuk kepentingan generasi yang akan 1

datang. Kegiatan ini mencakup pelestarian bentuk fisik maupun pelesatarian kandunagan informasi yang ada. Dengan demikian tugas Perpustakaan Nasional RI sebagai pelestari budaya bangsa semakin ditekankan dan dijunjung dengan berlakunya Undang-undang No.4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa: Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas untuk menghimpun, menyimpan, dan melestarikan serta mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah RI. (Perpustakaan Nasional, 1992: 4) Perpustakaan Nasional RI sebagian besar koleksinya merupakan koleksi yang sudah tua dan langka. Oleh karena itu, dokumen yang mempunyai nilai budaya bangsa yang tak ternilai itu perlu dilestarikan dan dipelihara sehingga kandungan informasi ilmiah dokumen asli tersebut berlanjut dan tersedia untuk masyarakat peneliti di masa sekarang dan masa mendatang. Pelesatarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto merupakan salah satu strategi perpustakaan dalam melesatarikan koleksinya, terutama koleksi naskah, majalah, peta dan buku langka. Koleksi bahan perpustakaan dalam bentuk teks atau gambar dapat direproduksi menjadi bentuk foto. Alih media melalui proses reprodukasi foto merupakan strategi yang banyak dipilih oleh perpustakaan, arsip maupun museum di seluruh dunia, 2

karena memberikan sejumlah pendekatan alternatif untuk keperluan yang berbeda, antara lain sebagai contoh: gambar yang ada pada bahan pustaka langka yang sudah rapuh yang tidak bisa dipegang lagi tetap bisa dilihat dalam bentuk lain, yaitu foto. Keberadaan unit informasi yang mengelola koleksi foto hasil reproduksi bahan pustaka langka di Indonesia khususnya gambar belum terlalu banyak dibicarakan. Unit Informasi yang mengelola koleksi foto umumnya adalah sebuah perpustakaan atau pusat dokumentasi. Salah satu unit informasi besar milik pemerintah adalah Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Nasional RI merupakan salah satu nama perpustakaan pusat milik pemerintah yang cukup besar di Indonesia. Foto adalah salah satu dari koleksi yang ada di Perpustakaan Nasional RI yang berasal dari proses reproduksi. Dari data yang diperoleh melalui wawancara dengan ibu Pristiawati selaku kepala subbidang reproduksi diketahui bahwa bahan pustaka yang sudah direproduksi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia cukup banyak, terhitung sampai tanggal 15 Mei 2013 ada 20.285 album dan 123.552 lembar foto yang dicetak. Proses reproduksi foto bersejarah dimaksudkan untuk melesatrikan kandungan informasi yang ada dalam bentuk gambar atau foto-foto dari buku langka atau koleksi star ke bentuk negatif film ataupun bentuk digital. Dengan pelaksanaan kegiatan reproduksi foto diharapkan pelesatarian informasi bahan pustaka di pusat atau di Perpustakaan 3

Nasional maupun di daerah berhasil sebagaimana yang diharapkan serta dapat didayagunakan oleh pemustaka. Jenis bahan pustaka langka memiliki resiko kerusakan yang cukup tinggi baik secara internal (perpustakaan) itu sendiri maupun eksternal (lingkungan dan faktor manusia). Kenyataannya memang kita jarang memperhatikan bagimana cara pemeliharaan bahan pustaka agar terhidar dari resiko kerusakan yang cukup fatal dan dalam pelaksanaanya kita banyak menjumpai beberapa bahan pustaka yang berdebu, robek, kena bercakan air, dan berjamur. Akibatnya banyak bahan pustaka yang mengalami kerusakan. Dari beberapa jenis kerusakan yang berbeda-beda juga menyebabkan pelestarian bahan pustaka langka harus direncanakan dengan baik dengan memperhatikan nilai kegunaan dan resiko kerusakan pada bahan pustaka. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelestarian secara terpadu perlu adanya perencanaan yang baik melalui analisis kebutuhan yang disertai survai bahan putaka dan survai fasilitas sehingga diperoleh skala prioritas dalam pelaksanaannya. Tujuan umum dari kegiatan pelestarian bahan pustaka langka adalah untuk mengumpulkan dan memelihara seluruh bahan pustaka yang ada demi kepentingan generasi mendatang. Pentingnya peran bahan pustaka langka yang dikoleksi Perpustakaan Nasional RI sebagai salah satu sumber informasi yang berguna bagi masyarakat umum maupun institusi itu sendiri, sehingga kelestarian bentuk fisik maupun informasi yang 4

terkandung di dalamnya harus diupayakan agar tetap terpelihara dan terlindungi. Oleh karena itu kegiatan pelestarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto harus diupayakan demi kelesatarian nilai informasi yang ada pada sebuah bahan pustaka. Menurut Schrock (1981, 85) di dalam picture Librarianship, pelestarian meliputi berbagai kegiatan yang bertujuan mencegah, menghentikan, atau memperlambat kerusakan artifak. Dengan begitu, pelestarian dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk melindungi dan memelihara bahan pustaka sebaik mungkin melalui proses reproduksi foto agar informasi yang terkandung di dalam bahan pustaka langka dapat dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Proses Reproduksi bahan pustaka langka dengan membahas tentang Pelesatarian Bahan Pustaka Langka Melalui Proses Reproduksi Foto di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 5

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah: a. Bagaimana proses pelesatarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto di Perpustakaan Nasional RI? b. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto di Perpustakaan Nasional RI? 1.3. Tujuan yang Hendak Dicapai Penelitian ini bertujuan untuk: a. Memperoleh gambaran mengenai proses pelesatarian bahan pustaka melalui proses reproduksi foto di Perpustakaan Nasional RI. b. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelesatarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto di Perpustakaan Nasional RI dalam upaya pemeliharaan dan perlindungan koleksi foto yang sudah di cetak ataupun koleksi yang dalam bentuk digital. 6

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti: a. Memberikan pengetahuan tersendiri bagi penulis mengenai kegiatan pelestarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto serta hal lain yang berkaitan. b. Memberi masukan kepada pihak pengelola bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI dalam upaya pemeliharaan dan perlindungan bahan pustaka. c. Menjadi bahan rujukan bagi institusi atau pihak lain yang ingin melanjutkan penelitian mengenai pelestarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto. d. Memberikan suatu sumbangsih literatur keilmuan di bidang pelestarian bahan pustaka langka melalui proses reproduksi foto. 1.5. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Nasional RI yang terletak di kawasan Jalan Salemba Raya 28A Jakarta 10430. Waktu penelitian tiga bulan, dari tahap persiapan sampai survai dilakukan pada bulan Maret 2013 April 2013, Sedangkan Pengumpulan data primer atau sekunder dan pengolahan data sampai penulisan dilakukan pada bulan Mei 2013 Juli 2013. 7

1.6. Kerangka Pikir Kerangka konsep berpikir adalah desain utama penelitian agar konsep-konsep yang telah dirancang dan disusun menjadi lebih rinci serta mudah dipahami. Kerangka konsep berpikir penelitian ini terlihat sebagai berikut: Bahan pustaka langka Input (koleksi naskah, majalah, peta dan buku langka) Proses Reproduksi foto (Menggunakan kamera analog & kamera digital) 1. Melindungi dan memelihara nilai informasi dari bahan pustaka langka. Output 2. Alih media kedalam bentuk foto. 3. Nilai informasi hasil reproduksi dapat dimanfaatkan secara optimal. 4. Menambah koleksi foto di Perpustakaan Nasional RI 8

Pada bagian input ini termasuk di dalamnya adalah bahan pustaka langka yang terdiri dari koleksi naskah, majalah, peta dan buku langka. Naskah yang dipilih berdasarkan kriteria koleksi yang memiliki nilai riset yang tinggi, memiliki informasi yang tinggi, kondisi fisik yang jelek atau buruk, penggunaan yang tinggi, unik, bahan langka. Majalah yang dipilih adalah majalah yang terbit di Indonesia, memiliki nilai sejarah tinggi. Peta yang dipilih adalah peta-peta terbitan zaman Belanda. dan buku langka yang dipilih adalah buku-buku yang sudah langka, unik, memiliki nilai informasi yang tinggi dan tidak terbit lagi. Dari beberapa koleksi tersebut diprioritaskan dulu yang terbitannya sudah lama atau tua dan memiliki gambar yang bersejarah. Kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan bahan pustaka menggunakan proses reproduksi foto. Proses ini untuk mengubah media gambar yang ada pada bahan pustaka direproduksi ke dalam bentuk foto. Baik yang menggunakan kamera analog maupun kamera digital. Hasil yang diperoleh dari proses reproduksi adalah melindungi dan memelihara nilai informasi dari bahan pustaka langka, alih media dalam bentuk foto, nilai informasi hasil reproduksi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka dan untuk menambah koleksi foto yang ada di Perpustakaan Nasional RI. 9

1.7. Batasan Istilah Untuk mempermudah memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa pengertian istilah yang sering digunakan dalam setiap bab penelitian, diantaranya: 1.7.1. Pelestarian (Preservasi) Semua kegiatan yang bertujuan untuk memperpanjang umur (daya pakai) bahan pustaka dan informasi yang ada di dalamnya. Kegiatan tersebut terdiri dari dua aspek, yaitu aspek pelestarian fisik dokumen, serta aspek pelestarian terhadap informasi yang dikandungnya (Sulistyo-Basuki. 1991: 271). 1.7.2. Bahan Pustaka Langka Bahan pustaka yang tidak terbit lagi dalam hal ini bahan pustaka yang memiliki nilai sejarah, memiliki nilai riset yang tinggi, kondisi fisik yang sudah jelek atau buruk, penggunaannya yang tinggi, unik dan bahan langka. 10

1.7.3. Reproduksi Membuat ganda dari benda asli, ternasuk membuat mikrofilm, mikrofis, foto repro dan fotokopi. (Razak, 1995: 3) 1.7.4. Foto Image atau gambar yang dibuat dari hasil pemotretan dengan kamera. Foto yang dibuat dan dihasilkan dapat disimpan secara digital atau langsung dicetak di atas kertas foto. Foto merupakan dokumen nontekstual yaitu informasi yang disajik an dalam bentuk lain, yaitu informasi yang dapat dilihat. (Sulistyo-Basuki, 1992: 12) 11