EFFECT OF AGING AND HARDENING NITROKARBURISASI STAINLESS STEEL TYPE PRESPITASI ASSAB CORRAX. Eko Hadi Prasetio, Drs. Syahbuddin, MSc. Ph.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA GAS NITRIDING TERHADAP SURFACE HARDNESS BAHAN BAJA AISI 4140

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Available online at Website

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENGUJIAN

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

Pembahasan Materi #11

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DERAJAT DEFORMASI TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI BAJA KARBON AISI 1010 TESIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

Ir. Hari Subiyanto, MSc

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Karakterisasi Material Sprocket

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

Pengaruh Proses Toyota Diffusion (TD) Berulang Terhadap Kekerasan, Struktur Mikro, Dan Penurunan Kadar Karbon Baja (JIS) SKD11

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

BAB IV DATA DAN ANALISA

EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS

BAB 4 HASIL PENELITIAN

STUDI BANDING PELAPISAN MATERIAL SKD11 DENGAN METODE PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION DAN THERMAL DIFUSION PADA KOMPONEN INSERT DIES MESIN STAMPING PRESS

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

Teknik Pembuatan Baja Duplek pada Baja Karbon Rendah Sa dengan Pelapisan Elektroda

Transkripsi:

EFFECT OF AGING AND HARDENING NITROKARBURISASI STAINLESS STEEL TYPE PRESPITASI ASSAB CORRAX. Eko Hadi Prasetio, Drs. Syahbuddin, MSc. Ph.D Professional Program, 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id key words: aging, hardening, stainless steel ABSTRACT : Hardening stainless steel type prespitasi ASSAB corrax results nitrokarburisasi aging process and the process studied in this peneliian. Temperature used to process nitrokarburisasi ie 570C with 3-hour span of time and temperature aging process used to 570C with a 2-hour time span. Experiment is used to scale Vickers hardness test and microstructure observation. Initial microstructure of the stainless steel type corrax ASSAB matrix obtained wholly-shaped martensite phase conventional martensitic matrix, after experiencing the aging process matrix martensitnya tempered martensite matrix form and the resulting formation of new phase Î ferrite, the elongated shape of the phase is white. Hardness testing showed that the more layers to the surface, increasing its hardness.

PENGARUH AGING DAN NITROKARBURISASI BAJA TAHAN KARAT PENGERASAN PRESIPITASI ASSAB TYPE CORRAX Eko Hadi Prasetio Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Jawa Barat INDONESIA ABSTRAK Baja tahan karat pengerasan prespitasi ASSAB type corrax hasil proses aging dan proses nitrokarburisasi dipelajari dalam peneliian ini. Temperatur yang digunakan untuk proses nitrokarburisasi yaitu 570ºC dengan rentang waktu 3 jam dan temperatur yang digunakan untuk proses aging 570ºC dengan rentang waktu 2 jam. Pengujian yang dilakukan adalah uji kekerasan berskala vickers serta pengamatan struktur mikro. Struktur mikro awal pada baja tahan karat ASSAB type corrax didapatkan matriks yang sepenuhnya fasa martensit berbentuk matriks martensit konvensional, setelah mengalami proses aging matriks martensitnya berbentuk matriks martensit temper dan timbul pembentukan fasa baru yaitu δ ferrit, bentuk dari fasa tersebut memanjang berwarna putih. Pengujian kekerasan lapisan menunjukan bahwa semakin ke permukaan, kekerasannya semakin meningkat. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sifat mekanis optimum dicapai pada proses nitrokarburisasi tanpa proses aging, dimana nilai kekerasannya 724.3 Hv pada diffusion layernya dan 433.4 Hv pada base metalnya dengan kedalaman diffusion layer rata-rata 18µm. Kata Kunci : nitrokarburisasi, baja tahan karat type corrax Pendahuluan

Dunia industri menggunakan baja terutama untuk komponen yang bergerak, seperti roda gigi, pahat pemotong dan dies. Bahan baja sebagai peralatan komponen pemotong bergerak terutama roda gigi dan dies dalam pengoprasiannya akan mengalami pembebanan dinamis. Pembebanan dinamis ini dapat memacu percepatan penurunan ketahanan lelah dan ketahanan aus. Keausan lelah dan patah lelah yang diakibatkan oleh pembebanan berulang sangat dipengaruhi oleh pemusatan tegangan setempat akibat adanya takikan atau goresan permukaan baja. Kondisi ini dapat diatasi dengan meningkatkan sifat ketangguhan permukaan bahan baja yang memiliki sifat kekerasan tertentu dengan metoda perlakuan permukaan. Untuk menghasilkan baja perkakas dengan sifat seperti yang diinginkan maka proses yang biasa dilakukan adalah dengan perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang sering dilakukan pada baja perkakas adalah proses pengerasan yang diikuti dengan proses temper. Dengan temperatur temper yang berbeda akan dihasilkan sifat yang berbeda. Proses pengerasan dilakukan untuk mendapatkan struktur keras martensit melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan. Sedang proses temper dilakukan untuk menghilangkan tegangan dalam yang timbul karena proses pengerasan, menghilangkan austenit sisa dan memperbaiki kestabilan dimensi serta dapat memperbaiki kekuatan luluh dan impak tanpa mengurangi kekerasannya. Salah satu perlakuan permukaan baja dapat dilakukan melalui proses nitrokarburisasi atau perlakuan termokimia. Perlakuan termokimia diharapkan akan meningkatkan sifat ketahanan aus, ketahanan lelah (Fatique), ketahanan mulur, ketahanan korosi, dan ketahanan terhadap beban dinamis. Perlakuan termokimia ini melibatkan penambahan unsur nitrogen dan carbon melalui proses diffusi yang akan bereaksi dengan unsur paduan membentuk lapisan fasa pada permukaan bahan hingga pada kedalaman tertentu. Proses termokimia menggunakan gas nitrogen, gas amoniak dan hidrocarbon, berlangsung pada rentang suhu 450-590 C. Suhu tersebut memungkinkan kondisi struktur fasa baja sebagian besar dalam bentuk feritik. Tata Cara Dan Percobaan Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja tahan karat ASSAB type Corrax, komposisi ditunjukan pada table 1.

C Si Mn Cr Ni Mo Al 0,03 0,3 0,3 12,0 9,2 1,4 1,6 Table 1. Komposisi Baja Tahan Karat Corrax (%Atom) Persiapan bahan adalah merupakan tahapan awal dari pelaksanaan pengujian. Pada tahap ini ditentukan jenis bahan yang digunakan sebagai objek pengujian dan juga persiapan bahan. Untuk pelaksanaan proses nitrocarburizing, bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah baja tahan karat ASSAB type CORRAX (16 x 55mm). Pada proses heat treatment dilakukan perlakuan aging dan nitrocarburizing dengan menggunakan dapur jenis Fluidized Bed Furnace. Temperatur nitrocarburizing yang digunakan pada proses ini adalah 570ºC dengan waktu nitrocarburizing selama 3 jam yang dialiri gas dengan komposisi 50% ammonia, 49% nitrogen dan 1% hidrocarbon, sedangkan temperatur aging yang digunakan 570ºC dengan waktu aging selama 2 jam. Proses termokimia berlangsung bertahap diawali dengan disosiasi amoniak (NH 3 ) dan hidrocarbon (CH 4 ) kemudian diikuti penyerapan N yang larut pada ke dalam fasa α(fe). Kemampuan larut padat fasa α mencapai batas kejenuhan menyebabkan pembentukan fasa Fe-N dan seiring dengan itu terjadi penyerapan karbon membentuk karbonitrida. Proses diffusi N dan C berlangsung seiring bereaksi dengan unsur paduan hingga mencapai kedalaman tertentu. Baja tahan karat Corrax dikenakan beberapa pengujian antara lain pengujian metalografi untuk mengamati jenis struktur mikro yang terdapat pada baja tahan karat Corrax pada saat kondisi awal, setelah proses aging, proses nitrokarburisasi tanpa aging dan proses nitrokarburisasi dengan menggunakan proses aging. Untuk pengujian

kekerasan menggunakan metode kekerasan Vickers dengan beban 0.2 Kg untuk base metal dan 0.025 Kg untuk surface. Hasil Dan Pembahasan Struktur Mikro Struktur mikro baja tahan karat Corrax pada kondisi awal ditunjukan oleh gambar 1. Pada pengamatan foto struktur mikro sebelum proses aging didapatkan matriks yang sepenuhnya fasa martensit. Matriks martensit tersebut berbentuk pipih karena kandungan karbon dari baja corrax cukup rendah yaitu sebesar 0,03%. Gambar 1. Struktur Mikro Baja Tahan Karat Corrax Pada Kondisi Awal Pembesaran 400X Pada gambar 2 ditunjukan struktur mikro baja tahan karat Corrax pada saat kondisi setelah mengalami proses aging atau temper. Terdapat perubahan fasa yang dipengaruhi oleh kenaikan temperatur dan waktu aging, terlihat jelas pembentukan delta ferrit pada matriks martensit, bentuk dari fasa tersebut memanjang berwarna putih, sedangkan matriks martensit berwarna gelap. Fasa ini akan semakin memanjang

dan melebar pada matriks martensit seiring dengan peningkatan temperatur dan waktu aging Matriks Martensit δ Ferrit Gambar 2. Struktur Mikro Baja Corrax Setelah Dilakukan Proses Aging Pembesaran 400x Pada material corrax proses nitrocarburizing matriks martensitnya berbentuk matriks martensit konvensional menyerupai matriks martensit pada kondisi awal baja corrax. Hal ini disebabkan karena material tidak mengalami proses aging. Pada material corrax ini tidak ditemukan pembentukan delta ferrit pada matriks martensitnya, hal ini juga disebabkan material corrax ini tidak mengalami proses aging. Matriks martensitnya terlihat pipih. Dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Struktur Mikro Material Corrax Proses Nitrocarburizing Tanpa Aging Pembesaran 400x Pada material corrax proses aging+nitrocarburizing matriks martensitnya berbentuk matriks martensit tamper berbeda jauh pada matriks martensit saat kondisi awal baja corrax. Hal ini disebabkan karena material telah mengalami proses aging. Pada material corrax ini terlihat jelas pembentukan delta ferrit pada matriks martensit, bentuk dari fasa tersebut memanjang berwarna putih, sedangkan matriks martensit berwarna gelap. Fasa ini akan semakin memanjang dan melebar pada matriks martensit seiring dengan peningkatan temperatur dan waktu aging. Dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Struktur Mikro Material Corrax Proses Nitrocarburizing dengan Aging Pembesaran 400x Kekerasan Kekerasan baja tahan karat corrax pada kondisi awal atau solution treatment hanya sebesar 34 HRc. Kekerasan Baja Tahan Karat Corrax Setelah Proses Aging Berdasarkan data-data yang didapat dari hasil pengujian kekerasan seperti yang tertera pada table 2, maka didapatkan berbagai variasi nilai kekerasan yang tergantung pada temperatur dan waktu aging yang diberikan. Pada kondisi temperatur aging 570ºC, akan terlihat kenaikan nilai kekerasan seiring dengan peningkatan waktu aging.

Waktu aging yang digunakan adalah 2 jam, dimana nilai kekerasannya menjadi 473 Hv. NO d 1 (µm) d 2 (µm) Hasil (Hv) 1 27.8 28.6 466 2 28.2 27.7 475 3 27.9 28.1 473 4 28.4 28.2 463 5 28.4 27.6 473 Table 2 Kekerasan Baja Tahan Karat Corrax Proses Nitrokarburisasi Berdasarkan data-data pada table 3, yang didapat dari hasil pengujian mikro Vickers, maka didapatkan variasi harga kekerasan yang berbeda dari lima titik penjejakan. Pada penjejakan pertama atau lapisan permukaan diffusi kekerasan yang didapat 724.3 Hv kemudian mengalami penurunan kekerasan pada penjejakan kedua menjadi 420.4 Hv. Kekerasan yang paling tinggi terdapat pada lapisan permukaan, ini disebabkan konsentrasi nitrogen (N) yang terbesar terdapat pada permukaan lapisan pertama (lapisan putih). Konsentrasi nitrogen (N) berangsur-angsur menurun ke bagian dalam baja paduan, kondisi ini dimungkinkan karena proses diffusi nitrogen sangat dipengaruhi oleh waktu dan suhu. kedalaman diffusion layer yang terbentuk cukup

tebal yaitu 18 µm. Untuk harga kekerasan base metal pada lima titik penjejakan didapatkan kekerasan 427.6-433.4 Hv. Surface No d 1 (µm) d 2 (µm) Hasil (Hv) 1 7.8 8.2 724.3 2 10.8 10.2 420.4 3 10.7 10.5 437.9 4 10.7 10.5 412.6 5 10.5 10.6 416.5 Base Metal No d 1 (µm) d 2 (µm) Hasil (Hv) 1 29.6 29.2 429 2 29.7 29.2 427.6 3 29.2 29.3 433.4 4 29.4 29.1 433.4 5 29.2 29.4 432 Table 3 Kekerasan Baja Tahan Karat Corrax Proses Nitrokarburisasi+Aging Berdasarkan data pada table 4, setelah diberikan beban sebesar 0.025 kg didapatkan harga kekerasan 681.1 Hv pada penjejakan pertama atau pada lapisan permukaan dan pada lapisan kedua kekerasannya menurun menjadi 436.9 Hv. Pada material corrax dengan 2 kali proses perlakuan panas ternyata harga kekerasannya tidak lebih besar dibandingkan dengan material corrax yang langsung diproses nitrocarburizing tanpa proses aging. Kedalaman diffusion layer yang terbentuk pada material corrax dengan dua kali proses yaitu 16 µm, tidak lebih besar dari diffusion layer yang didapat pada material corrax yang langsung diproses nitrocarburizing tanpa aging. Ini membuktikan

ketangguhan material yang tinggi didapatkan pada material corrax yang langsung mengalami proses nitrocarburizing tanpa aging. Surface No d 1 (µm) d 2 (µm) Hasil (Hv) 1 8.7 7.8 681.1 2 10.5 10.1 436.9 3 10.5 10.1 436.9 4 10.5 10.6 416.5 5 10.5 10.6 428.6 Base Metal NO d 1 (µm) d 2 (µm) Hasil (Hv) 1 29.2 29.8 426 2 29.7 30.0 416 3 30.1 29.8 413 4 29.1 29.2 436 5 29.0 29.6 432 Table 4 Kesimpulan 1. Struktur Mikro Dengan kandungan unsur Chromium (Cr) sebesar 12.0% dan unsur nikel (Ni) sebesar 9.2%, struktur mikro pada kondisi awal (Solution Treatment) baja corrax didapatkan matriks yang sepenuhnya fasa martensit. Setelah dilakukan proses pengerasan persipitasi fasa baja corrax tetap berbentuk fasa matriks martensit tetapi terlihat pembentukan fasa baru yaitu delta (δ) ferrit, perubahan fasa dipengaruhi oleh kenaikan temperatur dan waktu aging, bentuk dari fasa tersebut memanjang berwarna putih.

Pada baja corrax proses nitrokarburisasi matriks martensitnya berbentuk matriks martensit konvensional dan tidak ditemukan perubahan fasa baru, sebab baja corrax tidak mengalami pengerasan persipitasi, dan juga timbul pembentukan diffusion layer pada permukaannya dengan tebal rata-rata 18 µm. Pada baja corrax proses nitrokarburisasi + aging, matriks martensitnya berentuk matriks martensit temper dan terlihat pembentukan delta (δ) ferrit, disebabkan baja mengalami proses pengerasan persipitasi, serta timbul pembentukan diffusion layer pada permukaannya dengan tebal rata-rata 16 µm. 2. Kekerasan Kekerasan baja corrax pada kondisi awal (Solution Treatment) sebesar 34 HRc. Kekerasan baja corrax setelah dilakukan proses aging, dengan temperatur aging 570ºC dalam rentang waktu 2 jam, kekerasannya naik menjadi 48 HRc, pada penjejakan pertama didapatkan harga kekerasannya 466 Hv. Kekerasan baja corrax setelah dilakukan proses nitrokarburisasi, dengan temperatur nitro 570ºC dalam rentang waktu 3 jam, didapatkan harga kekerasan pada penjejakan pertama atau lapisan permukaan diffusi sebesar 724.3 Hv dan pada base metalnya didapatkan harga kekerasan sebesar 427.6-433.4 Hv, dengan kedalaman diffusion layer rata-rata 18 µm. Kekerasan baja corrax setelah dilakukan proses nitrokarburisasi + aging didapatkan harga kekerasan pada penjejakan pertama atau lapisan permukaan diffusi sebesar 681.1 Hv dan pada base metalnya didapatkan harga kekerasan sebesar 413 Hv, dengan kedalaman diffusion layer rata-rata 16 µm. 3. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kekerasan dan ketangguhan material corrax proses nitrokarburisasi tanpa aging lebih tinggi dengan harga kekerasan 724.3 Hv pada diffusion layernya dan 433.4 Hv pada base metalnya dibandingkan dengan material corrax proses nitrokarburisasi dengan aging.

4. Kedalaman diffusion layer material corrax proses nitrokarburisasi tanpa aging lebih tebal mencapai 18 µm dibandingkan kedalaman diffusion layer material corrax proses nitrokarburisasi dengan aging hanya sebesar 16 µm, ini juga membuktikan bahwa tingkat ketangguhan dan kekerasan dari material corrax proses nitrokarburisasi tanpa aging lebih tinggi dibandingkan dengan material corrax proses nitrokarburisasi dengan aging. Daftar Pustaka 1. Krauss, George, Steel Heat Treatment and Processing Principles, ASM International, Material Park, Ohio, 1995. 2. Brosur Baja, PT. ASSAB STEEL, Corrax : A Stainless Precipitation Hardening Steel, Jakarta, Indonesia, 2008. 3. Mangonon. Pat. L, The Principles of Material Selection for Engineering Design, Printice Hall International Edition, New Jersey, USA, 1996. 4. Boyer. Howard. E, Metals Handbook Desk Edition, American Society for Metal, Metals Park, Ohio, 1985 5. Callister, William. D, Material Science and Engineering : An Introduction, John Wiley and Sons, 1997.

6. Smallman, R. E, Modern Physical Metallurgy, Gramedia, Jakarta, Indonesia, 1991. 7. Metal Handbook, Corrosion Handbook, Vol 9 th ed, ASM International, Metals Park, Ohio, 1987. 8. Jones, D.A., Principles and Prevention of Corrosion, Prentice-Hall, New Jersey, USA, 1996. 9. Harris and Marshall, The Control of Corrosion in Industrial Cooling Water System, 1980. 10. Bergstrom, Jens, Surfaces of Forming Tools, Karlstad, Sweden 1997.