BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJAMEN RUMAH SAKIT. OLEH : Dr. Dahlan Gunawan, MARS

BAB 1 : PENDAHULUAN. agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan, maka fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. seperti klinik harus selalu berusaha untuk memenuhinya dalam

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JCI - HEALTHCARE ORGANIZATION MANAGEMENT STANDARDS

BAB 7 PENUTUP. Mochtar Bukittinggi sudah diterapkan semenjak tahun 2014, namun belum. berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan terjadinya

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

Oleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2013 telah tersedia Puskesmas, sekitar Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang selanjutnya d

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN. yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan maksud untuk

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dapat diselenggarakan dengan melakukan upaya

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

RENCANA PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSU. C-BMC TAHUN

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad ke-21 ini, dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran khususnya dalam bidang pemakaian alat medis. Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk mendapatkan alat medis yang laik pakai, maka diperlukan manajemen peralatan medis yang sesuai dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumbersumber lain (Terry, 1986 ). Stoner, (1982) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usahausaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik. Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan 1

2 melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, salah satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman, dan laik pakai maka diperlukan suatu manajemen yang baik mulai dari perencanaan, pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan berkala dan pelaksanaan pengujian dan kalibrasi (Depkes RI, 2005). Perangkat medis mencakup semua perangkat, aparatus, alat, perangkat lunak, bahan atau bentuk lainnya, baik yang digunakan sendiri atau dalam kombinasi, termasuk perangkat lunak yang ditujukan untuk tujuan diagnostik dan/atau terapi dan digunakan dengan cara yang tepat, yang diproduksi untuk digunakan pada manusia. Tujuan utama dari perangkat medis mencakup: 1. Diagnosis, pencegahan, pemantauan, perawatan atau penanggulangan penyakit. 2. Pengobatan, penuntasan atau penggantian bagi kasus cedera atau cacat. 3. Investigasi, penggantian atau modifikasi anatomi atau suatu proses fisiologis dan Mengontrol kehamilan. Dalam Kepmenkes Nomor. 004. Tahun (2003). Dalam langkah kunci (28). Mengembangkan sub-sistem pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan. Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan alat kesehatan yang memadai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a). Menyusun petunjuk teknis dan standard operational procedure pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan (b). Melakukan sosialisasi dan asistensi pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan (c). Melakukan

3 pendidikan dan latihan pemeliharaan sarana rumah sakit dan alat kesehatan diikuti sertifikasi (d). Monitoring dan evaluasi hasil pemeliharaan sarana rumah sakit dan alat kesehatan (Depkes RI, 2003). Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standard Operational Procedure (SOP) dalam pemeliharan dan pemanfaatan sarana kesehatan dan alat kesehatan, kalibrasi dan pemeliharaan rutin, pelatihan teknisi dan operator alat, sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan serta tersedianya suku cadang. Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan pemanfaatan secara optimal. Sebaliknya, jika tata laksana rumah sakit tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan, akan mengakibatkan kerugian yang besar pada pasien, pengunjung, bahkan pihak rumah sakit. Faktor organisasi turut mempengaruhi penggunaan teknologi termasuk didalamnya kebijakan, sumber daya manusia, budaya, norma sosial, komitmen manajerial, pelatihan dan peningkatan kemampuan karyawannya. Hal ini sudah diyakini kebenarannya, kebijakan seringkali terlihat sebagai efektifitas untuk mengimplementasikan perubahan, contohnya ketika mengimplementasikan program keamanan pasien hal itu akan mempengaruhi menentukan dukungan manajemen dan kepemimpinan, perlengkapan, pelatihan dan koordinasi dengan departemen sebelum mendelegasikan mekanisme terkait kebijakan. Collins, (2005).

4 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Achmad Darwis merupakan Rumah Sakit Umum Kelas C yang bertugas melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dan sebagian warga Kota Madya Payakumbuh. Selain itu, RSUD Dr. Achmad Darwis juga dimanfaatkan guna kepentingan praktek calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang (FK UNAD). Dalam perkembangannya RSUD Dr. Achmad Darwis mengalami berbagai macam perubahan status, akan tetapi hal itu tidak mempengaruhi kinerja RSUD Dr. Achmad Darwis. Dalam mengemban visi dan misinya bahkan penyelenggaraan pelayanan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki semakin berkualitas, dalam memberikan pelayanan tentu memerlukan pemakaian alat-alat medis sewaktu melakukan suatu tindakan pelayanan kesehatan, dalam hal ini maka diperlukan suatu manajemen alat medis yang dapat mewujudkan: 1. Alat-alat kesehatan yang selalu dalam kondisi layak pakai 2. Keselamatan Operator (Perawat) dalam melakukan tindakan. 3. Keselamatan Pasien dari pemakaian Alat medis Tahun 2012 seluruh Rumah Sakit di Indonesia mulai akan mengikuti proses akreditasi rumah sakit tingkat nasional dengan sistem baru. Akreditasi rumah sakit tahun 2012 ini berorientasi pada pelayanan dan keselamatan pasien yang mirip dengan standar akreditasi rumah sakit internasional. Penilaian akreditasi rumah sakit dari Joint Commission International (JCI) berfokus pada pelayanan kepada pasien, keamanan pasien, dan standar manajemen rumah sakit.

5 Akreditasi rumah sakit tingkat nasional maupun akreditasi rumah sakit tingkat internasional dari JCI tersebut berorientasi pada pelayanan, keselamatan dan keamanan pasien. Keamanan dan keselamatan pasien di rumah sakit ini merupakan bagian dari SMK3 yang selama ini telah diterapkan. Menurut Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku. Akreditasi juga merupakan penilaian yang dilakukan oleh lembaga independen pelaksana akreditasi rumah sakit untuk mengukur pencapaian dan cara penerapan standar pelayanan. Jadi akreditasi merupakan suatu proses pengakuan yang diberikan kepada rumah sakit dalam rangka peningkatan nilai mutu dengan keberhasilan suatu rumah sakit dalam memenuhi standar pelayanan rumah sakit. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan evaluasi manajemen lebih lanjut mengenai efisiensi dan efektifitas alat kesehatan untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan dengan harga yang terjangkau. Untuk mencegah penyalahgunaan dan kesalahan penggunaan alat perlu perencanaan biaya pemeliharaan dan perbaikan serta kalibrasi alat kesehatan dan sarana penunjangnya dan perlu adanya pemisahan antara inventarisasi data peralatan medik dan non medik. Dalam perencanaan pengadaan dan pembiayaan alkes perlu melibatkan seluruh komponen di rumah sakit, baik klinisi, manager maupun unitunit penunjang (teknisi). Sehingga ada sifat science of belonging antara klinisi, operator & teknisi. Perlu adanya SOP untuk setiap alat kesehatan dan sarana

6 penunjangnya baik SOP tentang pemeliharaan maupun pemanfaatan atau operasionalnya. Kegiatan administrasi dalam pemeliharaan alat medis belum sepenuhnya berjalan dengan optimal, walaupun sebahagian telah memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) RS, contohnya: 1. Belum lengkapnya laporan pemeliharaan alat medis secara berkala. 2. Belum dilakukannya pengolahan data kegiatan pemeliharaan secara teratur (contoh belum dibukukan setelah melakukan perbaikan/pemeliharaan) 3. Protap prosedur pengoperasian alat permanen belum ada. 4. Petunjuk jalur evakuasi belum ada 5. Penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) tidak kelihatan Pelaksanaan pelayanan yang baik serta memberi rasa aman dan nyaman bagi pasien sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit yang diperoleh RSUD Dr. Achmad Darwis bukan hanya dilaksanakan karena adanya penilaian akreditasi rumah sakit saja. Begitu pula dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pemakaian alat medis yang menjadi salah satu bagian dari penilaian akreditasi rumah sakit yang akan dihadapi oleh pihak RSUD Dr. Achmad Darwis. Pihak manajemen selaku pengelola rumah sakit harus berkomitmen dalam pelaklaksananan manajemen alat medis yang sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Dr. Achmad Darwis. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang Evaluasi Manajemen Alat Medis Berdasar Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja, setelah melakukan survey awal dan meminta keterangan-keterangan dari pihak manajemen bahwa

7 selama ini belum pernah ada penelitian-penelitian tentang masaalah peralatan medis di rumah sakit Dr. Achmad Darwis ini. B. Rumusan Masalah Besarnya tantangan yang dihadapi manajemen RSUD dr.achmad Darwis dalam mengahadapi akreditasi rumah sakit tingkat nasional dan internasional yang salah satu fokusnya ialah Manajemen Alat Medis perlu ditunjukkan dengan perhatian dari manajemen, agar terhindar dari kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat medis. Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan permasalahan yaitu, Bagaimana manajemen peralatan medis yang sesuai dengan standar keselamatan & kesehatan kerja di RSUD Dr. Achmad Darwis? 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui manajemen peralatan medis yang sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Dr Achmad Darwis Kabupaten Lima Puluh Kota. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui perencanaan alat medis yang sesuai dengan siklus alat kesehatan di rumah sakit mulai dari Penilaian Teknologi, Evaluasi, Perencanaan, Pembelian, Pemasangan, Penerimaan, Pelatihan, Operasional, Pemeliharaan, dan Penghapusan.

8 b. Untuk mengetahui penempatan alat medis sesuai dengan fungsi, jenis dan kriteria alat medis tersebut. c. Untuk mengetahui pemeliharaan alat medis baik secara terencana maupun yang tidak terencana sehingga alat medis selalu laik pakai. d. Untuk mengetahui perbaikan alat medis yang didukung oleh SDM yang memadai. e. Untuk mengetahui kalibrasi internal alat medis yang ringan dan kalibrasi exsternal pada pihak ke tiga yang berwewenang sehingga alat medis aman untuk digunakan dan terjaga keakurasiannya D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Manajer RSUD Dr. Achmad Darwis a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam pengelolaan dan penerapan keselamatan operator ( perawat) dan pasien di RSUD Dr. Achmad Darwis. b) Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan dalam penerapan keselamatan bagi operator (perawat) dan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan di RSUD Dr. Achmad Darwis. 2. Bagi Pengelola Alat Medis a) Dijadikan bahan evaluasi dalam manajemen alat medis yang dapat menjamin keselamatan operator (perawat) dan Pasien di RSUD Dr. Achmad Darwis.

9 b) Sebagai bahan dalam pembuatan perencanaan kegiatan-kegiatan penanganan alat medis yang berstandar keselamatan dan kesehatan kerja baik dari segi perawatan alat medis, operator (perawat) dan Pasien. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini digunakan untuk menerapkan teori dan pengalaman yang didapat dalam situasi sesungguhnya yang ada di lapangan. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran penelitian lain didapatkan yang diteliti antara lain adalah: 1. Bahri ( 2009 ) Hubungan persepsi perawat terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan pemakaian alat pelindung diri di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum (BPK-RSU) Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam hal: (1) Tujuan penelitian, (2)Variabel bebas, (3) Variabel terikat, (4) Intervensi/perlakuan 2. Novianto ( 2005 ) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Rumah Sakit Unisma Malang Jawa Timur. Metode penelitian adalah observasional dengan pendekatan studi kasus yaitu Potensi bahaya yang paling banyak terdapat di Rumah Sakit Unisma Malang Jawa Timur. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam hal: Metode penelitian observasional. 3. Sadek ( 2006 ) Evaluasi sistem manajemen pemeliharaan peralatan elektromedik di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Metode:

10 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional). Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam hal : Jenis penelitian deskriptif analitik. Terkait dengan perbedaan penelitian tersebut diatas maka penelitian ini dianggap asli.