BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT

BAB I LATAR BELAKANG. darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. utama baik di negara maju maupun di negara berkembang, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut laporan WHO, hampir 17 juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1996 mencapai 959.227 penderita, yakni 41,4% dari seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal akibat penyakit ini. Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap 33 detik tetap saja seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut, 476.124 kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang menjadi penyebab kematian nomor satu (Ulfah, 2000). Fakta yang mencengangkan, ternyata penyakit kardiovaskular ditemukan lebih buruk di banyak negara dengan pendapatan nasional rendah dan sedang (Depkes, 2007). Kecenderungan perubahan ini dikarenakan oleh perubahan gaya hidup dan lingkungan yang sebenarnya berasal dari kondisi sosial dan ekonomi (Holland et al, 1991). Pada tahun 2002, data dunia menunjukkan bahwa India merupakan negara dengan angka kesakitan Heart Disease dan Stroke tertinggi di dunia. Dari 1.049.549.000 jiwa total populasi, terdapat 20 angka kesakitan baru setiap 1000 penduduknya dengan angka kematian 1.531.534 jiwa untuk heart disease dan 10 angka kesakitan baru setiap 1000 populasi dengan angka kematian 702.067 untuk heart disease dan 1.652.885 angka kematian untuk Stroke (WHO, 2002). 1

2 Di Indonesia sendiri, data WHO menunjukkan bahwa terjadi pergeseran urutan penyebab kematian terbanyak di Indonesia dan menempatkan posisi ke-4 setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Semula pada tahun 1972 penyakit Kardiovaskuler berada pada urutan ke 11 (SKRT, 1972) lalu meningkat tajam ke urutan 3 pada tahun 1986 (SKRT, 1986), dan menempati posisi teratas mulai tahun 1992 sampai pendataan terakhir tahun 2001 (Depkes RI, 2007). Secara berurutan presentase penyakit kardiovaskular pada tahun 1992, 1995, dan 2001 adalah 16%, 18,9%, dan 26,4% (Gamexeon, 2008). Hal ini diperkuat oleh dengan pernyataan dari Ketua Yayasan Stroke Indonesia, Prof. Dr. Haryono Suyono, yang menyatakan bahwa stroke merupakan penyebab kematian pertama di rumah sakit di Indonesia dan sebagai penyebab kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa. Angka kejadian stroke menurut data dasar rumah sakit, 63.52 per 100.000 penduduk pada kelompok usia di atas 65 tahun. Secara kasar, tiap hari dua orang Indonesia terkena serangan Stroke. Kejadian Stroke di Indonesia mulai dapat dilihat pada kelompok usia 30-34 tahun (Kompas, 2008). Penelitian di Jakarta Selatan menunjukkan insiden CVD untuk umur 25 tahun keatas 1,2% (1200/100.000 penduduk). Secara keseluruhan penyebab utama mortalitas 68,8% disebabkan CVD, dimana 42,9% disebabkan jantung 25,8 stroke (Kusmana, 2002). Sebelum tahun 1933, diduga PJK merupakan proses aterosklerosis akibat proses ketuaan saja. Tetapi belakangan diketahui ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang menderita PJK lebih dini. Berbagai penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian

3 dengan.pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, aktifitas fisik, dan sebagainya yang dapat dibuktikan oleh penelitian Framingham dan Goteburg. Penelitian Whitehall Civil Servants pada 18.240 laki-laki antara umur 40-64 tahun mendapatkan hubungan antara miokard iskemik, faktor risiko dan kematian akibat PJK. Faktor risiko PJK yang paling utama adalah hipertensi, hiperkolesterolemi dan merokok. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi dan memperkuat risiko PJK (Anwar, 2004). Dari penelitian tersebut dapat dibuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, umur, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, aktifitas fisik, diet, perilaku, stress dan keturunan (Anwar, 2004). Sedangkan berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia, faktor risiko kardiovaskular dibedakan atas dua bagian, yakni faktor risiko yang tak dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi misalnya umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga yang mengidap PJK. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, terbagi lagi menjadi dua, yakni: mayor (kadar lemak yang tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, kencing manis, kegemukan) dan minor (kurang aktifitas jasmani, corak kepribadian tipe A, stres, asam urat yang tinggi) (Ulfah, 2000). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, dikalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan yang melakukan olahraga 3 kali atau lebih per minggu hanya

4 14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu sebesar 54,5% dan wanita sebesar 1,2% (Depkes, 2005). Peningkatan penyakit kardiovaskular tersebut tidak terlepas dari gaya hidup yang kurang sehat (Wikipedia Indonesia, 2007). Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2004) kerjasama Promkes Depkes, Litbang dan BPS tahun 2004 hasilnya memprihatinkan. Tiga faktor risiko utama yang saling terkait sebagai penyebab penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke yaitu kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, makan tidak seimbang, kegemukan, diet rendah serat/kurang buah dan sayur dan tinggi kalori/lemak hewani terus meningkat (Yayasan Jantung Indonesia, 2005). Persentase penduduk umur 15 tahun keatas tidak merokok 66% dibanding Susenas 2001 & 2003 menurun 2% berarti perokok naik. Lebih dari 57% setiap rumah tangga mempunyai sedikitnya seorang perokok dalam rumahnya dan 91,8% mereka merokok dirumah. Saat ini terdapat ±43 juta anak dan Ibu sebagai perokok pasif. Perokok wanita 1,4% tahun 2001 menjadi 1,7% di tahun 2003 dan menjadi 4,5% tahun 2004 (Yayasan Jantung Indonesia, 2005). Selain itu, dari segi aktifitas fisik, sebagian besar 85% penduduk umur 15 tahun keatas kurang beraktivitas fisik dan hanya 6% penduduk yang cukup beraktivitas fisik untuk sehat. Penduduk wanita kurang beraktivitas fisik 87% lebih tinggi daripada laki-laki 83% diperkotaan lebih tinggi daripada pedesaan. Kelompok kurang gerak terdapat pada strata masyarakat berpendidikan lebih tinggi dan ekonomi yang baik. Sebagaimana kita sering singgung bahwa 43% dari jenis penyakit yang ada sekarang ini ada kaitannya dengan unsur kurang gerak (Yayasan Jantung Indonesia, 2005).

5 Hasil dari penelitian DR. Geertruida Sihombing, M.Sc, APU yang berjudul Pengembangan Model Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Pengambil Keputusan (Laporan Akhir Penelitian Tahap I) menyatakan bahwa dari 622 responden, 20,6% responden kelebihan berat badan, 28,6% kegemukan. Hasil pemeriksaan EKG diperoleh 21,4% responden memiliki gambaran jantung tidak normal. Tekanan darah tidak normal sebesar 14,8%, kolesterol darah tinggi (>200mg/dl) sebesar 70,4%, gula darah tinggi sebesar 7,2%, dan asam urat tinggi (>7 mg/dl) sebesar 27,7% (Sihombing, 2000). Penyakit Kardiovaskular sebenarnya dapat dicegah dengan meminimalisasikan faktor risikonya. Upaya pengenalan lebih dini tentang faktorfaktor risiko terjadinya penyakit Kardiovaskular merupakan tindakan efektif untuk dapat menanggulangi penyakit ini, misalnya dengan deteksi dini. Awal Februari 2008, dilaksanakan kegiatan deteksi dini pada jamaah majelis dizikir yang merupakan salah satu program Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Subdit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI. Perlu diketahui bahwa yayasan ini mempunyai potesi besar dalam hal pemberdayaan masyarakat melalui pesantren, panti jompo, pelatihan dasar kepemimpinan, pesantren kilat, kursus serta penyuluhan-penyuluhan ke masyarakat. Anggota dari yayasan ini juga terdiri dari berbagai lapisan elemen masyarakat mulai dari pemulung, pedangang, ulama, karyawan, wiraswasta, sampai pejabat tinggi negara dan Presiden RI. Potensi ini sebagai modal dasar untuk pemberdayaan masyarakat mengenai memandirikan masyarakat untuk hidup sehat. Dengan latar belakang potensi yang besar dalam pemberdayaan masyarakat pada Yayasan Majelis

6 Dzikir ini, peneliti tertarik untuk gambaran faktor risiko kardiovaskular para jamaah mejelis dzikir. 1.2 Rumusan Masalah Deteksi dini atau memeriksakan kondisi kesehatan tubuh secara berkala masih memberatkan dan belum dijadikan proiritas perhatian masyarakat untuk mencegah terkena penyakit Kardiovaskular. Melalui kegiatan deteksi dini ini yang merupakan bentuk kerjasama Departemen Kesehatan dengan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, peneliti ingin meneliti tentang faktor risiko Kardiovaskular pada suatu Jamaah Majelis Dzikir yang bernama Yayasan Mejelis Dzikir SBY Nurussalam. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008? 1.3.2 Bagaimana gambaran faktor risiko (jenis kelamin, umur tekanan darah, Indeks Massa Tubuh (IMT), perilaku merokok, Diebetes Mellitus, aktivitas fisik, rasio lingkar pinggang pinggul, HDL, dan kolesterol total) jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008? 1.3.3 Bagaimana gambaran nilai risiko kardiovaskular berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008? 1.3.4 Apakah ada hubungan faktor risiko (jenis kelamin, umur, tekanan darah, Indeks Massa Tubuh (IMT), perilaku merokok, Diebetes Mellitus, aktivitas fisik, rasio lingkar pinggang pinggul, HDL, dan kolesterol total) dengan ada

7 atau tidak adanya kelainan pada elektrokardiografi jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008? 1.3.5 Apakah ada hubungan penilaian faktor risiko penyakit Kardiovaskular berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta dengan ada atau tidak adanya kelainan pada elektrokardiografi pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui gambaran faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.1 Mengetahui gambaran distribusi hasil pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) pada jemaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. 1.4.2 Mengetahui gambaran distribusi faktor risiko (jenis kelamin, umur, tekanan darah, IMT, aktivitas fisik, perilaku merokok, Diabetes Mellitus, kadar HDL, rasio lingkar pinggang pinggul, dan total kolesterol) jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. 1.4.3 Mengetahui gambaran distribusi nilai risiko kardiovaskular berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta yang mencakup variabel (jenis kelamin, umur, tekanan darah, IMT, Diabetes Mellitus, aktivitas fisik, dan perilaku merokok) jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008.

8 1.4.4 Mengetahui hubungan antara faktor risiko (jenis kelamin, umur, tekanan darah, IMT, aktivitas fisik, perilaku merokok, Diabetes Mellitus, kadar HDL, rasio lingkar pinggang pinggul, dan total kolesterol) dengan hasil elektrokardiografi jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. 1.4.5 Mengetahui hubungan nilai risiko kardiovaskular berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta dengan hasil pemeriksaan EKG jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor risiko kardiovaskular gambaran faktor risiko penyakit kardiovaskular pada jemaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. 1.5.2 Bagi Institusi Memberikan kecenderungan faktor risiko penyakit kardiovaskular berdasarkan Hasil elektrokardiografi dan Skor Kardiovaskular Jakarta pada jemaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam diharapkan sebagai data dasar dalam membuat kebijakan sehubungan dengan pencegahan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular. 1.5.3 Bagi Peneliti Lain Sebagai salah satu referensi tambahan atau perbandingan dalam menganalisis kecenderungan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular, sebagai landasan

9 penelitian lebih lanjut seperti multivariat atau kualitatif mengenai penyakit kardiovaskular. 1.5.4 Bagi Masyarakat Dapat lebih mengenal faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya penyakit Kardiovaskular sehingga dapat melakukan tindakan preventif dalam pencegahannya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Pene;itian dilakukan mulai Maret-Juli 2008 denga rancangan penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional. Penelitian mengenai fakor risiko penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan hasil elektrokardiografi pada jemaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari kuesioner hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Subdit Jantung dan Pembuluh Darah Departemen Kesehatan dalam rangka kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada 2 Februari 2008 yang diselenggarakan di Sekretariat Yayasan Majelis Dzikir Nurussalam di Jalan Asam Baris No. 13, Tebet. Dari banyaknya faktor risiko kardiovaskular yang telah diungkapkan di atas, penulis hanya akan meneliti faktor risiko yeng terdiri atas umur dan jenis kelamin, tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT), perilaku merokok, Diabetes Mellitus, aktivitas fisik, rasio lingkar pinggang pinggul, HDL, dan total kolesterol.