2 < 50 % 7. Persentase penyandang aksara 7) buta 2 % 2,1 3 % 3,1 4 % 4,1 5 % > 6 % c. Hak atas Kesejahteraan Cara Penilaian Nilai 8. Penyediaan air be

dokumen-dokumen yang mirip
DATA KRITERIA CARA PENILAIAN NILAI a. Hak Hidup 1. Jumlah kematian ibu 1)

a. Hak Hidup Cara Penilaian Nilai

2 Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

TINJAUAN MATA KULIAH...

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BLANGKO IJAZAH. 1. Blangko Ijazah SD

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. masih tanggung jawab orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anak yaitu membesarkan,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak diantaranya adalah guru dan siswa. Pembelajaran adalah pembelajaran yang

2 Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Per

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) 1

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

k. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan untuk meningkatkan wawasan, kepedulian, perhatian, kapasitas perempuan, dan perlindungan anak.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

Bagaimana? Apa? Mengapa?

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak

GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Indikator Kinerja Utama Kabupaten CilacapPeriode

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hampir sama dengan anak kebanyakan. Namun takdir berkata lain anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 53 TAHUN No. 53, 2017 TENTANG

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan luar biasa

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Angka harapan hidup (jumlah rata-rata tahun. Jumlah infrastruktur kesehatan per Persentase jumlah desa di suatu kabupaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial dan keagamaan.

repository.unisba.ac.id

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 2015

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam sebuah rumah tangga setiap pasangan suami istri yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT KABUPATEN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BAB VII P E N U T U P

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

2012, No Mengingat dengan peruntukan dan fungsi kawasan hutan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebag

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Transkripsi:

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA A. KRITERIA KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA a. Hak Hidup 1. Jumlah kematian ibu 1) 110 dari 100.000 111 140 dari 100.000 141 170 dari 100.000 171 200 dari 100.000 201 229 dari 100.000 230 dari 100.000 19 dari 1000 2. Jumlah kematian bayi 2) 20 23 dari 1000 24 26 dari 1000 27 29 dari 1000 30 32 dari 1000 33 dari 1000 3. Tutupan Vegetasi pada kawasan berfungsi lindung 3) b. Hak Mengembangkan Diri 4. Persentase anak usia 7-12 tahun yang belum memperoleh pendidikan tingkat SD 4) 5. Persentase anak usia 13-15 tahun yang belum memperoleh pendidikan tingkat SMP 5) 6. Persentase anak berkebutuhan khusus yang memperoleh pendidikan 6) Tidak terjadiperubahan Cara Penilaian 0 1 % 1-2% 2-3% 3-4% 4 % 25 % 25,1 26 % 26,1 27 % 27,1 28 % 28,1 29 % > 29 % 91 % 81 90 % 71 80 % 61 70 % 51 60 % Nilai

2 < 50 % 7. Persentase penyandang aksara 7) buta 2 % 2,1 3 % 3,1 4 % 4,1 5 % > 6 % c. Hak atas Kesejahteraan Cara Penilaian Nilai 8. Penyediaan air bersih untuk kebutuhan penduduk 9. Persentase keluarga berpenghasilan rendah yang tidak memiliki rumah 8) 60 liter perorang/hr 48 59 liter perorang/hr 36 47 liter perorang/hr 24 35 liter perorang/hr 12 23 liter perorang/hr 11 liter perorang/hr 10. Persentase rumah tidak layak huni 9) 11. Persentase angka pengangguran 10) 12. Persentase Penurunan jumlah anak jalanan dari tahun sebelumnya ke tahun berjalan 11) 20,1 % 15,1 20 % 10,1 15 % 5,1 10 % 0,1 5 % 0 % 13. Persentase balita kurang gizi 12) 1 % 1,1 2 % 2,1 3 % 3,1 4 % 4,1 5 %

3 > 5 % 14. Persentase keluarga yang belum memiliki akses terhadap jaringan listrik 13) d. Hak atas Rasa Aman Cara Penilaian Nilai 15. Jumlah demonstrasi anarkis 14) yang 0 1 2 3 4 > 5 e. Hak Perempuan Cara Penilaian Nilai 16. Persentase keterwakilan perempuan dalam jabatan pemerintahan daerah 15) 17. Persentase kekerasan terhadap perempuan 16) TOTAL NILAI: 30,00 % 24 29,99 % 18 23,99 % 12 17,99 % 6 11,99 % 5,99 % 0,59 % 0,60 1,19 % 1,20 1,79 % 1,80 2,39 % 2,40 2,99 % > 3,00 % Keterangan: 1. Jumlah kematian ibu adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. 2. Jumlah kematian bayi adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. 3. Tutupan vegetasi adalah tutupan lahan yang berupa hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, kebun campuran, dan semak-belukar. 4. Persentase anak usia 7-12 tahun yang belum memperoleh pendidikan tingkat SD adalah perbandingan antara anak usia 7-12 tahun yang belum memperoleh pendidikan tingkat SD dengan seluruh anak usia 7-12 tahun.

4 5. Persentase anak usia 13-15 tahun yang belum memperoleh pendidikan tingkat SMP adalah perbandingan antara anak usia 13-15 tahun yang belum memperoleh pendidikan tingkat SMP dengan seluruh anak usia 13-15 tahun. 6. Persentase anak berkebutuhan khusus yang memperoleh pendidikan adalah perbandingan antara anak berkebutuhan khusus yang memperoleh pendidikan dengan seluruh anak yang berkebutuhan khusus Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis, down syndrome, kemunduran mental. 7. Persentase penyandang buta aksara adalah perbandingan antara jumlah penyandang buta aksara dengan jumlah seluruh penduduk. Penyandang buta aksara adalah orang-orang yang tidak memiliki ketidakmampuan untuk membaca dan menulis. 8. Keluarga berpenghasilan rendah adalah keluarga yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah untuk memperoleh rumah. Persentase keluarga berpenghasilan rendah yang tidak memiliki rumah adalah perbandingan antara jumlah keluarga berpenghasilan rendah yang tidak memiliki rumah dengan jumlah seluruh keluarga berpenghasilan rendah. 9. Persentase jumlah rumah tidak layak huni adalah perbandingan antara jumlah rumah tidak layak huni dengan jumlah seluruh rumah yang ada. Rumah tidak layak huni adalah rumah yang tidak memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Persyaratan keselamatan bangunan meliputi: 1) struktur bawah/pondasi; 2) struktur tengah/kolom dan balak (Beam); 3) struktur atas. b) Menjamin kesehatan meliputi pencahayaan, penghawaan dan sanitasi; dan c) Memenuhi kecukupan luas minimum 7,2 m2/orang sampai dengan 12 m2/orang. 10. Persentase angka pengangguran adalah perbandingan antara jumlah penganguran dengan jumlah seluruh angkatan kerja. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang dikategorikan tidak sedang mencari kerja mencakup: ibu rumah, siswa SMP, SMA, Mahasiswa Perguruan Tinggi dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. 11. Anak jalanan adalah anak yang terpaksa bekerja dijalanan dan diperempatan lampu merah, stasiun, pasar dan ruang publik lainnya. 12. Persentase balita kurang gizi adalah perbandingan antara jumlah balita berstatus kurang gizi dengan jumlah seluruh balita.

5 13. Persentase keluarga yang belum memiliki akses terhadap jaringan listrik adalah perbandingan antara jumlah keluarga yang belum memiliki akses terhadap jaringan listrik dengan jumlah seluruh keluarga. 14. Jumlah demonstrasi yang anarkis adalah jumlah demonstrasi yang menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana, korban meninggal maupun luka parah. 15. Persentase keterwakilan perempuan dalam jabatan dalam pemerintahan daerah adalah perbandingan antara jumlah perempuan yang menduduki jabatan dalam pemerintahan daerah. 16. Persentase kekerasan terhadap perempuan adalah perbandingan antara jumlah perempuan yang mengalami kekerasan dengan jumlah seluruh perempuan. Kekerasan terhadap perempuan mencakup: tindakan atau perbuatan terhadap perempuan yang berakibat menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis. Termasuk ancaman tindakan tertentu, yang berupa pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ranah publik atau kehidupan pribadi. B. RUMUS PENILAIAN KRITERIA KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA Penilaian = Nilai Total X 10 17 Keterangan: 1. Nilai 76 100 : Peduli 2. Nilai 51 75 : Cukup Peduli 3. Nilai 50 : Kurang Peduli MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN