I. PENDAHULUAN. digambarkan secara optimal. Beberapa kegunaan peta antara lain untuk

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 (JURNAL)

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

I. PENDAHULUAN. baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan. sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang seluruh kegiatan yang ada didalamnya, informasi yang

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN. prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di bidang

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 23 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 15 Tahun 2006 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM PASAR DI KECAMATAN SUMBER REJO KABUPATEN TANGGAMUS. A. Keadaan Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

I. PENDAHULUAN. Pertambangan dapat diidentifikasi sebagai setiap kegiatan yang dilakukan

LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016 A. LATAR BELAKANG

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

IV. GAMBARAN UMUM LINGKUP PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 15 (lima belas) menjadi Kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung. Kabupaten Tanggamus secara geografis berada pada posisi

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi penyebaran penyakit demam berdarah dengue yang

I. PENDAHULUAN. akan menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial dan politik yang dapat

I. PEDAHULUAN. disekalakan serta dilengkapi dengan tanda pengenal berupa keterangan-keterangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

I. PENDAHULUAN. masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta

Laporan Rekapitulasi Agenda Kegiatan Bhabinkamtibmas Polres Tanggamus. Hari Selasa Tanggal 28 Februari 2017

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I. PENDAHULUAN. Eksistensi pertanian pun perlu dijaga untuk dapat menjawab tantangan di masa

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 29 PERIODE 27 MARET - 11 APRIL Luas Baku Sawah Kecamatan

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

METODE PENELITIAN. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan

I. PENDAHULUAN. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar. nonverbal antara pembuat peta dengan pengguna peta.

Laporan Rekapitulasi Agenda Kegiatan Bhabinkamtibmas Polres Tanggamus. Hari Rabu Tanggal 01 Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

SISTEM INFORMASI PEMETAAN DAERAH TERJANGKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) WILAYAH KOTA PEKANBARU (STUDI KASUS : DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 05 TAHUN 2013 TENTANG

PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM. berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta, mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. H. DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI II RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 5-20 DESEMBER Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI I PERIODE 6-21 JANUARI Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 21 DESEMBER - 5 JANUARI 2016 Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.penyakit ini

Sistem Informasi Geografis Pencegahan Wabah Demam Berdarah Dengan Pendekatan Medical Geography

ANALISIS SEBARAN FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN BATURAJA TIMUR TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: RETNO WULANDARI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR 01 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

Tabel 1.1. Luas Peruntukan Lahan. Sumber : BPN Kota Bandar Lampung, 2004

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB VI. Semaki dan Kelurahan Sorosutan dalam penulisan laporan ini, dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sistem..., Levina Ardiati, FKM UI, 2009

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

Laporan Rekapitulasi Agenda Kegiatan Bhabinkamtibmas Polres Tanggamus. Hari Selasa Tanggal 10 Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara pembuat peta dan pengguna peta, sehingga peta dapat menyajikan fungsi dan informasi dari obyek digambarkan secara optimal. Beberapa kegunaan peta antara lain untuk kepentingan pelaporan (recording), peragaan (dispalying), analisis (analysing), dan pemahaman dalam interaksi (interlation-ship). Peta dapat memberikan informasi mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan permukaan bumi, sehingga dapat dikatakan bahwa peta sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal tersebut dikarenakan hampir setiap kegiatan manusia berhubungan dengan aspek keruangan (spatial), kelingkungan (ecological), dan kewilayahan (regional) dalam muka bumi. Peta diperlukan oleh manusia untuk berbagai macam kebutuhan, baik yang bersifat kebutuhan pribadi maupun kebutuhan umum. Dengan peta kita dapat mengetahui dan menentukan lokasi suatu objek, serta mendapatkan informasi tentang objek tersebut tanpa harus mendatangi langsung objeknya. Keberdaan peta dari waktu ke waktu dirasa semakin diperlukan diberbagai kalangan baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1).

2 Dengan menggunakan teknologi dan informasi, peta dibuat menggunakan data keruangan yang di proses dengan menggunakan aplikasi yang terus berkembang, seperti aplikasi ArcView, ArcGIS, dan lain-lain. Peta dapat dibagi dalam zona-zona pemetaan tergantung kebutuhan sistem serta dilengkapi dengan legenda untuk kemudahan pemantauan. Pencarian lokasi peta bisa dilakukan dengan cepat berdasarkan parameter-parameter yang dimasukkan seperti nama wilayah, tempat, dan lain sebagainya. Adanya penyajian informasi dalam bentuk pemetaan penyebaran penyakit dapat membantu dalam mendapatkan data secara cepat dan akurat mengenai persebaran penyakit yang terdapat di suatu daerah. Penyajian informasi yang diberikan tentunya lebih efektif dalam penyampaian informasi kepada pengguna sehingga berdampak baik dalam menangani dan mencegah kasus penyakit di Indonesia. Peta sebagai alat komunikasi antara pembuat peta dengan pengguna dimana akan memudahkan dalam penyampaian informasi. Fungsi peta secara umum memberikan informasi tentang fakta dipermukaan bumi, misalnya peta persebaran penyakit. Penggunaan peta sangat penting untuk menggambarkan fakta dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai media informasi, peta memiliki keunggulan pengguna dapat langsung mengetahui dengan jelas kondisi dan keadaan suatu wilayah karena dapat langsung memvisualisasikan fakta di permukaan bumi.

3 Data merupakan bahan pokok yang sangat penting dalam pembuatan peta. Data yang digunakan juga menentukan kualitas peta yang dihasilkan. Data statistik merupakan salah satu cara analisis dalam studi kesehatan, gejala-gejalanya disajikan dan dipelajari dalam angka-angka. Data angka tersebut kurang dapat menggambarkan situasi yang sebenarnya tanpa memperhatikan distribusi spasialnya. Bila akan menyajikan data yang menunjukkan distribusi keruangan atau lokasi dan mengenai sifat-sifat penting, maka informasi tersebut ditunjukkan dalam bentuk peta. Dalam bidang medis, keberadaan sebuah peta sangat dibutuhkan. Salah satunya yaitu peta persebaran penyakit di suatu wilayah. Keberadaan suatu sistem informasi mengenai pemetaan penyebaran penyakit, merupakan solusi yang tepat untuk membantu menanggulangi permasalahan tentang penyakit disuatu daerah. Selain itu, dengan menggunakan data-data melalui pemetaan dengan aplikasi berbasis Sistem Informasi Geografis akan dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan dan penanganan penyebaran penyakit. Di dalam masyarakat penyakit tidak dapat dihindari. Peningkatan maupun timbulnya jenis penyakit baru merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah khususnya Dinas Kesehatan. Penyebaran informasi tentang penyakit diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia. Beberapa kasus penyakit yang sering melanda di wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Tanggamus yaitu penyakit HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, dan Kusta.

4 Tanggamus merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung, dimana sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Barat, sebelah selatan dengan Samudra Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu. Letak astronominya antara 5 0 05 dan 5 0 56 Lintang Selatan dan 10 0 418 dan 10 0 512 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Tanggamus terdiri dari 2.855,46 km 2 wilayah daratan dan 1.799,50 km 2 wilayah lautan. Untuk mengakomodir wilayah Tanggamus yang begitu luas, dengan berbagai macam penduduk yang mengalami permasalahan penyakit tentunya diperlukan sebuah alat bantu yang bisa membantu dan mempermudah mengetahui penyebaran penyakit. Berbagai penyakit yang dialami oleh masyarakat perlu dilakukan tindakan lanjut yang cepat untuk mengatasinya. Tindakan tersebut dapat berupa pencegahan dan pengobatan. Dalam pencegahan dan pengobatan perlu adanya pemetaan penyebaran penyakit disuatu wilayah agar penyakit tersebut tidak meluas ke daerah lain. Oleh karena itu, peta persebaran penyakit ini dapat dijadikan sebagai alat bantu yang mendukung penyelidikan berbagai penyakit, dan juga sebagai alat bantu untuk memantau kondisi daerah terhadap penyebaran penyakit. Sehinggga dapat memberikan kemudahan penyimpanan data penderita penyakit sehingga memudahkan dalam pengidentifikasian dan pencarian.

5 Banyak sekali aplikasi-aplikasi yang dapat ditangani oleh Sistem Informasi Geografis, diantaranya adalah pada bidang kesehatan. Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Heny Dwi Astuti dengan judul Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran DBD Di Wilayah Kota Depok Dengan Menggunakan Arcview. Menurut Heny (2012:13) Aplikasi yang membentuk suatu perancangan Sistem Informasi Geografis penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue khusus di wilayah kota Depok, agar dapat mengetahui jumlah terjangkit dan wilayah bahaya wabah demam berdarah dengue dan fogging yang dilakukan di setiap daerah. Aplikasi ini menyediakan alat-alat untuk membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam segi visualisasi warna, di setiap wilayah memiliki warna yang berbeda di setiap batasan-batasan dari kecamatan dan kelurahan Kota Depok, sehingga pengguna dapat lebih mudah melihat daerah yang paling banyak terjangkit demam berdarah, dan dengan cepat mendapat informasi mengenai demam berdarah yang ditampilkan. Banyaknya masyarakat yang mengalami penyakit di Kabupaten Tanggamus merupakan tantangan yang harus dihadapi dan membutuhkan kerja ekstra dari masyarakat serta pemerintah khususnya Dinas Kesehatan untuk mencegah dan mengobati penyebaran penyakit. Beberapa kasus penyakit yang dialami masyarakat dibuktikan dengan data persebaran penyakit di Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

6 Tabel 1. Data Jumlah Penyakit di Kabupaten Tanggamus Tahun 2013. Luas Jumlah Kasus Penyakit No Nama Kecamatan Wilayah HIV/ (km 2 ) AIDS DBD Diare Malaria Kusta 1 Wonosobo 209,63-1 1832 281 3 2 Bandar Negeri Semuong 98,12 1-347 90-3 Semaka 170,9-4 1051 65 1 4 Kota Agung 76,93-7 1177 567 1 5 Pematang Sawa 185,29 - - 517 58-6 Kota Agung Timur 73,33-3 543 80 1 7 Kota Agung Barat 101,3-2 422 90 2 8 Pulau Panggung 437,21-18 439 159 1 9 Air Naningan 186,35-6 941 197-10 Ulu Belu 323,08 - - 409 93-11 Talang Padang 45,13-15 692 43 1 12 Sumberrejo 56,77-5 585 17-13 Gisting 32,53-19 473 104 1 14 Gunung Alip 25,68 1 1 657 20-15 Pugung 232,4-8 1023 101-16 Bulok 51,68-3 682 7-17 Cukuh Balak 133,76 - - 255 3-18 Klumbayan 121,09 - - 223 39-19 Klumbayan Barat 53,67 - - 225 55-20 Limau 240,61-2 594 195 - Jumlah 2.855,46 2 94 13.087 2.264 11 Persentasi (%) 0,01 0,60 84, 66 14,65 0,07 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus Tahun 2014. Berdasarkan uraian dan tabel tersebut di atas, maka perlu diadakan penelitian untuk memetakan penyebaran penyakit yang ada di Kabupaten Tanggamus. Untuk

7 membantu dalam penyampaian informasi mengenai penyebaran penyakit di Kabupaten Tanggamus serta peranannya dalam penanganan berbagai jenis penyakit tersebut. Maka dalam penelitian ini akan dibahas tentang Pemetaan Persebaran Penyakit di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Tahun 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Belum adanya peta mengenai sebaran penyakit HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, dan Kusta yang terdapat di Kabupaten Tanggamus tahun 2013. 2. Kasus penyakit apa saja yang tersebar di setiap zona di Kabupaten Tanggamus? 3. Wilayah mana yang terdapat persebaran penyakit paling banyak di Kabupaten Tanggamus? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk memetakan persebaran penyakit di Kabupaten Tanggamus tahun 2013. 2. Untuk mengetahui kasus penyakit yang tersebar di setiap zona di Kabupaten Tanggamus. 3. Untuk mengetahui wilayah mana yang terdapat persebaran penyakit paling banyak di Kabupaten Tanggamus.

8 D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian antara lain: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian sejenis. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak terkait agar bisa mengambil tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah penyakit yang terdapat di Kabupaten Tanggamus. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah sebaran 5 penyakit yang sering diderita oleh masyarakat di Kabupaten Tanggamus, yaitu penyakit HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, dan Kusta. 2. Ruang lingkup objek penelitian adalah aplikasi data geospasial yaitu: a. Data spasial yaitu peta administratif Kabupaten Tanggamus. b. Data atribut yaitu data jumlah masing-masing penyakit yang diderita oleh masyarakat di Kabupaten Tanggamus. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2013.

9 5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah Kartografi. Kartografi adalah ilmu yang mempelajari masalah perpetaan, yakni meliputi pembuatan peta sampai reproduksi peta, pembacaan peta, penggunaan peta, analisis peta, dan penafsiran peta. Dedy Miswar (2010:7).