APLIKASI TEORI KOMBINATORIAL PADA TANDA NOMOR KENDARAAN BERMOTOR (TNKB) DI INDONESIA KHUSUSNYA KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Kombinatorial pada Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Kota Surabaya

TEORI KOMBINATORIAL PADA TEBARAN KARTU TAROT

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Dadu Cee-Lo

PENEMPATAN TENAGA KERJA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB III METODE PENELITIAN

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

PENERAPAN TEORI KOMBINATORIAL DAN PELUANG DISKRIT DALAM PERMAINAN POKER

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Indikator Makro)

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang

FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA ALAM PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Unsur-unsur pengaman TNKB yaitu berupa logo lantas dan pengaman lain yang berfungsi sebagai penjamin legalitas TNKB.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Implementasi Teori Graf Dalam Topologi Distribusi Data

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Website :

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

Transkripsi:

APLIKASI TEORI KOMBINATORIAL PADA TANDA NOMOR KENDARAAN BERMOTOR (TNKB) DI INDONESIA KHUSUSNYA KOTA SEMARANG Jonathan Ery Pradana Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Kebon Bibit Barat No. 41 Bandung, Indonesia if18007@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Makalah ini membahas mengenai aplikasi dari teori kombinatorial yang dimanfaatkan pada kombinasi plat nomor kendaraan bermotor di Indonesia khususnya daerah Semarang. Teori yang akan digunakan untuk membahas aplikasi ini teori kombinatorial. Kombinatorial merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika yang mempelajari keteraturan dari sesuatu hal. Solusi yang ingin diperoleh dengan teori kombinatorial ini jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu di dalam himpunannya. Apabila dikaitkan dengan permasalahan ini, kita dapat memperhitungkan berapa banyaknya kombinasi yang diperoleh dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang ada di Indonesia khususnya di Kota Semarang. Kata kunci: Kombinatorial, Kombinasi, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), Indonesia, Semarang. 1. PENDAHULUAN Teori Kombinatorial salah satu materi bahasan dari mata kuliah Struktur Diskrit yang sudah lama dikenal, dan telah berkembang aplikasinya, dalam hal ini banyak digunakan aplikasinya di segala bidang. Banyak sekali contoh permasalahan yang bisa dicari solusinya menggunakan teori kombinatorial, salah satunya permasalahan yang agak sesuai dengan topik kali ini, misalkan, nomor plat mobil di negara X terdiri atas 5 angka-angka dan diikuti dengan 2 huruf. Angka pertama tidak boleh angka 0 (nol). Berapa banyak nomor plat mobil yang dapat dibuat? Cara paling sederhana yang pertama kali dipikirkan orang-orang dengan mencacahnya/mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya. Mengenumerasi artinya mencacah atau menghitung (count) satu persatu setiap kemungkinan jawaban. Untuk persoalan dengan jumlah objek sedikit, mengenumerasi setiap kemungkinan jawaban masih dapat dilakukan, tetapi untuk persoalan dengan jumlah objek yang banyak seperti contoh soal di atas, cara enumerasi jelaslah tidak visible. Bila kita mengenumerasi contoh diatas misalnya, maka kemungkinan jawabannya akan seperti berikut: 10000AA 10000AB 10000AC 10000AD 10000AE... 77777ER... dan seterusnya hingga... 9ZZ Akan teramat sangat banyak waktu yang terbuang untuk mencacah sedemikian banyak kemungkinan objek yang dicacah satu persatu. Sehingga disini peran kombinatorial, yang merupakan seni berhitung, menyelesaikan persoalan semacam ini dengan cepat. Kombinatorial dapat digunakan untuk menjawab persoalan semacam ini tanpa kita perlu mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya [1]. Hal ini dapat dilakukan karena di dalam kombinatorial terdapat kaidah dasar menghitung yang akan dijelaskan di subbab 2.1.1.1. Dengan kaidah ini, berbagai macam persoalan menghitung untuk mengetahui berapa jumlah kemungkinan cara pengaturan objek dapat dilakukan, termasuk untuk menghitung kombinasi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Indonesia, khusunya di kota Semarang. 2. METODE Untuk memudahkan penulisan makalah dan analisis dari penulis, maka penulis membagi Bab Metode (Bab 2), menjadi 2 SubBab, yaitu Dasar Teori dan Analisis Kasus MAKALAH IF2091 STRUKTUR DISKRIT TAHUN 2009 Page 1

2.1 Dasar Teori 2.1.1 Kombinatorial [1] Proses Enumerasi, atau pencacahan pengaturan yang memungkinkan dari sekumpulan objek yang entah beraturan atau tidak, berjumlah tertentu secara satu persatu merupakan cara untuk mendapatkan jumlah pengaturan yang mungkin dibuat dari sekumpulan objek tersebut [1]. Cara ini cara yang paling mudah dan sederhana. Akan tetapi, dalam penerapannya, untuk kasus jumlah objek yang banyak, metode enumerasi akan membutuhkan waktu dan usaha yang sangat besar, dan hampir mustahil untuk mendapatkan ketelitian yang tepat. Proses Enumerasi yang kurang mangkus, terutama dalam menangani objek dalam jumlah besar, dapat diatasi dengan pendekatan secara kombinatorial. Kombinatorial cabang matematika untuk memperoleh jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu dalam himpunannya [1]. Dengan menghitung secara kombinatorial, dapat diperoleh jumlah kemungkinan pengaturan dari sejumlah objek dalam suatu himpunan tanpa harus mengenumerasi kemungkinan tersebut satu persatu. Meskipun kombinatorial tidak menghilangkan keharusan melakukan pencacahan/enumerasi pada setiap kasus, kombinatorial menjadi sangat sangat membantu dalam melakukan pemecahan masalah, seperti menghitung jumlah kemungkinan sandi lewat (password) yang harus dicoba untuk menyusup ke dalam sistem atau menghitung banyaknya kombinasi yang memungkinkan dari nomor seri yang unik. 2.1.1.1 Kaidah Dasar Menghitung 1. Kaidah Perkalian (rule of product) Misalkan percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan, dan percobaan 2 mempunyai q hasil, maka bila percobaan 1 dan percobaan 2 dilakukan kan terdapat p q hasil percobaan. 2. Kaidah Penjumlahan (rule of sum) Misalkan percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan, dan percobaan 2 mempunyai q hasil, maka bila percobaan 1 atau percobaan 2 dilakukan (hanya salah satu percobaan saja yang dilakukan) akan terdapat p + q hasil percobaan. 2.1.1.2 Permutasi Permutasi jumlah urutan yang berbeda dari pengaturan objek-objek. Permutasi merupakan bentuk khusus aplikasi kaidah perkalian. Misalkan jumlah objek n, maka : urutan pertama dipilih dari n objek, urutan kedua dipilih dari (n 1) objek, urutan kedua dipilih dari (n 2) objek, urutan terakhir dipilih dari 1 objek yang tersisa. Menurut kaidah perkalian, permutasi dari n objek 1 2.. 2 1 = (1) Rumus permutasi-r (jumlah susunan berbeda dari pemilihan r objek yang diambil dari n objek), dilambangkan dengan P(n,r):, = 1 2 1 2.1.1.3 Kombinasi = (2) Bentuk khusus dari permutasi kombinasi. Jika pada permutasi urutan kemunculan diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan kemunculan diabaikan. Rumus kombinasi-r (jumlah pemilihan yang tidak terurut r elemen yang diambil dari n buah elemen), dilambangkan dengan, atau., = (3) Interpretasi Kombinasi 1., = banyaknya himpunan bagian yang terdiri atas r elemen yang dapat dibentuk dari himpunan dengan n elemen. 2., = cara memilih r buah elemen dari n elemen yang ada, tetapi urutan elemen di dalam susunan hasil pemilihan tidak penting. Permutasi dan Kombinasi Bentuk Umum Misalkan terdapat n buah bola yang tidak seluruhnya berbeda warna (ada beberapa bola berwarna sama, indistinguishable) n1 bola di antaranya berwarna 1, n2 bola di antaranya berwarna 2, nk bola di antaranya berwarna k, dan n1 + n2 + + nk = n. Berapa jumlah cara pengaturan n buah bola ke dalam kotak-kotak tersebut (tiap kotak maksimal 1 buah bola)? Penyelesaian: Jika n buah bola itu kita anggap berbeda semuanya, maka jumlah cara pengaturan n buah bola ke dalam n buah kotak, = Dari pengaturan n buah bola itu, Terdapat n1! cara memasukkan bola berwarna 1, terdapat n2! cara memasukkan bola berwarna 2, terdapat nk! cara memasukkan bola berwarna k. MAKALAH IF2091 STRUKTUR DISKRIT TAHUN 2009 Page 2

Permutasi n buah bola yang mana n1 di antaranya berwarna 1, n2 bola berwarna 2,, nk bola berwarna k ; 1, 2,, =, (3) Cara penyelesaian lain: Terdapat C(n, n1) cara untuk menempatkan n1 buah bola yang berwarna 1, terdapat C(n n1, n2) cara untuk menempatkan n1 buah bola yang berwarna 2, terdapat C(n n1 n2, n3) cara untuk menempatkan n1 buah bola yang berwarna 3, Terdapat 1 2 cara untuk menempatkan nk buah bola yang berwarna k. Jumlah cara pengaturan seluruh bola ke dalam kotak ; 1, 2,, =, 1 1, 2 1 2, 3 1 2 = (4) Dengan Kesimpulan : ; 1, 2,, = ; 1, 2,, = Kombinasi dengan Pengulangan Misalkan terdapat r buah bola yang semua warnanya sama dan terdapat n buah kotak, serta ketentuan sebagai berikut: 1. Masing-masing kotak hanya boleh diisi paling banyak satu buah bola. Jumlah cara memasukkan bola C(n, r). 2. Masing-masing kotak boleh diisi lebih dari satu buah bola (tidak ada pembatasan jumlah bola). Jumlah cara memasukkan bola + 1, = + 1, 1 (5) 2.1.2 Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) [2] Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), atau sering kali disebut plat nomor atau nomor polisi, plat aluminium tanda kendaraan bermotor di Indonesia yang telah didaftarkan pada Kantor Bersama Samsat. Penggunaan tanda nomor kendaraan bermotor di Indonesia, terutama di Jawa, merupakan warisan sejak zaman Hindia Belanda, yang menggunakan kode wilayah berdasarkan pembagian wilayah karesidenan. Tanda Nomor Kendaraan Bermotor berbentuk plat aluminium dengan cetakan tulisan dua baris. Baris pertama menunjukkan: kode wilayah (huruf), nomor polisi (angka), dan kode/seri akhir wilayah (huruf) Baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku Bahan baku TNKB aluminium dengan ketebalan 1 mm. Ukuran TNKB untuk kendaraan bermotor roda 2 dan roda 3 250x105 mm, sedangkan untuk kendaraan bermotor roda 4 atau lebih 395x135 mm. Terdapat cetakan garis lurus pembatas lebar 5 mm diantara ruang nomor polisi dengan ruang angka masa berlaku. Pada sudut kanan atas dan sudut kiri bawah terdapat tanda khusus (security mark) cetakanlambang Polisi Lalu Lintas; sedangkan pada sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri ada tanda khusus cetakan "DITLANTAS POLRI" (Direktorat Lalu Lintas Kepolisian RI) yang merupakan hak paten pembuatan TNKB oleh Polri dan TNI. Warna Tanda Nomor Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut: Kendaraan bermotor bukan umum dan kendaraan bermotor sewa: Warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih Kendaraan bermotor umum: Warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam Kendaraan bermotor milik Pemerintah: Warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih Kendaraan bermotor Corps Diplomatik Negara Asing: Warna dasar Putih dengan tulisan berwarna hitam Kendaraan bermotor Staff Operasional Corps Diplomatik Negara Asing: Warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih dan terdiri dari lima angka dan kode angka negara dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian Kendaraan bermotor untuk transportasi dealer (pengiriman dari perakitan ke dealer, atau dealer ke dealer): Warna dasar Putih dengan tulisan berwarna merah. Nomor polisi diberikan sesuai dengan urutan pendaftaran kendaraan bermotor. Nomor urut tersebut terdiri dari 1-4 angka, dan ditempatkan setelah Kode Wilayah Pendaftaran. Nomor urut pendaftaran dialokasikan sesuai kelompok jenis kendaraan bermotor (untuk wilayah DKI Jakarta): 1-2999, 8000-8999 dialokasikan untuk kendaraan penumpang. 3000-6999, dialokasikan untuk sepeda motor. 7000-7999, dialokasikan untuk bus. 9000 -, dialokasikan untuk kendaraan beban. Apabila nomor urut pendaftaran yang telah dialokasikan habis digunakan, maka nomor urut pendaftaran berikutnya kembali ke nomor awal yang telah dialokasikan dengan diberi tanda pengenal huruf seri A - Z di belakang angka pendaftaran. Apabila huruf di belakang angka sebagai tanda pengenal kelipatan telah sampai pada huruf Z, maka penomoran dapat menggunakan 2 huruf seri di belakang angka pendaftaran. MAKALAH IF2091 STRUKTUR DISKRIT TAHUN 2009 Page 3

Khusus untuk DKI Jakarta, dapat menggunakan hingga 3 huruf seri di belakang angka pendaftaran, sesuai kategori atau dengan permintaan khusus. Format kategori 3 huruf seri umum yaitu: B XXXX XYZ X = Umumnya mewakili tempat kendaraan tersebut terdaftar. Huruf yang mewakili kategori tempat terdaftarnya kendaraan: U -> Jakarta Utara B -> Jakarta Barat P -> Jakarta Pusat S -> Jakarta Selatan T -> Jakarta Timur E -> Depok N -> Tangerang C -> Tangerang K -> Bekasi Y = Umumnya jenis kedaraan berdasar golongan Huruf yang mewakili kategori kendaraan: A -> Sedan F -> Minibus, Hatchback, City Car J -> Jip dan SUV Z = Huruf acak yang diberikan untuk pembeda. Contoh: B XXXX PAA -> Mobil tersebut terdaftar di Jakarta Pusat (P), berjenis sedan (A), dan memiliki huruf pembeda (A). Untuk pembagian kode wilayah pendaftaran, dapat dilihat jelas pada gambar dibawah ini. K = eks Karesidenan Pati: Kabupaten Pati (K - A), Kabupaten Kudus (K - B), Kabupaten Jepara (K - C), Kabupaten Rembang (K - D), Kabupaten Blora (K - E), Kabupaten Grobogan (K - F), Kecamatan Cepu (K - N ; K - Y) R = eks Karesidenan Banyumas: Kabupaten Banyumas (R - A/H/S), Kabupaten Cilacap (R - B/K/T), Kabupaten Purbalingga (R - C), Kabupaten Banjarnegara AA = eks Karesidenan Kedu: Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo AB = DI Yogyakarta: Kota Yogyakarta (A/H/F), Kabupaten Bantul (B/G), Kabupaten Gunung Kidul (D/W), Kabupaten Sleman (E/N/Y/Q/Z/U), Kabupaten Kulon Progo (C) AD = eks Karesidenan Surakarta: Kota Surakarta (AD), Kabupaten Sukoharjo (AD - B/K/T), Kabupaten Boyolali (AD - D/M), Kabupaten Sragen (AD - E/N/Y), Kabupaten Karanganyar (AD - F/P), Kabupaten Wonogiri (AD - G/R), Kabupaten Klaten (AD - J/C/L/V) contoh : AD1234CB AD1234CK AD1234CT itu sukoharjo Dimana untuk wilayah Jawa Tengah : G = eks Karesidenan Pekalongan: Kabupaten (G - B)/Kota Pekalongan (G - A), Kabupaten (G - F)/Kota Tegal (G - E), Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang (G - C), Kabupaten Pemalang (G - D) H = eks Karesidenan Semarang: Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal (H - D), Kabupaten Demak 2.2. Analisis Kasus Kasus yang penulis angkat dalam makalah ini Kombinasi dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Indonesia khususnya kota Semarang. Kombinasi dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Indonesia terutama di Jakarta, telah dipaparkan cukup jelas pada bagian Dasar Teori di atas, untuk kota-kota selain jakarta, dapat dipaparkan sebagai berikut. MAKALAH IF2091 STRUKTUR DISKRIT TAHUN 2009 Page 4

Telah diketahui bahwa untuk Tanda Nomor Kendaraan Bermotor untuk kota-kota selain Jakarta terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1 -> 1 atau 2 digit Huruf Kode Wilayah 2 -> 1 atau 2 atau 3 atau 4 digit Angka Nomor Polisi yang sesuai dengan urutan pendaftaran. 3 -> 2 digit Huruf, dengan digit pertamanya merupakan huruf pembeda, dan digit keduanya, merupakan huruf yang menyatakan pembagian wilayah yang lebih spesifik. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat menggunakan teori Kombinatorial dengan memodifikasinya sebagai berikut. Pertama-tama, siapkan slot-slot yang memungkinkan untuk objek kasus, yang dalam hal ini merupakan kemungkinan dari slot Tanda Nomor Kendaraan. 1 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 Setelah itu, isi slot-slot tersebut dengan kemungkinankemungkinan yang membuat objek di atas sesuai dengan plat nomor yang sesungguhnya sesuai teori. Berikut tabel assignment yang digunakan untuk mengassign banyaknya kemungkinan itu. Tabel 1. Tabel assignment kemungkinan kombinasi ke dalam slot kombinasi Slot Kemungkinan Kombinasi Assignment 1 Kode Wilayah Semarang : H 1 2 Khusus untuk slot ini, kemungkinan kombinasi 1-4 digit Angka, dari 1 hingga 3.1 A,B,C,...,Y,Z 26 3.2 Karena area yang kita kaji untuk kasus ini kota Semarang, maka untuk slot 3.2 ini, terdapat 25 kemungkinan, yaitu A-Z kecuali D (karena digunakan untuk wilayah Kendal), karena di Kota Semarang sendiri tidak terdapat pembagian wilayah yang lebih spesifik (masih menggunakan generalisasi utama, yaitu plat nomor H[Karesidenan Semarang]) 25 Setelah itu, tinggal kita kalikan angka-angka yang terdapat didalam slot tersebut menggunakan Kaidah Perkalian sehingga menghasilkan satu output yang merupakan jumlah kombinasi dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Kota Semarang yaitu : = 1 2 3.1 3.2= 1 26 25= 6499350 3. KESIMPULAN Ada 2 (Dua) kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan makalah ini, yaitu: a. Dengan menggunakan teori kombinatorial, kita dapat menghitung secara pasti berapa kombinasi dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Indonesia, yang dalam makalah ini dibahas TNKB di Kota Semarang. b. Setelah melalui perhitungan dan analisis kasus, didapat banyaknya Kombinasi dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) di Indonesia khususnya Kota Semarang yaitu sebesar 6499350 kombinasi atau dengan kalimat lain, terdapat 6499350 kombinasi Plat Nomor yand dapat dibuat untuk menandai tiap satuan kendaraan bermotor di Kota Semarang 4. REFERENSI [1] Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah IF2091 Struktur Diskrit, Edisi Keempat, Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, 2008. [2] Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/tanda_nomor_kendaraan_ber motor Tanggal akses : 20 Desember 2009, pukul 10:00. [3] Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/berkas:indonesialicenseplates Map.png Tanggal akses : 20 Desember 2009, pukul 10:00. Hasil dari assignment slot sebagai berikut: 1 26 25 MAKALAH IF2091 STRUKTUR DISKRIT TAHUN 2009 Page 5