BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah Panti Asuhan sudah terbayang di benak kita, bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan!

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

Pernyataan Variabel Pendidikan Agama dalam Keluarga (X1)

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan berbagi tugas seperti mencari nafkah, mengerjakan urusan rumah tangga,

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Menurut Winkel (2004), prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Proses yang dialami siswa menghasilkan perubahanperubahan dalam

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 01 PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. piatu dan dhuafa. Salah satu lembaga non-formal dalam mewujudkan generasi

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 1994

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

PROPOSAL Waqaf Pembebasan Tempat Tinggal Panti Yatim dan Dhuafa Daarul Adzkar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

1 Universitas Kristen Maranatha

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pasalnya keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa selalu diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sarana penunjang dan (5) sistem administrasi. Kelima faktor tersebut ada di

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah Panti Asuhan sudah terbayang di benak kita, bahwa yang masuk sebagai santri asuhnya adalah anak-anak keluarga kurang mampu baik kemampuan dari segi ekonomi dan tanggung jawab negara, melalui instansi yang berwenang, adalah untuk menjamin supervisi keselamatan, kesejahteraan diri, dan perkembangan setiap anak yang ditempatkan dalam pengasuhan alternatif dan melakukan review secara teratur tentang ketepatan situasi pengasuhan yang disediakan. Sudah menjadi kewajiban bagi setiap warga Negara untuk berpartisipasi mengurusnya, manakala mengetahui ada fakir miskin, anak terlantar, terlebih anak yatim berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 30/Huk/2011 Tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Berbaik hati kepada anak yatim juga menolong fakir miskin telah diperintahkan oleh Allah SWT didalam Al Qur an surat Al Maa uun ayat 1-7 sebagai berikut: 1

Artinya: Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Yaitu orangorang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan member makan orang miskin, maka celakalah bagi orang-orang yang sholat, yaitu orangorang yang lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang berguna (QS. Al Maa uun ; 1-7 ). Dalam kenyataan di masyarakat tidak bisa dipungkiri lagi bahwa suatu peran yang sangat besar di masyarakat dalam membina kaum yang lemah adalah dengan jalan kebersamaan. Hal ini sesuai perintah Allah SWT dalam Al Qur an surat Ali Imron ayat 104 sebagai berikut, 2 Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.( QS. Ali Imron:104 ). Mengubah kaum yang lemah menjadi mampu dan menjadi sejahtera adalah suatu bentuk kebajikan, dengan demikian secara tidak langsung bisa menjauhkan kita dari kemunkaran. Sehingga didalamnya terjadi keseimbangan antara berdakwah dengan memberikan pendidikan. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan cara melaksanakan keduanya yaitu dakwah dan pendidikan, ini sesuai dengan hak masing- masing tanpa pengurangan dan penyimpangan. Pendidikan berguna untuk menjadikan para pembimbing, pendakwah, yang siap berkorban untuk meningkatkan derajat umat. Sedangkan dakwah berguna untuk menyelematkan orang orang yang tenggelam dalam kesesatan, dan memberi petunjuk kepada umat agar menjadi terdidik, yang pada akhirnya bisa mengubah kenyataan yang pahit lagi menyakitkan menjadi kenyataan yang baik, terpuji dan mendapat ridlo Allah SWT (Nuh, 2004: 155).

3 Telah banyak ditunjukan oleh masyarakat bahwa kebersamaan dalam membina kaum yang lemah itu diwujudkan dengan mendirikan sebuah lembaga sosial formal yaitu Panti Asuhan. Keberadaan Panti Asuhan merupakan bagian dari masyarakat, sehingga interaksi sosial akan terjadi. Warga masyarakat di sekitar Panti Asuhan merupakan sumber, baik untuk sosialisasi anak maupun dukungan-dukungan material dan finansial. Meskipun pada umumnya terbatas (Hanief, 2007: 49). Menurut pandangan peneliti, Sudah menjadi opini masyarakat bahwa Panti Asuhan adalah tempat penampungan orang miskin. Meskipun opini sudah terlanjur demikian akan tetapi bagimanapun keberadaan Panti Asuhan, yang jelas mendatangkan banyak hikmah, antara lain sebagai berikut: 1. Menjadi sarana beramal bagi para dermawan. 2. Menjadi tempat untuk mengamalkan ilmu bagi para asatidz. 3. Menjadi tempat penolong bagi para suka relawan. 4. Menjadi tempat berteduh bagi anak-anak fuqoro dan masakin. 5. Menjadi tempat pembinaan kader dakwah yang efektif. Keberhasilan belajar siswa dalam bentuk prestasi belajar yang ditunjukkan oleh nilai raport merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait dan menentukan prestasi belajar itu sendiri, seperti faktor pola lingkungan belajar anak panti asuhan, faktor individual (kematangan atau pertumbuhan fisik, kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual) dan faktor sosial (guru, orang tua, keluarga dan lingkungan serta fasilitas atau dukungan).

4 Salah satu faktor menurunnya prestasi belajar adalah pola lingkungan belajar siswa, lingkungan belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya; bagaimana mereka belajar dan mengikuti pelajaran. Faktor menurunnya prestasi juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal contohnya seperti; intelegensi, minat, bakat, motivasi, gaya belajar dan pola lingkungan. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar The Liang Gie (1984: 10). Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar siswa yang ada di asrama cukup memprihatinkan. Dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada siswa yang ada di asrama khususnya kelas II umumnya mereka kurang memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan/prestasi belajar. Mereka umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin. Sukir (1995: 32) mengemukakan bahwa masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja. Buruknya pola belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2002: 45) mengemukakan bahwa faktor cara belajar

5 yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Dari hasil observasi di Sekolah, peneliti memperoleh data bahwa sebagian siswa yang berasal dari Panti Asuhan Muhammadiyah mengalami kesulitan dalam menerima dan mempelajari mata pelajaran. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi tersebut mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai, minat belajar dan motivasi yang kurang. Dimana pada akhirnya masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa dilihat dari nilai tes yang diberikan kepada siswa. Pola lingkungn belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian ini hanya meneliti tentang faktor faktor menurunnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dengan faktor cara belajar dan motivasi dalam belajar untuk meraih prestasi maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang Peranan Pola Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Di Sekolah (Studi Pada Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo)

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti merumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan pola lingkungan di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo yang mampu meningkatkan pretasi belajar anak di sekolah? 2. Bagaimana gambaran prestasi belajar anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo di sekolah? 3. Bagaimana pengaruh pola lingkungan di Panti Asuhan Muhamamdiyah Ponorogo terhadap prestasi belajar anak di sekolah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui peranan pola lingkungan terhadap prestasi belajar anak Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo di sekolah. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar anak Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. 3. Untuk mengetahui pengaruh pola lingkungan terhadap prestasi belajar anak Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti sebagai suatu sistem pendidikan dalam upaya peningkatan proses pembelajaran. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut : 1. Bagi Panti Asuhan

7 Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pendidik, guru, dan orang orang yang berhubungan dengan panti asuhan dan anak asuhnya. 2. Bagi Sekolah Dengan mengetahui faktor cara belajar terhadap prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan. 3. Bagi Guru Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi pembelajaran serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang diciptakan. 4. Bagi Siswa Dengan mengetahui faktor cara belajar terhadap prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi belajar yang memuaskan. 5. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

8 E. Sistematika Pembahasan. Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab kesatu pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika pembahasan. Bab kedua landasan Teori, berisi tentang diskripsi peneliti terdahulu, definisi Panti Asuhan dan definisi anak asuh, pengelolaan Panti Asuhan, serta faktor menurnnya prestasi siswa Panti Asuhan. Bab ketiga metodologi penelitian, berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, informan, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Bab keempat hasil dan pembahasan, berisi tentang diskripsi lokasi penelitian, diskripsi data, dan analisis data Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.