BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB V PEMBAHASAN. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. yang menghormati sesama manusia dapat dikatakan sudah dapat dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa ayat di dalam al-quran. Penanaman nilai-nilai akhlak mulia menjadi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

Pendidikan Agama Islam

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

HaidarPputra Daulay, Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi seorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas anak didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi pekerti yang luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama 1. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan al-qur an dan as- Sunnah, selalu mempunyai tujuan menjadikan manusia sebagai kholifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik 2. Tujuan pendidikan akan berhasil sesuai dengan yang diharapkan jika ada kerja sama antara guru dengan murid itu sendiri. Sebab, guru harus senantiasa mengembangkan keilmuannya dan menyesuaikan dengan zaman yang dihadapi. Pengajaran tidak hanya dengan cara transfer of knowladge tetapi juga dengan menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak pada siswa. Dalam dunia pendidikan, persoalan akhlak sangat perlu diperhatikan, karena tujuan pendidikan tidak hanya menciptakan insan yang berotak cerdas dan berketrampilan saja, melainkan manusia yang sempurna dengan dihiasi budi pekerti yang luhur. Dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 disebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan 1 Armai Arief, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 200), hal. 3 2 Ibid,,hal. 29 1

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UUSPN, 2003 ;3) Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran persoalan akhlak sudah diabaikan oleh peserta didik maupun pendidiknya, bagaimana tujuan pendidikan bisa tercapai dengan sempurna. Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, ditangan anak nanti tonggak kepemimpinan akan diserahkan. Untuk menamkan akhlak yang baik, sejak kecil harus dikenalkan dengan pendidikan agama. Pendidikan dasar agama diantaranya pendidikan bermasyarakat, pendidikan akhlak keagamaan yang biasanya dengan cara mempelajari kitab suci al-qur an. Berbicara masalah pembinaan mental remaja, tentunya sudah dapat dibayangkan keanekaragaman kelakuan mereka karena masing-masing siswa mempunyai sifat yang berbeda. Oleh karena itu, banyak orang berpendapat bahwasanya masa remaja merupakan masa pencarian jati diri yang penuh masalah dan yang paling sulit. Menurut Elizabeth B. Harlock bahwa rentang usia remaja terjadi antara usia 13 sampendidikan Agama Islam21 tahun, yang dibagi dalam masa remaja awal usia 13 atau 14 sampai17 tahun dan masa akhir remaja yakni pada usia 17 sampai 21 tahun. 3 Disamping itu, bagi anak-anak yang sedang tumbuh, agama mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu untuk penenangan jiwa. Pada masa Andolesen (antara 13-21 tahun) anak-anak sedang mengalami keguncangan jiwa. Dalam periode ini, mereka digelisahkan oleh peran yang 3 Andi Mappiere, Psikologi Remaja (Surabaya:Usaha Nasional, 1982), hal. 25 2

ingin melawan orang tua. Kadang-kadang mereka mulai merasa timbulnya dorongan-dorongan seksual yang belum mereka kenal sebelumnya. Di samping itu, mungkin mereka gelisah akan takut akan gagal, merasa kurang serasi dalam pertumbuhannya dan sebagainnya. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang memiliki pengaruh besar bagi perkembangan jiwa siswa atau remaja. Di samping mendidik kepandaian dan ketrampilan, sekolah juga berupaya mengadakan pembinaan yang bersifat positif bagi siswanya. Dalam lingkungan pendidikan guru sangat berperan penting dalam proses pembinaan akhlak atau mental siswa. Lebih-lebih guru agama merupakan salah satu dari pengendali akhlak atau mental. Setiap guru agama hendaknya menyadari, bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih anak dalam melaksanakan ibadah, akan tetapi pendidikan agama jauh lebih luas dari pada itu, tujuan pertama untuk membentuk kepribadian anak, sesuai dengan ajaran agamanya, jauh lebih penting dari pada menghafal dalil-dalil dan hukum agama. Guru agama tidak hanya sekedar dituntut memiliki kemampuan menyampaikankan materi di depan kelas. Melainkan juga mampu memainkan peran komunikator dalam menciptakan suasana keagamaan individu maupun kelompok di lingkungan peserta didik. Guru agama akan dihadapkan pada keragaman pengetahuan, pengalaman dan persepsi keagamaan peserta didik serta lingkungan sekolah terutama kolega sesama pendidik. Sebagaimana 3

diketahui bahwa peserta didik dalam satu kelas lingkungan sekolah punya keragaman. Artinya, kondisi yang satu dengan kondisi yang lain belum tentu sama 4. Seorang guru haruslah memiliki sifat kesucian dan kehormatan, karena ia sebagai orang yang selalu digugu dan ditiru atau dengan kata lain sebagai seorang yang patut diteladani baik oleh anak didik maupun masyarakat sekelilingnya. Sifat tersebut juga harus dimiliki oleh guru para agama, terutama jika mengingat bahwa mereka harus mengajarkan agama Islam kepada anak didiknya. Guru agama di samping bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi anak didiknya yakni mengantarkan anak didik ketingkat kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani, juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT. Tanggung jawab ini antara lain tentang kebenaran materi yang ia sampaikan serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang diterima. Guru juga harus mampu menempatkan orientasi pendidikan-pendidikan Islam untuk menyiapkan generasi masa kini dalam menghadapi tantangan zaman. Pada abad 21 saat ini yang sangat diperlukan ialah ahli fikir, ilmuwan, cerdik pandai yang mampu mengintergrasikan ilmu pengetahuan secara utuh, menjadi hamba Allah yang diridloi-nya. Mengingat begitu pentingnya tugas guru Pendidikan Agama Islamdalam pembentukan pribadi muslim maka dapat dikatakan bahwa guru Pendidikan 4 Malik Fajar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo), hal. 191-192 4

Agama Islammemiliki kedudukan dan tugas yang mulia baik dimata manusia maupun Allah SWT. Guru Pendidikan Agama Islamharus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses pembinaan moral, disamping harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu sehat jasmani dan rohani juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi yakni membentuk moral anak didik yang berkepribadian muslim 5. Hal semacam itu juga diterapkan oleh Luqman dalam melaksanakan pendidikan Islam terhadap anaknya, dalam perintahnya Luqman memerintahkan anaknya agar menjadi anak yang saleh bagi dirinya sendiri dengan menyembah Allah yang diwujudkan dengan mendirikan shalat, dan saleh bagi orang lain dengan amar ma ruf nahi munkar. Luqman juga mewasiatkan kepada anaknya agar bersabar atas segala celaan yang diterima dari orang lain ketika melakukan amar ma ruf nahi munkar. Dalam hal ini dalam al-qur an surat Luqman ayat 17: Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegalah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) 6. Salah satu wujud dari upaya guru Pendidikan Agama Islamdi SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang dalam pembinaan akhlak siswa dengan melalui metode pembiasaan dengan cara kegiatan praktik pembiasan keagamaan disekolah yang meliputi: doa bersama sebelum mulai dan selesai kegiatan 5 Jalaludin, Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001) hal. 93 6 Syekh Khalid bin Abdurrahman Al-Akk, Cara Islam Mendidik Anak(Jogyakarta:PT Ad- Dawa, 2006),hal. 60 5

belajar mengajar, shalat dhuha berjamaah pada istirahat pertama, shalatdhuhur berjamaah,shalat jum at bagi siswa laki-laki,pembiasaan hidup bersih dan menyisihkan sebagian uang saku untuk sedekah. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa dalam melakukuan hal yang baik sehingga membentuk akhlak siswa lebih positif. Imam al-gozaly juga menggunakan pembiasaan dalam mendidik anak, sebagaimana dikutip oleh Arifin bahwa bila seorang anak dibiasakan dengan sifat-sifat yang baik, maka akan berkembanglah sifat-sifat yang baik itu pada dirinya dan akan memperoleh kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Sebaliknya bila anak dibiasakan dengan sifat-sifat jelek, dan kita biarkan begitu saja, maka ia akan celaka dan binasa 7. Suatu tindakan yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan membekas pada diri seseorang dan menjadi kepribadian tertentu. Sebenarnya pembiasaan bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Rasulullah dan juga para ulama' terdahulu juga menggunakan pembiasaan sebagai salah satu teknik untuk mendidik. Untuk itu pada pendidikan modern di sekolah-sekolah, teknik pembiasaan perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, dalam artian perlu terprogram secara sistematis. Dari uraian tersebut, guru di samping harus mengajar ilmu pengetahuan kepada siswa, guru juga harus dapat mendidik anak didiknya supaya dapat mengamalkan apa yang diajarkan oleh gurunya tentang ilmu yang diterima dari gurunya, seperti yang dicontohkan oleh Luqman dan Imam al-gozaly sebab 7 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 102. 6

guru adalah orang tua kedua, untuk mendidik dan mengajar anak didik nantinya mampu menghadapi kemajuan dunia yang semakin canggih. Untuk itulah saatnya lembaga pendidikan bangkit menyelamatkan anak negeri ini dengan pendidikan yang positif dan membiasakan perilaku yang baik. Sehingga dapat membentuk pribadi generasi muda yang bakal mewarisi sifat kepemimpinan yang bermoral dan berakhlak yang sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan uraian diatas figur seorang guru sangatlah penting dalam membimbing anak didiknya agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa terlebih agamanya. Maka dari itu penulis terdorong untuk meneliti tentang: Kinerja Guru Pendidikan Agama Islamdalam Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Metode Pembiasaandi SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang. 7

B. Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi diatas agar lebih berfokus dalam pembahasan penelitian ini, maka peneliti memusatkan perhatian pada pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja guru Pendidikan Agama Islamdalam pembinaan akhlak siswa melalui metode pembiasaan di SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang? 2. Bagaimana hasil pembinaan akhlak siswa melalui metode pembiasaan di SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islamdalam pembinaan akhlak siswa melalui metode pembiasaan di SMP PGRI 2 Kab. Kalipare Kabupaten Malang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Mendeskripsikan kinerja gurupendidikan Agama Islamdalam pembinaan akhlak siswa melalui metode pembiasaan di SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang 2. Mendeskripsikan hasil pembinaan akhlak siswamelalui metode pembiasaan di SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang 3. Mendeskripsikan faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islamdalam pembinaan akhlak 8

siswa melalui metode pembiasaan di SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga. Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari kinerja guru Pendidikan Agama Islamdalam pembinaan akhlak melalui metode pembiasaan, serta sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga untuk memberikan kebijakan kepada para guru dalam proses penyampaian materi Pendidikan Agama Islam. 2. Bagi Guru. Agar guru agama lebih mudah dalam menyampaikankan materi pelajaran Pendidikan Agama Islamyaitu secara logis, praktis dan sistematis serta efektif dan efesien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. 3. Bagi Siswa. Siswa agar dapat memahami materi yang disampaikan guru serta lebih mudah dalam memahami konsep dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islamuntuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Bagi Peneliti. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islamdalam pembinaan akhlak siswa baik dalam teori maupun empiris. 9

E. Batasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran, maka istilah dalam judul skripsi ini perlu diberikan batasan 1.Kinerja: adalah apa yang dapat dikerjakan (dicapai), atau cara berfikir yang disertai dengan perbuatan yang nyata. 2. Guru: adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberibimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninyaagar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. 3.Pembinaan akhlak: adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar oleh orang-orang/lembaga yang mempunyai tujuan terhadap perubahan seseorang untuk diarahkan pada sasaran yang dituju, yang berhubungan dengan semua unsur jiwa yaitu emosi, pikiran, sikap, dan perasaan yang semua itu akan berpengaruh terhadap tingkah laku. 4. Metode: adalah suatu cara yang telah dirancang sebelumnya untuk mencapai suatu keinginan agar tercapai dengan baik. 5. Pembiasaan:adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa hubungan akal. Atau, dia adalah sesuatu yang tertanam di dalam jiwa dari hal-hal yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat. 10

F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk mengindari perluasan masalah dalam penelitian skripsi ini sekaligus untuk mempermudah pemahaman, maka dalam penulisan skripsi ini ruang lingkup pembahasannya harus dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan fokus pembahasn skripsi antara lain: 1. Metode pembiasaan yang ada di SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang. 2. Hasil yang dicapai dalam pembinaan akhlak bagi siswa melalui metode pembiasaan. 3. Faktor yang mendukung dan menghambat kinerja guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pembinaan akhlak bagi siswa melalui metode pembiasaan. G. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, maka pembahasan dibagi menjadi lima bab. Uraian masing-masing bab disusun sebagai berikut: BAB Pertama,pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB Kedua, berisi kajian pustaka yang mencakup tentang: penelitian terdahulu, kajian teori yang menjelaskan secara rinci tentang guru Pendidikan Agama Islam (pengertian guru Pendidikan Agama Islam, syarat menjadi guru 11

Pendidikan Agama Islam, tugas utama guru). Akhlak (pengertian akhlak, tujuan pembinaan akhlak), Kinerja guru pendidikan Islam melalui metode pembiasan, meliputi: definisi pembiasaan, tahapan-tahapan membentuk kebiasaan, urgensi pembiasaan, dan pembiasaan praktik keagamaan disekolah. BAB Ketiga, metode penelitian, berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitan, meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data dan uji keabsahan hasil penelitian. BAB Keempat, menjelaskan tentang hasil penelitian, yang meliputi; latar belakang SMP PGRI 2 Kalipare Kabupaten Malang, penyajian dan analisis hasil penelitian. BAB Kelima, kesimpulan dan saran,memaparkan kesimpulan hasil akhir penelitian ini secara keseluruhan dan kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran sebagai perbaikan dari segala kekurangan dan disertai dengan lampiran-lampiran. 12