BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pekembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesatpada saatini dapat memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku menurut Jogiyanto (2008:11) adalah tindakan-tindakan (actions)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemakai laporan keuangan. Perkembangan profesi akuntan publik di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring berjalannya waktu eksistensi auditor semakin diakui. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

FAJAR DWI NUGROHO B

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi (Arens, 2011). Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat dipertanggung jawabkan. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak yang terkait, terutama informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berat, oleh karena itu perbaikan kompetensi seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan pembaharuan yang akan menjadi generasi-generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya (profit-making) agar

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat peneltian, serta sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat ini membuat pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pekembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin kompleks. Hal tersebut membuat informasi akuntansi semakin sangat dibutuhkan, khususnya akuntan publik yang mengeluarkan pernyataan pendapat profesional mengenai keandalan informasi atau laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan, Muawanah (2000). Akuntan publik memiliki kedudukan yang unik dibandingkan dengan profesi lainnya, dimana profesi ini merupakan profesi yang berlandaskan kepada kepercayaan dari masyarakat atau publik untuk memberikan jasa profesionalnya kepada pihak yang berkepentingan baik pihak internal yaitu pihak manajemen, maupun pihak eksternal yaitu pihak kreditor, investor dan sebagainya. Untuk jasa yang diberikan kepada kedua pihak ini, akuntan yang di sebut auditor harus dapat menjadi penengah antara dua pihak yang berbeda kepentingan, yaitu pihak internal dan eksternal, karena pada prinsipnya auditor dalam setiap kegiatan pemeriksaan, harus bersikap objektif dan independen, sehingga hasil yang diperoleh akan menunjukkan informasi yang relevan dan berguna bagi pemakainya. Profesi auditor akan selalu berhadapan dengan dilema yang mengakibatkan seorang auditor berada pada dua pilihan yang bertentangan dan menimbulkan konflik, di satu sisi ketika melaksanakan proses audit, auditor harus mengikuti standar-standar yang ada dan di sisi lain terdapat tuntutan klien yang sifatnya cenderung menekan 1

2 auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Sebagai contoh dalam proses auditing, seorang auditor akan mengalami suatu dilema ketika tidak terjadi kesepakatan dengan klien mengenai beberapa aspek dan tujuan pemeriksaan. Apabila auditor memenuhi tuntutan klien berarti akan melanggar standar pemeriksaan dan etika profesi, tetapi apabila tidak memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan berakibat pada penghentian penugasan oleh klien. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir (Ade Imam Suhakim dan Dicky Arisudhana, 2012). Akuntan publik dalam menjalankan profesi diatur oleh suatu kode etik akuntan publik yang merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi, dan dengan masyarakat. Dengan berpegang pada kode etik, akuntan publik dapat memberikan keyakinan kepada klien, pemakai laporan keuangan, atau masyarakat yang tentang kualitas jasa yang diberikan karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana diatur dalam kode etik. Namun demikian, dalam menjalankan profesinya akuntan publik sering kali mengalami dilema etis, karena harus memahami keinginan klien yang membayar fee untuk pekerjaan profesional yang tealah diberikan dan menghadapi tuntutan masyarakat untuk memberikan laporan yang dapat diandalkan. Adanya dilema etis ini menyebabkan terjadinya situasi konflik audit (Intiyas, dkk 2007). Akuntan publik mendapatkan sorotan yang tajam dari masyarakat dunia ketika terbongkarnya kasus Enron Corp. Laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan

3 wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Anderson, yang merupakan salah satu KAP yang termasuk dalam jajaran big five, secara mengejutkan dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001. Sebagian pihak menyatakan kepailitan tersebut salah satunya karena Arthur Anderson memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan bisnis (www.bisnis.com). Kasus-kasus serupa juga terjadi di Indonesia. Diantaranya, runtuhnya Bank Summa yang dinyatakan bangkrut beberapa bulan setelah KAP Arthur Anderson menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya (Bangkit, [2001]). Kenyataan lain adalah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah) atas kertas kerja yang dibuat oleh KAP,dari 10 KAP yang melakukan audit terhadap 37 bank bermasalah ternyata hanya 1 KAP yang tidak melanggar SPAP (Bangkit, [2001]). Perilaku merupakan perwujudan atau manifestasi karakteristik seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perilaku auditor merupakan segala tindakan yang dilakukan oleh auditor (Nengsih, 2004). Jansen dan Glinow (1985) dalam Malone dan Roberts (1996), menjelaskan bahwa perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu akan mendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyimpangan perilaku dalam audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) serta faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Menurut Robbin dan Judge (2008) dalam Widi Hidayat dan Sari Handayani (2010: 87) perilaku disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini dipengaruhi oleh kendali pribadi seorang individu, perilaku yang disebabkan

4 secara eksternal dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar yaitu individu tersebut dianggap telah berperilaku sedemikian oleh situasi. Menurut Dougall dalam Zulfahmi (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang meliputi: 1. Faktor personal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang meliputi: a. Faktor biologis manusia meliputi: genetika, sistem saraf dan sistem hormonal. b. Faktor sosiopsikologis meliputi: komponen afektif (emosional), kognitif (intelektual), konatif (kebiasaan dan kemauan). c. Motif sosiogenis atau motif sekunder, meliputi: motif berprestasi, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan berkuasa. 2. Faktor situasional, yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia sehingga dapat mengakibatkan seseorang cenderung berperilaku sesuai dengan karakteristik kelompok atau organisasi di mana ia ikut di dalamnya. Faktor ini meliputi: a. Aspek objektif lingkungan (misal: kondisi geografis, iklim, struktur kelompok). b. Lingkungan psikososial yang dipersepsi oleh seseorang (misal: iklim organisasi dan kelompok, etos kerja, iklim institusional dan budaya). c. Stimulasi yang mendorong dan memperteguh perilaku seseorang (misal: orang lain dan situasi pendorong perilaku). 3. Faktor stimulasi yang mendorong dan meneguhkan perilaku seseorang.

5 Pembahasan mengenai perilaku dan keinginan untuk mengubah perilaku atau menciptakan perilaku yang diinginkan, pertama-tama perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut dan seberapa kuat pengaruh-pengaruh tersebut (Khomsiyah dan Indriantoro, 1998). Faktor-faktor individual dalam penelitian ini adalah locus of control, sifat machiavellian dan komitmen professional. Locus of control merupakan persepsi seseorang terhadap siapa yang menentukan nasibnya. Penentuan persepsi ini sangat mempengaruhi bagaimana auditor berperilaku. Keyakinan bahwa dengan bekerja dengan baik akan membawa hasil pada prestasi yang baik pula. Sehingga dengan keyakinan tersebut auditor dapat terus berusaha, tidak menyerah pada keadaan, dan melakukan pekerjaannya dengan hasil maksimal (Hidayat dan Handayani, 2010). Tsui dan Gul (1996) dalam intiyas, dkk (2007) meneliti mengenai perilaku auditor dalam situasi konflik audit dengan melihat pengaruh locus of control dan kesadaran etis, yang menyatakan bahwa locus of control dapat berinteraksi dengan kesadaran etis untuk mempengaruhi perilaku dalam dilema etis. Sedangkan dalam Muawanah dan Indriantono (2001) menyimpulkan bahwa interaksi locus of control dan kesadaran etis mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi konflik adalah nonmonotonic sepanjang kisaran kesadaran etis dan ada simetris yang diharapkan. Rotter (1996) dalam Asih (2006) mengatakan bahwa manusia memiliki dua locus of control, yaitu internal dan eksternal locus of control. Perbedaan antara internal locus of control dan eksternal locus of control adalah ada pada pengendalian diri mereka masing-masing. Sebagai contoh seorang auditor yang memiliki eksternal locus of control lebih cenderung akan menerima tekanan dari klien

6 dibandingkan dengan auditor yang memiliki internal locus of control. Semakin tinggi tingkat kesadaran etis yang dimiliki oleh auditor maka internal locus of control yang dimiliki semakin internal sehingga perilakunya semakin etis, sedangkan semakin rendah tingkat kesadaran etis oleh auditor maka locus of control yang dimiliki semakin eksternal sehingga perilakunya kurang etis (Wati, 2009). Dalam literatur akuntansi, locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya (Rotter, 1996) dalam Muawanah dan indriantoro (2001). Selain locus of control variabel yang dapat mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi konflik audit adalah sifat Machavellian. Kepribadian individu mempengaruhi perilaku etis, hubungan paham Machiavellianisme membentuk suatu tipe kepribadian yang disebut sifat Machiavellian dengan kecenderungan perilaku individu dalam menghadapi dilema etika. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan sifat Machiavellian seseorang maka semakin mungkin orang tersebut untuk berperilaku tidak etis (Richmond dalam Purnamasari, 2006). Kepribadian Machiavellian dideskripsikan sebagai kepribadian yang kurang mempunyai afeksi dalam hubungan personal, mengabaikan moralitas konvensional, dan memperlihatkan komitmen ideologi yang rendah, sehingga mempunyai kecenderungan untuk memanipulasi orang lain (Christie and Geis, 970). Komitmen profesional juga memiliki pengaruh terhadap perilaku auditor. Setiap individu memiliki komitmen akan pekerjaannya. Komitmen profesional digunakan sebagai panduan pemahaman nilai-nilai dan norma untuk mengevaluasi

7 sikap akuntan publik dalam menghadapi suatu pekerjaan. Komitmen dapat didefinisikan sebagai keyakinan akan penerimaan tujuan dan nilai organisasi atau profesi, kemmauan untuk memainkan upaya tertentu atas nama organisasi atau profesi, dan gairah untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi atau profesi (Aranya et al dalam Utami, Noegroho, Indrawati, 2007). Komitmen profesi adalah tingkat loyalitas individu dalam pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman bagaimana berhubungan dengan kkien masyarakat, sesama rekan akuntan, dan pihak-pihak lain yang berepentingan. Dalam penelitian Muawanah dan Indriantoro (2001) dan Utami, Noegroho, Indrawati (2007) menyimpulkan baha komitmen profesional dengan kesadaran etis berpengaruh terhadap respon auditor dalam situasi konflik audit, jadi auditor dengan komitmen profesional rendah maka menyebabkan auditor untuk berperilaku etis. Menurut Intiyas, dkk (2007) untuk mengetahui perilaku akuntan publik dalam menghadapi situasi konflik audit, perlu pemahaman beberapa faktor diantaranya locus of control, komitmen profesional dan kesadaran etis. Penelitian ini merupakan perkembangan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Intiyas, dkk (2007). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel independen. Penelitian saat ini memasukkan variabel sifat Machiavellian dengan objeknya adalah kantor akuntan publik yang berada di Bandung. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini krena penting untuk mengetahui seberapa besar faktor locus of control, sifat Machiavellian, dan komitmen profesional dapat berpengaruh pada akuntan publik dalam mengatasi

8 situasi konflik. Keterkaitan antar variabel tersebut menarik untuk diteliti, oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh locus of control, sifat Machiavellian, dan komitmen profesional terhadap perilaku akuntan publik dalam situasi konflik audit. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Locus of Control, Sifat Machiavellian, dan Komitmen Profesional terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 2. Bagaimana pengaruh sifat Machiavellian terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 3. Bagaimana pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 4. Bagaimana Pengaruh locus of control, sifat machiavellian, dan komitmen profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 2. Pengaruh sifat Machiavellian terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit?

9 3. Pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 4. Pengaruh locus of control, sifat machiavellian, dan komitmen profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan untuk Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Sebagai pertimbangan bagi auditor eksternal untuk dapat bersikap dan menjadi referensi auditor dalam mengambil keputusan pada saat situasi konflik audit. 2. Kegunaan untuk akademisi Diharapkan sebagai acuan dalam pembentukan calon akuntan dalam situasi konflik audit, pengendalian diri, serta etika professional yang kelak akan dihadapi di masa yang akan datang. 3. Kegunaan untuk pengguna jasa audit Agar dapat memahami perilaku profesional dan etika profesi auditor, terutama yang akan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam situasi konflik audit, serta dapat mengetahui komitmen dan etika profesional dalam menghadapi situasi konflik audit. 4. Kegunaan untuk masyarakat Sebagai sarana informasi tentang perilaku auditor eksternal serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi khususnya memahami perilaku auditor dalam menghadapi situasi konflik audit.

10 5. Kegunaan untuk peneliti Guna memperluas wawasan dan menambah ilmu serta referensi mengenai auditor serta memperoleh dan menjalankan ilmu yang didapatkan di masa yang akan datang. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Landaan teori adalah teori-teori yang relevan yng dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta bagian dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas teknik memperoleh dan teknik pengukuran variabel-variabel lainnya. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini berisi deskripsi objek penelitian, analisis data, pembahasan, serta komentar atau pendapat penulis yang sudah dirinci. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

11 Ban ini berisi kesimpulan dan saran terdiri atas kesimpulan penelitian yang dibahas dalam Bab IV dan saran atas keterbatasan dari penelitian yang dilakukan.