III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

I. METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif yang sesuai dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam

III.PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif murni atau sur-vei. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadiankejadian

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

DESAIN PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu kemampuan mengidentifikasi struktur alur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan beberapa hal yang berkenaan dengan metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kete-rampilan dan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian deskriptif

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat

Silabus. Bahasa Indonesia 5 SD/MI. Kompetensi Dasar. Pembelajaran. Materi Pokok/ Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (clasroom action

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SPESIFIKASI SOAL UASBN

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

Pengertian Kalimat Efektif

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode PTK (Penelitian

dkk, 2006, hlm. 64 Wendi Widya R. D., Indonesia 5 SD/MI, Buku Bahasa (5 35 menit) Dengarkan terdapat Ular n Daung cerita rakyat cerita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang keterampilan siswa dalam menulis dialog sederhana dengan. dengan aktivitas guru selama proses pembelajaran.

ii MATEMATIKA EKONOMI: Fungsi dan Aplikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penilitian Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian yaitu mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Gedongtataan tahun pelajaran 2011/2012. Desain deskripsi adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukis-kan keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2001:63). 3.2 Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah selu-ruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gedongtataan tahun pelajaran 2011/2012. Popu-lasi tersebut berjumlah 202 siswa yang tersebar dalam tujuh kelas dengan rincian tabel sebagai berikut. Tabel 3.2Daftar Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gedongtataan.Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas Jumlah Populasi X 1 31 X 2 29 X 3 32 X 4 31 X 5 32 X 6 30 X 7 17 Jumlah 202 3.3 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel tersebut hanya beberapa persen dari jumlah populasi. Apabila populasi lebih dari 100, maka sampel diambil 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah popu-lasi. Hal ini untuk mempermudah

perhitungan, dengan demikian peneliti meng-ambil sampel sebesar 15% dari jumlah populasi yaitu 30 sampel. Distribusi sam-pel penelitian pada siswa kelas siswa kelas X SMA Negeri 1 Gedongtataan tahun pelajaran 2011/2012 dipaparkan dalam tabel berikut. Jumlah sampel tersebut dapat dilihat sebagai berikut ini. Tabel 3.3 Penghitungan Sampel dari Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri...1 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012 No. Kelas Jumlah Siswa 15% dari Jumlah Siswa Sampel yang Ditetapkan 1. X 1 31 4.6 5 2. X 2 29 4.3 4 3. X 3 32 4.8 5 4. X 4 31 4.6 5 5. X 5 32 4.8 5 6. X 6 30 4.5 4 7. X 7 17 2.5 2 Jumlah 202 30 Pengambilan sampel untuk masing-masing kelas dilakukan secara acak dengan tek-nik undian. Langkah-langkah penyampelan dengan teknik undian adalah sebagai berikut. 1. Membuat daftar nama semua objek penelitian menjadi populasi penelitian dan memberikan kode nomor urut masing-masing subjek penelitian. 2. Memberi kode nomor urut yang ditulis pada kertas kecil dan digulung rapi. 3. Memasukkan gulungan kertas ke dalam kotak kemudian mengocok kotak tersebut dan mengambil satu per satu gulungan kertas sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan pada setiap kelasnya. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Jenis tes yang digunakan yaitu tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas, yaitu siswa diberi tugas menulis

narasi dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (90 menit). Indikator penilaian meliputi (1) komponen struktur narasi, (2) kepaduan paragraf, (3) keefektifan kalimat, dan (4) penggunaan ejaan. Ketentuan penilaian yang digunakan untuk tes kemampuan menulis narasi ini yaitu 1-5, apabila siswa dapat menulis narasi dengan indikator komponen struktur narasi, keefektifan kalimat dan penggunaan ejaan dengan baik akan mendapat skor 5. Na-mun, untuk indikator kepaduan paragraf ketentuan nilai yang digunakan adalah 1-4, apabila siswa dapat menulis narasi dengan kepaduan paragraf yang baik akan men-dapat skor 4. Penetuan skor antarindikator yang satu dengan yang lain dipertim-bangkan sesuai dengan kebutuhanindikator yang akan dicapai. Selain itu, dalam penelitian ini, antara indikator struktur narasi dan kebahasaan memiliki tingkat ke-sulitan yang sama. Hal ini dapat dipahami mengingat siswa ketika menulis narasi tidak hanya mementingkan aspek struktur narasi meliputi alur, latar, sudut pandang, tokoh dan watak tetapi juga perlu diperhatikan aspek kebahasaan meliputi kepadu-an paragraf, keefektifan kalimat, dan ejaan saling berkaitan satu sama lain. 3.5 Teknik Analisis Data Sesuai dengan metode yang telah dilakukan, prosedur pengolahan data ditempuh melalui sejumlah tahapan, yaitu: 1) memeriksa karangan siswa berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan; 2) memberikan skor pada aspek yang diperiksa sesuai dengan ketentuan penskoran yang telah ditetapkan. kemudian, skor yang diperoleh oleh setiap siswa dihitung sebagai nilai kemampuan siswa yang bersangkutan; 3) merekap data penilaian yang diperoleh siswa untuk setiap indikator yang diteliti;

4) menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada setiap indikator yang diteliti, kemudian mencari nilai rata-ratanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sampel di setiap kelas. Data tersebut kemudian dianalisis oleh dua penilai. Langkah-langkah penskoran adalah sebagai berikut: 1) membaca dan menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa (karangan) per indi-kator; 2) mencari rerata hasil penskoran dari penilai I dan penilai II; 3) menentukan skor per indikator dengan mengambil nilai tengah skor I dan skor II; 4) menjumlah skor karangan secara utuh; 5) menghitung nilai siswa berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut; N =Jumlah Skor Perolehan x 100 Jumlah Skor Maksimal 6) menentukan tingkat kemampuan hasil menulis narasi yang diperoleh dengan menggunakan tolok ukur sebagai berikut. Tabel 3.5 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Kelas Interval Keterangan 85 100 Sangat Baik 70 84 Baik 55 69 Cukup 40 54 < 40 Sangat (Kusuma, 2011:159). 7. menyimpulkan hasil penilaian siswa menulis narasi. 3.6 Indikator Penilaian

Indikator penilaian meliputi komponen struktur narasi, kepaduan paragraf, keefek-tifan kalimat, dan penggunaan ejaan. Untuk lebih jelas, indikator penilaian dapat di-lihat pada tabel berikut. Tabel 3.6 Indikator dan Penskoran Kemampuan Menulis Narasi No Indikator Deskriptor Kualitatif Skor 1. Komponen Struktur Narasi Isi karangan siswa mengandung komponen struktur narasi secara lengkap meliputi alur yangdisusun logis dan kausalitas, tindak-tanduk perbuatan yang diungkap secara rinci, latar yang menyatu dengan tema, watak dan alur, sudut pandang yang bertalian dengan tindaktanduk dalam cerita, serta karakter dan karakterisasi yang sesuai dalam pengisahan. Sangat Baik 5 Tidak terdapat satu komponen struktur narasi. Baik 4 Tidak terdapat dua komponen struktur narasi. Tidak terdapattiga komponen struktur narasi. Cukup 3 2 2. Kepaduan Paragraf Tidak terdapat 4-5 komponen struktur narasi. Kalimat-kalimat dalam paragraf padu secara bentuk meliputi ketepatan penggunaan konjungsi, repetisi, pronomina, sinonimi dan elipsasi, dan padu secara makna meliputi kokohnya kalimat penjelas dalam menjelaskan gagasan utama, dan logisnya urutan peristiwa, tempat dan proses. Sangat Sangat Baik 1 4 Kalimat-kalimat dalam paragraf padu secara makna, jelas dan logis, tapi masih terdapat kesalahan Baik 3

No Indikator Deskriptor Kualitatif Skor dalam penggunaan konjungsi, repetisi, pronomina, sinonimi, dan elipsasi. Kalimat-kalimat dalam paragrafdisusun kurang padu, kalimat pen-jelas kurang kokoh dalam menje-laskan gagasan utama, serta ter-dapat paragraf yang kurang logis dengan urutan peristiwa, tempat, dan proses. Cukup 2 Kalimat-kalimat dalam paragraf disusun tidak padu, terdapat kesalahan dalam penggunaan, konjungsi atau repetisi serta tidak kokohnya kalimat penjelas dengan kalimat utama juga tidak logis antara urutan peristiwa, tempat, dan proses. 1 3. Kalimat Efektif Kalimat yang digunakan sudah memenuhi syarat kalimat efektif baik dari segi kesatuan gagasan, koherensi, penekanan, variasi, paralelisme, serta penalaran atau logika sudah sesuai. Sangat Baik 5 Terdapat 1-2 kesalahan dalam penulisan kalimat efektif. Terdapat 3-4 kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif. Baik Cukup 4 3 Terdapat 5-6 kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif. 2 Terdapat lebih dari 6 kalimat yang tidak efektif Sangat 1 4. Penggunaan Ejaan Penggunaan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca) dalam paragraf sangat tepat. Sangat Baik 5

No Indikator Deskriptor Kualitatif Skor Terdapat 1-2 kesalahan dalam penggunaan ejaan. Baik 4 Terdapat 3-4 kesalahan dalam penulisan ejaan. Terdapat5-6 kesalahan dalam penggunaan ejaan. Terdapat 7-8 kesalahan dalam penggunaaan ejaan. Cukup Sangat 3 2 1 a. Indikator Komponen Struktur Narasi Berdasarkan ketentuan dalam analisis data, hasil siswa akan dinilai oleh dua penilai, maka nilai akhir siswa adalah jumlah nilai dari masing-masing penilai kemudian dibagi dua. Jadi, apabila isi karangan siswa sangat baik yaitu mengandung kompo-nen struktur narasi secara lengkap meliputi alur yang disusun logis dan kausalitas, tindak-tanduk perbuatan yang diungkap secara rinci, latar yang menyatu dengan te-ma, watak dan alur, sudut pandang yang bertalian dengan tindak-tanduk dalam ceri-ta, serta karakter dan karakterisasi yang sesuai dalam pengisahan, maka siswa ter-sebut mendapat skor 5. Apabila isi karangan siswa baik yaitu tidak terdapat satukomponen struktur narasi, maka siswa tersebut mendapat skor 4. Apabila isi ka-rangan siswa cukup baik dalam mengungkapkan struktur narasi, tetapi tidak terda-pat dua komponen struktur narasi, maka siswa tersebut mendapat skor 3. Apabila isi karangan siswa kurang sesuai dalam mengungkapkan struktur narasi, terdapat tigakomponen struktur narasi yang tidak tergambar dalam karangan, maka siswa terse-but mendapat skor 2. Apabila isi karangan siswa tidak mengandung4-5 komponen struktur narasi, maka siswa tersebut mendapat skor 1. b. Indikator Kepaduan Paragraf

Kepaduan merupakan syarat utama paragraf yang baik. Dalam penskorannya, pa-ragraf dinilai dari dua penilai, kemudian nilai dari masing-masing penilai dibagi dua untuk mendapat nilai akhir dari indikator ini. Jadi, apabila karangan yang dibuat siswa memiliki kepaduan paragraf yang sangat baik dengankalimat- kalimat dalam paragraf padu secara bentuk meliputi ketepatan penggunaan konjungsi, repetisi, pronomina, sinonimi dan elipsasi, dan padu secara makna meliputi kokohnya kali-mat penjelas dalam menjelaskan gagasan utama, dan logisnya urutan peristiwa, tempat dan proses maka siswa tersebut mendapat skor 4.Apabila karangan yang di-buat siswa memiliki kepaduan paragraf yang baiksecara makna, jelas dan logis, tapi masih terdapat kesalahan dalam penggunaan konjungsi, repetisi, pronomina, sino-nimi, dan elipsasi maka siswa tersebut mendapat skor 3. Apabila karangan dibuat siswa memiliki kepaduan paragraf yang cukup,kalimat penjelas kurang kokoh da-lam menjelaskan gagasan utama, serta terdapat paragraf yang kurang logis dengan urutan peristiwa, tempat, dan proses, maka siswa tersebut mendapat skor 2. Apabila karangan yang dibuat siswa memiliki kepaduan paragraf yang sangat kurang, kali-mat dalam paragraf disusun tidak padu, terdapat kesalahan dalam penggunaan, kon-jungsi atau repetisi serta tidak kokohnya kalimat penjelas dengan kalimat utama ju-ga tidak logis antara urutan peristiwa, tempat, dan proses, maka siswa tersebut men-dapat skor 1. c. Indikator Keefektifan Kalimat Kalimat dalam karangan harus efektif agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Ciri-ciri kalimat efek-tif meliputi kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan dan kelogisan. Nilai akhir siswa untuk indikatorkeefektifan kalimat adalah jumlah nilai dari masing-masing penilai dibagi dua. Jadi, apabila karangan yang dibuat sis-wa semua kalimatnya efektif, maka siswa tersebut mendapat skor 5. Apabila terda-pat 1 2 kalimat yang tidak efektif dalam karangan yang dibuat siswa, maka siswa

tersebut mendapat skor 4. Apabila terdapat 3 4 kalimat yang tidak efektif dalam ka-rangan yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor 3. Apabila terdapat 5 6 kalimat yang tidak efektif dari karangan yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor 2. Apabila terdapat lebih dari 6 kalimat yang tidak efektif dari ka-rangan yang dibuat siswa, maka siswa tersebut mendapat skor 1. d. Indikator Penggunaan Ejaan Ejaan merupakan seperangkat aturan yang harus ditaati dalam menulis. Aturan da-lam ejaan yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pe-makaian tanda baca. Dalam penelitian ini, apabila karangan siswa sangat tepat da-lam menerapka ejaan, maka mendapat skor 5. Apabila terdapat 1 2 kesalahan, maka mendapat skor 4. Apabila terdapat 3 4 kesalahan, maka mendapat skor 3. Apabila terdapat 5 6 kesalahan, maka mendapat skor 2. Apabila terdapat 7 8 kesalahan, maka mendapat skor 1.