ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON TERHADAP STRUKTUR LANTAI BALOK T (EKSPERIMENTAL)

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

PERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN TULANGAN KAYU PANGGOH (EKSPERIMENTAL) Gabe Sri Sutarti Sihombing 1, Besman Surbakti 2

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU KOMPOSIT KAYU GLUGU- BETON TERHADAP STRUKTUR LANTAI BALOK T

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL TEKUK KOLOM GANDA KONSTRUKSI KAYU PANGGOH DENGAN KLOS DAN SAMBUNGAN BAUT (EKSPERIMENTAL) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM KOMPOSIT KAYU PANGGOH - BETON Maria Veronica Samosir 1 dan Sanci Barus 2

KAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL KOMPOSIT KAYU KELAS MUTU TINGGI LANTAI BETON SECARA ELASTIS DAN ULTIMATE

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Kayu mempunyai kuat tarik dan tekan relatif tinggi dan berat yang relatif

PERILAKU BALOK KOMPOSIT BAMBU BETUNG - BETON DENGAN BAMBU DIISI DI DALAM BALOK BETON (EKSPERIMEN)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

ANALISA LENTUR DAN EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN SERAT IJUK AREN

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM KOMPOSIT BETON-KAYU PANGGOH SEBAGAI PENGGANTI TULANGAN UTAMA

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM GANDA KAYU PANGGOH DENGAN SAMBUNGAN BAUT. ABSTRAK

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON ( Eksperimental) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

EFEKTIVITAS SAMBUNGAN KAYU PADA MOMEN MAKSIMUM DENGAN BAUT BERVARIASI PADA BALOK SENDI ROL Muhammad Sadikin 1, Besman Surbakti 2 ABSTRAK

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

PERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA DALAM MEMIKUL LENTUR (Penelitian) NOMI NOVITA SITEPU

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

EKSPERIMEN PERSEN KEKUATAN SAMBUNGAN MEMAKAI PLAT BAJA DAN KAYU DENGAN MEMIKUL MOMEN PADA BALOK BERDASARKAN PKKI NI (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

1.2 Tujuan Penelitian 2

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LENDUTAN BALOK KAYU KELAPA NON PRISMATIS PERLETAKAN SENDI ROL DENGAN METODE PLASTIS (EKSPERIMEN)

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

Transkripsi:

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON TERHADAP STRUKTUR LANTAI BALOK T (EKSPERIMENTAL) Novalena Sinurat 1 dan Besman Surbakti 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : novalena@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email :besmansurbakti@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini mengenai komposit balok kayu Panggoh - Beton. Kayu panggoh merupakan nama lain untuk sisi luar pohon aren (arenga pinnata) di wilayah Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Karo. Dalam hal ini daerah tekan ditahan oleh pelat beton, daerah tarik ditahan oleh kayu. Perencanaan balok komposit direncanakan dengan metode kuat batas (ultimate strength design). Ukuran penampang kayu yang digunakan yaitu 6 cm x 9 cm, beton dengan mutu K-225 dimensi 30 cm x 5 cm dan menggunakan paku 4.2 inchi sebagai penghubung geser. Panjang bentang balok adalah 2,5 m dan dibuat 1 sampel dirancang berdasarkan metode ultimate. Dari hasil pengujian diperoleh beban runtuhnya adalah 8 Ton. Sedangkan secara teoritis beban runtuhnya adalah 7,703 Ton. Maka perbandingan hasil penelitian dan teoritis untuk sampel pertama adalah 1,038. Dari hasil pengamatan tidak terjadi slip antara kedua bidang kontak, hal ini menunjukkan penghubung geser cukup kuat membentuk aksi komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perbandingan kuat lentur komposit kayu panggoh beton dan mengetahui hubungan beban lendutan struktur komposit. Dari hasil penelitian ini diharapkan komposit kayu Panggoh - Beton dapat dipakai sebagai bahan alternatif pilihan untuk konstruksi jembatan sederhana, terutama pada konstruksi rumah dan jembatan di daerah terpencil. Selain harganya yang relatif murah dan terjangkau juga sangat mudah ditemukan dan jumlahnya yang cukup melimpah khususnya di daerah terpencil. Kata Kunci : Komposit Kayu Panggoh-Beton, Penghubung Geser, dan Elastis dan Ultimate. ABSTRACT This study on composite beams Panggoh - Concrete. Panggoh wood is another name for the outer side of the palm tree (arenga pinnata) in North Sumatra, especially in Karo. In this case the local press were detained by the concrete slab, wood detained by local attraction. Planning composite beam is planned with a powerful method limit (ultimate strength design). Cross-sectional size of the timber used is 6 cm x 9 cm, concrete quality K-225 with dimensions of 30 cm x 5 cm and using the nail as a liaison sliding 4.2 inches. Beam span length is 2.5 m and made 1 sample is designed based on the ultimate method. From the test results obtained by the collapse load is 8 tons. While theoretically the collapse load is 7.703 Tons. The comparative and theoretical research results for the first sample is 1,038. From the observations do not slip between the contact area, it shows connecting shear is strong enough to form a composite action. The purpose of this study was to obtain comparative picture panggoh flexural strength of composite wood-concrete and determine the relationship of the load-deflection of composite structures. From the results of this study are expected composite wood Panggoh - Concrete can be used as an alternative material for bridge construction is simple, especially in the construction of houses and bridges in remote areas. Besides the price is relatively cheap and affordable also very easy to find and the numbers are quite abundant, especially in remote areas. Keywords: Panggoh Wood-Concrete, shear connector, and Elastic and Ultimate.

PENDAHULUAN Latar belakang Balok merupakan sistem struktur yang sangat banyak dan umum dipakai pada dunia konstruksi. Dewasa ini, penggunaan balok komposit sudah banyak digunakan. Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Semen, pasir, kerikil atau batu pecah, dan tulangan baja, umumnya, pada hampir semua wilayah Indonesia ketersediaan pasir maupun kerikil tidak begitu menjadi masalah karena terjadi suplai yang terus-menerus akibat aktivitas gunung berapi. Dilihat dari sisi ini, pemakaian beton cukup ekonomis, namun jika dilihat dari harga tulangan baja yang semakin mahal, maka biaya total pembuatan beton akhirnya menjadi mahal. Tulangan baja semakin mahal karena memang keter-sediaan bahan dasarnya (bijih besi) juga semakin terbatas dan tidak mungkin diupayakan peningkatan produksinya karena termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kayu panggoh merupakan nama lain untuk sisi luar pohon aren di wilayah Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Karo. Kayu panggoh dipakai oleh masyarakat Karo sebagai kandang hewan peliharaan mereka. Kayu panggoh digunakan karena sifatnya yang dikenal sangat kuat sehingga dapat menahan gigitan hewan tersebut. Penampang komposit adalah penampang yang terdiri dari profil baja dan beton digabung bersama untuk memikul beban tekan dan lentur. Batang yang memikul lentur umumnya disebut dengan balok komposit. Yang menjadikan balok kayu dan pelat beton dianggap menjadi satu kesatuan adalah akibat dipasangnya alat penyambung geser (shear connector) pada permukaan sentuh kedua bahan tersebut. Penghubung geser ini berfungsi untuk mencegah terjadinya gelinciran ( slip) dan pemisahan (uplift) antara kedua bahan tersebut. Dengan demikian pada struktur balok lantai, dalam menerima beban lentur balok akan berperilaku sebagai balok T, dimana balok dan pelat lantai bekerja monolit. Pada percobaan ini, pohom aren yang digunakan berumur ± 20 tahun. TINJAUAN PUSTAKA Kayu panggoh sebagai salah satu hasil hutan yang belum banyak dikenal oleh masyarakat, merupakan salah satu alternatif yang dapat menggantikan peranan kayu solid sebagai bahan baku untuk keperluan bahan bangunan. Melihat keperluan masyarakat akan kayu yang terus meningkat, batang aren diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk pengembangannya. Namun sayang, tanaman ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak. Informasi mengenai sifat physical dan mechanical properties dari kayu panggoh belum banyak diketahui. Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan upaya mengetahui sifat fisis dan mekanis dari kayu panggoh untuk menilai kemungkinan penggunaan kayu sebagai bahan komposit penggunaan bahan bangunan. 1) Sifat Fisis Kadar air kayu Dimana : W = Kadar air kayu (%) G x = Berat benda uji mula-mula (gr) G ku = Berat benda uji setelah kering udara (gr) Berat jenis kayu Berat jenis (BJ) = Dimana w x = Berat kayu v x = Volume kayu 2) Sifat Mekanis Keteguhan tekan Keteguhan tarik Keteguhan lengkung / lentur METODE PENELITIAN Pengujian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pengujian sampel kayu panggoh, pengujian beton dan pengujian model komposit balok beton-kayu. Kayu yang digunakan untuk penelitian ini adalah kayu panggoh dan

mutu beton yang digunakan adalah k-225. Bahan-bahan tersebut akan diteliti sifat-sifat fisis dan mekanisnya sehingga diperoleh karakteristik yang diperlukan untuk pengujian komposit nantinya. Persiapan Pengujian Kayu yang diambil adalah kayu panggoh dengan ukuran 3 x 9 cm sebanyak 2 buah, dengan panjang bentang bersih 5 meter. Kayu tersebut akan diteliti sifat sifat mekanis dan fisisnya sehingga diperoleh karakteristik yang diperlukan untuk pengujian komposit nantinya. Pelaksanaan Pengujian Sebelum dipakai sebagai bahan bangunan, kayu panggoh yang akan digunakan sebaiknya diuji untuk mengetahui apakah kayu tersebut layak untuk dipakai. Pada percobaan ini akan dilakukan pengujian Physical Properties dan Mechanical Properties kayu sesuai standar ISO 22157-1 : 2004. Pengujian tersebut meliputi : 1. Pemeriksaan kadar air Benda uji dibuat berukuran 3 cm x 4,5 cm x 6,5 cm masing masing untuk satu benda uji untuk bagian bawah, tengah, dan atas. 4,5 cm 6,5 cm 3cm 3 cm 2. Pemeriksaan berat jenis Gambar 1: Sampel Pengujian Kadar Air 7,5 cm 2,5 cm 5 cm Gambar 2: Sampel pemeriksaan berat jenis

3. Pengujian kuat tekan sejajar serat P 6 cm 2 cm 2 cm Gambar 3: Sampel kuat tekan sejajar serat 4. Pengujian kuat tarik sejajar serat R5 1,2 cm 6,5 cm 6 cm 6,5 cm Gambar 4: Sampel Kuat Tarik Sejajar Serat 5. Pengujian kuat lentur 2 cm 2 cm 30 cm Gambar 5: Sampel pengujian kuat lentur ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties Kayu Tabel 1 : Rangkuman Penelitian Mechanical Properties (PKKI 2002) Jenis Penelitian Hasil Penelitian Kadar Air 15,931% Berat Jenis 1,020 gr/cm 3 Kuat Tekan Sejajar Serat 812,169 kg/cm 2 Kuat Tarik Sejajar Serat 1838,54 kg/cm 2 Elastisitas Lentur Kayu 131665 kg/cm 2 Tegangan Lentur Kayu 1437,39 kg/cm 2

`Menurut ketentuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu (PKKI 2002), kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanis diambil berdasarkan modulus elastisitas lentur. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa menurut ketentuan kuat acuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu (PKKI 2002), maka kayu yang digunakan dengan modulus elastisitas 131.665 kg/cm 2 termasuk kayu dengan kode mutu E13 = 14000 MPa. Untuk kuat acuan kayu berdasarkan tegangan-tegangan izin atau tegangan ultimate dibagi safety factor sebesar 2,25, maka hasilnya adalah Tabel 2 : Rangkuman Penelitian Mechanical Properties (PKKI 1961) Jenis Penelitian Hasil Penelitian Kadar Air 15,931% Berat Jenis 1,020 gr/cm 3 Kuat Tekan Sejajar Serat 360,964 kg/cm 2 Kuat Tarik Sejajar Serat 817,129 kg/cm 2 Elastisitas Lentur Kayu 131665 kg/cm 2 Tegangan Lentur Kayu 638,84 kg/cm 2 Dari Tabel diatas, elastisitas lentur kayu tersebut adalah 131.665 kg/cm 2, maka berdasarkan PKKI 1961 didapat bahwa untuk kayu kelas I mempunyai elastisitas sejajar serat E// sebesar 125.000 kg/cm 2, maka dapat disimpulkan bahwa Kayu Panggoh setara dengan jenis kayu pada kelas I. Perencanaan Komposit Balok T Kayu-Beton Untuk material bahan penyusun komposit balok T kayu beton digunakan kayu panggoh 6 x 9 cm dan beton normal dengan mutu K-225. Dari hasil peneltian physical dan mechanical properties kayu diketahui data-data sebagai berikut : Kuat lentur Kayu = 1.437,39 kg/cm 2 Elastisitas kayu = 131.665 kg/cm 2 Kuat tekan sejajar serat kayu = 812,169 kg/cm 2 Berat jenis kayu = 1,020 kg/cm 3 Direncanakan beton normal mutu K-225 (19,125 Mpa) Elastisitas beton = 4700 Analisa Perencanaan Balok Komposit Kayu Panggoh-Lantai Beton Secara Elastis 30 cm Gambar 6 : Dimensi Komposit Menentukan garis netral ultimate Besarnya resultan gaya tersebut adalah: C = 0.85 x f'c x bc x hc T = 0,85 x 1,0 x bw x hw

Persamaan kesetimbangan: C = T 0.85 x f'c x bc x hc = 0,85 x 1,0 x bw x hw Besarnya resultan gaya tersebut adalah Cc = 0,85. f c. bc. hc = 191,25 kg/cm 2 x 30 cm x 5 cm = 28.687,5 kg Tw = 0,8x 1,0 x fb x bw x hw = 1221,782 kg/cm 2 x 6 cm x 9 cm = 65.976,228 kg Asumsi sumbu netral ultimate jatuh di pelat beton, Menentukan gaya tekan pada kayu Tw = Cc + Cw...(1) Tw = Aw.fb Cw...(2) Dengan mensubtitusikan persamaan (1) dan (2) di dapat persamaan : Tw = Cc + Cw = kg + kg = 47.331,864 kg Menghitung tinggi balok tekan pada kayu atau letak sumbu netral ultimate dari sebelah atas balok kayu. = 2,5433 cm 30 cm 0,85. f c 5 2,5433 6,4567 Cc Cw Tw Z2 fb izin fb izin Z1 Gambar 7: Letak garis netral dan tegangan ultimate Menentukan lengan momen Z 1 dan Z 2 Z 1 = 14 cm (. 6,4567 cm ) 5cm (. 2,5433 cm ) = 4,5 cm

Z 2 = 14 cm (. 5 cm) ( ) = 8,27165 cm Menentukan momen yang bekerja Mn = Cc. Z 2 + Cw.Z 1 = (28.687,5kg)(8,27165cm) + ( )(4,5cm) = 321.192,597 kg cm = 3,21 Tm Menentukan P runtuh 0,5P 0,5P P L/3 L/3 L/3 Mp Mp Mp Mp Gambar 8: Mekanisme runtuh Momen luar = Momen dalam Mp.θ1 + Mp.θ2 = 0,5.P.(L/3). θ1 + 0,5.P. (L/3). θ2 Mp.(θ 1 + θ2) = 0,5.P. (L/3).( θ1+ θ2) Mp =. P. L P = P = P = 7.708,622 kg = 7,708 ton Maka secara teoritis balok komposit kayu panggoh - lantai beton tersebut akan runtuh pada beban sebesar 7,708 ton Beban layan = = = 5,929 ton Maka beban layan yang dapat dipikul oleh balok komposit adalah 5,929 Ton. Hasil Pengujian Komposit 0,833m 0,8333 m 0,833m Pengujian dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hubungan antara besarnya beban dan lendutan yang terjadi pada komposit kayu beton. adapun data data akan dilampirkan sebagai berikut : Tabel 3: Data penurunan (Y) dari hasil percobaan komposit Beban Model Ultimate P (kg) Y1 (Dial 1) Y2 (Dial 2) Y3 (Dial 3) 0 0 0 0 500 0,398 0,577 0,402 1000 0,842 1,100 0,815 1500 1,198 1,544 1,244

2000 1,602 2,002 1,673 2500 2,015 2,503 2,079 3000 2,395 3,047 2,490 3500 2,804 3,623 2,960 4000 3,224 4,187 3,397 4500 3,612 4,807 3,845 5000 4,117 5,480 4,430 5500 4,723 6,248 5,079 6000 5,879 7,580 6,178 6500 7,017 8,930 7,323 7000 8,024 10,097 8,433 7500 9,108 11,448 9,335 8000 10,024 12,536 10,356 P (kg) Y1 (L/3) (cm) Tabel 4: Nilai EI dari hasil percobaan komposit Y2 EI EI Kgcm 2 (L/2) Kgcm 2 (cm) Y3 (L/3) (cm) EI Kgcm 2 0 0 0 0 0 0 0 500 0,398 302922793 0,577 271633021 0,402 299908635,8 1000 0,842 286373566,8 1,100 284967733 0,815 295860789,2 1500 1,198 301911364,6 1,544 304531580 1,244 290747439,6 2000 1,602 301031889,2 2,002 313151355 1,673 288256477,2 2500 2,015 299164445,7 2,503 313088800 2,079 289954958,2 3000 2,395 302037423,6 3,047 308629314 2,49 290513907,5 3500 2,804 300978210,1 3,623 302822460 2,96 285115845 4000 3,224 299164445,7 4,187 299464539 3,397 283928811,6 4500 3,612 300406822,9 4,807 293445034 3,845 282202716,4 5000 4,117 292842534,9 5,480 286007761 4,430 272151854,6 5500 4,723 280795254,6 6,248 275937065 5,079 261113602,6 6000 5,879 246089345 7,580 248124939 6,178 234179226,2 6500 7,017 223360771,1 8,930 228165654 7,323 214027383,7 7000 8,024 210354661,3 10,097 217317178 8,433 200152472,7 7500 9,108 198556112,7 11,448 205361967 9,335 193727806,5 8000 10,024 192439380,1 12,536 200041165 10,356 186270021,8 Rasio antara beban (P) dan lendutan (Y) dalam keadaan linier menunjukkan kekakuan struktur (k) yaitu percobaan didapat :. Dari Balok Komposit P1 Tabel 5: Nilai kekakuan dari hasil percobaan komposit Dalam batas elastis Pasca batas elastis Lendutan P1 (y1) Kekakuan (k1) P2 Lendutan P2 (y2) Kekakuan (k2) Faktor reduksi kekakuan struktur Kg Cm Kg/cm Kg Cm Kg/cm Dial 1 6000 5,879 1020,582 8000 10,024 798,085 0,782 Dial 3 6000 6,178 971,188 8000 10,356 772,499 0,795 Rata rata 6000 6,0285 995,272 8000 10,190 785,083 0,789 Dial 2 6000 7,580 791,557 8000 12,536 638,162 0,806

Tabel 6: Data penurunan (Y) teoritis balok komposit kayu panggoh beton Perhitungan Lendutan Hasil Teoritis Beban Lendutan P Kg L/3 Cm L/2 Cm 0 0 0 500 1,303 1,567 1000 1,733 2,113 1500 2,162 2,660 2000 2,592 3,207 2500 3,022 3,753 3000 3,451 4,300 3500 3,881 4,847 4000 4,310 5,393 4500 4,740 5,940 5000 5,169 6,487 5500 5,599 7,033 6000 6,029 7,580 6500 6,458 8,127 7000 6,888 8,673 7500 7,317 9,220 8000 7,747 9,767 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian physical dan mechanical properties didapat : Kadar Air : 15,931 % Berat Jenis : 1,020 gr/ cm 3 Elastisitas Lentur Kayu : 131.665 kg/cm 2 Menurut PKKI 2002 (ultimate) Kuat Tekan Sejajar Serat : 812,169 kg/cm 2 Kuat Tarik Sejajar Serat : 1.838,54 kg/cm 2 Tegangan Lentur Kayu : 1.437,39 kg/cm 2 Menurut PKKI 1961(elastis) Kuat Tekan Sejajar Serat : 360,964 kg/cm 2 Kuat Tarik Sejajar Serat : 817,129 kg/cm 2 Tegangan Lentur Kayu : 638,84 kg/cm 2 2. Jumlah shear connector dalam perencanaan komposit Kayu Panggoh Beton yang didesain secara metode ultimate ini lebih besar 50% dari jumlah shear connector dari metode elastis. 3. Dari hasil pengujian laboratorium, didapat bahwa balok komposit Kayu Panggoh Beton yang didesain secara ultimate ini mengalami keretakan I pada saan pembebanan P = 6.000 kg. 4. Pada balok komposit Kayu Panggoh Beton yang didesain secara ultimate ini, lendutan maksimum yang terjadi adalah pada L/3 dial 1 = 10,024, pada L/2 dial 2 = 12,536 cm, dan L/3 dial 3 = 10,356 cm. Hal ini terjadi pada pembebanan 8.000kg. Sedangkan lendutan teoritis dengan beban yang sama adalah pada L/3 = 7,747 cm dan pada L/2 = 9,767 cm. 5. Perbandingan beban runtuh dari percobaan terhadap perhitungan teoritis adalah 3,7125 %. 6. Safety factor untuk balok komposit kayu panggoh beton ini adalah 1.039. Saran 1. Sebaiknya pada perencanaan balok komposit Kayu Panggoh Beton, nilai kualitas betonnya diperbesar, supaya ketika pembebanan balok komposit tersebut diuji menggunakan hydraulic jack, kayu panggohnya juga ikut mengalami keretakan. 2. Perlu diadakan pemahaman penggunaan peralatan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Dalam pemakaian standar deviasi pada kuat lentur, penulis menggunakan 2 data saja. Sebaiknya dalam menggunakan standar deviasi, harus digunakan minimal 3 data. Hal tersebut dapat jadi bahan koreksi bagi penulis apabila melakukan penelitian kembali. 4. Perlu diadakan penelitian kembali pada balok komposit kayu panggoh beton untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. 5. Perlunya alat laboratorium yang memadai dan terbaru untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Standar Tata Cara Pelaksanaan Komponen Struktur Lantai Tingkat Komposit Kayu Beton untuk Gedung dan Rumah, Rancangan SNI, Departemen Pekerjaan Umum. Desch, H.E,J.M Dinwoodie, 1981. Timber, it s Structure, Properties and Utilisation.Macmillan Education.United Kingdom Frick, Heinz,1981. Ilmu Konstruksi Bagunan Kayu.Jakarta Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan 1961. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia. Jakarta :Badan Standardisasi Nasional. Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan 2002. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI -5 ). Jakarta :Badan Standardisasi Nasional. Rosiva, 2012, Skripsi ; Analisa dan Eksperimental Perilaku Komposit Kayu Glugu Beton terhadap Struktur Lantai Balok T, Program Studi Teknik Sipil USU. SK-SNI 03 1729 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, Badan Standar Nasional. Sumarni, Sri,2007. Struktur Kayu. Penerbit Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press), Surakarta.