P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 15 September 2011 Indeks 1. suap Wisma Atlet KPK usut uang ke kogkres Demokrat 2. Korupsi Kemenkes Polri periksa 30 kepala rumah sakit 3. Kasus Suap Proyek Transmigrasi, Hari Ini KPK Periksa Acoz Cetak.kompas.com SUAP WISMA ATLET KPK Usut Uang ke Kongres Demokrat Jakarta, Kompas - Komisi Pemberantasan Korupsi bakal menelusuri dana yang diduga mengalir ke kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, Mei tahun lalu. Dugaan aliran uang itu diungkapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dan pegawai di perusahaan yang dia pimpin, Yulianis, dalam pemeriksaan di Komite Etik KPK. Ketua KPK Busyro Muqoddas di Jakarta, Rabu (14/9), mengatakan, keterangan Yulianis sudah disampaikan kepada penyidik KPK.
Yulianis, mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, perusahaan milik Nazaruddin, mengaku ada tiga jenis dana yang dibawa ke kongres Partai Demokrat. Pertama, uang perusahaan sebesar Rp 30 miliar, uang perusahaan sebesar 2 juta dollar AS, dan sumbangan 3 juta dollar AS. Keterangan tersebut senada dengan pengakuan Nazaruddin, yang menjadi tersangka dugaan korupsi terkait dengan proyek wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan (Kompas, 12-14/9). Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua menuturkan, Nazaruddin mengaku bahwa uang yang dibawa ke kongres Partai Demokrat mencapai Rp 50 miliar dan 7 juta dollar AS. Busyro menekankan, KPK berkepentingan agar partai politik memperoleh uang dengan cara yang bersih. Kalau asalnya dari dana yang tidak bersih, itu memengaruhi proses politik dan produk politik, misalnya legislasi. Kami tidak bisa membiarkan, ujar Ketua KPK. Periksa Anas Kamis ini, terkait dengan kasus suap proyek wisma atlet, KPK akan memeriksa anggota Fraksi Partai Demokrat DPR, Angelina Sondakh. Setelah itu, KPK akan memeriksa Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. Busyro menjelaskan, Soal Angelina, akan diperiksa penyidik besok. Jika keterangan itu terkait dengan sejumlah orang, misalnya ke Anas (Urbaningrum), ia pun akan kami panggil. Angelina akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Nazaruddin. Ia diperiksa sebagai anggota Komisi X DPR. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie meminta Angelina, yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, memenuhi panggilan KPK. Angelina juga diharapkan memberikan klarifikasi terkait dengan tudingan keterlibatan dirinya dalam kasus suap wisma atlet SEA Games di Palembang. Siapa pun harus mau diklarifikasi supaya jadi jelas, katanya. Marzuki, yang juga Ketua DPR, tak khawatir jika dalam pemeriksaan Angelina memberikan bukti lain tentang kasus suap itu. Siapa pun kader partainya yang terbukti bersalah harus mempertanggungjawabkannya secara hukum. Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menjelaskan, Angelina adalah kader Partai Demokrat. Oleh karena itu, jika dia meminta bantuan hukum, partai akan mendampinginya. Kondisi tersebut berbeda dengan Nazaruddin, yang saat ini bukan lagi kader Partai Demokrat sehingga partai tak bisa memberikan bantuan hukum dalam menghadapi perkaranya. (ray/iam/nta/tra)
Vivanews.com Korupsi Kemenkes Polri Periksa 30 Kepala Rumah Sakit Polisi sudah memperoleh beberapa dokumen dari BPK terkait kasus korupsi ini. VIVAnews - Polisi sedang memeriksa kepala rumah sakit di seluruh Indonesia terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit di Kementerian Kesehatan RI. Ada 30 orang yang diperiksa. "Kepala rumah sakit sedang diperiksa sekarang," kata Juru Bicara Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Markas Besar Kepolisian RI, Kamis 15 September 2011. Mereka berasal dari berbagai daerah di 30 provinsi di seluruh Indonesia. Saat ini polisi juga berkoordinasi dengan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Anton juga mengatakan polisi sudah memperoleh beberapa dokumen dari BPK terkait kasus korupsi ini. Lalu berapa jumlah kerugian negara? "Nah itu masih belum tahu. Saya belum cek," kata Anton. Sebelumnya, Polri mengaku telah menyelidiki kasus ini sejak tahun 2009 karena ada laporan BPK mengenai adanya laporan keuangan mencurigakan senilai Rp15 miliar di instansi itu. (kd) Tempointeraktif.com Kasus Suap Proyek Transmigrasi, Hari Ini KPK Periksa Acoz TEMPO Interaktif, Jakarta - Iskandar Pasojo alias Acoz, orang yang disebut-sebut sebagai staf Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Tamsil Linrung, akan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Kamis 15 September 2011. Acoz akan diperiksa terkait kasus dugaan suap proyek infrastruktur transmigrasi senilai Rp 1,5 miliar. "Saya ke KPK. Panggilan saya pukul 10.00 WIB," ujar Acos melalui pesan pendeknya kepada Tempo, Kamis pagi tadi.
KPK memanggil Acoz sebagai saksi dalam kasus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu. Acoz menyatakan siap memberikan keterangan kepada KPK ihwal namanya yang ikut disebut-sebut terlibat dalam kasus tersebut. Dia ingin menjelaskan duduk perkara kepada penyidik KPK. "Agar alurnya benar," kata Acoz. Nama Acoz terseret dalam pusaran kasus suap ini setelah para tersangka, yakni I Nyoman Suisnaya, Dadong Irbarelawan, dan Dharnawati, membeberkan perannya bersama Sindu Malik Pribadi dan Ali Mudhori kepada KPK. Para tersangka itu menyebut Ali, Sindu, dan Acoz yang pertama kali menawarkan adanya peluang di program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) di kawasan transmigrasi pada APBN-Perubahan 2011 dengan biaya Rp 500 miliar. Bahkan kepada Nyoman (Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi) dan Dadong (Kepala Bagian Evaluasi dan Perencanaan) pada April lalu, mereka meminta jatah fee sebesar 10 persen dari proyek tersebut. Kasus ini terbongkar setelah KPK mencokok Nyoman, Dadong, dan perwakilan dari PT Alam Jaya Papua, Dharnawati alias Nana, pada 25 Agustus lalu. Ketiganya ditangkap bersama uang yang diduga untuk suap sebesar Rp 1,5 miliar. Uang itu diduga ada kaitannya dengan proyek PPID di kawasan transmigrasi di 19 kabupaten yang berbiaya Rp 500 miliar. KPK pun menetapkan ketiganya sebagai tersangka. Menurut Acoz, pemeriksaan yang akan dijalaninya hari ini kemungkinan akan berlangsung lama. "Katanya (pemeriksaan) sampai malam." Acoz berjanji akan memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa penyidik Komisi Antikorupsi. "Nanti saya lihat situasi," ujarnya. IRA GUSLINA Humas PPATK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC) (P) +62-21-3850455/3853922 (F) +62-21-3856809/3856826 (E) humas-ppatk@ppatk.go.id DISCLAIMER:
Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya dan digunakan khusus untuk PPATK dan pihak-pihak yang memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media massa.