PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. sebagai salah satu matapencaharian masyarakat pedesaan. Sapi biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

Macam macam mikroba pada biogas

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

BAB II LANDASAN TEORI

APROKSIMASI PERSAMAAN MAXWELL-BOLZTMANN PADA ENERGI ALTERNATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

EFISIENSI PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS TERHADAP PENAMBAHAN EFFECTIVITAS MICROORGANISME

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

SNTMUT ISBN:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

SNTMUT ISBN:

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jenis Gas Volume (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIOGAS. KP4 UGM Th. 2012

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB XV LIMBAH TERNAK RIMINANSIA

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan

Chrisnanda Anggradiar NRP

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

PENGARUH PERLAKUAN BAHAN BAKU, JENIS MIKROBA, JUMLAH MIKROBA RELATIF, RASIO AIR TERHADAP BAHAN BAKU, DAN WAKTU FERMENTASI PADA FERMENTASI BIOGAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. kotoran manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut serta tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Sudiarto,

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENGATASI KRISIS ENERGI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok,

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI Dwi Irawan 1), Eko Suwanto 2) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro 1.2) Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. dwi_irawan12@yahoo.co.id 1). eko_suwanto@gmail.com 2) Abstrak Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas: ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbondioksida), ± 2 % N2, O2, H2, dan H2S. Bahan Biogas dalam penelitian ini berasal dari kotoran sapi. Kotoran sapi merupakan substrat yang dianggap paling cocok sebagai sumber pembuat gas bio, karena substrat tersebut telah mengandung bakteri penghasil gas metan yang terdapat dalam perut hewan ruminansia. Selain kotoran sapi dijadikan biogas juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan di samping menghasilkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dalam penambahan EM4 yaitu terhadap produksi biogas yang dihasilkan. Penelitian dilakukan Di Laboratorium Kampus II Universitas Muhammdiyah Metro. Metode yang digunakan dengan perbandingan kotoran sapi dan air, 1 : 1 dengan penambahan EM4 (Effective microorganisme), 8 %, 9 %, dan 10 % dengan volume digester 90 liter. Hasil penelitian ini dengan penambahan EM4 10 % lebih efektif untuk menghasilkan biogas yaitu, tekanan gas total 104098 N/m 2, massa biogas 0,04286411 kg, dan laju aliran massa biogas 0,0126653 kg/hari. Pada penambahan EM4 9 %, untuk biogas yang dihasilkan yaitu, tekanan gas total 104000 N/m 2, massa biogas 0,04133325 kg, dan laju aliran massa 0,0125884 kg/hari. Dan untuk perbandingan I dengan penambahan EM4 8 %, untuk biogas yang dihasilkan yaitu, tekanan gas total 101984 N/m 2, massa biogas 0,0350515 kg, dan laju aliran massa 0,125807 kg/hari. Kata kunci : Biogas, Kotoran Sapi, EM4. Pendahuluan Energi biogas merupakan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, karena biogas adalah energi yang dapat diperbarui (renewable). Biogas ini diharapkan dapat mengurngai tergantungan terhadap bahan kabar fosil, dan dapat mendapatkan suatu profit untuk daerah pengembangan. Pada dasarnya segala macam bahan yang mengandung senyawa organik dapat dijadikan biogas, baik yang barasal dari sisa rumah tangga, sisa sayuran pasar atau yang berupa sampah ataupun kotoran hewan ternak seperti kotoran sapi. Kotoran hewan ternak khususnya kotoran sapi yang banyak di daerah pedesaan, selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanaman petani, dan meninggalkan bau yang tidak sedap bila terlalu banyak kotoran sapi yang menumpuk. Secara alami proses pembentukan biogas membutuhkan waktu yang relatif lama karena effective mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi hanya berasal dari bahan organik yang membusuk. Untuk meningkatkan efisiensi pembentukan kotoran sapi memerlukan optimalisasi peranan dari mikroorganisme. 44

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan aktivator EM4 (Effective mikroorganisme). [1] EM4 (Effective microorganisme) yang dipakai untuk mempercepat degradasi merupakan inokulan dari jenis EM4. Inokulan mikroorganisme yang terdiri dari 90% Lactobacillus Sp ini memproduksi asam laktat yang dapat mempercepat perombakan bahan organik seperti lignin dan selulosa. [1] Landasan Teori 1. Biogas Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas: ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbondioksida), ± 2 % N2, O2, H2, dan H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. [2] Biogas yang didominasi oleh gas metana, merupakan gas yang dapat dibakar. Metana secara luas diproduksi dipermukaan bumi oleh bakteri pembusuk dengan cara menguraikan bahan organik. Bakteri metanogenesis berperan dalam pembusukan. Bakteri ini terdapat di rawarawa, lumpur sungai, sumber air panas (hot spring), dan perut hewan herbivora seperti sapi dan domba. Hewan-hewan ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan, bila tidak ada bakteri anaerobik yang memecah selulosa di dalam rumput menjadi molekul-molekul yang dapat diserap oleh perut mereka. Gas yang diproduksi oleh bakteri ini adalah gas metana. [2] Tabel 1. Komposisi kandungan jenis gas [2] Jenis Gas Kandungan (%) Metana 60-70 Karbondioksida 30-40 Nitrogen 3 Hidrogen 1-10 Oksigen 3 Hemiselulosa Sulfida 5 2. Kotoran Sapi Kotoran sapi merupakan substrat yang dianggap paling cocok sebagai sumber pembuat gas bio, karena substrat tersebut telah mengandung bakteri penghasil gas metan yang terdapat dalam perut hewan ruminansia. Keberadaan bakteri di dalam usus besar ruminansia tersebut membantu proses fermentasi, sehingga proses pembentukan gas bio pada tangki pencerna dapat dilakukan lebih cepat. Walaupun demikian, bila kotoran tersebut akan langsung diproses dalam tangki pencerna, perlu dilakukan pembersihan terlebih dahulu.[2]. 3. Karakteristik Kotoran Sapi Tabel 2. Karakteristik Kotoran Sapi [3] Komponen Massa (%) Total padatan 3-6 Total padatan volatile (mudah menguap) 80-90 Total Kjeldahl Nitrogen 2-4 Selulosa 15-20 Lignin 5-10 Hemiselulosa 20-25 4. EM4 (Efective Microoganisme) Merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/ persediaan unsur hara dalam tanah. Mikroorganisme atau kuman yang berwatak baik itu terdiri dari bakteri TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 45

fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomydetes, dan jamur peragian. [5] EM4 (Effective microorganisme) yang dipakai untuk mempercepat degradasi merupakan inokulan dari jenis EM4. Inokulan mikroorganisme yang terdiri dari 90% Lactobacillus Sp ini memproduksi asam laktat yang dapat mempercepat perombakan bahan organik seperti lignin dan selulosa. [1] 5. Proses Pembentukan Biogas Pembentukan biogas dibagai menjadi tiga tahap yaitu : a) Tahap Hidrolisis pada tahap ini, bahan organik dienzimatik secara eksternal oleh enzim ekstraseluler (selulose, amilase, protase, dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi monosakarida sedangkan protein diubah menjadi peptida dan amino. [2] b) Tahap Pengasaman (Asidifikasi) Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu, bakteri tersebut juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik, asam amino, karbondioksida, H2S dan sedikit gas metana. 6. Perhitungan Tekanan Gas Karena gas yang dihasilkan dalam proses digester relatif lebih kecil jadi dapat menggunakan manometer U dalam, perhitungan tekanan biogas tersebut dengan rumus sebagai berikut. P g = P udara +.g.h [4] Dengan : P g = Tekanan Biogas (N/m 2 ) P udara = Tekanan udara luar (atm) = Masa Jenis kg/m 3 g = Gravitasi h = Perbedaan tinggi air (m) 7. Perhitungan Massa Biogas Dalam mengetahui perhitungan massa biogas tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut : Sehingga : PV = m.r.t [4] m = P.V R.T Dengan : P = Tekanan gas (N/m 2 ) V = Volume penyimpanan sementara (m 3 ) m = Massa gas (kg) T = Temperatur ( 0 K) R = Konstanta, 518 N m/kg 0 K Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium teknik mesin UM Metro. Dalam penelitian ini menggunakan 3 variasi, dimana pada variasi yang dilakukan yaitu penambahan EM4 (Effective micrrorganisme) sebanyak 8%, 9%, dan 10%. 46 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016

Tekanan ( N / m 2 ) Hasil dan Pembahasan Massa ( kg ) Tabel 3. hasil Tekanan dan Massa Biogas pada penambahan EM4 8% No Hari Temp Tekanan ke (⁰C) N/m 2 1 5 29 102087,2 0,061995 2 10 29 102544,4 0,062232 3 15 29 107063,9 0,065017 4 20 29 103441 0,063232 5 25 29 103985,5 0,062817 6 30 29 102305 0,062127 Jumlah 0,37742 Tabel 4. hasil Tekanan dan Massa Biogas pada penambahan EM4 9% No Hari Temp Tekanan Massa ( kg ) ke (⁰C) N m 2 1 5 29 103689,2 0,062909 2 10 29 103659,8 0,062968 3 15 29 103875,6 0,063081 4 20 29 104336,7 0,063361 5 25 29 104238,6 0,063385 6 30 29 102007,8 0,061947 Jumlah 0,377651 Tabel 5. hasil Tekanan dan Massa Biogas pada penambahan EM4 10% No Hari Temp Tekanan Massa ( kg ) ke (⁰C) N m 2 1 5 29 103787,3 0,063028 2 10 29 104042,4 0,063141 3 15 29 104802,6 0,063644 4 20 29 106210,4 0,064499 5 25 29 104356,3 0,063456 6 30 29 102406,1 0,062189 Jumlah 0,379957 1. Pengaruh penambahan EM4 termperatur terhadap tekanan biogas yang dihasilkan. 108000 107000 106000 105000 104000 103000 102000 101000 100000 99000 GRAFIK KENAIKAN TEKANAN BIOGAS 5 10 15 20 25 30 Hari ke EM4 8 % EM 4 9% EM4 10% Gambar 1.Grafik Hubungan tekanan dan biogas. Dari gambar 1 diatas dapat terlihat, bahwa pada penambahan EM4 8% terdapat kenaikan tekanan yang cukup drastis yaitu pada harike lima belas, dan itu merupakan tekanan tertinggi dari pada variasi yang lain yaitu mencapai 107063,9 N/m 2 dengan suhu 29 0 C. Pada penambahan EM4 9 %, terlihat bahwa kenaikan tekanan yang ada tidak signifikan, tetapi terlihat stabil dan tekanan tertinggi pada hari ke 20 yang tekananya mencapai 104336,7 N/m 2. Pada penambahan EM4 10 %, terlihat kenaikan tekanan cukup stabil dan tekanan biogas tertinggi pada hari ke 20 yaitu mencapai 106210,4 N/m 2. Jadi dari ketiga variasi penambahan EM4 untuk tekanan yang paling tinggi yaitu pada penambahan EM4 8% pada hari ke 15 yaitu mencapai 107063,9 N/m 2. TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 47

Produksi biogas (kg/hari) Massa (kg) 2. Pengaruh penambahan EM4 termperatur terhadap massa biogas yang dihasilkan 0,066 0,065 0,064 0,063 0,062 0,061 0,06 GRAFIK JUMLAH MASSA BIOGAS 5 10 15 20 25 30 Hari ke EM4 8 % EM4 9 % EM4 10 % Gambar 2. Grafik Jumlah Massa Biogas Dari gambar 2 diatas terlihat, dengan penambahan EM4 8 % siklus kenaikan jumlah biogas yang dihasilkan sama seperti kenaikan tekanan, karena dimana tekanan biogas naik jumlah biogas yang dihasilkan juga akan naik. Begitu juga sebaliknya apabila tekanannya turun hasilnya ikut turun. Hasil penelitian yang kami lakukan jumlah hasil biogas yang didapat yaitu, pada penambahan EM4 8% adalah 0,37742 kg, untuk penambahan EM4 9% adalah 0,377651 kg dan untuk penambahan EM4 10% yaitu 0,379957 kg. Pengaruh penambahan EM4 termperatur terhadap produksi biogas yang dihasilkan Dari grafik diatas terlihat bahwa untuk produksi biogas perhari yang paling banyak adalah pada penambahan EM4 10%. Dari ketiga variasi tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah biogas yang didapat paling banyak pada penambahan EM4 10%. Jadi dari beberapa variasi yang dilakukan terlihat pengaruhnya dari penambahan EM4 sebagai starter, tetapi tekanan yang dihasilkan tidak berbanding lurus dengan hasil biogas untuk tekanan yang tertinggi pada penambahan EM4 8% dan untuk hasil biogas yang paling banyak pada penambahan EM4 10%. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengaruh penambahan EM4 (Efective Mikroorganisme) terhadap hasil produksi biogas yang tertinggi yaitu pada penambahan EM4 10% mencapai 0,379957 kg. 2. Untuk tekanan biogas yang tertinggi pada penambahan EM4 8% yaitu mencapai 107063,9 N/m 2. 3. Untuk produksi biogas yang paling banyak pada penambahan EM4 10% yaitu 0,0125807 kg/hari. Grafik Perbandingan Produksi Biogas per hari 0,0127 0,01265 0,0126 0,01255 0,0125 EM4 8% EM4 9% EM4 10% Gambar 3. Grafik Perbandingan Produksi Biogas per hari Daftar Pustaka [1] Sanjaya, I G M. 2010. Biokonversi Sampah Organik Pasar Menjadi Biogas Menggunakan Stater Effektif Micro Organisme (EM4) [2] Lazuardy Indra, 2008 Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. [3] Harahap Vesalina I. 2007 Uji Beda Komposisi Campuran Kotoran Sapi Dengan Beberapa Jenis Limbah 48 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016

Pertanian Terhadap Biogas Yang Dihasilkan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. [4] Ana Nurhasanah, dkk. 2009. Perkembangan Digester Biogas Di Indonesia Litbang deptan. [5] Budiman, I gusti S., Kholisoh, Siti Diyar.,Marsetyo, Muhammad Muflikh., Putranti, Mira. 2010. Pengaruh Jenis Stater, Vulome Pelarut, dan Aditif terhadap Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Kompos Secara Aneroeb, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan Pengembangan Teknologi Kimia untuk Penggolahan Sumber Daya Alam Manusia Indonesia, UPN Veteran yogyakarta. TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 49