JIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Peran penting tersebut antara lain sektor pertanian

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

III. METODE PENELITIAN

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

JIIA, VOLUME 3 No. 1, JANUARI 2015 ANALISIS RANTAI PASOK DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI PROVINSI LAMPUNG

JIIA, VOLUME 3 No. 1, JANUARI 2015

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Nisaa Aqmarina EB10

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

PERANAN AGROINDUSTRI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH KOMODITI PISANG, NANGKA DAN GARUT

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

Analisis Persediaan Jahe Gajah di PT XYX Lembang Jawa Barat

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK USAHA SALE PISANG INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN ANGGREK USAHA TANAMAN HIAS DI KOTA PALU Added Value Analysis and Marketing of Orchid plants in Palu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

JIIA, VOLUME 3 No. 2, APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA INDUSTRI RUMAHAN DI DESA MUARA PANTUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI (Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR. Oleh :

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

Transkripsi:

PENGADAAN BAHAN BAKU DAN NILAI TAMBAH PISANG BOLEN DI BANDAR LAMPUNG (Analysis of Procurement of Raw Materials and Value-Added Banana Bolen in Bandar Lampung) Lika Masesah, Ali Ibrahim Hasyim, Suriaty Situmorang Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145, Telp 085279390543, e-mail: likamasesah@yahoo.co.id This study aims to analyze the process of procurement of raw materials and value-added of banana bolen in Bandar Lampung. The study was conducted in Kedaton Jaga Baya II District of Bandar Lampung in October-December 2011. The method used is the survey method. The number of respondents was 2 banana bolen home industries. Analysis methods used were Economic Order Quantity (EOQ) and Hayami valueadded model. The averages of raw bananas used was 3,000 comb/month by CV Mayang Sari and 520 comb/month by Harum Sari. Value-added of banana bolen of CV Mayang Sari was Rp3.937,60 per one banana bolen box and value-added of banana Bolen Harum Sari was Rp23.269,02 per one banana bolenbox. Key words: industry, process, banana bolen, procurement of raw materials, Hayami model PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Peran penting tersebut antara lain adalah menyediakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, bahan ekspor dan sumber devisa negara, menghasilkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani (Suryanti 2000). Menurut Suryanti (2000), hasil pertanian, seperti buah dan palawija, merupakan produk pertanian strategis yang ketersediaannya di Indonesia senantiasa tersedia sepanjang tahun. Namun karena sifat dan kandungan zat gizinya, buah dan umbi-umbian digolongkan sebagai bahan pangan yang mudah rusak atau busuk. Namun demikian, produk tersebut sangat baik bagi kesehatan, karena merupakan salah satu suplemen dan sumber gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, seperti bermacam-macam vitamin, mineral, glukosa, serat serta phytochemicals (komponen yang dapat mencegah terjadinya penyakit kronis seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker dan diabetes). Daerah penghasil buah pisang terbesar di Provinsi Lampung pada tahun 2010 adalah Lampung Selatan dengan produksi sebesar 2.162.916 kuintal. (Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung 2011). Salah satu industri yang sedang diminati masyarakat Bandar Lampung dengan menggunakan bahan baku utama buah pisang adalah industri pisang bolen. CV Mayang Sari dan Harum Sari merupakan salah satu industri yang berkembang dan mampu bersaing dalam menarik perhatian konsumen. Buah pisang di peroleh perusahan CV Mayang Sari dari pemasok yang ada di Pringsewu dengan intensitas pesanan dua kali seminggu sebanyak 300-400 sisir buah pisang sekali pesan. Buah pisang dipesan dalam keadaan mentah karena akan dikarbitkan terlebih dahulu agar pisang tidak mengalami pembusukan saat disimpan untuk produksi hari berikutnya. Harum Sari memperoleh bahan baku pisang dengan cara membeli langsung ke pasar gintung seminggu dua kali sebanyak 15-25 sisir. Jika terjadi kelangkaan buah pisang dari pemasok utama, maka CV Mayang Sari dan Harum Sari akan membeli buah pisang dari pemasok lain atau pasar lain. CV Mayang Sari menyediakan produk jadi, seperti bolen, donut, cheese roll, chocholate roll, roti manis, muffin, dan berbagai jenis kue lainnya. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2005. Selanjutnya, Harum Sari menyediakan bolen dan stick keju. Industri rumah tangga ini berdiri pada tahun 2008. Meskipun merupakan industri rumah tangga yang baru berkembang, CV Mayang Sari dan Harum Sari telah mempunyai peminat yang cukup banyak. Saat ini telah terdapat beberapa jenis pisang bolen hasil produksi agroindustri rumah tangga di Lampung. Produksi pisang bolen dan berbagai jenis produk CV Mayang Sari dan Harum Sari per hari dapat dilihat pada Tabel 1. Permasalahan penelitian adalah bagaimana proses pengadaan bahan baku yang diperlukan dan barapa 298

besar nilai tambah pisang bolen produksi CV Mayang Sari dan Harum Sari di Bandar Lampung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengadaan bahan baku dan menganalisis nilai tambah pisang bolen CV Mayang Sari dan Harum Sari di Bandar Lampung. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di CV Mayang Sari dan Harum Sari Bandar Lampung. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa CV Mayang Sari dan Harum Sari tersebut merupakan industri rumah tangga yang membuat pisang bolen di Bandar Lampung. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus di CV Mayang Sari dan Harum Sari. Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak industri rumah tangga pisang bolen menggunakan kuisioner dan pengamatan serta pencatatan langsung tentang keadaan di lapangan, misalnya keadaan industri rumah tangga, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode analisis yang digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah metode deskritif dan metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode ini digunakan untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri. Model EOQ biasa digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan (Ma arif 2003). Rumusan EOQ adalah (Ma arif 2003) : 2 SD EOQ (1) H Keterangan: D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu S = Biaya pemesanan per pesanan H = Biaya penyimpanan per periode waktu (Biaya penyimpanan = 10 % x harga beli per unit bahan baku) EOQ = Jumlah pembelian yang ekonomis Guna mengetahui nilai tambah pengolahan bahan baku pisang segar menjadi pisang bolen digunakan metode nilai tambah Hayami pada Tabel 2. Kriteria nilai tambah adalah jika NT > 0, berarti pengembangan industri rumah tangga pisang bolen di Bandar Lampung memberikan nilai tambah (positif), dan jika NT < 0, berarti pengembangan industri rumah tangga pisang bolem di Bandar Lampung tidak memberikan nilai tambah (negatif). Tabel 1. Perkembangan produksi berbagai jenis produk CV Mayang Sari dan Harum Sari, tahun 2011 CV Mayang Sari Harum Sari No Jenis produk Produksi kue/ hari Produksi kue/ hari 1. Pisang bolen 3000 400 2. Donut 400-3. Roti manis dan 200 - roti unyil 4. Muffin 150-5. Cheese roll dan 200 - chocolate roll 6. Stik keju - 50 Tabel 2. Prosedur perhitungan nilai tambah metode Hayami No. Variabel Output, Input, Harga Nilai 1. Output (Kue/Bulan) A 2. Bahan Baku (Buah/Bulan) B 3. Tenaga Kerja (HOK/Bulan) C 4. Faktor Konversi D = A/B 5. Koefisien Tenaga Kerja E = C/B 6. Harga Output (Kotak/Kg) F 7. Upah Rata-rata Tenaga Kerja (Rp/HOK) G 8. Harga Bahan Baku (Rp/Buah) H 9 Sumbangan Input Lainnya (Rp/Buah) I 10. Nilai Output (Rp/Kotak) J = D x F 11. a. Nilai Tambah (Rp) K = J I H a. Rasio Nilai Tambah (%) L (%) = (K/J) 12. a. Imbalan Tenaga Kerja (Rp) M = E x G b. Bagian Tenaga Kerja (%) N = (M/K) 13. a. Keuntungan (Rp) O = K M b. Tingkat Keuntungan (%) P = (O/K) Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14. Margin Q = J H a. Keuntungan (%) R = (O/Q) b. Tenaga Kerja (%) S = (M/Q) c. Input Lain (%) T = (I/Q) 299

PEMBAHASAN Pengadaan Bahan Baku Pisang Bolen b. Pengadaan Bahan Baku di CV Mayang Sari CV Mayang Sari membeli bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi bolen dengan cara memesan terlebih dahulu kepada distributor/pemasok di pasar/toko yang telah menjadi langganan. Apabila tidak tersedia stok bahan baku yang dibutuhkan pada salah satu distributor, maka perusahaan melakukan pemesanan di tempat lainnya, agar tidak mengganggu jalannya proses produksi. CV Mayang Sari membeli bahan baku pisang raja dengan harga Rp5.000,00/sisir dan waktu pemesanan biasanya dilakukan seminggu dua kali. Jumlah pemesanan satu kali pemesanan adalah 300-400 sisir, dan dipakai dalam waktu 3 hari produksi. Waktu dan jumlah pemesanan pisang raja kepada pemasok terkadang tidak pasti, karena tanpa diduga sering terjadi tambahan permintaan bolen oleh konsumen, sehingga terjadi juga penambahan pembelian jumlah bahan baku pisang raja. Kebutuhan pisang raja biasanya menghabiskan rata-rata 3.000 sisir/bulan. Pengadaan bahan baku akan dilakukan ketika stok tinggal sedikit dan perkiraan untuk waktu pematangan, maka akan segera dilakukan pemesanan ke pemasok. Bahan lain yang digunakan dalam produksi pisang bolen adalah danish. Dalam waktu satu bulan jumlah danish yang dibutuhkan kurang lebih 30 dus dengan harga danish Rp352.000,00/dus. Pemesanan dilakukan setiap dua minggu sekali, tetapi jika ada penambahan kebutuhan danish sebagai bahan pembuatan bolen, maka akan dilakukan pemesanan tambahan. Kebutuhan bahan baku tepung terigu Cakra Kembar dalam waktu satu bulan adalah 30 sak atau sama dengan 1.500 kg (1 sak = 50 kg), dengan harga Rp350.000,00/sak. Biasanya pengadaan dilakukan setiap dua minggu sekali, kecuali jika ada tambahan produksi. Gula pasir dibutuhkan 4 sak atau 100 kg/bulan, dengan harga Rp300.000,00/sak. Bahan baku telur dibutuhkan 9.000 butir telur/bulan untuk produksi, dengan harga Rp2.000,00/butir. Namun untuk pembelian telur di lakukan seminggu sekali karena mengingat telur mudah busuk apabila terlalu lama disimpan. Madu yang dibutuhkan sebanyak 60 botol madu/bulan, dengan harga madu Rp25.000,00/botol. Struktur pengadaan bahan baku pada CV Mayang Sari dapat dilihat pada Gambar 1. Non Pisang : -Perusahaan Dagang (a) -Toko (b) Pemasok (pisang) Pasar * 85% 15% CV Mayang Sari Gambar 1. Bagan pengadaaan bahan baku pisang bolen CV Mayang Sari Keterangan : * = Jalur ini dilakukan pada saat meningkatnya pesanan pisang bolen/musim pisang yang sedang berkuran (a) = Untuk komoditas terigu, gula dan mentega (b) = Untuk komoditas telur, mesis, keju dan madu CV Mayang Sari mempunyai langgangan dalam pengadaan bahan baku dengan tujuan agar memperoleh bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, sehingga tidak mengganggu proses produksi dan dapat menyediakan produk tepat waktu. Jika perusahaan tidak mempunyai agen atau pemasok dalam hal pengadaan bahan baku, maka proses produksi mungkin akan terhambat, karena perusahaan harus membeli bahan baku tepat waktu demi kelancaran proses produksi. Dengan adanya pemasok bahan baku, maka perusahaan akan mempunyai stok bahan baku setiap waktu, dan tidak kesulitan untuk mendapakannya. Selain itu, apabila perusahaan tidak mempunyai agen/pemasok, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi dan harus meluangkan waktu untuk pengadaan bahan baku tersebut. Perusahaan biasanya menerima bahan baku yang dipesan sesuai dengan kesepakatan awal dengan perusahaan dagang, agen/pemasok dan pasar/langganan. Apabila bahan baku yang diterima oleh perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan, dan diganti dengan yang baru oleh pemasok. 300

c. Pengadaan Bahan Baku di Harum Sari Harum Sari membeli bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi pisang bolen dengan cara membeli langsung di Pasar Gintung. Apabila tidak tersedia stok bahan baku yang dibutuhkan pada salah satu distributor, maka dapat dilakukan pemesanan di tempat lainnya, agar perusahaan tidak terpaku pada satu tempat saja, dan tidak mengganggu jalannya proses produksi. Jenis bahan baku pisang raja diperoleh dari membeli langsung ke pasar Gintung. Harum Sari biasanya membeli dengan harga Rp5.000,00/sisir dan waktu pemesanan biasanya dilakukan seminggu dua kali. Jumlah dalam satu kali pemesanan biasanya mencapai 15-25 sisir, dan biasanya digunakan sekali produksi. Kebutuhan pisang raja biasanya menghabiskan rata-rata 520 sisir/bulan. Bahan baku mentega dibutuhkan kurang lebih 90 kg per bulan dengan harga Rp17.000/kg. Kebutuhan bahan baku tepung terigu dalam waktu satu bulan diperkirakan adalah 150 kg (1 sak = 3 kg), dengan harga Rp6.000,00/kg. Biasanya pengadaan dilakukan setiap dua minggu sekali, kecuali jika ada tambahan produksi. Gula pasir dibutuhkan 75 kg/bulan, dengan harga Rp 12.000,00/kg. Bahan baku telur dibutuhkan sebanyak 6.000 butir telur/bulan untuk produksi, dengan harga Rp 2.000,00/butir. Struktur pengadaan bahan baku pada Harum Sari dapat dilihat pada Gambar 2. Pisang -Pasar Non Pisang : -Perusahaan Dagang (a) -Toko (b) 100 % 100 % Gambar 2. Bagan pengadaaan bahan baku pisang bolen Harum Sari Keterangan : (a) = Untuk komoditi terigu, mentega dan gula (b) = Untuk komoditi telur, mesis dan keju Harum Sari Harum Sari mempunyai langgangan dalam pengadaan bahan baku dengan tujuan agar memperoleh bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, sehingga tidak mengganggu proses produksi. Industri pisang bolen Harum Sari biasa membeli secara langsung bahan baku karena bahan baku yang mereka butuhkan belum sebanyak CV Mayang Sari sehingga mereka belum mau pemasok bahan baku yang datang langsung ke pabrik mereka karena mengingat mereka pun perlu turun langsung ke pasar untuk membeli buah pisangnya. Analisis persediaan bahan pisang yang ekonomis pada industri pisang bolen di Harum Sari dipakai metode Economic Order Quantity (EOQ) dimana pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan sebanyak 47 sisir dengan frekuensi pemesanan sebanyak 11 kali per bulan. Dengan tujuan pemesanan bahan baku menjadi efisien sehingga tidak terjadi kekurangan dan kelebihan yang menggangu kelancaran produksi pisang bolen yang dapat dilihat pada Tabel 3. Analisis Nilai Tambah Analisis nilai tambah yang dilakukan adalah analisis dalam waktu satu bulan untuk pisang bolen CV Mayang Sari dan Harum Sari seperti disajikan pada Tabel 4. Bahan baku pisang yang digunakan adalah buah pisang raja, karena buah pisang raja memiliki keunggulan yaitu rasa yang manis dan legit serta ukuran yang cukup besar. Setiap satu buah pisang raja digunakan untuk membuat 3 kue pisang bolen. Harga buah pisang raja yang dibeli oleh pengusaha CV Mayang Sari dan Harum Sari sebesar Rp500,00 per buah atau Rp5.000,00 per sisir. Dalam pembuatan satu kue pisang bolen menggunakan bahan pisang tiga puluh persen, yang berarti satu buah pisang raja dapat dibuat menjadi tiga buah pisang bolen. Untuk harga jual pisang bolen yang dipakai oleh CV Mayang Sari sebesar Rp2.000,00 per kue pisang bolen, satu kotak pisang bolen berisi 10 kue pisang bolen dijual Rp20.000,00 per kotak. Dengan harga jual sebesar Rp20.000,00 per kotak maka CV Mayang Sari memperoleh keuntungan sebesar Rp3.706,60 per kotak. Harum Sari menjual pisang bolen dengan harga Rp2.800,00 per kue dan untuk satu kotak pisang bolen yang berisi 10 kue harganya adalah Rp28.000,00 per kotak dengan demikian keuntungan yang diperoleh oleh Harum Sari Rp2.038,17 per kotak. 301

Tabel 3. Biaya pemakaian No bahan baku pisang bolen 1 Pemakaian bahan baku (sisir/bulan) 2 Harga beli di pasar (Rp/sisir) 3 Harga beli pengepul pisang (Rp/sisir) 4 Biaya Pemesanan (Rp/pemasaran) 5 Biaya Penyimpanan Pemakaian bahan baku pisang pada industri pisang bolen tahun 2012 Industri pisang bolen Ratarata CV Mayang Harum Sari Sari 3.000 520 1.760 5.000 5.000 5.000 4.000 3.800 3.900 600 820 710 400 380 390 (Rp/bulan) 6 2SD/HD 9.000 2.244 5.622 7 EOQ/ 2SD/H 94,87 47,37 71,12 8 Frekuensi (bulan) 30,23 10,98 21,30 Bahan baku pendukung pembuatan pisang bolen adalah terigu, telur, mentega, gula, mesis, keju dan madu. Terigu digunakan sebagai adonan pembuat kulit pisang bolen. Telur yang digunakan adalah bagian kuning telurnya saja sebagai salah satu campuran adonan untuk kulit bolen. Kuning telur digunakan untuk memberikan warna yang menarik pada bolen, yaitu sebagai toping. Mentega dipakai saat pembentukan atau perataan adonan yang akan dijadikan pelapis kulit bolen. Gula putih digunakan sebagai campuran resep, yang akan digunakan sebagai kulit bolen tujuan pemberian gula adalah agar memberikan rasa manis pada kulit bolen. Mesis digunakan sebagai isi dan toping pada pisang bolen rasa coklat. Keju digunakan sebagai isi dan top-ing pada pisang bolen rasa keju. Madu berfungsi untuk membuat warna bolen menjadi mengkilat, namun madu hanya digunakan dalam pengolahan pisang bolen oleh CV Mayang Sari. Rata-rata tenaga kerja yang diserap dalam pengolahan pisang bolen CV Mayang Sari adalah 210 HOK, dengan jumlah tenaga kerja untuk proses produksi pisang bolen sebanyak 16 orang dengan rincian tenaga kerja pengupasan buah pisang, pemberian krim, pengadonan kulit pisang, pelapisan, penggulungan kulit penutup pisang, pemanggangan di oven, pengolesan dan pengemasan masing-masing menggunakan dua orang pekerja. Waktu produksi dalam satu hari adalah 8 jam, kecuali hari Sabtu, waktu kerja menjadi 12 jam, karena hari Minggu tidak ada produksi atau libur. Tenaga kerja yang diserap oleh CV Harum Sari adalah 45,50 HOK, dengan jumlah tenaga kerja untuk proses produksi pisang bolen sebanyak 4 orang, untuk melakukan seluruh kegiatan produksi. Semua pegawai CV Harum Sari masing-masing mengerjakan dua proses produksi pisang bolen, karena produksi CV Harum Sari belum sebanyak CV Mayang Sari. Waktu produksi dalam satu hari di Harum Sari adalah 8 jam dan hari minggu tidak ada proses produksi. Hasil analisis nilai tambah tersebut menunjukkan bahwa industri pisang bolen di Bandar Lampung memberikan nilai tambah lebih besar dari nol, yaitu nilai tambah industri pisang bolen CV Mayang Sari sebesar Rp3.937,60 per satu kotak, dengan isi 10 kue pisang bolen, dan nilai tambah pisang bolen Harum Sari adalah Rp2.326,92 per satu kotak dengan isi 10 kue pisang bolen. KESIMPULAN Persediaan rata-rata bahan baku pisang raja yang digunaka selama satu bulan untuk CV Mayang Sari sebanyak 3.000 sisir/bulan dan 520 sisir/bulan untuk Harum Sari dan Nilai tambah rata-rata industri pisang bolen CV Mayang Sari sebesar Rp3.937,60 per satu kotak dengan isi 10 kue pisang bolen dan Harum Sari dan nilai tambah pisang bolen Harum Sari sebesar Rp2.326,92 per satu kotak dengan isi 10 kue pisang bolen. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2010. Lampung Dalam Angka. BPS Propinsi Lampung. Bandar Lampung Hayami YM. dan Asdjidin. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java : A Perspektif From a Sunda Vilage the CGPRT Centog. Bogor. Ma arif MS. 2003. Manajemen Operasi. PT. Gramedia Widisarana Indonesia. Jakarta. Suryanti. 2000. Pisang : Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta. 302

Tabel 4. Analisis nilai tambah industri pisang bolen di Bandar Lampung No. Variabel Industri Pisang Bolen Output, Input, Harga 1 2 1. Output (Kue/Bulan) A 90.000,00 10.400,00 2. Bahan Baku (Buah/Bulan) B 30.000,00 5.200,00 3. Tenaga Kerja (HOK/Bulan) C 210,00 45,50 4. Faktor Konversi D = A/B 3,00 2,00 5. Koefisien Tenaga Kerja E = C/B 0,01 0,01 6. Harga Output (Kotak/Kg) F 2.000,00 2.800,00 7. Upah Rata-rata Tenaga Kerja (Rp/HOK) G 33.000,00 33.000,00 8. Harga Bahan Baku (Rp/Buah) H 500,00 500,00 9 Sumbangan Input Lainnya (Rp/Buah) I 1.562,40 2.773,08 10. Nilai Output (Rp/Kotak) J = D x F 6.000,00 5.600,00 11. Nilai Tambah (Rp) K = J I H 3.937,60 2.326,92 Rasio Nilai Tambah (%) L (%) = (K/J) 65,63 41,55 12. Imbalan Tenaga Kerja (Rp) M = E x G 231,00 288,75 Bagian Tenaga Kerja (%) N = (M/K) 5,87 12,41 13. Keuntungan (Rp) O = K M 3.706,60 2.038,17 Tingkat Keuntungan (%) P = (O/K) 94,13 87,59 Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14. Margin Q = J H 5.500,00 5.100,00 Keuntungan (%) R = (O/Q) 67,39 39,96 Tenaga Kerja (%) S = (M/Q) 4,20 5,66 Input Lain (%) T = (I/Q) 28,41 54,37 303