BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir 2015 Penataan Pantai Purnama Gianyar 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan infrastruktur, pembangunan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan.

kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas

SETTING SPASIAL KAWASAN RUANG TERBUKA PUBLIK PESISIR SESEH, BADUNG

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

Kewajiban dibalik Keindahan Kita Wilayah Pesisir Bali Oleh: Redaksi Butaru

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN SEMINAR TUGAS AKHIR

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB 1 PENDAHULUAN. telah membatasi ruang-ruang bebas yang bisa diakses penduduk kota untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya satu dilema yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: Vol. 3 No 2, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV PERKEMBANGAN PARIWISATA DESA SANUR DAN KARAKTERISTIK SAMPEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO, KUDUS

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN DESA WISATA DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Sebagai salah satu unsur keistimewaan DIY, maka pada dasarnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan pemaparan dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan uraian tentang konteks permasalahan dengan rumusan permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah memaparkan secara terperinci masalah-masalah penelitian yang akan distudi. Tujuan penelitian mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan penelitian ini. Terakhir adalah manfaat penelitian, berisi uraian manfaat penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan (akademik), dan manfaat bagi pemecahan masalah pada tataran kehidupan di masyarakat (praktis). 1.1 Latar Belakang Ruang terbuka publik secara umum adalah suatu ruang dimana seluruh masyarakat mempunyai akses untuk menggunakannya. Pada dasarnya ruang ini merupakan suatu wadah yang menampung aktivitas/kegiatan tertentu masyarakat, baik secara individu maupun kelompok (Hakim, 1987). Sebagai bagian dari ruang terbuka, kehadiran ruang terbuka publik memiliki peran cukup penting di tengah kehidupan masyarakat. Fungsi utama ruang terbuka publik adalah sebagai tempat interaksi, aktivitas sosial, dan kebutuhan rekreasi. Ketersediaan ruang terbuka publik wajib ada baik pada tingkat kota maupun skala yang lebih kecil seperti kawasan perumahan. Untuk persyaratan luas wilayah, ditentukan bahwa ruang 1

2 terbuka hijau bagi publik paling sedikit 10% dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006). Ruang terbuka publik (public open space) sebagai sebuah obyek fisik secara sederhana dapat didefinisikan sebagai ruang maupun bentuk yang secara spasial dapat dimanfaatkan untuk mewadahi aktivitas bersama kemasyarakatan atau dapat dimanfaatkan oleh siapapun dan untuk berbagai kegiatan. Ruang terbuka publik dapat direncanakan atau tanpa perencanaan. Ruang terbuka yang direncanakan biasanya jelas peruntukannya, karena sudah direncanakan dengan baik. Ruang terbuka tanpa perencanaan biasanya memanfaatkan sisa lahan yang kosong atau bahkan ruang yang tidak jelas fungsinya (Eddy Darmawan, 2003). Secara fungsional, ruang terbuka publik direncanakan dan dirancang dengan sengaja untuk memenuhi kepentingan sosial. Di kota, ruang terbuka publik juga dirancang sebagai bagian aspek fisik kota yang memberi orientasi visual dan bahkan identitas, serta mewujudkan keseimbangan solid-void atau ruang positif-ruang negatif dalam perencanaan massa bangunan pada suatu kawasan. Public space menjadi salah satu perwujudan aspek demokrasi suatu tempat (Eddy Darmawan, 2003). Ruang terbuka publik yang dimaksud dalam tata guna lahan atau pemanfaatan ruang wilayah atau area perkotaan adalah ruang terbuka (open space) yang dapat diakses atau dimanfaatkan oleh warga kota secara cuma-cuma sebagai bentuk pelayanan publik dari pemerintah kota yang bersangkutan demi keberlangsungan beberapa aktivitas sosial (rekreasi, kebersihan, keindahan,

3 keamanan dan kesehatan) seluruhnya. Wujud dari ruang terbuka adalah berupa lahan tanpa atau dengan sedikit bangunan atau dengan jarak bangunan yang saling berjauhan; ruang terbuka ini dapat berupa pertamanan, tempat olah raga, tempat bermain anak-anak dan lain sebagainya (Departemen Pekerjaan Umum, 1992). Peran ruang terbuka publik di kota-kota besar sangat penting. Dengan adanya ruang terbuka publik, seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki ruang untuk bersantai dan mendapatkan hiburan murah meriah. Dengan demikian, keberadaan ruang terbuka publik sebenarnya dapat menjadi ukuran tingkat stres masyarakat kota besar (Eddy Darmawan, 2003). Sebagai salah satu ruang terbuka publik, kawasan pesisir memiliki berbagai keunikan yang mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat. Keindahan pantai dan ombaknya, pasir, kerang, panorama sunset dan sunrise, yang menakjubkan akan mengundang decak kagum siapapun yang melihatnya. Selain sebagai kawasan perlindungan, sumber daya dan biota di pantai dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Bagi masyarakat sekitarnya, pesisir memegang peranan penting dalam kehidupan mereka. Kawasan pesisir juga digunakan sebagai tempat bermukim bagi masyarakat, yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani garam dan rumput laut. Banyak prosesi dan ritual yang dilakukan masyarakat di pantai dengan tujuan menjaga keseimbangan alam. Dalam agama Hindu, dikenal suatu upacara yang dinamakan yadnya yang bertujuan untuk menyucikan diri, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Pesisir Seseh merupakan salah satu tujuan masyarakat untuk melakukan kegiatan ritual tersebut.

4 Berbagai ritual/upacara yadnya yang dilakukan di Pesisir Seseh yaitu melukat, nganyut, nyegara-gunung dan melasti lintas desa pekraman di Kabupaten Badung dan Tabanan. Di sekitar Pesisir Seseh terdapat beberapa pura di antaranya Pura Dalem, Pura Yeh Anakan, Pura Luhur Ulun Swi, Pura Luhur Batubolong, Pura Ratu Mas, Pura Prajapati, dan Pura Batununggul. Di sana juga terdapat juga sebuah makam peninggalan Kerajaan Mengwi yang dinamakan Pura Keramat. Tidak hanya masyarakat lokal, tapi juga masyarakat yang berasal dari luar Bali ramai bersembahyang dan berziarah di pura ini. Pesisir Seseh juga sebagai area pendukung mata pencaharian warga Desa Seseh yang berprofesi sebagai nelayan. Di pinggir pantai masih bisa ditemukan para nelayan menyimpan jukung, serta terdapat beberapa bangunan semi permanen atau gudang yang dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan menangkap ikan. Sementara itu, beberapa warga lainnya memanfaatkan lahan pinggir pantai ini untuk menjemur gabah hasil panen. Sebagai sebuah ruang terbuka publik, seiring waktu, Pesisir Seseh juga menjadi destinasi rekreasi, olahraga dan wisata bagi masyarakat sekitar. Pesisir Seseh ramai dikunjungi masyarakat terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Biasanya pengunjung melakukan kegiatan rekreasi dan olahraga, seperti jogging, berenang, bermain sepak bola, voli, bermain layang-layang serta pertemuan non formal lainnya. Pesisir Seseh saat ini berstatus sebagai Daya Tarik Wisata Kabupaten Badung, yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Badung Tahun 2010. Beberapa bangunan penunjang pariwisata seperti villa dan bungalow mulai berdiri di sekitar kawasan Pesisir Seseh, yang menunjukkan

5 kawasan ini mulai berkembang menyesuaikan dengan kemajuan pariwisata Bali selatan. Perkembangan pariwisata di Bali dewasa ini, sejatinya telah melahirkan dualisme dalam masyarakat, khususnya pariwisata di kawasan pesisir. Di satu sisi kawasan pesisir memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, di sisi lain kawasan pesisir juga merupakan ruang terbuka publik yang wajib memberikan akses sehingga dapat dinikmati oleh semua orang. Masalah yang timbul saat ini adalah pemanfaatan tak lahan pesisir yang tak terbatas yang dilakukan oleh pemilik modal, sehingga masyarakat umum kehilangan haknya terhadap ruang terbuka publik pesisir ini. Hal seperti ini sering ditemukan di beberapa kawasan pariwisata seperti di Pantai Sanur, Pantai Seminyak, Pantai Kuta, Pantai Canggu dan pantai lainnya. Keberlangsungan pariwisata akhirnya menimbulkan kekhawatiran akan tergesernya fungsi dan aktivitas masyarakat tradisional yang telah ada sebelumnya di kawasan pesisir. Kegiatan rekreasi serta keberadaan akomodasi pariwisata berpotensi melahirkan konflik kepentingan pemanfaatan lahan antar penggunanya. Begitu pula dengan yang terjadi di Pesisir Seseh, bukan tidak mungkin suatu saat akan terjadi konflik kepentingan pemanfaatan lahan, mengingat banyaknya fungsi yang diwadahi. Kegiatan ritual yang ada di Pesisir Seseh dan telah menjadi tradisi yang berlangsung selama ratusan tahun dikhawatirkan akan kehilangan tempatnya sebagai dampak perkembangan pariwisata Pesisir Seseh. Keberadaan akomodasi wisata di Pesisir Seseh beberapa di antaranya dibangun sangat dekat dengan lokasi Pura Kahyangan Desa. Jelas hal ini telah melanggar batas kesucian pura, namun

6 masyarakat masih mentoleransi keadaan tersebut. Jika hal ini tidak dibatasi, bukan tidak mungkin fenomena tersebut bisa memicu hal serupa terjadi di pura-pura lainnya yang ada di kawasan Pesisir Seseh. Kegiatan ritual yang telah menjadi tradisi masyarakat Pesisir Seseh layak dilestarikan dan diberi ruang, tanpa harus menutup fungsi Pesisir Seseh sebagai ruang terbuka publik dan destinasi wisata. Begitu pula bagi para masyarakat/pengunjung, Pesisir Seseh juga seharusnya menjadi ruang terbuka publik yang ramah, nyaman dan humanis serta bebas diakses dan dimanfaatkan masyarakat. Pemanfaatan setting di masing-masing spasial kawasan Pesisir Seseh untuk selama ini berjalan cukup baik, namun kadang terjadi permasalahan bila suatu aktivitas mulai mendominasi suatu lahan. Penelitian ini akan sangat menarik bila ada upaya dan tindak lanjut dalam menyelaraskan lingkungan fisik dengan kebutuhan manusia akan ruang aktivitas, sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kawasan ruang terbuka publik pesisir. Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat mengetahui bagaimana setting spasial di Pesisir Seseh dimanfaatkan oleh masyarakat Seseh. Sehingga kegiatan yang bersifat tradisional bisa sejalan dengan rencana Pemerintah Kabupaten Badung, yang menetapkan Pesisir Seseh sebagai daerah tujuan wisata. Simpulan yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Badung dalam pengembangan kawasan Pesisir Seseh ke depannya.

7 1.2 Rumusan Masalah Melihat dari beberapa permasalahan yang telah dibahas pada latar belakang terdapat beberapa hal yang akan dijadikan rumusan masalah penelitian, yaitu: 1.2.1 Bagaimana kondisi setting spasial yang ada di kawasan ruang terbuka publik Pesisir Seseh? 1.2.2 Bagaimana pemanfaatan setting spasial di kawasan ruang terbuka publik Pesisir Seseh? 1.2.3 Apakah setting spasial di kawasan Pesisir Seseh telah memenuhi kualitas ruang terbuka publik? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada penelitian ini antara lain adalah untuk menjawab masalah yang telah dipaparkan yaitu: 1.3.1 Untuk mengetahui kondisi setting spasial yang ada di kawasan ruang terbuka publik Pesisir Seseh. 1.3.2 Untuk mengetahui pemanfaatan setting spasial di kawasan ruang terbuka publik Pesisir Seseh. 1.3.3 Untuk mengetahui kualitas ruang terbuka publik pada setting spasial di kawasan Pesisir Seseh. 1.4 Manfaat Penelitian Pada penelitian ini manfaat penelitian dapat dibagi menjadi dua yakni manfaat akademis dan manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

8 untuk memberikan tambahan pengetahuan dan penerapan teori-teori yang telah didapatkan khususnya di bidang ilmu perencanaan penataan ruang. 1.4.1 Manfaat Akademis Bagi dunia akademis, penelitian ini sebagai upaya pendekatan ilmiah dan analisis akademis terhadap pemanfaatan ruang terbuka publik di Pesisir Seseh oleh masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan mampu memperkaya penelitian di bidang ilmu perencanaan penataan ruang khususnya tentang ruang terbuka publik kawasan pesisir, atau dijadikan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar dapat digunakan sebagai acuan di dalam pengembangan daerah di masa yang akan datang. Terutama terkait arah pengembangan ruang terbuka publik di Pesisir Seseh berdasarkan setting dan aktivitas yang telah diteliti sebelumnya. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pelaksana kebijakan tata ruang dalam menyusun dan menjalankan kebijakan ketataruangan dengan tetap memperhatikan aspirasi masyarakat.