UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 14 dan 15. Materi 1: Problem Based Learning. A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 10 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung lancarnya proses belajar mengajar disekolah. Seperti yang dikemukakan Norris

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

PENERAPAN METODE MIND MAP POHON JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemahaman dikatakan proses berfikir dan belajar. Dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

PERANAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS 7-F SMP 15 YOGYAKARTA

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu soal. Pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAPPING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emay Maelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) suatu bahan kajian terpadu yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat mewujudkan perubahan, dari pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered approach) menuju pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach). Selama ini metode ceramah dirasakan oleh siswa membosankan/menjenuhkan, tidak menarik dan membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar yang berakibat rendahnya hasil belajar. Diharapkan masalah tersebut dapat teratasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Mind Mapping, pada kompetensi dasar Berakhirnya masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi. Peneliti beranggapan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat mengarahkan siswa dalam menyimpan materi pelajaran IPS ke dalam memori otaknya menjadi lebih terarah dan tersusun dengan baik sehingga akan mempermudah dalam mengingat kembali materi tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan penerapan dua siklus. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 76 pada siklus pertama, prosentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 64%. Demikian pula pada siklus kedua, prosentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 76%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 3 Kota Cirebon melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Kata Kunci: Hasil Belajar, Mind Mapping PENDAHULUAAN Pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach) salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik, memotivasi siswa dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi melalui Mind Map (peta pikiran). Menurut Iwan Sugiarto (2004:75) Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Selanjutnya menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Mind Map menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map ini akan membantu anak: (1) Mudah mengingat sesuatu; (2) Mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah; (3) Meningkatkan motivasi dan konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat. Model ini tepat diterapkan dalam proses pembelajaran IPS, karena pembelajaran ini bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam menyimpan materi pelajaran IPS ke dalam memori otaknya menjadi lebih terarah dan tersusun dengan baik sehingga akan mempermudah dalam mengingat kembali materi tersebut. Sebagai dampak positif dari hasil penerapan model pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat lebih memahami dan

memaknai mata pelajaran IPS dengan kreatifitas yang mereka miliki sehingga tidak akan timbul kebosanan pada saat menjalani proses pembelajaran IPS, suasana dan cara belajar seperti itu diharapkan akan meningkatkan hasil belajar dan pemahaman konsep. Berakhirnya masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai. Berdasarkan pengalaman tahun yang lalu, hasil pembelajaran kompetensi dasar tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni hanya mencapai 55% dari nilai KKM 76. Hal ini merupakan gambaran kegagalan dalam pembelajaran. Melalui model tersebut, peneliti merasa yakin bahwa pembelajar kompetensi dasar tentang berakhirnya masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi yang harus dicapai, diharapkan hasil belajar akan meningkat signifiikan. KAJIAN TEORI Mind mapping dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind mapping, menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan dan Barry, 2004). Teknik mencatat melalui peta pikiran (mind mapping) ini dikembangkan berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind mapping, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind mapping yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya. Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain. Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Tujuan dari pembelajaran IPS adalah pembelajaran dapat membawa anak didik dalam kenyataan hidup yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan kepekaan mental, sikap belajar dan keterampilan dalam menjalani kehidupan ini. Pendidikan IPS dapat berguna untuk membekali para siswa kelak mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga dan dapat membawa berbagai dampak yang luas. Selama ini, pendidikan di sekolah sekolah hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, kurang membangun karakter anak didik, dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk merefleksikan dan memposisikan dirinya dalam sistem pendidikan yang semata-mata untuk Volume 4 No. 1 Tahun 2016 H. Abdul Rojak 14

kepentingan dunia kerja. Kegiatan refleksi di dalam pendidikan itu sangat penting, akan tetapi kegiatan refleksi kini sudah kehilangan tempat karena pendidikan selama ini masih memperlihatkan pola pendidikan yang mentransfer ilmu. Kurikulum kompetensi pun belum mengarah pada pembentukan karakter dan masih berbasis disiplin ilmu. IPS sebagai salah satu struktur kurikulum sekolah, sesungguhnya banyak diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan ideal pendidikan. Namun selama ini hal tersebut masih terasa kurang sehingga terjadi banyak masalah-masalah sosial di sekolah, terutama didalam proses pembelajaran. Banyak yang beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran tidak menarik, peserta didik tidak memperoleh sesuatu yang dapat disimpan dalam memorinya, sulitnya mengingat materi yang cukup banyak, dan sebagaian besar siswa mempelajari materi dengan cara menghafal. Selain itu menurut Lasmawan (2010: 104) mengatakan bahwa fenomena yang ditemui seputar pembelajaran IPS seperti: IPS merupakan mata pelajaran yang hanya berisikan fakta, nama dan peristiwa masa lalu, pembelajaran hanya bersumberkan pada buku teks, guru tidak bisa mengembangkan keterampilan berfikir, dan guru IPS banyak berangkat dari asumsi bahwa tugas mereka adalah memindahkan pengetahuan dan keterampilan yang ada pada dirinya ke kepala siswa secara utuh, atau bisa dikatakan pengetahuan yang dimiliki siswa hanya bersifat hafalan Nurhadi, dkk.,(2004) Hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh pengemasan kegiatan pembelajaran masih didominasi metode pembelajaran konvensional yang menekankan pemberian ceramah dalam penyampaian materi pelajaran. Solusi yang dilakukan untuk menghindari pembelajaran IPS yang kurang efektif adalah dengan menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Selain dengan metode pembelajaran yang tepat salah satunya Mind Mapping, dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap suatu pelajaran juga akan membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Tidjan (2001 :71) minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. Sehingga minat siswa terhadap suatu pelajaran sangat membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat partisipatorik dan kolaboratif yang ditekankan kepada upaya merefleksi diri yang akan dilakukan bersama-sama peneliti dengan siswa, dan antar guru dan peneliti, tehadap peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan penerapan dua siklus. Penerapan perlakuannya menggunakan metode Classroom Action Research yang disingkat CAR atau penelitian tindakan kelas (PTK), setiap siklus terdiri dari empat tahap yang meliputi langkah planning (perencanaan), acting (tindakan), observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan pendekatan ini akan memudahkan peneliti dalam mengungkap masalah-masalah yang menjdi sasaran dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wiraatmadja (2005: 11) mengemukakan: Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantife, suatu tindakan yang dilakukan 15 Edunomic Volume 4 No. 1 Tahun 2016

dalam disiplin inkuari atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Berdasarkan pendapat tersebut pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses antara guru dan siswa untuk melakukan perbaikan, peningkatan, perubahan dalam pembelajaran yang lebih baik. Hakekatnya Penelitian Tindakan Kelas sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran di kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Penelitian ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan belajar siswa di kelas IX-B dengan tujuan untuk mmenumbuhkan kemampuan konsep melalui model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mipping. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam pembelajaran memahami konsep Berakhirnya Masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi pada pelajaran IPS di kelas IX B SMP Negeri 3 Kota Cirebon melalui dua siklus mampu meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa secara signifikan. Pada siklus 1, pencapaian kompetensi siswa baru mencapai rata-rata 78,19. Pada siklus 2, siswa mengalami peningkatan kompetensi mencapai rata-rata,00. Terjadi peningkatan sebesar 1,81. Karena terjadi peningkatan hasil belajar konsep Berakhirnya Masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi pada pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berarti hipotesis terbukti. Berdasarkan perolehan nilai siswa pada siklus I, dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 76 yang memperoleh nilai dibawah KKM sejumlah 12 siswa dan yang di atas KKM sejumlah 21 siswa dari 33 siswa, prosentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 64%. Demikian pula pada siklus 2, yang memperoleh nilai dibawah KKM sejumlah 8 siswa dan yang diatas KKM sejumlah 25 siswa dari 33 siswa, prosentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 76%. Dengan kata lain, penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam pembelajaran memahami konsep berakhirnya masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi berhasil. Untuk mempertegas perkembangan progresif perolehan nilai siswa, berikut ini penulis sampaikan rekapitulasi perbandingan ratarata nilai. Tabel 1 Rangkuman Perbandingan Hasil Tes IHWAL PRETES SIKLUS I SIKLUS II Jumlah 1450 25 2640 Rata-Rata 43,94 78,19,00 Grafik 1 Rangkuman Perbandingan Hasil Tes 60 40 20 43,94 78,19 0 Pre Tes Siklus I Siklus II 43,94 78,19 Volume 4 No. 1 Tahun 2016 H. Abdul Rojak 16

Peningkatan perolehan rata-rata nilai siswa, didasari oleh adanya perubahanperubahan dan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran pada siklus ke-2 yang didasarkan atas hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada pembelajaran pada siklus 1. Siklus 1 proses pembelajaran yang dilakukan telah menghasilkan ketuntasan belajar 64%. Artinya pada siklus ini tingkat kompetensi yang diharapkan belum maksimal sehingga perlu adanya proses pembelajaran siklus 2. Siklus 2 proses pembelajaran yang dilakukan telah menghasilkan ketuntasan belajar mencapai 76%. Artinya pada siklus ini mencapai 76 % tingkat kompetensi yang diharapkan, jadi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam pembelajaran memahami konsep Berakhirnya Masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi pada pelajaran IPS di kelas IX B SMP Negeri 3 Kota Cirebon berhasil. SIMPULAN Permasalahan yang diangkat dalam sebuah judul: : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping (PTK pada siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon). Berdasarkan analisisa data selama Siklus I dan Siklus II dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam konsep berakhirnya masa Orde Baru dan lahirnya Reformasi pada pelajaran IPS di kelas IX B SMP Negeri 3 Kota Cirebon melalui dua siklus mampu meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa secara signifikan. Karena terjadi peningkatan hasil belajar pada pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berarti hipotesis terbukti. 2. Hasil belajar pada siklus 1 dan siklus II telah menunjukkan hasil yang memuaskan, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 76, prosentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 64%. Demikian pula pada siklus 2, prosentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 76%. Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan maka disarankan pada pihak yang berkompeten menjadikan Model Pembelajaran kooperatif tipe mind mapping sebagai model pilihan dalam pengajaran. Oleh karena itu, dengan berpedoman kepada hasil penelitian ini, guru IPS dapat menerapkannya pada pembelajaran di sekolah masing-masing melalui modifikasi dan inovasi pembelajaran yang bervariatif. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi melalui kegiatan penelitian komparatif dan korelasi antara dua model. Perluasan ruang lingkup penelitian jenis PTK ini akan memperkaya khazanah guru dalam melakukan penelitian ilmiah. Dengan demikian, profesionalisme guru dalam bidang pembelajaran dan pendidikan akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Buzan T, at. al. 2004. Memahami Peta Pikiran The Mind Map Book. Batam : Interaksa. Buzan T. 2008. Buku Pintar Mind Map Book. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Iwan Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Lasmawan. 2010. Menelisik Pendidikan IPS dalam Perspektif Kontekstual- Empiris. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali. Nurhadi, dkk. 2004. Rekonstruksi Epistimologi Pendidikan IPS Sebagai Program Pendidikan (Isu, Kecenderungan, dan Komitmen). Bandung. Tidjan. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Wiraatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda. 17 Edunomic Volume 3. No. 2 Tahun 2015