Penggunaan taraf awal, disebabkan oleh rasa ingin tahu, ingin mencari -pengalaman baru atau sering juga dikatakan sebagai tahap awal

dokumen-dokumen yang mirip
MENGENAL NAPZA KONSEP DASAR KEPERAWATAN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA 05/02/2016 JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN. MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN TEORI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih. Pengertian

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

MENGHILANGKAN RACUN NAPZA DARI TUBUH KLIEN

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB II TINJAUAN KONSEP

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

NAPZA. Trainer : Lina Asisten : Sela, Tito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI

Zat Adiktif dan Psikotropika

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

Indonesia Nomor 5211); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 9.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

LEMBAR TUGAS SISWA IPA TERPADU KELAS 8 SEMESTER 1 (UNTUK KELAS 8A / 8B) Nama Kelas Hari/Tanggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTERVENSI ORGANISASI PADA MASALAH KESEHATAN KERJA KARYAWAN

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya

Bab 31 Mengenal narkoba

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

WITHDRAWAL SYNDROME BY : KELOMPOK 4

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : Prodi Akuntansi

BAB III TINJAUAN KASUS

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

NARKOBA. Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

Eksperimental Rekreasional Situsional Penyalahgunaan Ketergantungan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

Sejarah, Farmakologi, dan Masalah Napza. Pelatihan Organizer HR Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

HEMODIALISIS PADA PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA. By Ns. Ni Luh Gede Suwartini,S.Kep

Transkripsi:

PENYALAHGUNAAN ZAT Penyalahgunaan zat adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh penggunaaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang dapat mempengaruhi tingkah laku, memori, alam perasaan, proses pikir seseorang. Penyalahgunaan zat menyebabkan suatu kondisi ketergantungan terhadap zat adiktif yang biasa disebut dengan kecanduan, seseorang yang mengalami kecanduan disebut sakau. Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi dimana pola penggunaan zat patologis menyebabkan pengguna mengalami sakit cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak mampu menghentikannya. Kondisi ini ditandai dengan adanya : sindroma putus zat dan toleransi. Sindroma putus zat adalah kondisi dimana pengguna zat adiktif menurunkan atau menghentikan penggunaan zat yang biasanya digunakan, akan menimbulkan gejala yang sesuai dengan jenis obat/zat yang digunakan. Jenis - jenis penggunaan zat Penggunaan zat eksperimental Penggunaan taraf awal, disebabkan oleh rasa ingin tahu, ingin mencari -pengalaman baru atau sering juga dikatakan sebagai tahap awal Penggunaan secara rekreasional Penggunaan pada waktu berkumpul bersama dengan teman sebaya misalnya pada waktu pertemuan, malam minggu, ulang tahun. Penggunaan ini bertujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya Penggunaan zat secara situasional Remaja menggunakan zat mempunyai tujuan tertentu secara individual, sudah merupakan kebutuhan diri, cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah. Digunakan pada waktu konflik stres dan frustasi

Penyalahgunaan zat adiktif Sudah bersifat patologis dan sudah mulai digunakan secara rutin, sudah terjadi atau berlangsung lebih dari zatu bulan terjadi penyimpangan perilaku Ketergantungan zat adiktif Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis, adanya toleransi dan sindroma putus zat Macam macam zat adiktif 1. Alkohol : Bir, Whyski, Rum, Brendy, Vodka. 2. Opioda : Opium, Codein, Morphin,, Heroin. 3. Stimulantia : Kokain, Aphetamin, Kafein, Nikotin. 4. Sedatavia dan Hipnotika : Valium, Librium. Luminal. 5. Halusinogen :LSD 6. Inhalausia/Solvon : Aerosol Spray, Bensin, Pelumas, Lem Pengkajian 1. Faktor predisposisi a. Faktor biologis ( Genetik, metabolik, infeksi pada otak, penyakit kronis) b. Faktor psikologis Type kepribadian yang tergantung (dependent) Harga diri yang rendah, terutama untuk ketergantungan alkhohol, sdatif hypnotik yang diikuti rasa bersalah Pembawa keluarga : Kondisi keluarga yang tidak setabil, role model yang negatif, kurang dipercaya, tidak mampu untuk yang lainnya, dan orang tua yang ketergantungan zat adiktif

Individu yang perasaan tidak aman Ketrampilan menggunakan koping yang menyimpang Remaja yang mengalami gangguan identitas diri : kecenderungan homoseksual, krisis identitas, menggunakan zat adiktif untuk menyatakan kejantanannya Rasa bermusuhan dengan orang tua c. Faktor sosisal kultural Persepsi / penerimaan masyarakat terhadap pengguanan zat adiktif Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunan dan penyalahgunaan zat adiktif seperti tembakau, ganja dan alkhohol Role model orang tua yang menggunakan dan menyalahgunakan zat adiktif ( faktor identifikasi keluarga) Norma budaya : sukun bangsa tertentu menggunakan zat adiktif (halusinogen, alkhohol ) untuk upacara adat dan keagamaan Remaja yang lari dari rumah Remaja dengan perilaku penyimpangan seksual usia dini Remaja usia dini sudah melakukan tindakan kriminal Faktor presipitasi Stress dalam kehidupan merupakan suatu kondisi pencetus terjadinya gangguan zat adiktif. Bagi remaja penggunaan zat adalah suatu cara untuk mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan. Stressor presipitasi untuk terjadinya penyalahgunaan zat adiktif adalah Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman-teman sebaya sebagai pengakuan Reaksi sebagai suatu prinsip kesenangan, tujuannya untuk menghindari sakit dan mencari kesenangan Kehilangan orang yang berarti : pacar, orang tua, orang terdekat dll Diasingkan oleh lingkungan Kompleksitas dan ketegangan kehidupan modern Tersedianya obat-obatan

Pengaruh dan tekanan teman sebaya Mudah mendapatkan zat adiktif Pesan dari masyarakat bahwa zat adiktif dapat menyelesaikan semua masalah. Tingkah laku Penyalahgunaan zat adiktif dapat berkembang menjadi ketergantungan fisik, psikologis dan toleransi. Ketergantungan fisik adalah tubuh membutuhkan zat adiktif dan jika tidak dipenuhi maka akan terjadi gejala putus zat pada fisik. Ketergantungan psikologik adalah efek subyektif dari sipengguna zat. Tingkah laku dan kondisi ketergantungan yang tersebut diatas adalah : a. Tingkah laku pasien pengguna sedatif hipnotik Menurunnya sifat menahan diri Jalan tidak stabil, koordinasi motorik kurang Bicara cadel dan bertele-tele Sering datang ke dokter untuk minta resep Kurang perhatian Sangat gembira, berdiam ( depresi), kadang-kadang bersikap bermusuhan Mengantuk Ganggguan dalam daya pertimbangan Dalam keadaan yang over dosis, kesadaran menurun dan dapat menimbulkan kematian Meningkatkan rasa percaya diri b. tingkah laku pengguna ganja Kontrol diri menurun bahkan hilang sama sekali Menurunnya motivasi perubahan Ephoria ringan c. Tingkah laku pengguna alkhoho

Bersikap bermusuhan ( hostilitas) Kadang bersikap murung, diam ( depresi) Kontrol diri menurun Suara keras, cedal dan kacau Agresif Minum alkhohol pada pagi hari agar tak kenal waktu Partisipasi lingkungan sosial sangat kurang Daya pertimbangan menurun Koordinasi motorik terganggu, cenderung kecelakaan Dalam keadaaan over dosis kesadaran menurun sampai koma d. Tingkah laku penggunan opioda Terkantuk-kantuk Bicara cedal Koordinasi motorik terganggu Acuh terhadap lingkungan dan kurang perhatian Perilaku manipulatif untuk mendapatkan zat adiktif Kontrol diri kurang e. Tingkah laku pada pengguna kokain Hyperaktif Euphoiria sampai agitasi Iritabilitas Halusinasi dan waham, seperti skisofrenia paranoid Kewaspadaan berlebihan Sangat tegang Gelisah dan insomnia

Tampak mem,besar-besarkan sesuatu Dalam keadaan over dosis : kejang, delirium dan paranoid f. Tingkah laku pengguna halusinogen Tingkah laku tidak dapat diramalkan, Tingkah laku merusak diri Halusinasi, ilusi Distorsi ( Gangguan dalam penilaian) waktu dan jarak. Sikap merasa diri besar Kewaspadan meningkat Depersonalisasi Pengalaman yang gaib/ajaib Mekanisme koping Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dari masalah, proyeksi untuk melepaskan tanggung jawab dan disosiasi sebagai efek dari penggunaan zat adiktif Data khusus yang perlu didapat saat menghadapi orang dengan ketergantungan Jumlah dan kemurnian zat yang digunakan Seringnya menggunakan ( hari, minggu, bulan ) Metode ( rokok, hisap Injeksi, dll ) Dosis terakhir yang dugunakan Cara memperoleh zat Dampak bila tidak menggunakan Jika over dosis beratnya seberapa Tujuan pasen datang Sisem dukungan yang ada ( keluarga, sosial dan finansial) Tingkah laku manipulaitf

Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA diagnosis keperawatan pada pengguna zat adiktif adalah sebagai berikut : Regimen Teraputik tidak efektif Gangguan proses pikir Gangguan persepsi sensori : halusinasi visual. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri Koping individu tidak efektiv Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah Gangguan konsentrasi Gangguan pola aktifitas Koping Keluarga tidak efektif Ketidakberdayaan Hopelessness Resiko mencederai diri sendiri Perencanaan Membahas dengan pasien tinhgkah laku menyalahgunakan zat dan resiko pengunaan Membantu pasien mengidentifikasi masalah penyalahgunan zat Mendorong pasien agar mau mengikuti program terapi Mendorong pasien mengutarakan hal-hal yang menyebabkan penyalahgunaan zat Membantu pasien mengenal dan menggunakan koping yang sehat Konsisten memberi dukungan Memberikan perawatan fisik : observasi tanda vital, keseimbangan cairan dan kejang Memberikan obat sesuai dengan dosis ( terapi detoksifikasi)

Observasi sindroma putus zat dan mencatat adanya kemungkinan sinroma putus zat Identifikasi dan kaji sistem dukungan sosial Menyediakan dukungan dari orang-orang yang berarti Memberikan pendidikan kepada pasien yang berarti tentang masalah penyalahgunaan zat adiktif dan sumber yang tersedia untuk mengatasi Mengirim pesan pada sumber yang tepat dan memberi dukungan sampai pasien ikut dalam program Menganjurkan pasien untuk menggali cara alternatif pemecahan masalah pada stress dan situasi yang menyulitkan Menolong pasien untuk mengidentifikasi masalah, pendekatan pemecahan masalah dan mengevaluasi proses Membatu klien mengidentifikasikan dan mengekspresikan cara yang diterima dan memberikan dorongan yang positif Mengikutsertakan pasien dalam kelompok teman sebaya untuk mengkonfrontasikan, umpan balik positif dan membagi perasaan Mengikutsertakan pasien dalam merehabilitasikan vokasional pelayanan sosial dan sumber lain sesuia dengan kebutuhan individu