LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA BANJARMASIN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PKM-M COMMUNITY BASED RESOURCE MANAGEMENT : REVITALISASI PENGELOLAAN SUMBER MATA AIR UNTUK MENINGKATAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA CIHIDEUNG UDIK, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR Oleh: DEWI MAYA SARI SIHOMBING C24110051 (2011, Ketua kelompok) SUKMA VIOLINA PELAWI C24110018 (2011,Anggota kelompok) REBO ELFIDA KARO-KARO C24110033 (2011,Anggota kelompok) PRASEPTA WIDIKURNIA C24110016 (2011,Anggota kelompok) IIN ANGGRAINI H44110114 (2011,Anggota kelompok) INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 i

PENGESAHAN PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ii

ABSTRAK Sumber mata air yang dimanfaatkan harus disertai dengan pengelolaan yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat. Salah satu aspek yang dapat dikaji adalah pemahaman masyarakat suatu daerah untuk memanfaatkan sumber air dengan baik dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sungai Cihideung yang mengalir melalui daerah Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea memiliki dua titik mata air yang menjadi sumber air bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mata air sebagai sumber daya alam yang termanfaatkan tersebut membutuhkan perhatian dalam pengelolaannya. Pengelolaan sumber mata air melalui revitalisasi diharapkan mampu meningkatkan mutu secara kualitas dan kuantitas sarana air bersih untuk masyarakat dengan akses yang lebih baik dan fasilitas yang permanen. Selain itu, pengelolaan dilakukan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan sarana dan fasilitas serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kualitas kesehatan terkait sanitasi. Target waktu pencapaian program ini akan berlangsung selama 4 bulan. Tahapan pelaksanaan dimulai dari sosialisasi program kepada masyarakat dan penyuluhan berupa diskusi terbuka. Selanjutnya tahap implementasi program yakni dengan revitalisasi wadah penampungan sumber mata air, akses distribusi air bersih dan sarana MCK. Monitoring dan evaluasi dilakukan selama pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan program. Pelaksanaan program ini menggunakan pola community based resource management dengan memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat dapat bekerja sama dan diberikan kesempatan serta tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Kata kunci : Revitalisasi, mata air, community based resources management, Desa Cihideung Udik KATA PENGANTAR Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-M) adalah salah satu bentuk kegiatan yang mendukung mahasiswa mengabdikan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat semasa mahasiswa. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir PKM bidang Pengabdian Masyarakat yang berjudul Community Based Resource Management : Revitalisasi Pengelolaan Sumber Mata Air Untuk Meningkatan Kemandirian Masyarakat Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Seluruh proses dan hasil yang diperoleh selama kegiatan ini dituangkan dalam laporan akhir untuk evaluasi dalam mengikuti perlombaan PKMM tahun 2014. Laporan akhir ini disadari masih memiliki kekurangan dan kurang dari kesempurnaan. Kami sangat terbuka menerima saran dan kritik yang positif untuk memperbaiki laporan ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan untuk seluruh pihak terkait yang telah membantu dalam kegiatan PKMM dan penyusunan laporan akhir ini. Kami mengharapkan kiranya laporan akhir ini dapat bermanfaat untuk membangun terciptanya masyarakat yang lebih mandiri dan menjaga kekeluargaan dalam mengelola lingkungan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita semua. Bogor, Juli 2014 Penulis iii

DAFTAR ISI PENGESAHAN PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT... II ABSTRAK... III KATA PENGANTAR... III BAB 1 PENDAHULUAN... 5 Latar Belakang... 5 Perumusan Masalah... 5 Tujuan... 5 Luaran Yang Diharapkan... 5 Kegunaan Program... 6 BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN... 6 BAB 3 METODE PENDEKATAN... 6 BAB 4 PELAKSANAAN PROGRAM... 6 Waktu Dan Tempat Pelaksaan... 6 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan... 7 Instrumen Pelaksanaan... 7 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 8 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 9 LAMPIRAN... 9 iv

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air dengan pengelolaan oleh manusia adalah mata air. Salah satu mata air di kawasan Kabupaten Bogor terdapat pada Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik dimana terdapat dua mata air di pinggir Sungai Cihideung yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatan mata air harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh masyarakat. Pengelolaan yang tidak sesuai akan berdampak pada kualitas dan kuantitas air untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Keterbatasan ekonomi masyarakat Desa Cihideung Udik, terutama di Kampung Pasar Rebo dalam pembangunan pengelolaan mata air menjadi salah satu faktor penyebab terhalangnya pengelolaan sumber mata air. Selain itu, perhatian pemerintah yang belum menjangkau lokasi tersebut dan kurangnya kepedulian masyarakat juga berperan sebagai faktor pengelolaan yang kurang optimal. Revitalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses/cara dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Revitalisasi dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam mengembangkan pengelolaan mata air. Keterbatasan lembaga pemerintah menjadi tolak dasar bagi masyarakat untuk melangkah lebih mandiri dalam membangun daerahnya dengan pola pengelolaan mandiri oleh masyarakat. Community based resource management merupakan salah satu metode untuk pengelolaan yang tepat oleh masyarakat secara berkelanjutan jangka panjang tanpa ada andil pemerintah ataupun lembaga. Metode tersebut akan membangun kemandirian masyarakat di daerah tersebut dalam mengelola potensi alam yang ada di lingkungannya. Peran pengelolaan yang penting bagi pemanfaatan mata air dengan permasalahan tersebut menjadi landasan perlu adanya terobosan dalam meningkatkan kreativitas masyarakat yang mandiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang pengelolaan berbasis masyarakat. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil survei di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, terdapat beberapa masalah yang menjadi latar belakang program ini, yakni : 1. Kondisi ekonomi masyarakat yang tergolong menengah ke bawah dan keterbatasan pemahaman dalam pengelolaan mata air. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. 3. Penggunaan aliran sungai sebagai salah satu sarana kegiatan rumah tangga seperti mandi, mencuci, dan kakus. Tujuan Program ini bertujuan untuk mensosialisasikan sistem yang terkait dengan community based resource management, memberikan pembinaan pemahaman tentang pengelolaan mata air dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sehingga akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan sanitasi serta meningkatkan dan mempermudah akses terhadap air bersih denganmemperbaiki saluran utama mata air dan saluran distribusi air serta wadah penampungan air bersih yang digunakan seluruh masyarakat di daerah RW 08. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari program ini adalah terciptanya masyarakat yang mandiri dalam pengelolaan potensi sumber daya air di lingkungannya terutama dalam pengelolaan mata air. Selain itu, diharapkan terdapat saluran dan wadah penampungan air bersih yang permanen dan higienis dan 5

meningkatnya kesadaran masyarakat untuk gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan Kampung Pasar Rebo RW 08, Desa Cihideung Udik. Hal tersebut dapat membatasi dan mengurangi kegiatan sehari-hari masyarakat yang dapat mencemari air Sungai Cihideung yang akan mengalir ke daerah lainnya. Kegunaan Program Kegunaan dari program adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terkait kemandirian masyarakat Kampung Pasar Rebo RW 08, Desa Cihideung Udik dalam pengelolaan mata air. Selain itu juga memberikan akses untuk memperoleh air bersih yang higienis dengan wadah penampungan dekat daerah pemukiman masyarakat RT 02. Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kualitas kesehatan dengan perilaku masyarakat yang baik. Secara tidak langsung kegiatan ini dapat menjalin kerjasama yang baik dalam masyarakat mengelola potensi daerahnya. BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Masyarakat di daerah Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor merupakan salah satu desa yang dilewati oleh aliran Sungai Cihideung. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan aliran sungai untuk kegiatan mencuci dan mandi. Masyarakat memanfaatkan air yang bersumber dari dua mata air yang terletak di pinggir aliran Sungai Cihideung untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Saat ini belum semua masyarakat dapat menikmati air bersih secara layak karena tidak semua masyarakat memiliki sumur dan PDAM sehingga hanya bergantung pada sumber mata air yang ditampung pada satu wadah. Desa Cihideung Udik ini terdiri atas 12 RT, khususnya RW 08 yang menjadi sasaran terdiri atas 4 RT. Setiap RT memiliki jumlah keluarga kurang lebih 60 KK. Ekonomi masyarakat yang masih tergolong menengah kebawah membuat nilai willingness to pay bagi pelestarian lingkungan sekitar pun rendah. Hal tersebut berdampak secara langsung pada kualitas kesehatan masyarakat dan menurunkan tingkat kualitas air. Semua permasalahan ini dikarenakan faktor ekonomi masyarakat yang masih tergolong menengah ke bawah sehingga belum mampu untuk membangun sarana penampungan air bersih yang permanen dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) yang layak. Daerah tersebut dipenuhi banyak pemukiman dengan pengelolaan sampah yang cukup baik oleh penduduk sekitar yang bekerjasama dengan Karang Taruna/pemuda di daerah tersebutdalam gerakan pengumpulan sampah. Kegiatan yang mulai berjalan sejak bulan April 2013 ini menjadi awal gerakan dalam pelestarian lingkungan yang berdampak baik terhadap kualitas air sungai. Karang Taruna sebagai mitra usaha dalam kerjasama program ini memiliki beberapa usulan untuk mengelola desa mereka dengan baik, namun terkendala oleh konsep dan keterbatasan ekonomi pengelolaan daerah tersebut. Harapan kegiatan dari program ini dapat juga membantu terlaksananya pengelolaan lingkungan bersama seluruh masyarakat dengan baik. BAB 3 METODE PENDEKATAN Metode pendekatan yang digunakan pada program ini adalah sosialisasi kepada masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea Bogor dengan melakukan sosialisasi dan membangun kebersamaan kerjasama dengan masyarakat di darah tersebut. Waktu dan Tempat Pelaksaan BAB 4 PELAKSANAAN PROGRAM 6

Kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) ini dilaksanakan di RW 08 Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Kegiatan revitalisasi sumber mata air dan perbaikan MCK dberlangsung selama 4 bulan. Tahapan Pelaksaan Kegiatan Kegiatan yang dilakukan pada bulan pertama adalah membangun relasi dengan pihak desa, dimana tim mahasiswa melakukan perkenalan dengan pihak pengurus daerah di RW 08 Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik. Tim mahasiswa melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang dilakukan untuk membangun kerjasama dalam realisasi kegiatan yang dilaksanakan. Langkah kedua yang dilaksanakan adalah perancangan proses revitalisasi sumber mata air yang akan dilakukan. Kegiatan perancangan ini berupa pengukuran bak penampungan mata air, estimasi kebutuhan pipa saluran air, dan bahan material yang dibutuhkan dalam revitalisasi sumber mata air tersebut. Perancangan ini dilakukan pada tanggal 16 Maret 2014 oleh tim mahasiswa dengan pihak masyarakat di daerah tersebut. Pelaksanaan kegiatan pada bulan kedua adalah penyuluhan tentang pengelolaan sumber mata air kepada masyarakat dan membentuk Forum Group Discussion. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014. Pelaksaan kegiatan pada bulan ketiga yaitu tim mahasiswa dan masyarakat melakukan persiapan revitalisasi sumber mata air. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2014. Langkah pertama dilakukan kegiatan gotong royong untuk membersihkan akses jalan dan lingkungan di sekitar sumber mata air. Masyarakat tersebut terdiri dari kepala keluarga yang mewakili RT 01 hingga RT 04, karang taruna, ketua RW dan beberapa anak. Kegiatan ini meliputi perbaikan bak penampung pada mata air pertama dan penggantian pipa saluran air. Perbaikan sumber mata air pertama ini dilakukan selama 4 hari dengan 2 masyarakat yang bekerja secara tetap selama 4 hari dan beberapa masyarakat yang bergantian membantu dalam pelaksanaan tersebut. Setelah revitalisasi mata air pertama selesai maka dilaksanakan diskusi bersama masyarakat mengenai perbaikan sumber mata air yang kedua dan perbaikan MCK sekaligus diskusi untuk mengevaluasi kegiatan perbaikan mata air pertama. Perbaikan sumber mata air ke dua dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2014. Selama tahapan ini berlangsung akan dilakukan pemesanan bahan material yang dibutuhkan dalam proses revitalisasi sumber mata air yang kedua dan perbaikan MCK. Gotong royong akan dilakukan untuk membersihkan sumber mata air. Kegiatan ini akan dilakukan agar masyarakat semakin terbiasa bekerjasama dalam mengelola lingkungan daerahnya dan tetap membangun kekeluargaan masyarakat. Perbaikan MCK dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014 hingga 20 Juni 2014. Forum Group Discussion kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2014. orum Group Discussion (FGD) terkait tahap akhir kegiatan revitalisasi bersama perwakilan masyarakat Kampung Pasar Rebo dan pembentukan tim pengelola mata air yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Hasil diskusi yang diperoleh adalah terbentuk 2 tim pengelola yang terdiri dari 1 tim dari karang taruna dan 1 tim dari masyarakat. Instrumen Pelaksanaan Selama proses kegiatan berlangsung digunakan beberapa instrument berupa prasarana untuk diskusi bersama masyarakat dan material pembangunan. Rincian seluruh instumen tersebut disampaikan pada realisasi biaya. Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya Rancangan Biaya No Jenis pengeluaran Kebutuhan (Rp) Persentase (%) 1 Peralatan penunjang 2.658.000 21,26% 7

2 Bahan habis pakai 4.885.000 39,08% 3 Transportasi 2.250.000 18 % 5 Biaya lain lain 450.000 3,6 % Total 10.243.000 81,94% Realisasi Biaya No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Persentase (%) 1 Honor output kegiatan 200.000 1,90 2 Belanja barang non oprasional lainnya 0 0,00 3 Bahan habis pakai 6.723.800 64,04 4 Transportasi 621.000 5,91 TOTAL 7.544.800 71,86 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Sosialisasi pertama dilaksanakan pada bulan pertama untuk mengenalkan program ini kepada masyarakat di Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea Bogor dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai fungsi melakukan revitalisasi sumber mata air. Pihak pengurus daerah desa dan masyarakat sepakat dalam mendukung kegiatan ini. Konsep pengelolaan sumber mata air berbasis masyarakat ini disepakati oleh masyarakat. Tim mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat dalam dalam proses revitalisasi mata air dengan pengelolaan berkelanjutan oleh masyarakat tersebut. Hasil diskusi tersebut merupakan pembentukan kelompok masyarakat yang akan bertanggung jawab bersama tim mahasiswa dalam revitalisasi sumber mata air dan kelompok masyarakat yang akan mengelola sumber mata air tersebut. Setelah diskusi ini dilakukan, perwakilan masyarakat tersebut akan mensosialisasikan hasil yang diperoleh pada penyuluhan dan diskusi kepada masyarakat lain di daerah tersebut Tim mahasiswa akan berperan sebagai fasilitator dalam proses revitalisasi tersebut. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk partisipasi kegiatan revitalisasi. Hal ini yang akan menjadi dasar masyarakat dalam penerapan community based resource management. Masyarakat tidak hanya berperan dalam pelaksana revitalisasi, tetapi juga dalam perancangan pengelolaan revitalisasi tersebut. Kegiatan selanjutnya dilakukan pembangunan terkait revitalisasi sumber mata air yang dilakukan 11 Mei 2014 hingga 29 Juni 2014. Pembangunan tersebt dilakukan oleh masyarakat dengan gotong royong, dimana terdapat 2 orang masyarakat yang bekerja tetap selama proses pembangunan. Pekerja tetap tersebut selama tugasnya dibantu oleh masyarakat baik melalui penyediaan konsumsi ataupun ikut membantu langsung proses pembangunan. Kendala yang ditemui saat pembangunan adalah ketersediaan dana yang terbatas sehingga terjadi pemberhentian pembangunan sementara waktu. Hasil pembangunan setelah revitalisasi sumber mata air dilakukan perbaikan wadah penampungan air dan sarana mandi cuci kakus (MCK) yang dikerjakan oleh masyarakat bersama dan mahasiswa. Selama proses pembangunan, masyarakat juga turut membantu dalam hal memberikan beberapa material yang diperlukan. Proses revitalisasi yang telah selesai dilanjutkan dengan kegiatan Forum Group Discussion terkait evaluasi kegiatan yang telah berlangsung dan pembentukan struktur pengelolaan berkelanjutkan. Masyarakat menyepakati pengelolaan akan dikoordinasikan oleh setiap kepala Rukun Tetangga (RT) yang bekerjasama dengan Karang Taruna, dimana terdapat 2 orang masyarakat yang tetap selalu memperhatikan kondisi sumber mata air. Masyarakat akan memberikan insentif setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan tersebut. Kegiatan itu juga sebagai acara serah terima hasil kegiatan yang telah dilakukan. Masyarakat 8

memberikan respon yang sangat positif terhadap kegiatan ini dan berharap dapat mengelola bersama hasil yang telah dicapai tersebut. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat ini berhasil mensosialisasikan sistem community based resource management yang dapat diimplementasikan masyarakat di Kampung Pasar Rebo, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea Bogor khususnya dareah RW 08. Masyarakat dapat menerapkan sistem tersebut dalam pengelolaan sumber mata air yang disusun dalam suatu struktur kelembagaan. Selain itu, dapat lebih dipahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut terkait sudah tersedianya wadah penampungan sumber mata air yang baik dan akses memperoleh air yang lebih mudah. Setelah kegiatan ini dilakukan juga menghasilkan jumlah air yang lebih banyak sehingga dapat disalurkan ke daerah Desa Bojong Gede. LAMPIRAN Dokumentasi Kegiatan dan Scan Bukti Pengeluaran Uang 9

SEBELUM PROSES HASIL 10