Pungli di Tengah Rekonstruksi. Ada LSM yang Rapornya Merah. Balada Rumah-Rumah di Gampong Pie. PPK Libatkan Masyarakat. Koruptor Itu Pencuri Licik



dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Prof Dr Abdullah Ali

Lampiran: Pakta Integritas dan Kesanggupan

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun Anggaran 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

I. Permasalahan yang Dihadapi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Jakarta, 26 Februari 2015

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011

Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun Anggaran 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB 6 PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Penelitian mengenai profesionalitas aparatur pemerintah Dinas

Nomor : 5/PER/BP-BRR/I/2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik

Butir-Butir Laporan Gubernur NAD pada Sidang Kabinet Terbatas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias, 5 Juli 2005

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat memberi rasa puas terhadap masyarakat. Pelayanan kepada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 39 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2005 TENTANG

92 PERSEN SETORAN TARIF STNK DAN BPKB MASUK KE POLRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peran KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Oleh : Harrys Pratama Teguh Jumat, 25 Juni :05. Latar Belakang

Kejati Desak Tahan Hj. Intan Kesuma Mantan Sekwan Bengkalis. Oleh : Didi Ronaldo Kamis, 23 April :55

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PIDIE PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR: 46 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 11 TAHUN 2016

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH ACEH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PIDIE JAYA DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Transkripsi:

2 3 4 6 PPK Libatkan Masyarakat Koruptor Itu Pencuri Licik Ada LSM yang Rapornya Merah Balada Rumah-Rumah di Gampong Pie N0. 19 15 APRIL 2006 DUA MINGGUAN REKONSTRUKSI ACEH http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ PANTON Tsunami jinoe kaleubeh leupah sithon ka sudah leupah dibungka Provinsi Aceh mantong lam beukah Dana jih leupah dipeugot hana Peng bak BRR meulimpah ruwah Cuba neupeugah peue le meuruwa Gaya takalon cit raya babah Bak baca makalah meubura-bura Adak na sidroe yang mita sideukah Ek dijeut peugah gohlom na dana Padahai adoe teubai that leupah Dikorup jeulah dipeugah hana Hasbi Burman T Pungli di Tengah Rekonstruksi Nani Afrida naniafrida@gmail.com ERNYATA pengangkutan bahan rekonstruksi tidak juga lolos dari pungutan liar. Inilah salah satu masalah yang menyebabkan sulitnya mendapatkan kayu untuk rekonstruksi di Aceh. Donasi kayu dari luar negeri selama ini terkendala oleh faktor pungli di sepanjang jalan dari Belawan hingga ke. Dari sepanjang jalan itu ada 27-30 titik yang harus di setor Menurut Ramadhana Lubis, Environment Policy Leader WWF-Indonesia Aceh Programme, faktor pungli menjadi masalah serius dalam memasukkan kayu bantuan luar negeri ke Aceh. Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menghadapi masalah pengutipan (uang) di lapangan, kata Ramadhana kepada wartawan. Dia mencontohkan pengalaman lembagannya World Wide Fund for Nature saat mengimpor tujuh kontainer kayu dari Amerika Serikat. kawan-kawan LSM yang terlibat dalam rekonstruksi dalam mendatangkan kayu bantuan luar negeri untuk kebutuhan di Aceh, kata Ramadhana. Minta BRR bertindak Ramadhana meminta Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias dan pihak Kepolisian menertibkan pungli di jalan ini. Khusus di Aceh, ada sejumlah LSM asing yang mendatangkan kayu kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dari luar negeri. Di antaranya, Oxfam dan Primary Urgent yang mendatangkan kayu dari Australia. Lembaga donor berkomitmen untuk membantu donasi satu juta meter kubik kayu dari luar negeri. Namun, 14 bulan. Untuk rekonstruksi Aceh dibutuhkan 1,2 juta kubik kayu. Kayu itulah yang akan membangun perumahan, kapal, galangan kapal dan lain-lain. Hutan diaceh yang sudah rusak karena penebangan mencapai 60 ribu hektar. Sehingga Ramadhana berharap pemerintah meninjau lagi kebijakan pengaktifan 5 HPH di Aceh.

2 KORUPSI TANYA JAWAB Apa itu Korupsi? Menurut buku Budaya Korupsi ala Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Studi Pengembangan Kawasan, Korupsi didefinisikan sebagai; (a) suatu tindakan mengambil, menyelewengkan, menggelapkan uang rakyat/negara untuk kepentingan pribadi atau kelompok; (b) menerima gaji tanpa kerja. Sedangkan Syed Hussein Alatas dalam bukunya Corruption and the Destiny of Asia menyatakan bahwa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi adalah penyuapan, pemerasan, dan nepotisme. Bisa dijelaskan karakteristik dari korupsi? Menurutnya, suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai tindak korupsi jika antara lain memenuhi beberapa karakteristik berikut ini: (a) korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang; (b) korupsi secara keseluruhan melibatkan kerahasiaan, kecuali jika sudah menyebar; (c) korupsi melibatkan elemen saling menguntungkan dan saling berkewajiban; (d) pihak-pihak yang melakukan korupsi biasanya bersembunyi dibalik justifikasi hukum; (e) pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi adalah pihak yang berkepentingan terhadap sebuah keputusan dan dapat mempengaruhi keputusan tersebut. Mengapa korupsi kerap terjadi? Salah satu penyebab korupsi adalah akibat dianutnya sistem birokrasi patron-klien yang dianut sejak zaman kerajaan dahulu. Onghokham dalam tulisannya yang berjudul Tradisi dan Korupsi menjelaskan bahwa dalam sistem patron klien, patron akan berusaha untuk mengumpulkan harta agar selalu dihargai oleh kliennya. Hal inilah, menurut sejarawan itu, yang mengakibatkan terjadinya korupsi. Mengapa orang melakukan korupsi? Kembali soal patron- klien. Prestise atau kebanggaan amat penting bagi patron agar selalu dijunjung oleh kliennya. Selain itu, patron juga harus selalu menyediakan pekerjaan bagi kliennya yang biasanya adalah saudaranya. Hal ini dikarenakan klien menganggap patronnya sebagai orang yang mampu dalam segala hal, termasuk juga mencarikan pekerjaan. Praktek lainnya adalah penyuapan. Suap bahkan terjadi di lembaga yudikatif yang merupakan benteng terakhir dalam memerangi korupsi. Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi korupsi di Indonesia? Ada. Yakni, faktor-faktor yang tidak dilatari oleh budaya, melainkaan produk ideologi pembangunan atau pun produk-produk ketentuan teknis keuangan. Dalam sistem anggaran, misalnya, adanya ketentuan yang mengatakan bahwa dana yang belum dimanfaatkan akan hangus. Dan untuk tahun berikutnya, anggaran untuk pos tersebut akan dikurangi sesuai dengan kemampuan penyerapan anggaran tahun sebelumnya. Kebijakan ini mengakibatkan pihak penerima dana berusaha keras menghabiskan dana tersebut dengan berbagai cara. Muncullah proyekproyek fiktif, dimana kegiatan proyek tersebut tidak nyata. Yang penting, bagi koruptor, dalam pertanggungjawaban administrasinya, dana tersebut ikut terserap meski kegiatannya sendiri fiktif. Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ketahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 23001 atau email ceureumen@gmail.com dengan mencantumkan Rubrik Tanya Jawab L Jaka Rasyid jakagr@gmail.com AIN lubuk lain ikannya, lain padang lain belalang. Lain lembaga, lain pula cara menghindari korupsi. Salah satunya Program Pengembangan Kecamatan (PPK) misalnya memiliki triks khusus untuk menghindari korupsi. Maklum, PPK memiliki uang mencapai ratusan milyar untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Aceh dengan dukungan The World Bank. Mau tau triknya? Yup. Cukup sederhana yaitu melibatkan masyarakat dan mengutamakan transparansi. Menurut Koordinator Provinsi PPK, Rusli Mohammad program PPK tahun 2006 ini mengelola dana sekitar Rp.424.870.000.000,- untuk pengembangan 221 kecamatan di 17 kabupaten di Aceh Transparan dimulai dari pemilihan warga yang akan menjadi pelaksana kegiatan dilapangan, pemilihan pengawas kegiatan dilapangan dan memfasilitasi pengusulan program yang akan dikerjakan. Semuanya transparan dan melibatkan seluruh warga, itu kuncinya, kata Rusli. Menurutnya sejak pertama kali diluncurkan tahun 1998, program PPK telah banyak memberikan perubahan dalam masyarakat menyakut pembangunan di wilayah mereka. Kontrol Korupsi PPK Libatkan Masyarakat Warga jadi lebih kritis, Bila tidak sesuai dengan kebutuhan wilayah, mereka otomatis akan menolaknya, kata Rusli. Diawas berlapis Program PPK dilapangan di awasi secara berlapis oleh berbagai komponen, mulai dari Pihak PPK. BPKP, bila dana tersebut berasal dari donatur yang menjadi utang bagi negara dan Bawasda bila pendanaan program PPK berasal dari APBD I atau APBD II. Sudah cukup? Belum. Pengawasan juga dilakukan oleh pihak donor. Pengawasan paling ketat itu adalah masyarakat sendiri, karena laporan keuangan harus disampaikan kepada masyarakat secara terbuka, jadi sangat sedikit kemungkinan penyelewengan keuangan tersebut terjadi, sebut Mirdas Salah satu kegiatan PPK yang melibatkan masyarakat di Takengon, Aceh Tengah (26/3/2006). JAKA RASYID Rusli, kordinator Provinsi PPK. Meskipun sudah dijaga begitu ketat, kasus korupsi tetap ada di PPK. Ismail SH, salah seorang staf PPK menambahkan. Ada juga penyimpangan Kendati cukup ketat, namun penyimpangan tetap terjadi. Mirdas menyebutkan beberapa kasus penyelewengan namun dapat diselesaikan, beberapa kasus diantaranya adalah Geumpang Miyeuk, Pidie dan Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Kedua-duanya kasus hilangnya dana PPK yang dituding diserahkan petugas PPK kepada Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Kata Mirdas saat itu penyelewengan terjadi karena honor tenaga teknis desa sebanyak Rp.16 juta tidak dibayarkan. Pelakunya camat yang memperalat komandan koramil, petugas kita diperiksa dengan tuduhan kita memberikan uang pada GAM, dan tuduhan camat tidak terbukti, sebut Mirdas Kasus lain di Kecamatan Indrapuri Aceh Besar PPK mengucurkan dana sekitar Rp150 juta untuk menjalankan program PPK di wilayah itu, pihak kepolisian lokal dibawah komando Kapolsek Indrapuri (kapten polisi ) T Hasbi saat itu menuding PPK telah menyumbangkan dana kepada pihak GAM Camat, fasilitator dan seluruh pelaksana di lapangan di interogasi dan wajib lapor, dan uangnya disita oleh pihak kepolisian saat itu, namun pihak kepolisian juga tidak bisa membuktikannya, sebutnya. Dan hingga saat ini kasus itu masih di polisi. Nah lo REDAKSI Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah Redaktur: Nani Afrida Wartawan: Mohammad Avicenna, Muhammad Azami Koordinator Artistik: Mahastudio Fotografer: Hotli Simanjuntak Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh Alamat: PO BOX 061 23001. Email: ceureumen@gmail.com Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari adalah untuk memberikan informasi di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

FOKUS Islam dan Korupsi Koruptor Itu Pencuri Licik 3 S Mounaward D. Ismail aliamsy@gmail.com IANG di Simpang Lima akhir awal April Mop cukup terik. Panasnya tak terkira. Baju di badan terasa bagai tak berdaya menghempang sinar ultraviolet itu. Ternyata suhu itu ikut mewarnai pembicaraan dua pria berbeda etnik dalam sebuah toko fotocopy di sana. Isunya juga tak kalah hangat. Menguping diskusi itu ternyata, pria bermata sipit itu mengeluhkan ulah sekelompok mahasiswa yang tidak menyalurkan bantuannya di Aceh Selatan. Sementara donaturnya merasa tertipu dengan oknum mahasiswa tersebut. Setelah bantuan cair, ternyata bantuan tidak mengalir ke korban. Diuber ke alamatnya juga tak jelas dimana rimbanya. Korupsi Haram Kenapa kita orang Indonesia suka sekali begitu. Jadi malu dengan orang luar negeri yang sudah mau membantu. Kita sudah menerapkan syariat Islam, tapi kita masih suka mencuri uang o- rang, begitu poin penting yang dibahas mereka. Mungkin kita akan menganggap sepele saja wacana itu. Namun saat bicara tentang syariat Islam dan korupsi, topik ini jadi urgen. Bagaimana tidak, sebab keduanya sedang digelakkan di Tanah Rencong. Lantas apakah kita semua begitu? Rektor Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry tidak mengamininya. Menurut Prof Yusny Saby, PhD, korupsi itu tidak mengenal tempat. Jadi fokusnya bukan cuma di Aceh saja, di daerah lain juga tak kalah banyak, terangnya. Efek dari konflik berkepanjangan membuat kondisi daerah tak kondusif. Akibatnya kolusi korupsi dan nepotisme (KKN) tumbuh bak jamur di musim hujan. Kita tak pernah membenarkan korupsi itu, tegasnya. Kacamata Islam melihat korupsi itu haram. Sebagian ulama mengatakan koruptor itu juga pencuri. Hukuman kepada koruptor itu harus lebih berat dari pencuri, sebut Rektor IAIN Arraniry ini. YUSNY SABY AK JAILANI Namun, sambung Yusny Saby, ketika kondisinya sudah kondusif, peluang memberantaskan terbuka. Sebab, hukum sudah bisa diterapkan, pengawasan dan perangkat lainnnya dapat bergerak maksimal. Pencuri Cendikiawan kampus ini menegaskan kacamata Islam melihat korupsi itu haram. Sebagian ulama mengatakan koruptor itu juga pencuri. Hukuman kepada koruptor itu harus lebih berat dari pencuri, sebut Rektor IAIN Arraniry ini. Sebab, tambah rektor, biasanya bila pencuri banyak menilep milik orang lain, itu karena memang pofesinya seperti itu. Tetapi, jika koruptor yang melakukan korupsi karena jabatannya, maka dia sudah berbuat sebuah kejahatan besar, papar Yusni. Dia sudah mendapatkan gaji besar dari jabatannya. Jadi untuk apalagi dia berbuat seperti itu, ucap Yusni seraya menegaskan bahwa tidak ada yang disebut pungli dan upeti, riswah, sogok atau suap dan sebagainya. Sementara itu Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Nanggroe Aceh Darussalam, Dr Tgk Muslim Ibrahim yang dihubungi terpisah memberi definisi yang tidak kalah dahsyat. Korupsi itu mencuri dengan Menunggu Qanun Antikorupsi K Mohammad Avicena sjechsyoh@yahoo.com cara yang lebih licik dari pencurian biasa. Bila pencurian biasa orang sudah tahu barangnya dicuri. Tetapi korupsi, orang tidak tahu kalau haknya sudah dicuri, urai alumnus Timur Tengah ini. Karena itu, kata Muslim, sanksinya menurut Islam juga lebih dahsyat. Kalau pencurian biasa untuk pertama kali dipotong tangan kanan, ujarnya. Makanya, ujar Muslim dalam pertemuan Ulama di Jakarta beberapa tahun lalu sudah menyepakati sanksi terhadap koruptor serendah-rendah sama dengan pencuri hingga hukuman mati. Nah jangan coba lagi! ATANYA ada yang timpang dalam proses penerapan syariat Islam di Aceh. Sehingga banyak yang menyebutkan diskriminatif. Karena pada satu sisi, akhlak rakyat jelata diperbaiki, sedangkan moral koruptor tak ada yang peduli. Lantas kenapa belum lahir Qanun Antikorupsi? Kepala Dinas Syariat Islam Nanggroe Aceh Darussalam, Prof Dr Al Yasa Abubakar mengatakan mereka tidak menutup mata dengan qanun tersebut. Menurut dia, jika qanun yang sedang diterapkan selama ini diprioritaskan, itu tak lain karena memang itu tuntutan masyarakat. Begitu juga dengan Qanun Antikorupsi, pihaknya juga sudah berpikir kearah itu. Al Yasa menyebutkan, tidak gampang menggodok qanun tersebut seperti membalikkan telapak tangan. Pun demikian langkah - Masyarakat meminta agar polisi syariat Islam atau wilayatulhisbah juga menangkap koruptor. langkah kearah itu juga terus dilakukan. Terus dilakukan Ketua MPU NAD, Tgk Muslim Ibrahim juga menyebutkan upaya untuk menyusun qanun korupsi terus dilakukan. Sebab itu menjadi prioritas dan paling esensial. Saat ini, lanjut dia, proses sekarang pada tahap pengumpulan bahan draf awal. Penggalian materinya mengacu ke banyak referensi yang harus dianut. Muslim juga semua stakeholder terbuka peluang untuk menyusunnya. Katanya, setelah selesai tinggal diserahkan kepada yang berkompeten sesuai dengan mekanismenya. Begitu pula dengan MPU akan menempuh jalur yang sama sebagaimana biasanya mereka menyusun qanun. Pun demikian, Muslim menyebutkan semangat penyusunan itu semuanya tergantung dari pengesahan Rancangan Undang-undang Pemerintahan Aceh (RUU-PA). Semoga qanun itu nanti menjadi obat, sebut tokoh ulama Aceh ini.

LSM Berbisnis dengan Tender Akhir-akhir ini cukup banyak proses tender dan prakualifikasi yang dibuat Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh - Nias. Bukan hanya BRR, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lain juga melakukan hal yang sama. Yang menarik perhatian saya adalah sebuah undangan pelelangan tentang Proyek Rehabilitasi Sistem Penyediaan Ari Bersih di Geuding, Kecamatan Samudra, Kabupaten Aceh Utara. Undangan tersebut yang dibuat LSM asal Inggris. LSM itu cukup tenar di kalangan korban tsunami di Aceh. Namun saya minta redaksi untuk tidak mempublikasikan namanya. Adapun masalahnya tak lain, pada saat mengambil dokumen pelelangan pihak panitia pelelangan mencari uang dari pengusaha penyedia jasa melalui pembayaran dokumen pelelangan mencapai Rp 2 juta. Seharusnya pengusaha dibantu melalui penyederhanaan pendaftaran atau kemungkinan lainnya pelelangan tersebut hanya formalitas untuk membatasi perusahaan penyedia jasa yang akan ikut pelelangan sehingga pihak panitia dapat mengarahkan proyek tersebut ke salah satu perusahaan yang telah terjaring rekanan dengan deal-deal tertentu. Ada satu yang membuat ini saya ingin membuat surat pembaca ini. Apakah didalamnya ada unsure Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) tidak atau ada upaya kolusi. Padahal di tempat lain tidak dipungut biaya. Kami melihat pengumuman tersebut ada unsur kejanggalan yang biasanya selama ini belum pernah terjadi dalam sistem pelelangan, baik pelelangan di pemerintah maupun swasta yang bergerak di Aceh saat ini. Terima kasih atas kesediaan redaksi Ceureumén memuat keluh kesah kami. Semoga ini ada manfaat dan hikmahnya. Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke Tabloid CEUREUMéN PO Box 061 23001 email: ceureumen@gmail.com Bachtiar Keumala, ST Jln Prada Utama Lamnyong, Dukung Berantas Korupsi TAHUN ini, Gubernur menetapkan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sebuah upaya yang bukan saja diingini oleh para aktivis antikorupsi. Kami rakyat jelata juga mengharapkan hal yang sama. Mengingat korupsi ini sudah merajalela di Indonesia, maka menjadi tidak heran jika itu diberantas. Namun yang sangat kami sayangkan adalah Aceh ditempatinya daerah ini diurutan nomor wahid dalam kasus itu. Apa landasannya? Apakah di daerah lain di negeri ini pejabatnya malaikat semua, tidak pernah memakan uang negara? Saya yakin kasus korupsi di daerah lain juga tak kalah dahsyat dengan apa yang terjadi di Aceh. Hanya saja banyak yang menutup mata. Tapi begitu ada indikasi korupsi, semuanya teriak. Padahal itu cuma pencuri sandal. Efek ini sebenarnya cukup membuat kami di Aceh sakit hati. Sebab di sebuah lembaga saya pernah mendengar ucapan yang menuding, orang Aceh itu suka korupsi. Dengan kata lain, setiap orang Aceh itu koruptor. Stigma itu memang jelek. Tapi kami orang Aceh punya jawaban. Kami bukan koruptor. Kami ingin seperti Robin Hood. Mengambil harta negara, kami bagi-bagi kepada rakyat jelata. Sebab sudah tiga dasawasara Jakarta menguras harta negeri kami. Lantas, jika kemudian tidak sampai ke rakyat jelata, inilah persoalannya. Ternyata mereka mengunting dalam lipatan lupa para aturan tersirat bak pagar api. Terima kasih Sahilawati Lampaseh Kota Kecamatan Meuraxa. I NI Bukan masalah naik kelas atau tidak, tetapi hasil penilaian yang berdasarkan kuesioner dan juga pengecekan langsung ke lapangan. Melihatkan masyarakat langsung lo. Adalah UN-Habitat bekerjasama dengan jurusan arsitek, Unsyiah dalam bidang monitoring dan evaluasi rekonstruksi perumahan. Program itu dinamai third party quality monitoring. Ini telah di mulai sejak Oktober 2005 lalu. Inti dari kerjasama ini adalah untuk memberikan feedback atau umpan balik kepada publik mengenai kemajuan pembangunan perumahan bukan hanya dari segi jumlah rumah namun juga kualitasnya. Untuk kualitas ada dua isu yang diangkat. Pertama, kualitas konstruksi meliputi kelengkapan bangunan dan juga kualitas prosesnya. Di sini tim yang juga diisi oleh mahasiswa tehnik, menilai keberhasilan dengan proses pengecekan lapangan. Dengan kuesioner Di sini dilihat pada kualitas nyata bukan yang ada pada gambar. Kepuasan pada penerima rumah juga menjadi perhatian dari monitoring ini. Mereka yang mendapatkan rumah disodorkan 1000 pertanyaan kuesiener yang didalam nya terdapat dua pertanyaan yang sangat penting. Yaitu apakah anda merasakan bahwa proses pembuatan rumah berjalan tanpa ada penyimpangan kemudian apakah anda juga merasakan ada penyimpangan dalam penyediaan bahan baku atau tenaga yang digunakan? Berdasarkan hasil kuesioner tersebut dibentuklah tiga kriteria. Yakni: Hijau dengan nilai 8.0 sampai 10. BRUNO DERGON Kuning dengan nilai antara 5.0 sampai 7.9. Dan merah dengan nilai antara 0 sampai 4.9 Sejauh ini, program ini sudah berjalan di 74 lokasi dari 4 kabupaten yaitu, Aceh Besar, Aceh Barat, Pidie dan. Ada sekitar 35 LSM yang bekerja pada zona tersebut. Pada area tersebut ditunjukan ada sekitar 42% LSM yang dikategorikan dalam zona hijau, 31% masuk kedalam zona kuning dan 27% masuk kedalam zona merah. Berapor merah Yang menarik dalam hasil monitoring lalu, LSM asal Inggris Oxfam dinilai kurang transparan sehingga organisasi tersebut dimasukkan ke zona merah. Dan Save The Children sedikit berada dibawahnya dengan menepati posisi kuning. Laporan dari monitoring ini bukanlah bertujuan membuat laporan Indeks korupsi. Namun, lebih tepat disebut Accountablelity Index (Transparansi Indeks), ucap Bruno Dergon, Housing Policy Adviser UN-Habitat. Proses transparasi adalah di mana khalayak menilai tidak ada penyimpangan di situ. Apabila ada penyimpangan ini juga belum tentu korupsi. Karena, belum tentu ada dana yang masuk ke saku seseorang, ucap Bruno Dergon, menambahkan. CERITA SAMPUL Ada LSM yang Rapornya Mera Laporan dari monitoring ini bukanlah bertujuan membuat laporan Indeks korupsi. Namun, lebih tepat disebut Accountablelity Index (Transparansi Indeks). Novia Liza nol_wonderland@yahoo.com HOTLI SIMANJUNTAK Jutaan dollar sedang berada di Aceh. Butuh pengawasan khusus T ERNYATA laporan penyelewengan penyaluran jatah hidup menempati posisi pertama yang dilaporkan oleh masyarakat dalam tahap rekonstruksi dan rehabilitasinya. Dari semua laporan, total kerugian mencapai milyaran rupiah. Berikut tabelnya: Pembangunan Barak 5 laporan Rp 114,5 miliar HOTLI SIMANJUNTAK Jenis Kasus Korupsi Penyaluran Jatah Hidup 40 laporan Rp 171 juta Pembangunan Rumah 6 laporan Rp 14 juta Bantuan Boat bagi Nelayan 2 laporan Rp 1,5 miliar Bantuan Tsunami/Logistik 18 laporan Rp 780 juta Sumber: GeRAK Aceh

SAMPUL yang Rapornya Merah dollar sedang berada di Aceh. Butuh pengawasan khusus. Oxfam Aceh Besar ditutup Karena Korupsi D Nani Afrida naniafrida@yahoo.com I ACEH, siapa yang tidak mengenal Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asal Inggris, Oxfam. Lembaga ini banyak membantu Aceh dalam hal water sanitary, Perumahan, dan penyediaan modal usaha untuk korban tsunami. Ada banyak cabang kantor Oxfam di Aceh. Saat ini, selain Aceh Besar Oxfam memiliki beberapa kantor cabang di Sigli, Meulaboh, Calang, Nias, Lhokseumawe, Aceh Besar, dan Lamno. Sebagai lembaga yang cukup besar, dengan dana yang juga sangat besar, tidak membuat LSM ini bebas korupsi. terbukti beberapa minggu yang lalu Oxfam terpaksa menutup kantor cabang Aceh Besar karena terindikasi penyelewengan dana kemanusiaan. Nah lo. Transparan Yang menarik, secara transparan Oxfam mengakui terjadi penyimpangan dana. LSM itu juga secara sportif menceritakan bahwa telah terjadi kebocoran dana di bagian bantuan perumahan, yang notabene memiliki dana paling besar. Kami telah menutup kantor cabang Aceh Besar untuk sementara hingga penyelidikan Oxfam terpaksa menutup kantor cabang Aceh Besar karena terindikasi penyelewengan dana kemanusiaan. Tugas SAK bukan Hanya Mencari Koruptor 5 soal ini selesai, kata Yon Thayrun. Menurut Yon, meskipun telah ditutup, Oxfam Aceh Besar tetap melakukan program water sanitation seperti distribusi air dan pembuangan sampah. Namun program yang total dihentikan adalah pembuatan shelter dan livelihood. Ada puluhan ribu dollar Amerika yang diindikasikan lenyap. Kami sedang melakukan audit yang dilakukan oleh auditor independent. Mungkin akan selesai dalam minggu ini, ujar Yon serius. Masyarakat melapor Indikasi penyelewengan itu dilaporkan oleh masyarakat di kawasan Aceh Besar. Berdasarkan informasi tersebut, Oxfam memutuskan menutup sementara kantornya di Aceh Besar. Khusus Aceh Besar, dalam tahun 2005 Oxfam telah membangun 379 rumah dan tahun tahun 2006 akan membangun 374 rumah lagi. Dana yang tersedia untuk Aceh Besar mencapai 7,3 juta pounsterling. Karena dana untuk livelihood dan shelter terbesar dibanding program water sanitation (watsan), maka Oxfam menghentikan kedua program tersebut. Kantor Oxfam cabang Aceh Besar ini memiliki 140 staf, 8 diantaranya adalah tenaga asing. Karena kantor ditutup, untuk sementara kami juga menon-aktifkan para staf. Namun kami tetap menggaji mereka, kata Yon lagi. Pihaknya mengaku sangat prihatin dengan indikasi penyelewengan dana kemanusiaan itu, namun Oxfam telah melapor masalah ini kepada para funding, pemerintah, dan juga Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). K Muhammad Azami muhammad2005@yahoo.com EVIN Evans adalah Penjabat Sementara (Pjs) Satuan-Antikorupsi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (SAK-BRR) NAD-Nias. Kepada Ceureumén, pekan lalu. Ia menjelaskan banyak hal seputar tugas dan ruang lingkup, serta hasil kerja SAK-BRR di bawah kepemimpinannya. Berikut petikannya. Berapa kasus pengaduan yang sudah masuk ke SAK-BRR dan yang berhasil ditindaklanjuti? Statistik berikut berlaku dari 13 September 2005 sampai 31 Maret 2006. Secara singkat, total pengaduan yang telah diterima adalah sebanyak 528. Dari jumlah ini, sebanyak 465 (88%) sudah diselesaikan, sisanya masih dalam proses termasuk 9% yang belum diselesaikan dalam kurun waktu 2 minggu. Banyak masyarakat yang mengeluh, karena laporan mereka yang disampaikan ke SAK BRR tidak ditindaklanjuti. Benarkah itu? Secara tegas, jawaban saya bahwa setiap pengaduan yang SAK terima, wajib ditindaklanjuti. Sampai saat ini prinsip ini tetap kami junjung tinggi dan ikuti. Pada masa berikut, kami akan lebih in- tensif menghubungi para pengadu untuk memberikan informasi jika pengaduan sudah diproses. Bagaimana caranya Anda mengungkap kasus-kasus jika yang melibatkan bos Anda sendiri, misalnya saja para Deputi di BRR atau bahkan Pak Kuntoro, karena SK Anda sendiri ditangani oleh Pak Kuntoro? Pada dasarnya kami mempunyai hubungan langsung dengan Kepala Bapel jika diperlukan. Jadi, tidak ada masalah jarak atau akses. Kami juga mempunyai hubungan baik dengan lembaga negara, seperti KPK. Jika ada potensi kasus korupsi yang menyangkut petinggi Bapel BRR, kami dipastikan menggunakan jalur tersebut. Apakah Anda merasa ada beban psikologis mengawasi internal BRR? Tidak sama sekali, bahkan terbalik. Tugas SAK bukan hanya mencari koruptor. Pendekatan tersebut terlalu dangkal karena tidak bakal menyentuh masalah sistemis atau struktural yang bisa ditemukan dalam sebuah organisasi. Justru karena SAK merupakan bagian integral dari Bapel BRR, kami bebas untuk bergerak di dalam organisasi. Bagaimana pula Anda mengawasi staf Anda sendiri? Bagaimana staf SAK mengawasi saya juga merupakan bagian dari tugas kami bersama. Kami mempunyai sebuah kode etik yang cukup mendetail dan yang dibahas secara sangat intensif saat disusun. Bahkan saya sendiri sering ditegur langsung oleh staf HOTLI SIMANJUNTAK Kevin Evans (berdiri) mengawasi korupsi di wilayah BRR. jika mereka merasa bahwa saya dianggap melintas batas kode tersebut. Berapa anggaran yang mendukung SAK BRR tahun ini? Jumlah anggaran yang akan dipertanggungjawabkan oleh SAK sedang kami susun bersama beberapa bagian lain di BRR, misalnya dengan bagian SDM dll.

6 CEK BANUN Laporlah ke Tempat Ini M ENCIUM bau anyir Korupsi Kolusi dan Nepotisme pada masa rekonstruksi dan rehabilitasi? Jangan sungkan-sungkan. Silakan Anda melaporkan ke beberapa lembaga yang memang mengurusi masalah korupsi ini. Ceureumén memberikan alamat dan nomer kontak yang bisa dihubungi. GeRAK Jl T Lamlagang lr Durian No.7 Lamgugop mobile: 081317222212 Telp (0651) 7412967 SoRAK Jl Belibis Lorong Kamboja No.2-A Labui Ateuk Pahlawan,. Phone/fax (0651) 637383. SAMAK D Dana Masuk Aceh Pascatsunami Muhammad Azami muhammad2005@yahoo.com IPERKIRAKAN, ada puluhan triliun rupiah dana yang sudah masuk ke Aceh. Menghitung jumlah yang sebenarnya tidaklah mudah. Dana on-budget seperti APBN, APBD, memang mudah menghitung jumlahnya. Akan tetapi, dana off-budget seperti yang berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tidaklah mudah (Lihat Box). Berikut adalah rincian perkiraan dana yang mengalir ke Aceh pascatsunami. MAHDI ABDULLAH Masa Tanggap Darurat: Rp 2 triliun APBN 2005: Rp 3,967 triliun APBD Provinsi 2005: Rp 1,7 triliun APBD Kabupaten/Kota tahun 2005: Rp 6 triliun APBD Provinsi 2006: Rp 2,1 triliun APBN 2006: Rp 9,617 triliun Multi Donor Fund (MDF): Sekitar Rp 5 triliun Dana yang dimobilisasi oleh seratusan LSM: Di atas Rp 20 triliun Jl HM Daud Beureueh No.86 Jambo Tape 23124 Phone (0651) 7410134, Fax (0651) 33187 SUAK Jl Sisingamgaraja No.48 Desa Gampa Kec Johan Pahlawan Meulaboh Aceh Barat,23612. Phone (0655) 7006850, 7007411 KPK Gedung AAC Dayan Dawood, Lt 2 Darussalam Mobile: (0651) 7400574 Phone: (0651) 7551575, 7400575 Fax: (0651) 7552575 Satuan Anti Korupsi (SAK) BRR Jalan Tgk Mohd Daud Beureueh No 142 Jambo Tape 32331 Telp/fax (0651) 27616 O Mohammad Avicena sjechsyoh@yahoo.com BSESI seorang Mustafa Abubakar, penjabat Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam dalam memberantas korupsi dianggap benar. Dia sudah berada di jalur yang tepat. Betulkah? Saya yakin itu sudah di jalur yang tepat. Apalagi beliau diangkat tanpa cost politic sebagaimana lazimnya terjadi selama ini, komentar Taqwaddin, SH,SE,MS yang ditanyai Ceureumen belum lama ini. Menurut dosen Fakultas Hukum Unsyiah ini, pencegahan dan Libatkan Masyarakat Secara Optimal pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) baru optimal jika sudah melibatkan masyarakat. Dalam setiap proses masyarakat harus diberi kans berpartisipasi aktif. Pelibatan ini tidak sematamata terkurung pada berbagai komponen strategis. Akan tetapi, elemen-elemen ini harus memperoleh akses untuk memantau aliran-aliran dana pembangunan. Begitu pula dengan pemerintah daerah, sebut Taqwaddin, harus transparan sejak dari proses penyusunan kebijakan pembangunan sampai implementasi anggaran. Masyarakat, LSM, CSO, akademisi harus pula memonitoring, controling dan evaluating setiap proses tersebut, urai Ketua Pemuda Muhammadiyah ini. Lantas dia menawarkan solusi agar pemberantasan atau pencegarahan korupsi harus dimulai di sekitar jajaran Gubernur/ Sekdaprov. Ini akan jadi panutan bagi jajaran kabupaten/kota dan level bawah lainnya. Pun demikian, tambah Taqwaddin yang harus dikuatkan adalah upaya pencegahan korupsi pada birokrat level ketiga. Karena merekalah yang secara langsung memegang anggaran, ucapnya. Dengan demikian, dia yakin hasrat korup dapat dicegah sejak dini. Mencegah kan lebih baik dari memberantas, dan upaya memberantas harus jalan terus sesuai koridor hukum, tambah Taqwaddin. Dia melihat peningkatan insentif prestasi aparatur sah-sah saja, tetapi tidak secara langsung mengentikan nafsu korup para birokrat. Hal senada juga diungkapkan Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK), AKhiruddin Mahyuddin. Pemberiaan insentif itu tidak serta merta menghentikan korupsi, katanya. Dikatakan Akhiruddin Mahjuddin, kendati kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberantasan korupsi meningkat, namun itu tak diimbangi dengan keseriusan aparat penegak hukum baik itu Polisi, Jaksa maupun Hakim dalam memroses kasus-kasus korupsi di Aceh. Kelambanan itu, dia menggambarkan rendahnya kinerja aparat penegak hukum dalam memberikan kepastian hukum terhadap kasus-kasus korupsi di Tanah Rencong. GeRAK Aceh menilai pemberantasan korupsi di Aceh hingga ke akar-akarnya hanya sebatas jargon (wacana) semata, dan tidak diikuti oleh political will yang mampu menuntaskan berbagai kasus korupsi yang mengendap selama ini.

KAMPUNGKU PIE 7 H Balada Rumah-Rumah di Gampong Pie Nani Afrida/Muhammad Azami naniafrida@gmail.com/muhammad2005@yahoo.com USAIN (40) merasa gusar. Pria yang menjabat sebagai Peutuha Peut di Gampong Pie Kecamatan Meuraxa itu mengeluh pembangunan rumahnya banyak memakan biaya sendiri. Ini katanya rumah bantuan, tetapi saya mesti membeli pasir sendiri yang kurang, juga kaca karena kaca yang diberikan oleh Jaringan Udeep Besaree (JBU) Uplink kekecilan. Bagaimana ini, kata korban tsunami yang rumahnya habis digulung ombak itu. Dulu mereka mengatakan, semua bahan dan ongkosnya mereka yang tanggung. Tapi nyatanya saya juga harus beli pasir sendiri, katanya lagi. Di Husain juga mengeluhkan merek cat kayu. Menurut Di Husain menurut Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang diberikan, Uplink akan memberikan cat kayu bagus bermerek Avian, tetapi ternyata yang diberi justru cat kayu biasa. Saya juga mesti membeli kawat listrik dan saklar baru karena yang diberikan kurang dan saklarnya cepat rusak, keluh lelaki ini sambil geleng-geleng kepala. Tidak bertanggung jawab Senada dengan Di Husain, Cut Ubit (32) warga desa Gampong Pie lainnya menganggap Uplink tidak bertanggungjawab dalam membangun rumah warga. Ini bisa dilihat dari keharusan warga untuk kembali mengeluarkan uang untuk menyempurnakan pembangunan rumah itu. Sebab, ada rumah yang tidak sempurna. Bahkan kami juga harus membayar tukang, kata Cut Ubit. Gampong Pie merupakan salah satu desa yang berada di Jaringan Udep Besaree (JUB) Uplink. Sebuah lembaga yang membantu pengungsi di 23 buah desa yang terkena tsunami. Uplink yang akan membantu pembangunan rumah juga pemberdayaan ekonomi korban tsunami di kecamatan Rumah bantuan untuk warga Gampong Pie Kecamatan Meuraxa terpaksa banyak menguras kocek pemiliknya karena tidak sesuai RAB. HERMANTO TOBING Meuraxa dan juga Peukan Bada. Khusus di Gampong Pie, Uplink telah menjanjikan akan membangun 200 unit rumah di desa. Namun, hingga 15 bulan setelah bencana berlalu, baru 53 unit rumah yang dibangun, itu pun belum rampung. Sementara sisa bantuan dari yang dijanjikan, hingga kini belum ada tanda-tanda kapan akan dibangun. Keterlambatan itu menyebabkan warga mulai tidak sabaran. Apalagi banyak RAB yang tidak sesuai dengan bahan bangunan yang diberikan. Di Husen dan Cut Ubit, mewakili warga lain, meminta supaya Uplink mengembalikan uang yang telah dikeluarkan warga untuk menyempurnakan pembangunan rumah itu. Warga juga mengharapkan, segala bentuk sosialisasi dari Uplink mengenai program masa depan untuk korban tsunami, harus dihentikan di Desa Gampong Pie, sebelum mereka merampungkan pembangunan rumah. Akhirnya warga juga menolak keberadaan Jaringan Udep Beusare yang berada di bawah koordinasi Uplink. Dilapor polisi Wardah Hafidh Ketua Uplink yang dikonfirmasi Ceureumén mengatakan Uplink tidak bertanggung jawab dengan material yang tidak sesuai RAB. Ini adalah tanggung jawab Tim Pembangunan Kampung (TPK) dan sekarang kami sudah ambil alih, katanya. Dijelaskannya, TPK merupakan sebuah tim yang dibentuk dan dipilih oleh para calon pemilik rumah. Merekalah yang mengawasi dan menyediakan sebagian material untuk pembangunan rumah. Sedangkan sebagian lagi material memang disediakan oleh Uplink. Namun, nyatanya mereka tidak beres. Makanya sekarang sedang kami lakukan investigasi. Kemungkinan kami laporkan kepada polisi, kata Wardah. Korupsi dan Pemerintah Menambah Gaji Pegawai Negeri AK JAILANI Menaikkan gaji pegawai negeri adalah cara pemerintah daerah mengurangi budaya korupsi di pemerintahan. B Mohammad Avicena sjechsyoh@yahoo.com UKAN untuk bersaing dengan pekerja LSM, jika Mustafa Abubakar menaikan gaji bawahannya. Tapi itu semata-mata untuk mendongkel korupsi di Bumi Serambi Mekah. Untuk saat ini, kerja di LSM amat menjanjikan. Kocek praktis tebal. Siapa yang tidak iri. Apalagi gajinya lebih tinggi dari pejabat bereselon. Lantas, penjabat Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam itu menggebrak dengan terobosan baru. Kerja lima hari, ada tunjangan prestasi. Bagus, Sabtu - Minggu bisa pula campli, seloroh Hamdan, seorang pegawai di lingkungan sekretariat daerah. Teori anti korupsi Pada suatu kesempatan di Darussalam belum lama ini, Mustafa mengutarakan teori antikorupsinya. Dia menamsilkan sekiranya gaji pejabat eselon II A sebesar Rp2,5 juta, maka dinaikkan menjadi Rp4 juta/bulan. Siapa yang tak tergiur? Kata Mustafa, gaji Rp4 juta ditambah Rp2,5 juta menjadi Rp6,5 juta. Ditambah dengan gaji pokok, katakanlah Rp1,5 juta, jadi semuanya sudah Rp8 juta. Untuk pejabat eselon IIA dan kepala-kepala dinas hidup di Aceh atau di kabupaten saya kira ndak usah korupsi lagi lah. Lebih enak kita makan uang halal daripada bercampur dengan uang haram, tukasnya. Tidak berhenti sampai di situ. Dengan mulut dibuat mengeletuk serta menggigit giginya, Gubernur Aceh ini seakan menegaskan penistaanya terhadap korupsi dan pelakunya. Harus digambarkan bahwa makan uang haram itu hampir sama dengan makan daging babi, tandas Mustafa dengan mimik maha serius. Tergantung disiplin kerja Tapi tunggu dulu! Yang mendapat tunjangan, tunda dulu senyum Anda. Pasalnya, kenaikan gaji para pejabat dan para kepala dinas ini tidak akan sepenuhnya mereka dapati. Apalagi jika tak diikuti dengan kedisplinan dan prestasi kerja. Malah, kata Mustafa, sebagai sanksi, besaran Tunjangan Prestasi ini tak akan diterima sepenuhnya bila pejabat bersangkutan tidak masuk kantor. Lalu, internal aparatur juga diminta harus kuat menghadapai tekanan dari luar dan tahanan terhadap godaaan untuk tidak melakukan korupsi. Karena itu untuk para pejabat, Mustafa mengharapkan agar tak tergiur lagi melakukan korupsi dan meningkatkan etos kerja. Saya katakan I don t care. Saya tidak takut untuk tidak populer, apa yang kita anggap baik itu yang kita mulai. Kalau tidak ada yang berani memulai, kapan lagi. Kita ingin membawa semua ini ke arah yang lebih baik, paparnya. Kelihatannya, momen kondusifnya keamanan dimanfaatkan. Pemerintah daerah, sebutnya, akan memanfaatkan kondisi yang kondusif ini untuk memacu dan memperbaiki kembali kinerja aparatur pemerintahan di Aceh agar maksimal dan efektif. Untuk memaksimalisasi dan efektifitas itulah, Mustafa juga menerapkan pola kerja lima hari. Itu bukan kebijakan yang populer, tapi saat inilah kesempatan yang tepat bagi kita untuk menata kembali sistem pemerintahan yang lebih baik ke depan, urai dia.

DAMAI 8 P Pasca-Perdamaian Pungutan Liar di Jalan Menurun Nani Afrida naniafrida@gmail.com UNGUTAN liar di Aceh atau pungli menurun drastis setelah penandatangan perjanjian damai antara RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ditandatangani 15 Agustus 2005 lalu. Kesimpulan itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh The World Bank (Bank Dunia) dan diluncurkan bersama-sama dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias. Menurut Patrick Barron, ketua program Pascakonflik Bank Dunia, perjanjian damai sangat mempengaruhi menurunnya pungli di jalanan Medan-. Apalagi setelah ditariknya TNI/Polri dari Aceh. Meskipun demikian, biaya lainnya dari operasional truk seperti biaya pengawalan belum juga turun. Dan secara bersamaan pungli di jalan dan diluar jalan tetap menjadi pengeluaran yang tinggi dalam melakukan usaha di Aceh. Pungutan liar Ada empat bentuk pungutan liar (pungli), yaitu pembayaran di jalan (on-road) dan di luar jalan (off-road). Pembayaran di jalan berupa pembayaran terhadap aparat di pos keamanan dan di jembatan timbang,sedangkan di luar jalan berupa biaya pengawalan dari dan biaya kemudahan dari Medan (Sumatera Utara). Pungutan liar oleh pos aparat keamanan memang mulai menurun. Tetapi, pungutan liar terhadap angkutan barang di jembatan timbang justru melonjak, kata Barron lagi Banyaknya truk dari Medan yang masuk ke Aceh untuk membawa barang rekonstruksi sering over load, sehingga ketika ditimbang supir sering bermasalah. Sehingga disinilah si supir menyuap petugas jembatan timbang. Hal ini juga berlaku untuk truk yang membawa barang bekas dari. Karena truk seperti ini sering tidak dilengkapi dengan dokumen. Terbanyak di medan Penelitian tersebut juga menemukan sebagian besar pungli terhadap truk rute Medan-Banda Aceh, kini ternyata terjadi di Sumatera Utara (Sumut). Menjadi pengeluaran yang tinggi dalam melakukan usaha di Aceh. Rata-rata jumlah yang dibayar di pos dan jembatan timbang di Aceh untuk sekali jalan sebesar Rp 39.076, sedangkan di Sumut mencapai Rp 146.899 sekali jalan. Hal itu karena tingginya pungli di jembatan timbang di Sumut. Penarikan biaya di dua jembatan timbang di rute Medan- telah mengalahkan penarikan uang pos keamanan Di jembatan timbang Seumadam (Aceh Tamiang) truk rata-rata membayar Rp 15.898, sedangkan di Gebang (Sumut) ratarata truk membayar sebesar Rp 91.864. Sedangkan untuk pengawalan, menurut Patrick hanya dilakukan oleh truk yang pergi dari Aceh ke Medan, dengan biaya mencapai Rp 400.000-518.750 sekali jalan. Sedangkan dari Medan menuju Aceh truk memilih meminta bantuan dari organisasiorganisasi pemberi kemudahan dengan biaya Rp 100.000 sekali perjalanan, sehingga bisa mendapat keringanan saat kelebihan beban di jembatan timbang. Ada lima organisasi di Medan yang bisa memberi jasa tersebut, kata dia. Menghambat proses rekonstruksi Victor Bottini, Kepala Perwakilan Bank Dunia di Aceh mengatakan, pengeluaran tambahan ini menghambat proses rekonstruksi dan membebani konsumen dalam bentuk kenaikan harga. Untuk menurunkan harga-harga di Aceh, harus dipastian agar tak ada lagi pungli, kata Victor Untuk survey ini, tujuh orang surveyor diikutkan dalam perjalanan truk lintas Timur Aceh. Semua surveyor menyamar sebagai kernek dan melaporkan semua pungli yang dialami truk. Survey dilakukan bulan November 2005 hingga Febuari 2006 dengan mengikutkan tim peneliti mereka dalam 32 perjalanan truk rute -Medan dan 27 perjalanan dari Medan-. Bentuk Pungli Pasca Damai Pos TNI/Polri Jalan Medan- terdapat sejumlah pos di tepi jalan. Supir diminta untuk berhenti dan menyerahkan sejumlah uang, kadang juga dalam bentuk minuman energi. Jembatan Timbang Jembatan timbang digunakan untuk menimbang truk dan dilakukan oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJR). Sering kelebihan muatan, dan petugas sering menerima pembayaran di lokasi sebagai sogokan. Biaya Pengawalan Membayar biaya pengawalan kepada TNI. Kebanyakan truk ini membawa barang yang dipertanyakan keberadaan hukumnya seperti besi, dan plastik. Yayasan Kemudahan Berbagai organisasi memberikan bermacammacam pelayanan bagi truk untuk membayar biaya. Pelayanan itu seperti perlindungan dari perampokan, dan penurunan biaya di jembatan timbang. J Kapolda Aceh Irjen Pol Bahrumsyah Kasman Pelaku Pungli Ditindak Berat Nani Afrida naniafrida@gmail.com AJARAN kepolisian Nanggroe Aceh Darussalam akan memperketat pengawasan terhadap anggota polisi di sepanjang jalan lintas timur, dan lintas barat selatan menyusul temuan pungli dari Bank Dunia. Saya tidak perlu menjelaskan lagi bentuk tindakan, karena semua anggota sudah tahu bagaimana sikap kita terhadap anggota yang melakukan ini, kata Irjen Pol Bahrumsyah Kasman, Kapolda Aceh. Pihaknya berharap Bank Dunia dapat memberikan data-data lebih rincidan titik-titik terjadinya pungli. Dengan demikian, kalau ada preman, oke kita sama-sama mengetahui preman itu siapa. Tetapi tolong disampaikan juga di daerah mana. Sehingga tugas polisi untuk menindak pungli lebih mudah, kata Kapolda lagi. Aktivitas pembongkaran muatan truk jurusan Medan-Banda Aceh di salah satu sudut kota. Pihak pengusaha truk dan penerima barang sering mengeluh tentang pungli yang masih kerap terjadi di jalan raya lintas Medan-. Akibatnya pengeluaran menjadi lebih tinggi, dan menghambat kelancaran rekonstruksi Aceh. PHOTO-PHOTO HOTLI SIMANJUNTAK