Pemodelan Data Statistik Melalui Pendekatan Distribusi Diskrit

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik Statistik Kanal Radio HF Domain Waktu Pada Band Maritim

Analisis Pendekatan Data Pemakaian Kanal Radio Hf

PEMODELAN TRAFIK PADA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT ORBCOMM

PEMODELAN STATISTIK PROPAGASI BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT PADA KANAL HIGH FREQUENCY / VERY HIGH FREQUENCY. Lesti Setianingrum

Analisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf

Dosen Pembimbing: Dr. Ir Achmad Affandi, DEA

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

Sampling Theory. Spiegel, M R, Schiller,J. Schaum's outline of probability and statistics.third Edition. United State: McGraw Hill ;2009.

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

Pemodelan Markov untuk kanal HF Availability pada Link Malang-Surabaya

KAJIAN AWAL EFISIENSI WAKTU SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) BERBASIS MANAJEMEN FREKUENSI

FUNDAMENTAL OF WIRELESS NETWORKS & COMMUNICATION SYSTEM

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

Pengukuran Karakteristik Propagasi Kanal HF Untuk Komunikasi Data Pada Band Maritim

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

DASAR SISTEM KOMUNIKASI (DSK) TE 1206

Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI HIGH FREQUENCY BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

ANALISIS PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF DAN RADIUS DAERAH BISU

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif

Manajemen Frekuensi Data Pengukuran Stasiun Automatic Link Establishment (ALE) Riau

ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK

KAPASITAS KANAL DAN BIT ERROR RATE SISTEM D-MIMO DALAM VARIASI SPASIAL DAERAH CAKUPAN

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900

Kinerja Sistem Komunikasi Satelit Ka-Band Menggunakan Site Diversity di Daerah Tropis

Statistika. Random Variables Discrete Random Variables Continuous Random Variables. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Analisa Interferensi Akibat Transmisi di Sisi Bumi pada Link Orbcomm

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

Simulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

KOMUNIKASI DATA ST014 REMEDIAL S1 Teknik Informatika. DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

Dasar- dasar Penyiaran

Telekomunikasi: penyampaian informasi atau hubungan antara satu titik dengan titik yang lainnya yang berjarak jauh. Pengantar Telekomunikasi

Sub Sistem Pemancar Pada Sistem Pengukuran Kanal HF Pada Lintasan Merauke-Surabaya

ANALISIS DAN PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DVB-T DAN DVB-H DI WILAYAH JAKARTA PUSAT

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

Analisis Data Statistik Parameter Trafik Performansi Sentral AT&T 5ESS (Studi Kasus : PT Telkom Riau Daratan)

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak

ANALISA KINERJA SISTEM TRANSMIT DIVERSITY DALAM MENTRANSMISIKAN DATA CITRA DIGITAL PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN FADING

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Presentasi Tugas Akhir

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

Satuan Acara Perkuliahan Arjuni Budi P.

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia terhadap teknologi telekomunikasi saat ini sudah

ANALISIS KINERJA SPEKTRUM SENSING MENGGUNAKAN METODE ENERGY DETECTION PADA COGNITIVE RADIO

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

Agenda Item Tujuan dari agenda item ini adalah menentukan alokasi pada pita frekuensi 3 50 MHz untuk aplikasi radar kelautan.

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

SISTEM TRANSMISI MULTICARRIER ORTHOGONAL CDMA Sigit Kusmaryanto

ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Pemodelan ARIMA untuk Kanal Frekuensi Tinggi (High Frequency) Link Banda Aceh-Surabaya

PREDIKSI SUDUT ELEVASI DAN ALOKASI FREKUENSI UNTUK PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO HF PADA DAERAH LINTANG RENDAH

KINERJA ADAPTIVE CODED MODULATION PADA SISTEM OFDM MENGGUNAKAN HYBRID SELECTION/EQUAL GAIN COMBINING DIVERSITY DI BAWAH PENGARUH REDAMAN HUJAN TROPIS

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

KAJIAN STUDI KASUS PERISTIWA PENINGKATAN ABSORPSI LAPISAN D PADA TANGGAL 7 MARET 2012 TERHADAP FREKUENSI KERJA JARINGAN KOMUNIKASI ALE

Code Division multiple Access (CDMA)

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Manajemen Interferensi Femtocell pada LTE- Advanced dengan Menggunakan Metode Autonomous Component Carrier Selection (ACCS)

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.

Transkripsi:

Pemodelan Data Statistik Melalui Pendekatan Distribusi Diskrit Sutoyo Jurusan Teknik Elektro UIN SUSKA RIAU Jl HR Soebrantas KM 15 Panam Pekanabaru e-mail : sutoyo_te@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan teknologi menempatkan pada penerapan teknologi yang tepat guna yang dapat bemanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Salah satu penerapan teknologi khususnya dalam bidang telekomunikasi seperti penerapan sistem komunikasi nirkabel dengan pemanfaatan kanal high frequency (HF) yang dapat digunakan bagi nelayan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Untuk menentukan ketersediaan kanal untuk komunikasi suara diperlukan suatu pemodelan terhadap karekteristikdata statistik kanal. Pada tulisan sebelumnya pemodelan dilakukan dengan melakukan pendekatan distribusi gabungan yaitu distribusi kontinu dan distribusi diskrit sehingga menghasilkan model data statistik pemakaian kanal radio HF terdistribusi eksponential. Permasalahan yang terjadi bahwa model yang dihasilkan merupakan distribusi kontinu sedangkan data yang dianalisis merupakan suara hasil sampel yang terdistribusi diskrit. Untuk itu diperlukan pemodelan distribusi diskrit agar model yang didapat disesuaikan berdasarkan input data sebenarnya. Dari hasil pemodelan melalui pendekatan distribusi diskrit diperoleh bahwa data pemakaian kanal radio HF terdistribusi Negative Binomial dengan ketersediaan waktu layanan sebesar 27.9 detik Kata kunci :Pemodelan kanal, distribusi diskrit, distribusi kontinu ABSTRACT Technological developments placedon the application of appropriate technology can be beneficial to the communityat large. One application of technology especially in the field of telecommunications such as the application of wireless communication systems with high channel utilization frequency (HF) can be used for fishing as a means to communicate. To determine the availability of channels for voice communication we need a model of the statistical characteristics of the data channel. In a previous study done by modeling the joint distribution approach the continuous distribution and discrete distribution, resulting statistical models use an exponential distributed HF radio channel. Problems occurred that the resulting modelis a continuous distribution while the data being analyzed is the voice of a distributed discrete sample results. It is necessary for modeling the discrete distribution so that the model can be adjusted based on the actual data input. From the modeling results obtained through discrete distribution approaches that uset he data channel HF radios distributed Binomial Negative to the availability of the service time 27.9 second. Keywords: Channel modeling, discrete distributions, continuous distributions. 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi menempatkan pada penerapan teknologi yang tepat guna yang dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Salah satu penerapan teknologi khususnya dalam bidang telekomunikasi seperti penerapan sistem komunikasi nirkabel dengan pemanfaatan kanal high frequency (HF) yang dapat digunakan bagi nelayan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Data komunikasi yang dapat dilakukan pada kanal HF berupa suara dengan menggunakan band maritim di Indonesia. High Frequency (HF) merupakan salah satu gelombang radio yang memiliki alokasi frekuensi pada 3 30 MHz yang memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap perubahan dari ionosfer dan waktu, sehingga terdapat variasi rata-rata pada redaman lintasan. Didalam penyebaran frekuensi atau propagasi gelombang radio HF memiliki variasi yang berbeda sesuai dengan lintasan yang dilewati dari pengirim ke penerima. Adapun propagasi gelombang radio terbagi menjadi tiga yaitu ground wave, direct or line-of-sight wave dan sky wave, namun yang paling 115

dominan adalah sky wave sehingga terjadi pantulan melalui lapisan ionosfer mengakibatkan transmisi sinyal yang sangat jauh [Australian Government, 2007]. Sedangkan pada mekanisme propagasi gelombang radio yaitu refleksi, difraksi dan scattering. Mekanisme ini menyebabkan terjadinya lintasan jamak (multipath) sehingga sinyal yang diterima pada penerima mengalami variasi waktu maupun frekuensi. Ini dipengaruhi oleh lapisan ionosfer sehingga sinyal mengalami refleksi, difraksi dan scattering [Rapaport,1996]. Pada kondisi propagasi gelombang yang sangat baik spektrum sinyal HF memiliki dua fitur khusus yaitu memiliki sebuah kerapatan sinyal sangat tinggi (sampai dengan 600 sinyal dalam bandwidth 1 MHz) dan range dynamic yang sangat tinggi (perbedaan antara tingkat sinyal maksimum dan minimum pada masukan dari penerima sampai dengan 120 db) [NATO,2007]. Disamping untuk komunikasi pada band maritim kanal HF juga sering digunakan pada komunikasi militer serta penerbangan dan penyiaran (broadcasting) disebabkan memiliki kelebihan transmisi jauh, biaya rendah dan memiliki perangkat yang sederhana. Didalam ilmu probabilitas dan statistik didalam melakukan suatu pemodelan untuk pengolahan variabel data misalnya variabel data acak dinyatakan dalam bentuk fungsi distribusi serta data dapat dinyatakan dalam sebuah variabel yang mengandung sebuah nilai misalkan dalam sebuah simbol. Variabel dapat dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Untuk data variabel kontinu dapat dinyatakan dalam bentuk probability density function (pdf) dan cumulative distribution function (cdf) atau probability distribution function [Hwei P. Hsu,1997]. Untuk jenis distribusi terbagi menjadi beberapa bagian dan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu distribusi konitinu dan diskrit. Berikut ini adalah distribusi yang tergolong dalam distribusi diskrit adalah sebagai berikut[proakis,2001] : a. Distribusi Binomial Jika diketahui variabel acak dengan parameter (n,p), maka cumulative distribution function (cdf) dapat ditentukan (1) Mean dan variance dari distribusi binomial adalah sebagai berikut: (2) (3) b. Distribusi Poisson Cumulative distribution function (cdf) dari distribusi Poisson dapat ditentukan sebagai berikut: (4) Mean dan variance dari distribusi binomial adalah sebagai berikut: (5) (6) Dalam menentukan model pendekatan distribusi diskrit adalah dengan menentukan kuadrat error rata-rata mean square error(mse) dengan menentukan kualitas error dari masing-masing distribusi dengan menunjukkan seberapa besar perbedaan error antara nilai estimasi dengan nilai yang diestimasi [Murray,2004]. Untuk menentukan ketersediaan kanal dengan melihat aktifitas pemakaian kanal radio HF untuk keperluan komunikasi seperti suara diperlukan suatu pemodelan terhadap data karekteristik statistik kanal. Pada tulisan sebelumnya pemodelan dilakukan dengan melakukan pendekatan distribusi gabungan yaitu distribusi kontinu dan distribusi diskrit sehingga menghasilkan model data statistik pemakaian kanal radio HF terdistribusi eksponential yang merupakan bagian dari distribusi kontinu [Sutoyo,2012]. Adapun model distribusi gabungan yang dilakukan adalah distribusi Normal, Eksponential, Poisson dan Binomial. Adapun permasalahan yang terjadi pengelompokkan distribusi berdasarkan input data yang diolah dalam menentukan model yang sesuai untuk data kanal HF. Input data merupakan suara hasil sampel data yang tergabung dalam distribusi diskrit. Untuk itu diperlukan pemodelan karekteristik data kanal radio HF melalui model pendekatan distribusi diskrit agar model yang didapat disesuaikan berdasarkan input data sebenarnya. 116

Vol. 10. No. 1, 2012 Mulai 2. Metode Penelitian Pada bagian ini menjelaskan tentang metode dalam menentukan solusi pemecahan masalah yang terjadi dalam menentukan model pendekatan distribusi karekteristik data pemakaian kanal radio HF. Metode yang digunakan identik dengan penelitian sebelumnya [Sutoyo,2012], dalam mendapatkan karekteristik data pemakaian kanal HF dilakukan suatu proses pengukuran pada alokasi band maritim yaitu 6,2 sampai 6,252 MHz dapat dilihat pada gambar 1. Namun yang membedakan adalah pada saat penentuan model pendekatan distribusi yang hanya dilakukan pada model distribusi diskrit yaitu distribusi Binomial, Poisson dan Negatif Binomial, sehingga hasil yang diperoleh akan menghasilkan model yang berbeda. Dari penelitian sebelumnya [Sutoyo, 2012] data pemakaian kanal radio HF dikelompokkan berdasarkan variasi trafik yang berbeda yaitu pagi, siang, sore dan malam. Dari hasil analisis terdapat bahwa ketersediaan waktu paling besar terdapat pada waktu malam hari sehingga estimasi panjang paket yang mampu yang dikirimkan semakin besar. Untuk itu pada tulisan ini data yang dimodelkan hanya pada data yang memiliki ketersediaan waktu layanan paling besar yaitu pada waktu malam hari melalui model pendekatan distribusi diskrit Variasi Threshold 10 db Menghitung Waktu Kosong Pemodelan Diskrit Pengukuran (spectrum analyzer) Ketersedian Waktu Layanan Estimasi panjang paket Kesimpulan Gambar 1. Metode Penelitian 3. Hasil dan Pembahasan Variasi Threshold 3 db Menghitung Waktu Kosong Pemodelan Diskrit Pada bagian ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan yang diperoleh melalui pengolahan data hasil pengukuran kanal radio HF kemudian dimodelkan melalui pendekatan distribusi diskrit. Data yang dianalisis merupakan data pengukuran pada waktu Malam dengan variasi level threshold dengan menggunakan SNR 3 db dan 10 db. Gambar 2 dan 3, merupakan hasil pengolahan data pada pengukuran malam untuk SNR 3 db dan 10 db. MALAM JAM 18.00 s/d 19.00 MALAM JAM 19.00 s/d 20.00 MALAM JAM 20.00 s/d 21.00 Gambar 2. Probabilitas lama pendudukan kanal pada waktu malam SNR 3 db 117

JUMLAH DATA JUMLAH DATA Vol. 10. No. 1, 2012 MALAM JAM 18.00 s/d 19.00 10 Data Maksimum waktu kosong SNR 10dB Trafik Kecil Malam f1 f2 f3 f4 MALAM JAM 19.00 s/d 20.00 0 f5 0 MALAM JAM 20.00 s/d 21.00 Gambar 3. Probabilitas lama pendudukan kanal pada waktu malam SNR 10 db 0 0 0 2000 3000 4000 00 6000 7000 8000 9000 JUMLAH WAKTU Gambar 5. Histogram waktu kosong vs jumlah data untuk SNR 10 db Sebagai langkah awal dalam pengolahan data dari gambar 2 dan 3 diambil titik-titik alokasi bandwidth yang memiliki probabilitas lama pendudukan atau peluang kanal yang diduduki dan kanal yang tidak didudukiyang bertujuan mempermudah dalam pengolahan data. Selanjutnya data kemudian dibagi dalam kondisi variasi trafik yang berbeda seperti trafik kecil sedang maupun padat untuk waktu pengukuran malam. Kemudian data dikelompokkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan ketersediaan waktu kosong (kanal tidak diduduki) dari masing-masing trafik menghasilkan gambar histogram seperti gambar 4 dan 5. Jumlah keseluruhan data terhadap waktu kosong dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti gambar 6 dan 7 dan kemudian normalisasi grafik dapat dihasilkan grafik fungsi pdf agar dapat dimodelkan melalui pendekatan distribusi diskrit seperti pada gambar 8 dan 9. 6 x 104 Data Maksimum waktu Kosong SNR 3dB Trafik Kecil Malam 5 4 3 2 1 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 JUMLAH WAKTU Gambar 4. Histogram waktu kosong terhadap jumlah data untuk SNR 3 db f1 f2 f3 f4 f5 Gambar 6. Grafik gabungan jumlah data terhadap waktu kosong untuk SNR 3 db Data 7. Grafik gabungan jumlah data terhadap waktu kosong untuk SNR 3 db Selanjutnya melakukan pemodelan terhadap hasil pengolahan jumlah data terhadap waktu kosong melalui pendekatan distribusi diskrit untuk SNR yang berbeda yaitu 3 db dan 10 db. Didalam menentukan model yang dipilih dengan melihat hasil mean square error yang memiliki nilai error terkecil dari masingmasing distribusi. Untuk pemodelan data pada SNR 3 db untuk jenis trafik kecil didapatkan hasil sebagai berikut : 118

Gambar 8. Pemodelan diskrit untuk SNR 3 db kondisi trafik kecil MSE Poisson : 6.09 E-05 MSE Binomial : 1.60 E-04 MSE Negative Binomial : 3.61 E-05 Dari grafik probabilitas fungsi kepadatan diperoleh bahwa model distribusi untuk data statistik waktu malam untuk SNR 3 db adalah distribusi Negatif Binomial karena memiliki nilai MSE paling kecil sebesar 3.61 E-05. Hasil keluaran distribusi Negatif Binomial memiliki mean ketersediaan waktu layanan sebesar 599,86 milidetik atau 0,6 detik. Gambar 8. Pemodelan diskrit untuk SNR 10 db kondisi trafik kecil MSE Poisson : 3.26 E-04 MSE Binomial :3.26 E-04 MSE Negative Binomial : 6.04 E-05 Dari grafik probabilitas fungsi kepadatan untuk SNR 10 db diperoleh bahwa model distribusi untuk data statistik waktu pengukuran Malam adalah distribusi Negatif Binomial karena memiliki nilai MSE paling kecil sebesar 6.04 E-05. Hasil keluaran distribusi Negatif Binomial memiliki mean ketersediaan waktu layanan sebesar 599,86 milidetik atau 0,6 detik. Dari hasil keseluruhan jenis trafik yang telah dimodelkan maka menghasilkan tabel ketersediaan kanal sebagai berikut : Tabel 1. Ketersediaan waktu layanan kanal Radio HF No Waktu pengukuran (Malam) Waktu layanan SNR 3 db (detik) Waktu layanan SNR 10 db (detik) 1 Trafik Kecil 0.6 27.913 2 Trafik 0.428 2.287 sedang 3 Trafik Padat 0.283 0.665 Dari hasil analisis dan pembahasan terdapat perbandingan antara model yang didapat pada tulisan ini dengan hasil kajian penelitian sebelumnya yaitu model yang didapat bahwa data pemakaian kanal radio HF terdistribusi Negatif Binomial sedangkan sebelumnya terdistribusi Eksponential. Untuk data waktu layanan terdapat kesamaan nilai mean dari fungsi pdf bahwa ketersediaan waktu layanan untuk pendekatan distribusi diskrit sama dari hasil kajian penelitian sebelumnya melalui distribusi gabungan. 4. Kesimpulan dan Saran Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : Untuk data waktu pengukuran malam ketersediaan waktu layanan terdapat kesamaan nilai mean pada seluruh kondisi trafik seperti untuk SNR 3 db sebesar 0.6 detik dan SNR 10 db sebesar 27.91. Dari hasil pemodelan melalui pendekatan distribusi diskrit didapat bahwa data pemakaian kanal HF terdistribusi Negatif Binomial disebabkan memiliki mean square error paling kecil. 5. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada keluarga orang tua dan istri yang telah memberikan support sehingga jurnal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selanjutnya terima kasih 119

kepada jurnal Sitekin yang telah bersedia menerbitkan jurnal ini. 6. Referensi [1] Australian Government, (2007), Introduction to HF Radio Propagation, IPS Radio and Space Services, Sidney, Australia. [2] Harris,(1996), Radio communications in the digital age, Harris Corporation, RF Communications Division, Vol.1.HF technologi. [3] Hwei P. Hsu.(1997) Schaum's Outline of Theory and Problems of Probability, Random Variables, and Random Processes Mc- graw Hill,united state of America. [4] Murray R. S.,Larry J.S (2007). Schaum's Outline teori dan soal-soal statistik.,edisi ketiga.erlangga. [5] NATO. (2007), HF Interference, Procedures and Tools The Research and Technology Organisation (RTO) of NATO. [6] Proakis, J G. (2001), Digital Communication,MC. Graw Hill. Prentice hall. [7] Rapaport, (1996), Wireless communications principles and practice [8] Sutoyo, (2012). Karekteristik statistik kanal radio HF domaian waktu pada band maritim Prosiding SNTIKI 4 FST UIN SUSKA Riau, Pekanbaru.. 120