EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

PENENTUAN VOLUME LAPISAN SAPROLIT DAERAH PENELITIAN DENGAN. MENGGUNAKAN METODE ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Keywords: ERT 3D Method, Gradient Configuration, Profile laterite, Trapezoidal Method

PENENTUAN KEDALAMAN SAPROLIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ERT (ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY) UNTUK OPTIMALISASI PENGEBORAN

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

III. METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Analysis of Chromite Vein At The Subsurface Using Geoelectrical Method Wenner-Schlumberger Configuration

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TAHANAN JENIS BATUAN UNTUK IDENTIFIKASI MINERAL BIJIH BESI DI TEGINENENG LIMAU TANGGAMUS

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

EKSPLORASI SUMBER DAYA MINERAL ENDAPAN NIKEL LATERIT

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI METODE RESISTIVITAS DAN PENENTUAN SONA SUPERGENE ENRICHMENT ENDAPAN NIKEL LATERIT KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

*

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab.

183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

IDENTIFIKASI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN KROMIT DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

Kata Kunci : Resistivitas, geolistrik, perbandingan, suseptibilitas magnetik, geomagnet. I. Pendahuluan. II. Kajian Pustaka

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

Abstrak

Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Alpha Arya Pratama Putra 1

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

PENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 88 Oktober 2016

PENELITIAN SUMBER AIR BERSIH BAWAH TANAH DI PULAU FLORES

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

Integrasi SIG dan citra ASTER BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

PEMODELAN TOMOGRAFI CROSS-HOLE METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS (Bentuk Anomali Silindris)

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

PENENTUAN POTENSI SUMBERDAYA HIPOTETIK TIMAH PRIMER DI DAERAH AIR INAS KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Transkripsi:

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY Ghinia Anastasia Muhtar 1>, Dr. Muhammad Hamzah, S.Si, MT 1>, Syamsuddin, S.Si, MT 1> 1> Program studi geofisika jurusan fisika fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia Jln. Perintis kemerdekaan KM.10 Makassar 90245, E-mail.fisikaunhas@yahoo.co.id ABSTRAK Nikel terbentuk dari batuan ultramafik yang mengalami pelapukan, sehingga membentuk sebaran nikel laterit di bawah permukaan bumi. Dalam penentuan sebaran nikel laterit di daerah penelitian Soroako, Sulawesi Selatan dilakukan survei geofisika menggunakan metoda Electrical Resistivity Tomography (ERT) berupa data resistivitas yang dihubungkan dengan data bor. Kedua data menghasilkan gambaran profil nikel laterit secara vertikal dari atas ke bawah yaitu lapisan limonit (100 ohm.meter 700 ohm.meter), lapisan saprolit (0 400 ohm.meter) dan lapisan bedrock (300-700 ohm.meter). Lapisan Limonit memiliki ketebalan rata-rata 15 meter. Lapisan saprolit memiliki kedalaman rata-rata 12 meter sampai dengan 45 meter di bawah permukaan bumi dengan ketebalan rata-rata 33 meter. Lapisan bedrock Kedalaman rata-rata 45 meter di bawah permukaan bumi. Kata kunci : Electrical Resistivity Tomography (ERT), gradient array, data bor, nikel laterit I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Nikel merupakan salah satu barang tambang yang sangat berharga dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia karena memiliki manfaat yang begitu besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel, baterai nickel-metal hybride dan berbagai jenis barang lainnya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa daerah penghasil nikel antara lain Pomalaa (Sulawesi Tenggara), Sorowako (Sulawesi Selatan), Gebe (Halmahera), Tanjung Buli (Halmahera), dan Tapunopaka (Sulawesi Tenggara). Pada kenyataannya keberadaan nikel yang penyebarannya tidak merata dan suatu saat habis tergali. Oleh sebab itu, diperlukan eksplorasi sebelum melakukan penambangan nikel. Ekplorasi adalah proses penyelidikan untuk mengumpulkan data secara terperinci dan teliti tentang keberadaan sumberdaya alam pada suatu tempat. Sehingga dengan adanya tahap ini akan mengurangi jumlah modal, mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Salah satu contoh tahap eksplorasi untuk menentukan endapan nikel yaitu survei geofisika dengan metoda geolistrik. Cara kerja metoda geolistrik yaitu dengan menginjeksikan listrik ke dalam bumi dan melihat respon material bawah permukaan bumi yang berupa tahanan jenis batuan bawah permukaan bumi terhadap listrik karena setiap material di bumi ini memiliki reaksi terhadap listrik, sehingga material-material tersebut memiliki variasi nilai terhadap listrik atau tahanan jenis (resistivitas). Pada penelitian ini menggunakan konfigurasi gradient array. Konfigurasi ini digunakan karena memiliki resolusi vertikal yang sangat baik dan perhitungan akusisi yang cepat. Hal ini menyebabkan banyaknya jumlah data yang diperoleh dengan waktu yang singkat. Konfigurasi ini hanya dapat digunakan pada investigasi kedalaman yang dangkal. I.2 Ruang lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah menentukan tiap lapisan sebaran nikel laterit dengan menggunakan data resistivitas yang dihubungkan dengan data bor. Daerah penelitian berada di daerah bukit Hasan North, Soroako. I.3 Tujuan Penelitian 1. Menetukan lapisan sebaran nikel laterit secara vertikal dari data resistivitas yang dihubungkan dengan data bor. 2. Menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan pada lapisan profil nikel laterit. BAB III METODE PENELITIAN 1

Lokasi Penelitian ini dilakukan di daerah kuasa tambang PT. Vale Indonesia, Tbk, Soroako Sulawesi Selatan, tepatnya di daerah tambang Blok Barat (Bukit Hasan North). Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan data ERT adalah : 1. Terrameter LS 12 channel produksi ABEM 2. 4 kabel multi-channel 3. 2 konektor 4. 64 elektroda dan 64 jumper 5. Aki/battery 6. Palu 7. campuran garam, bentonik dan Air. III.3 Data Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data resistivitas untuk setiap lintasan yang meliputi nilai resistivitas semu. Data sekunder pada data bor pada daerah sepanjang lintasan pengukuran ERT yang meliputi : a. Lokasi dari titik bor (X,Y), kedalamannya (Z). b. Data geologi dari tiap log bor meliputi : lapisan limonit, saprolit dan bedrock. c. Data kandungan unsur kimia berupa persentasi nilai total material magnesium (Mg), aluminium (Al), besi (Fe), kromium (Cr), nikel (Ni), kobalt (Co), mangan (Mn) dan SiO 2 (Silika). III.4 Metode Penelitian III.4.1 Pengambilan Data Pengambilan data yang dilakukan di lapangan menggunakan konfigurasi Gradient Array. Dimana pada lokasi pengukuran, terdapat 4 buah bentangan kabel dengan tiap bentang kabel terdiri dari 16 elektroda dan jarak antar spasi elektroda adalah 7 meter. Pengukuran dimulai dengan mengalirkan arus listrik ke dalam bumi melalui elektroda arus dan mengukur respon beda potensial melalui elektroda potensial untuk mendapatkan hasil pengukuran resistivitas di lapangan. Selain itu, pengumpulan berbagai macam literatur yang berhubungan dengan kajian geologi daerah setempat seperti genesa pembentukan nikel laterit yang dapat memudahkan dalam menganalisis karakteristik dari tiap lapisan nikel laterit. III.4.2 Metode Pengolahan Data Hasil pengukuran resistivitas yang diperoleh di lapangan merupakan nilai resistivitas semu yang mengangap bahwa bumi tidak terdiri dari beberapa lapisan,sebagaimana yang dinyatakan dalam rumus berikut : ρ a = 2 π [( 1 1 r 1 r 2 ) ( 1 1 )] r 3 r 4 V i ρ a adalah resistivitas semu, V adalah beda potensial, i adalah arus dan r adalah elektroda. Karena yang diperoleh di lapangan adalah resistivitas semu, maka perlu dilakukan proses inversi. Proses inversi bertujuan untuk mengubah nilai resistivitas semu menjadi nilai resistivitas sebenarnya. Proses inversi akan dilakukan dengan menggunakan program komputer Res2Dinv dan menghasilkan penampang 2 dimensi. Penampang 2 dimensi kemudian dihubungkan dengan penampang bor (overlay) pada program komputer Surfer 10. III.4.3 Interpretasi Data Pada tahap selanjutnya, penampang 2 dimensi akan diinterpretasikan secara geofisika untuk melihat kedalaman dan ketebalan lapisan nikel laterit dengan berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi nilai resistivitas tersebut seperti, kandungan air, kondisi fisik material, kandungan clay, mineralogi batuan, dan sebagainya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Penampang Resistivitas Pada daerah penelitian terdapat empat lintasan pengukuran ERT, yaitu lintasan N3, lintasan N4, lintasan N5 dan lintasan N6. Lintasan pengukuran tersebut terletak di bagian barat timur daerah penelitian. Setiap lintasan memiliki panjang 441 meter dengan spasi antar elektroda 7 meter dan menggunakan Konfigurasi Gradient. IV. 1.1 Penampang Resistivitas Lintasan N6 Permukaan tanah Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Lintasan N6 2

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, terdapat tiga lapisan yaitu : IV.2 Penampang Resistivitas dan Penampang Bor 1. Lapisan pertama memiliki resistivitas 160-700 ohm.meter. 2. Lapisan kedua dengan nilai resistivitas 0-260 ohm.meter. 3. Lapisan ketiga dengan nilai resistivitas 300-700 ohm.meter. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa lintasan N6 memiliki penampang resistivitas mengikuti topografi daerah (heterogen). Oleh karena itu, lintasan N6 diberikan beberapa contoh garis bantu untuk menentukan kedalaman dan ketebalan tiap lapisan tersebut. Pada lapisan pertama terdapat enam garis bantu yaitu N61, N62, N63, N64, N65 dan N66. Lapisan pertama tidak dapat ditentukan kedalamannya karena lapisan pertama berpatokan dari permukaan tanah (0 meter), sehingga yang ada hanya ketebalan lapisan. Garis bantu N61 memiliki ketebalan 25 meter, garis bantu N62 memiliki ketebalan 15 meter, garis bantu N63 memiliki ketebalan 16 meter, garis bantu N64 memilki ketebalan 10 meter, garis bantu N65 memiliki ketebalan 7 meter dan garis bantu N66 memiliki ketebalan 4 meter di bawah permukaan bumi. Dari keenam garis bantu di peroleh ketebalan rata-rata untuk lapisan pertama yaitu 13 meter. Pada lapisan kedua terdapat tiga garis bantu yaitu N63, N64 dan N65. Garis bantu N63 memiliki kedalaman dari 16 meter sampai dengan 26 meter di bawah permukaan bumi dengan ketebalan lapisan 10 meter. Garis bantu N64 memiliki kedalaman dari 10 meter sampai dengan 41 meter di bawah permukaan bumi dengan ketebalan lapisan 31 meter. Garis bantu N65 memilki kedalaman dari 7 meter sampai dengan 36 meter dengan ketebalan lapisan 29 meter. Dari ketiga garis bantu di peroleh kedalaman rata-rata untuk lapisan kedua yaitu 11 meter sampai dengan 34 meter di bawah permukaan bumi dengan ketebalan rata-rata 23 meter. Pada lapisan ketiga tidak dapat ditentukan ketebalannya karena mempunyai batas bawah lapisan tak terhingga, sehingga yang ada hanya kedalaman lapisan. Pada lapisan ketiga terdapat tiga garis bantu yaitu N63, N64 dan N65. Garis bantu N63 memiliki kedalaman 26 meter di bawah permukaan bumi. Garis bantu N64 memilki kedalaman 41 meter. Garis bantu N65 memiliki kedalaman 36 meter di bawah permukaan bumi. Dari ketiga garis bantu di peroleh kedalaman ratarata untuk lapisan ketiga yaitu 34 meter di bawah permukaan bumi. Gambar 4.2 Penampang Resistivitas dan Penampang Bor Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, hasil hubungan antara penampang resistivitas dan penampang bor, yaitu : 1. Pada penampang resistivitas lintasan N6 terdapat 8 penampang bor. Pada penampang bor terdapat tiga lapisan dari atas ke bawah, yaitu lapisan limonit (kuning), lapisan saprolit (hijau) dan lapisan bedrock (biru). Lapisan limonit berada pada lapisan pertama, contohnya pada penampang bor C192716. Lapisan saprolit berada pada lapisan pertama, contohnya pada penampang bor C192715. Selain itu ada juga lapisan saprolit berada pada lapisan kedua, contohnya pada penampang bor C192719. Lapisan bedrock berada pada lapisan kedua, contohnya pada penampang bor C192717. Selain itu ada juga lapisan bedrock pada lapisan ketiga, contohnya pada penampang bor C192718. Berdasarkan lampiran 1 mengenai geologi profil nikel laterit di West Block, pada lapisan limonit terdapat boulder yang mengakibatkan pembacaan resistivitas tinggi ( >400 ohm.meter). Hal ini sesuai dengan yang ditunjukan pada lapisan pertama tiap lintasan yang memiliki resistivitas yang tinggi. Selain itu juga, terdapat lapisan yellow limonite yang memiliki resistivitas rendah (50-200 ohm.meter) karena lapisan yellow limonite adalah lapisan dengan struktur yang halus dan mengalami penurunan kadar unsur besi. Penentuan tiap lapisan pada data bor dihitung berdasarkan kadar nikel dan besinya. Pada lapisan limonit memiliki kadar nikel dari 1,0% sampai dengan 1,4% dan kadar besinya dari 40% sampai dengan 50%. Lapisan saprolit memiliki kadar nikel dari 1,4% sampai dengan 1,8% dan kadar besinya dari 30% sampai dengan 40%. Lapisan bedrock memiliki kadar nikel lebih besar dari 1,8% dan kadar besi lebih kecil dari 30%. Batuan keras yang diduga oleh para pengebor dilapangan adalah bedrock, dan setelah dilakukan analisis kimia lebih lanjut, maka batuan keras tersebut memiliki persentase kadar nikel dan besi sesuai untuk lapisan saprolit. Para pengebor akan 3

menghentikan pengeboran ketika telah mencapai batuan keras dengan ketebalan lebih besar dari 3 meter, karena diduga batuan keras itu adalah bedrock, tetapi pada kenyataannya bedrock yang diduga pengebor adalah boulder yang terdapat di lapisan limonit (berdasarkan lampiran 1).Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lapisan pertama adalah lapisan limonit, lapisan kedua adalah saprolit dan lapisan ketiga adalah bedrock, seperti yang terlihat pada Gambar 4.3. Dahlin T., and B. Zhou. 2006. Multiple-gradient array measurements for multichannel 2D resistivity imaging. Near Surface Geophysics. European Association of Geoscientists & Engineers (EAGE). Haerunisa, A. 2013. Penentuan Profil Nikel Laterit Dengan Menggunakan Metode ERT dan Data Analisis Unsur Kimia. Universitas Hasanuddin:Makassar. Lilik,H., dan Idam,A., 1990. Geolistrik Tahanan Jenis. Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika-FMIPA ITB:Bandung. Gambar 4.3 Penampang Resistivitas V.1 Kesimpulan V PENUTUP 1. Berdasarkan keempat penampang resistivitas, terdapat 3 lapisan profil nikel laterit secara vertikal yaitu lapisan limonit (atas) dengan nilai resistivitas 100 ohm.meter 700 ohm.meter, lapisan saprolit (tengah) dengan nilai resistivitas 0 400 ohm.meter dan lapisan bedrock (bawah) dengan nilai resistivitas 300-700 ohm.meter. 2. Ketebalan rata-rata untuk lapisan limonit berdasarkan keempat lintasan yaitu 15 meter. Kedalaman rata-rata untuk lapisan saprolit berdasarkan keempat lintasan yaitu 12 meter sampai dengan 45 meter di bawah permukaan bumi dengan ketebalan rata-rata 33 meter. Kedalaman rata-rata untuk lapisan bedrock berdasarkan keempat lintasan yaitu 45 meter di bawah permukaan bumi. V.2 Saran 1. Data resistivitas dan data bor tidak dapat secara pasti menentukan sebaran nikel laterit diperlukan beberapa data penunjang lainnya seperti stratigrafi daerah penelitian, data water table dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, W. 2009. Fundamentals of Chemistry, Mineralogy, Weathering Processes, Formation, and Exploration. Vale Inco_VITSL. Mabrura, Z. 2008. Studi Resistivitas Dan Gravitasi Untuk Investigasi Akuifer Air Bawah Tanah Di Kampus UI Depok.Universitas Indonesia: Depok. Nowroozi, A.A., Horrocks, S.B., and Henderson P., 1999. Saltwater intrusion into the freshwater aquifer in the eastern shore of Virginia A reconnaissance electrical resistivity survey: Journal of Applied Geophysics, v.42, p. 1 22. Primanda, A. 2008. Sebaran Potensi Deposit Nikel Laterit di Soroako. Universitas Indonesia: Depok. Roswita. 2013. Survei Geolistrik Metode Resistivitas Untuk Interpretasi Kedalaman Lapisan Bedrock Di Pulau Pakal Halmahera. Universitas Hasanuddin : Makassar. Sompotan,A. 2012. Struktur Geologi Sulawesi. Institut Teknologi Bandung: Bandung. Sufriadin. 2013. Mineralogi, Geokimia dan Perilaku Leaching Pada Endapan Laterit Nikel Soroako, Sulawesi Selatan. Program Pascasarjana Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Suprianto, A. 2000. Penentuan Distribusi Resistivitas Pasir dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner- Schumberge. Laporan penelitian Mandiri. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember. 4

Susanto, E. 2006. Karakteristik Struktur Tanah Daerah Rawan Bencana Longsor di Desa Kemuniglor Berdasarkan Sifat Kelistrikan Lapisan Bawah Permukaan. Universita Jember: Jember. Sutisna T., Sunuhadi N.D., Pujobroto A., dan Herman Z.D., 2006. Perencanaan Eksplorasi Cebakan Nikel Laterit Di Daerah Wayamli, Teluk Buli, Halmahera Timur. Makalah Ilmiah, Buletin Sumber Daya Geologi : Bandung. Telford W.M., Geldart L.P., and Sheriff R.E., 1990. Applied Geophysicst. Cambridge University Press: New York. Wuryantoro. 2007. Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Menentukan Letak dan Kedalaman Aquifer Air Tanah. Universitas Negeri Semarang: Semarang. 5

Lampiran 1 Geologi profil nikel laterit dan resistivitas di daerah West Block