LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKPP-2012

dokumen-dokumen yang mirip
Tc-DIETIL KARBAMAZIN SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSTIK LIMFATIK FILARIASIS: EVALUASI NON-KLINIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang disebabkan oleh berjangkitnya penyakit-penyakit tropis. Salah satu

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian

B. KOMPONEN LAPORAN AKHIR Sesuai dengan dokumen Panduan Insentif PKPP 2012, Laporan akhir PKPP 2012 terdiri dari beberapa komponen yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. menular (emerging infection diseases) dengan munculnya kembali penyakit menular

KERANGKA UMUM WORKSHOP EVALUASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Filariasis atau yang dikenal juga dengan sebutan elephantiasis atau yang

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah

Laporan Sosialisasi dan Pelatihan Tahap 1

Prevalensi pre_treatment

PENGGUNAAN RADIOFARMAKA UNTUK DIAGNOSA DAN TERAPI DI INDONESIA DAN ASAS KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

EXECUTIVE SUMMARY Rancang Bangun Sistem Redaman Akustik Dan Getaran Struktur Plat Dek Untuk Kenyamanan Penumpang Kapal PKPP 26 (F.1.

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

PENGARUH PEMBERIAN AMLODIPIN PADA POLA BIODISTRIBUSI 99m Tc-MIBI SEBAGAI SEDIAAN SIDIK PERFUSI JANTUNG (UJI NON KLINIS PADA HEWAN PERCOBAAN)

EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

LAPORAN HASIL PENELITIAN INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

5. Diagnosis dengan Radioisotop

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA. Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat Dari Minyak Sawit

kanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan

FORM D. Evaluasi Hasil Kegiatan. A Uraian Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 2013 jumlah kasus baru filariasis ditemukan sebanyak 24 kasus,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 345/MENKES/SK/V/2006 TENTANG NATIONAL TASK FORCE ELIMINASI FILARIASIS

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB.

GAMBARAN PEMBERIAN OBAT MASAL PENCEGAHAN KAKI GAJAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WELAMOSA KECAMATAN WEWARIA KABUPATEN ENDE TAHUN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

X.156 PENGEMBANGAN MODEL NERACA AIR LAHAN KERING BERIKLIM KERING UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN

JUDUL LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

I. PENDAHULUAN. Luka bakar derajat II (partial thickness) merupakan kerusakan pada kulit yang

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PKPP RISTEK TA. 2012

MDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

LAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

BAB 1 RANGKUMAN Judul Penelitian yang Diusulkan Penelitian yang akan diusulkan ini berjudul Model Penyebaran Penyakit Kaki Gajah.

RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

UJI TOKSISITAS AKUT RADIOFARMAKA 99m Tc- CTMP PADA MENCIT (Mus musculus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1: ILMU KEFARMASIAN

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PREVALENSI MIKROFILARIA ANTARA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK DENGAN BRUGIA RAPID SKRIPSI

PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kaki gajah atau dalam bahasa medis. disebut filariasis limfatik atau elephantiasis adalah

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR

2017, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,

PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT FILARIASIS DI KABUPATEN BEKASI, PROVINSI JAWA BARAT PERIODE

UJI TOKSISITAS AKUT (LD50)

BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB 4 HASIL PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONESIA

ABSTRAK. Pembimbing I : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.,m. Kes

BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA. Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat Dari Minyak Sawit

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR OF THE PEOPLE AT NANJUNG VILLAGE RW 1 MARGAASIH DISTRICT BANDUNG REGENCY WEST JAVA ABOUT FILARIASIS

IMPLEMENTASI SISTEM JARINGAN WIRELESS SURVEILLANCE UNTUK PEMANTAUAN DAERAH WISATA NASIONAL PULAU KOMODO

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Akhir-akhir ini penggunaan obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP II PROGRAM INSENTIF PKPP KAJIAN PENGELOLAAN HARA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERBASIS EFISIENSI PEMUPUKAN

Transkripsi:

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKPP-2012 Judul Penelitian : 99m Tc-Dietilkarbamazin Sebagai Sediaan Diagnostik Limfatik Filariasis: Evaluasi Non-Klinis Fokus Bidang penelitian: Nasional Strategis Bidang Teknologi Kesehatan dan Obat Lokus (MP3EI) : KORIDOR NON EKONOMI Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian Lembaga Pelaksana Penelitian Nama Koordinator Drs. Djatmiko, M.Sc. Peneliti Utama Prof. Dr. Aang Hanafiah Ws. Nama Lembaga/Institusi PTNBR Unit Organisasi BATAN Alamat Jl.Tamansari 71 Bandung 40132 Telepon/Faksimile/e-mail hanafiah@batan.go.id Jangka Waktu Kegiatan : 8 bulan Biaya : Rp. 0.000.000,00 Kegiatan (baru/lanjutan): Lanjutan Bandung, 10 September 2012, Peneliti Utama Koordinator /Kepala Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-BATAN Prof.Dr. Aang Hanafiah Ws. NIP. 19480726 197602 1 001 Drs. Djatmiko, M.Sc. NIP. 19570205 198210 1 001 Menyetujui : Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan NIP. 19621106 198611 1 001 i

DAFTAR ISI halaman LEMBAR PENGESAHAN. i DAFTAR ISI ii EXECUTIVE SUMMARY.. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Pokok Permasalahan 3 C. Maksud dan Tujuan Kegiatan.. 3 D. Metodologi Pelaksanaan.. 4 D.1. Lokus Kegiatan.. 4 D.2. Fokus Kegiatan.. 4 D.3. Ruang Lingkup... 4 D.4. Bentuk Kegiatan. 4 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan. 6 A.1. Perkembangan Kegiatan.. 6 A.2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan 7 B. Pengelolaan Administrasi Manajerial. 7 B.1. Perencanaan Anggaran 7 B.2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran 8 B.3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset. 8 B.4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial.. 8 BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Pencapaian Target Kinerja 9 A.1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian.. 9 A.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian. 10 A.3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian... 10 B. Potensi Pengembangan ke Depan. 21 B.1. Kerangka Pengembangan ke Depan. 21 B.2. Strategi Pengembangan ke Depan. 21 ii

BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan Program... A.1. Kerangka Sinergi Koordinasi... A.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi A.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi. B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa.. B.1. Kerangka dan Sinergi Pemanfaatan.. B.2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan. B.3. Perkembangan Pemanfaatan.. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan A.1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran... A.2. Metode Pencapaian Target Kinerja A.3. Potensi Pengembangan ke Depan. A.4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan Program A.5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa... B. Saran B.1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan. B.2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek. DAFTAR PUSTAKA... LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL dan HASIL PENGELOLAANNYA.. LAMPIRAN... 26 26 27 35 iii

EXECUTIVE SUMMARY Penyakit yang disebut Lymphatic Filariasis atau elephantiasis, atau yang lebih dikenal dengan penyakit kaki gajah telah menginfeksi lebih dari 120 juta orang di 80 negara, termasuk Indonesia, dan lebih dari 40 juta dari mereka mengalami ketidak mampuan bekerja (disability) di samping gangguan nilai estetika. Karena jumlah penderita filariasis cukup signifikan dengan memberikan dampak menahun yang sangat mengganggu, maka penyakit ini mendapat perhatian dan penanganan serius dari Kementerian Kesehatan RI, khususnya Bidang Pelayanan dan Penanganan Penyakit Menular. Tidak hanya skala nasional, WHO-pun telah mencanangkan The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020. Permasalahan yang dihadapi oleh hampir semua pihak dalam memberantas penyakit infeksi filariasis adalah terlambatnya penyakit ini terdiagnosis atau terdeteksi lebih awal. Masyarakat tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi penyakit ini. Metode deteksi dini yang spesifik dan akurat sangat dibutuhkan. Senyawa bertanda 99m Tc-Dietilkarbamazin-citrat telah berhasil dibuat dan telah dilaporkan dalam Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) 2011 dengan memberikan karakteristik fisikokimia yang cukup baik. Namun demikian, seperti halnya pengembangan obat baru (drug discovery/drug development), berbagai persyaratan farmasetik dan keamanan bagi pengguna menjadi barometer keberhasilan penelitian ini. Karena itu, tujuan kegiatan penelitian yang dilakukan dalam insentif PKPP 2012 ini lebih difokuskan pada perolehan data in-vitro dan in vivo 99m Tc- Dietilkarbamazin ( 99m Tc-DEC), terutama dari aspek non klinis untuk meyakinkan keberterimaan dan kepercayaan para pengguna. Aspek fisiko-kimia seperti stabilitas, tingkat kemurnian, dan syarat farmasetik lainnya, serta kajian farmakologis, seperti uji farmakokinetika, toksikologi, sterilitas, a-pirogenitas, kesesuaian dosis diagnostik dan rute pemberian, adalah parameter penting yang dikaji. Beberapa metode uji, terutama yang terkait dengan aspek farmakologis, diselaraskan dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan farmakope. Di samping itu, telah dilakukan pula proses pencitraan (imaging) dengan kamera gamma, baik pada hewan uji maupun pada penderita volunteer. iv

Dari pengamatan uji stabilitas, sediaan yang disimpan selama 7 bulan dalam bentuk kit kering, masih menunjukkan efisiensi penandaan dan tingkat kemurnian di atas 90%, dan tetap stabil secara fisiko-kimia maupun biologis. Namun demikian, sediaan 99m Tc-DEC harus digunakan segera setelah disiapkan, dan disarankan untuk tidak disimpan lebih dari 2 jam setelah direkonstitusi dengan larutan perteknetat. Pengaruh peningkatan volume larutan 99m Tc-perteknetat yang ditambahkan pada saat rekonstitusi, walaupun sedikit menurunkan efisiensi penandaan, namun masih dalam batas yang diizinkan (>90%). Walaupun demikian, untuk kenyamanan pasien, volume yang diberikan sebaiknya diupayakan sesedikit mungkin. Data uji toksisitas, juga menunjukkan sediaan 99m Tc-DEC aman digunakan. Hasil uji biodistribusi pada tikus putih percobaan galur Wistar, menunjukkan bahwa akumulasi sediaan terbesar ditemukan dalam sistem limfatik, terutama pada kelenjar popliteal, lumbar dan mesentrik. Dari kurva kinetika diperoleh nilai waktu paruh (T ½ ) biologis masing-masing sebesar ±40 menit baik pada tikus normal maupun pada tikus terinfeksi pasca pemberian intra-dermal, dan sebesar 29,7 menit apabila diberikan secara intra-vena. Pencitraan dengan kamera gamma pasca penyuntikan melalui rute intra-dermal dan intra-vena pada volunteer penderita filariasis (studi preklinis), menunjukkan gambaran positif bahwa sediaan 99m Tc-DEC terakumulasi pada target organ. Namun demikian, mengingat kelemahan pada pemberian intra-dermal yang memberikan rasa sakit dan tidak mudah dalam membedakan sumbatan filaria dan sumbatan fisik lainnya seperti pada teknik limfoskintigrafi, maka rute penyuntikan intra-vena menjadi pilihan. Hasil inovasi sederhana ini, diharapkan dapat menjadi sumbangan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya untuk mendeteksi keberadaan penyakit filariasis dan dunia kesehatan di Indonesia, serta berharap dapat membantu mempercepat capaian roadmap perkembangan kit diagnostik pengendalian penyakit menular (ARN 2005-20), serta program WHO The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by the Year 2020. Penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu atas jalinan kerjasama yang baik antara team peneliti, Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, serta para dokter dan staf terkait di Bagian Kedokteran Nuklir Rumahsakit Hasan Sadikin Bandung. v