BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Bidang Usaha



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Profil Organisasi

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia, orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

SAKIP DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

I. PENDAHULUAN. unsur manusia yang ada di dalamnya. Pemeliharaan pegawai yang dilakukan oleh

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. disiplin kerja yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengembangan organisasi tersebut antara lain, finansial,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DI JALAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

I. PENDAHULUAN. 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan. strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan.

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

RENSTRA VISI dan MISI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui penyelenggaran komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, pesaing dan lain sebagainya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 T E N T A N G PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada mutu. dalam Nasrudin, 2010:67). Rivai (2010:34-35) menyebutkan, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DI KALIMANTAN BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

I. PENDAHULUAN. kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia/ pegawai yang berdisiplin tinggi, berkemampuan, berdaya

Moeheriono, Pengukuran Kinerja (Berbasis Kompetensi), RajaGrafindoPersada, Jakarta, Oktober, 2012, Hal.95


BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber daya penentu tercapainya visi dan misi organisasi. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

SAKIP DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat kompetisi bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah asset suatu organisasi karena tanpa adanya sumber daya manusia maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mahal dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia di era globalisasi saat ini menjadi promotor utama

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG KELAS JALAN DAN PENGAMANAN PERLENGKAPAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Objek Penelitian Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) provinsi Jawa Tengah merupakan kantor pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 44 Tahun 28 Pasal 2 tentang Pembentukan UPP maka ditetapkan bahwa Unit Pelayanan Perhubungan Wilayah Kebumen merupakan salah satu dari sepuluh Unit Pelayanan Perhubungan di Provinsi Jawa Tengah. UPP Wilayah Kebumen ini merupakan bagian dari Dinhubkominfo Jawa Tengah yang membantu fungsi Dinhubkominfo di Wilayah Kebumen... Bidang Usaha UPP Wilayah Kebumen menjalankan kegiatan pokok dan fungsi Dinhubkominfo Jawa Tengah dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. UPP Wilayah Kebumen memiliki tiga unit kerja yaitu pada wilayah Kabupaten Purworejo, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen itu sendiri. Unit Kerja terletak di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo dan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Keduanya berbentuk Jembatan Timbang. Jembatan Timbang merupakan fungsi dari bagian Pengawasan dan Operasional (Wasops) UPP Wilayah Kebumen. Berikut Kegiatan yang ada pada Jembatan Timbang. Pengawasan pada angkutan barang 2. Memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan muatan 3. Pengawasan dimensi muatan 4. Memeriksa kelengkapan fisik kendaraan muatan 5. Membantu fungsi dan tugas pokok UPP Wilayah Kebumen Sedangkan Unit Kerja yang berada di Kabupaten Kebumen berbentuk

UPP Wilayah Kebumen yang merupakan pusat dari segala pengurusan kepentingan bidang perhubungan dari wilayah Purworejo, Cilacap dan Kebumen itu sendiri. Berikut Kegiatan yang dilakukan oleh UPP Wilayah Kebumen. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan penunjang bidang perhubungan seperti Penerbitan Kartu Pengawas dan Kartu Jam Perjalanan, Ijin Insidentil, dan Trayek 2. Monitoring dan pelaporan kegiatan Pelayanan Penunjang 3. Monitoring kelayakan rambu-rambu lalu lintas pada Wilayah Kebumen 4. Pengawasan pada setiap unit kerja 5. Mengatur administrasi para pegawai UPP Wilayah Kebumen serta kantor...2 Visi dan Misi A. Visi Terwujudnya pelayanan dan pengembangan Perhubungan, Komunikasi, Publikasi, Informasi dan Telematika yang efektif, efisien di Provinsi Jawa Tengah. B. Misi a. Meningkatkan aksesibilitas, kapasitas, kualitas dalam penyelenggaraan jasa perhubungan b. Menciptakan sistem pelayanan perhubungan yang aman, nyaman dan selamat c. Meningkatkan peran transportasi dalam mempercepat laju pertumbuhan Jawa Tengah dengan sarana, prasarana dan jaringan transportasi yang handal, optimal dan terintegrasi d. Mewujudkan jasa transpotasi yang kompetitif dan berkelanjutan e. Meningkatkan kapasitas layanan komunikasi, informasi serta kerja sama kemitraan untuk mewujudkan masyarakat berbasis informasi f. Mendorong pemanfaatan telematika dalam rangka peningkatan layanan publik. 2

..3 Lambang Dinas Perhubungan Gambar. Lambang Dinas Perhubungan Sumber : http://www.sumselprov.go.id (diakses 5 April 23) Makna Lambang (Lampiran )..4 Struktur Organisasi dan Job Description UPP Wilayah Kebumen Struktur Organisasi dan Job Description UPP Wilayah Kebumen (Lampiran 2).2 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu modal penting bagi organisasi karena pada dasarnya manusia memiliki kemampuan untuk berkembang. Menurut Thomas Stewart dalam Talukdar (28:), Intellectual Capital dibagi menjadi tiga yaitu human capital (modal manusia), Structural capital (modal struktural), dan Relational capital (modal suplier dan pelanggan). Dalam era globalisasi ini, tidak dipungkiri bahwa suatu organisasi baik dalam 3

skala besar maupun kecil menginginkan perkembangan pesat dan memiliki performa yang tinggi untuk mencapai tujuan utama. Oleh karena itu, keberadaan unsur sumber daya manusia yang mampu berkompetisi menjadi suatu hal yang utama. Menurut Hasibuan (22:93) Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat. Kedisiplinan pegawai merupakan salah satu kunci pokok manajemen sumber daya manusia dalam pencapaian target suatu organisasi. Menurut Hasibuan (22:2) Pegawai harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin pegawai sangat penting karena hanya dengan kedisiplinan memungkinkan perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 27:67) Dengan Kinerja yang baik yang dihasilkan dari para pegawai, maka suatu organisasi dapat dengan mudah berkembang sesuai dengan sasaran organisasi. Pegawai yang mampu mengerjakan beban kerja dengan menghasilkan realisasi kerja yang lebih tinggi maka pegawai tersebut memiliki kinerja yang tinggi. Sebagai bagian dari lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang perhubungan, komunikasi dan informatika, Unit Pelayanan Perhubungan Wilayah Kebumen memiliki standar, peraturan, kebijakan serta prosedur kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai. Seluruh pegawai UPP Wilayah Kebumen adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mana prosedur, peraturan, tujuan, serta visi dan misi kerja dibentuk oleh pemerintah negara. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2, PNS sebagai tulang punggung dalam penyelenggaraan roda pemerintahan dan pembangunan sehingga diharuskan menjadi contoh dan teladan masyarakat. Salah 4

satunya adalah kedisiplinan dalam bekerja serta mematuhi peraturan. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sumirat selaku kepala Seksi Pelayanan pada tanggal 2 April 23, disiplin pegawai tidak hanya mempengaruhi keberhasilan pencapaian target semata, akan tetapi juga mempengaruhi keberlangsungan tugas pokok serta fungsi UPP Wilayah Kebumen. Kedisiplinan terhadap waktu kerja, pemakaian atribut secara lengkap serta kelengkapan administrasi pegawai merupakan beberapa contoh dari pencerminan disiplin pegawai UPP Wilayah Kebumen. Untuk pengawasan disiplin pada UPP Wilayah Kebumen mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah UPP Wilayah Kebumen memuliki dua kantor jembatan timbang yang terbagi dalam dua wilayah yaitu di Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, dan Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo. Karena letaknya terpisah dari kantor UPP Wilayah Kebumen, menyebabkan pengawasan yang tidak intensif dari kantor UPP Wilayah kebumen. Sehingga, memungkinkan adanya pegawai yang tidak disiplin terhadap jam kerja sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja dari pegawai negeri sipil pada UPP Wilayah Kebumen. Berikut adalah tabel prosentase kehadiran UPP Wilayah Kebumen tahun 22 : TABEL. PROSENTASE KEHADIRAN PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA TENGAH (UPP WILAYAH KEBUMEN) TAHUN 2-22 N O 2 3 4 5 6 7 8 BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL M E I J U N I J U L I AGUSTUS KEHADIRA N 2 92,26 95,23 93,7 94,65 93,8 95,43 93,8 94,6 KEHADIRA N ( % ) 2 92,83 94,38 95,63 92,32 94,42 92,27 93,8 96,63 KEHADIRA N ( % ) 22 94,27 93,8 93,6 95,3 94,73 93,72 93,53 98,55 5

9 SEPTEMBE R OKTOBER NOPEMBER 2 DESEMBER RATA-RATA 98,7 93,42 94,6 93,3 94,33 96,5 93,2 93,7 94,26 94,8 92,84 94,23 93,36 94,23 94,29 Sumber: Data Kepegawaian Kantor UPP Wilayah Kebumen Berdasarkan Tabel. dapat disimpulkan bahwa kehadiran pegawai UPP Wilayah Kebumen dari tahun 2-22 maka dikategorikan sangat baik menurut prosentase penilaian kehadiran pegawai negeri sipil. Sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor Tahun 22 tentang Pengendalian Muatan Angkutan Barang di Jalan bahwa setiap kelebihan muatan mobil barang dapat diberikan ijin toleransi kelebihan muatan setingginya 25% dari jumlah berat yang diijinkan (JBI) yang ditetapkan dalam Buku Uji berkala dengan dikenakan sanksi denda, pendapatan pada kedua jembatan timbang dengan hasil sebagai berikut : TABEL.2 Pendapatan Sanksi Denda Pengendalian Muatan Angkutan Barang pada Jembatan Timbang Butuh, Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo dan Jembatan Timbang Wanareja, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap Tahun 2-22 N o Bulan Januari Realisasi JT Butuh 89,5 2 Realisasi JT Wanareja 9,9 Realisasi JT Butuh 2 Realisasi JT Wanareja Realisasi JT Butuh 22 Realisasi JT Wanareja 2 Februari 7,93 88,24 72.5 8.95 3 Maret 79,29 95,25 9.52 6.57 4 April 86,52 99,4 5.42 7.66 5 Mei 2,58 5,74.22 5.4 6 Juni 7,85 2,28 4.8 2.84 7 Juli 8,97 3,8 7.76 5.7 8 Agustus 7,85 2,26 9.4 9.86 6

9 September 4,79 48, 7.89 8.47 Oktober 2,6,8 88.52 8.56 November 8,2 6,27 9.54 8.39 Desember 28,89 24,86 73.66 75.55 2 Rata-rata 99,33 2,8 97.3. Sumber : Data Primer Seksi Wasops Berdasarkan tabel..2 realisasi Jembatan Timbang Butuh dan Jembatan Timbang Wanareja pada tahun 2 kosong dikarenakan pada tahun 2 diadakan revisi terhadap Perda Tahun 22, sehingga seluruh Jembatan Timbang di Jawa Tengah mengoperasikan Jembatan Timbang dengan menggunakan sistem uji petik. Pada sistem uji petik ini pegawai mengenakan tilang/cpppl dan dikirim ke Pengadilan Negeri terhadap pelanggar muat angkutan. Kemudian Perda No Tahun 22 diberlakukan mulai Februari 22. Dapat disimpulkan bahwa pencapaian target tahun 22 dari Jembatan Timbang Butuh dan Jembatan Timbang Wanareja mengalami penurunan dibandingkan tahun 2. N o BULAN Januari 2 Februari 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 Septembe r Oktober Novembe r Desembe 2 r JUMLAH TABEL.3 REALISASI PENERBITAN KP/KJP UPP WILAYAH KEBUMEN TAHUN 2-22 Tahun 2 BUS BUS SEDAN KECIL G 5 7 33 4 24 5 36 7 7 5 6 2 28 4 29 5 7 4 62 32 239 Tahun 2 BUS BUS SEDAN KECIL G 2 24 3 24 4 5 8 25 2 8 6 25 4 7 24 7 3 7 6 63 3 68 7 37 23 249 Tahun 22 BUS BUS SEDAN KECIL G 6 5 3 6 3 22 3 2 4 2 7 24 2 3 25 4 28 2 59 9 35 3 3 2 236 7

Sumber : Data Primer UPP Wilayah Kebumen Kartu Perjalanan (KP)/Kartu Jam Perjalanan (KJP) berlaku untuk satu tahun perjalanan bus. UPP Wilayah Kebumen khususnya bagian pelayanan dapat menyelesaikan pembuatan KP/KJP selama empat hari dengan maksimal tujuh hari penyelesaian pembuatan. Pada tabel.3 penerbitan KP/KJP tertinggi dicapai pada tahun 2. Pada tahun 22 terjadi penurunan realisasi KP/KJP dibandingkan tahun 2. TABEL.4 REALISASI PENERBITAN IJIN INSIDENTIL UPP WILAYAH KEBUMEN TAHUN 2-22 N BULAN o Januari 2 Februari 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 Septembe r Oktober Novembe r Desembe 2 r JUMLAH Tahun 2 BB BS BK 9 8 9 8 9 7 2 22 34 8 24 33 2 33 46 8 4 6 4 8 24 55 53 269 8 34 6 335 24 537 Tahun 2 BB BS BK 2 22 6 26 5 36 4 9 5 8 8 29 5 4 2 26 8 7 43 32 2 5 6 2 57 2 56 8 57 Sumber : Data Primer UPP Wilayah Kebumen Tahun 22 BB BS BK 4 9 4 2 4 23 2 2 3 6 24 6 23 24 48 46 4 6 8 26 8 4 5 4 6 2 53 22 434 Keterangan : BB : Bus Besar BS : Bus Sedang BK: Bus Kecil Ijin Insidentil berlaku untuk satu kali perjalanan di luar trayek bus. Pegawai UPP Wilayah Kebumen khususnya bagian Pelayanan dapat menyelesaikan pembuatan surat Ijin Insidentil untuk perjalanan selama kurang dari satu hari dengan maksimal dua hari penyelesaian. Pada tabel.4 penerbitan Ijin Insidentil tertinggi dicapai pada tahun 2. Sedangkan pada tahun 2 terjadi penurunan 8

penerbitan Ijin Insidentil. Penurunan penerbitan Ijin Insidentil juga dialami pada tahun 22, akan tetapi pada penerbitan Ijin Insidentil untuk bus besar mengalami peningkatan sebesar 32 Ijin Insidentil dibandingkan tahun 2. Penurunan jumlah penerbitan Ijin Insidentil dikarenakan jumlah bus yang melakukan pengurusan Ijin Insidentil semakin berkurang. Dalam penelitian terdahulu Rosita yang berjudul Hubungan Disiplin Kerja dengan kinerja Karyawan pada restoran Ichi Bento Jalan Dr. Setiabudhi Bandung menyatakan bahwa disiplin kerja mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap kinerja karyawan pada Restoran Ichi Bento sebesar 5%. Sedangkan menurut Maharani dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali menyatakan bahwa Disiplin Kerja terbukti mempunyai korelasi yang sangat kuat dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, dengan pengaruh sebesar 8%. Dengan melihat beberapa fenomena dan hasil penelitian di atas maka, penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Penerapan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen..3 Perumusan Masalah Mendasari uraian pada latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:. Seberapa Besarkah disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen? 2. Seberapa Besarkah kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen? 3. Seberapa Besarkah pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen?.4 Tujuan Penelitian 9

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengetahui disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen. b. Mengetahui kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen. c. Mengetahui besarnya pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen..5 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: a. Aspek Teoritis Penelitian ini dapat bermanfaat untuk penambahan wawasan maupun bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam bidang yang sama. b. Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Wilayah Kebumen maupun kantor atau lembaga pemerintahan manapun untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil melalui disiplin kerja..6 Sistematika Penelitian Secara struktur, penulisan skripsi ini mengikuti kaidah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab I berisi mengenai tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, penelitian, kegunaan penelitian dan sitematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II berisi teori-teori yang mendukung penelitian dan kerangka teori. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III berisi mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan

reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV berisi hasil dan pembahasan mengenai karakteristik responden dilihat dari berbagai aspek, membahas dan menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi UPP Wilayah Kebumen dan saran bagi penelitian selanjutnya.