Integrated Faculty Club

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA ACARA AANWIJZING SAYEMBARA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN UI INTEGRATED FACULTY CLUB

BERITA ACARA AANWIJZING SAYEMBARA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT HOUSING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Sustainable Green Campus

Inilah Perubahan Arus Lalu Lintas di Kampus B

PERUBAHAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) KAMPUS IPB DARMAGA TAHUN 2004

Oleh: Tarsoen Waryono **) Pendahuluan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

PERENCANAAN BLOK PLAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... I DAFTAR TABEL... VII DAFTAR GAMBAR... IX BAB 1 PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I - 1

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

harto

Redesain Kampus Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Ta 115 DAFTAR ISI

Universitas Sumatera Utara

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

(RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

KECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR

LATAR BELAKANG KEPPRES 318 TAHUN 1962 YAYASAN GELORA BUNG KARNO KEPPRES 4 TAHUN 1984 BEBERAPA DIUBAH TERAKHIR KEPPRES 94 TAHUN 2004

Edisi 06 / Oktober 2012 Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KAWASAN NIAGA TERPADU SUDIRMAN

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 36/Menhut-II/2010 TENTANG

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Megapolitan Kembangkan Kawasan Bisnis di Cinere, Sentul dan Karawaci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEDOMAN DAN STÁNDAR TEKNIS UNTUK PELAYANAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di bagian selatan

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

KAMPUS ITB JATINANGOR Ruang Multimedia, 17 Desember 2015

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

Arahan Pengembangan RTH Berdasarkan Fungsi Ekologis di Kota Blitar

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM KERJA

STANDAR ISI PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 138/P/SK/HT/2011

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB 1 PENDAHULUAN. sebanyak 8,2 juta hektar untuk mengatasi kekurangan pangan dan luas lahan

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI ABDULLAH PAUZI ASAGAP

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

harto

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Suginingsih (2008), hutan adalah asosiasi tumbuhan dimana pohonpohon

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

I. PENDAHULUAN. dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut (Mulyadi dan Fitriani,

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB I. PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 MEMULAI LANGKAH

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Menteri Kehutanan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan

Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur

Pengembangan Wisata Terpadu Berdasarkan Daya Tarik Kawasan Konservasi di Kecamatan Cimenyan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

Landmark Residence Bandung oleh Istana Group

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

Integrated Faculty Club Perpindahan kampus UI ke wilayah Depok tertuang dalam Master Plan UI tahun 1987 yang disusun oleh Tim Penataan Lingkungan Kampus (TPLK) UI diketuai oleh Prof. Ir. Gunawan Tjahjono. Dalam Masterplan 1987 tersebut, kampus UI Depok terdiri dari 7 fakultas, fasilitas pusat dan fasilitas kegiatan mahasiswa. Mengingat semakin berkembangnya kehidupan kampus UI Depok dan terus bertambahnya jumlah mahasiswa UI, maka Master Plan 1987 direvisi pada tahun 1997. Dalam Master Plan 1997 ditambahkan pembangunan Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Komputer, Asrama Mahasiswa, Pusat Studi Jepang serta perluasan beberapa fakultas yang sudah ada sebelumnya. Di dalam penyusunan rencana pengembangan master plan UI 1996-2010, ditetapkan sasaran pengembangan jangka panjang UI 1990-2010 menuju Research University yang ciri-cirinya antara lain adalah pemanfaatan sumber daya, dana serta fasilitas terkait dengan sistem manajemen penelitian yang terpadu, terarah dan terencana; serta terselenggaranya mekanisme teaching through research dan service through research; dan sebagainya. Kemudian pada tahun 2008, Master Plan UI direvisi. Revisi Master Plan UI 2008 antara lain dilatarbelakangi pembangunan Jalan Tol Cijago (Cinere Jagorawi), dan akan menggunakan lahan UI seluas 7,5 Hektar. Adanya pembangunan Jalan Tol tersebut memunculkan wacana untuk pembuatan pintu gerbang UI dari sisi selatan yang akan diproyeksikan sebagai pintu gerbang utama masuk UI, menggantikan yang sudah ada. Visi Misi dalam Masterplan 2008 adalah - World Class University - Entreprising - Eco Sustainable - Integrasi Revisi Master Plan UI 2008 memilah 3 kawasan utama Kampus UI Depok, yaitu: 1. Kawasan utara kampus diperuntukan bagi pengembangan hutan kota, asrama dan apartemen, dosen, jalur inkubator, dan rekreasi. 2. Kawasan tengah sudah terdefinisi dengan baik dan dapat bertahan terus seusai perkembangan (Wilayah Gedung Fakultas) 3. Kawasan selatan diproyeksikan menjadi ranah perkembangan kemitraan 1 K a n t o r K o m u n i k a s i U I

MASTER PLAN UI 2008 2 K a n t o r K o m u n i k a s i U I

Konsep Master Plan UI 2008 Dalam masterplan juga tercantum Komposisi Tata Kelola Lahan UI dengan klasifikasi sebagai berikut : Areal pendidikan Komersialisasi Hunian Rekreasi Lahan resapan Lahan olahraga Dalam mengembangkan konsep Master Plan 2008, UI memperhatikan aspek Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Tata Guna Lahan UI yang tertuang dalam Master Plan 2008 memiliki batas maksimal KDB sebesar 25 persen, kecuali untuk klasifikasi tata guna lahan mixed use sebesar 30 persen. 3 K a n t o r K o m u n i k a s i U I

Dengan kata lain, rata-rata besaran bangunan pada tiap tata guna lahan UI dibatasi sebesar 25 persen dari keseluruhan luas lahan. Adanya pembatasan KDB dalam tata guna lahan UI dilakukan untuk menjamin aspek kehijauan lingkungan UI tetap terjaga. Dalam mengembangkan infrastruktur, UI juga memperhatikan pengembangan pola tata air yang diklasifikan sebagai berikut : Danau Kolam Resapan Kolam Bantaran Sungai Selain memperhatikan pengembangan pola tata air, juga ditetapkan pola kehijauan kampus yang terbagi sebagai berikut : Vegetasi Jarang : Terdapat pada bagian selatan kampus yang juga merupakan tempat kegiatan utama perkuliahan. Vegetasi Rapat : Berada di bagian utara kampus yang masih memiliki banyak pepohonan 4 K a n t o r K o m u n i k a s i U I

Dengan demikian, berdasarkan konsep master plan UI 200 maka dalam pengembangan wilayah kampus Depok, UI tetap memperhatikan tata kelola lahan, pola tata air, dan pola kehijauan. Kekonsistenan UI mempertahankan kehijauan kampus dapat dilihat dari upaya UI menciptakan perangkingan perguruan tinggi dunia yang berdasarkan aspek lingkungan hidup, yaitu UI GreenMetric UI adalah perguruan tinggi terhijau pertama di Indonesia dan peringkat 22 di dunia Indikator penilaian UI GreenMetric : + Statistik Kehijauan Kampus (24 %) + Pengelolaan Sampah (15%) + Energi dan Perubahan Iklim (28%) + Penggunaan Air (15%) + Transportasi (18%) Program UI GreenMetric yang merupakan hasil karya para akademisi UI sebagai perangkingan perguruan tinggi tingkat dunia, merupakan bukti bahwa UI tetap konsisten dengan citra sebagai kampus hijau. Program UI GreenMetric juga bukti bahwa UI akan selalu mempertahankan citranya sebagai kampus hijau Selain Program UI GreenMetric, upaya nyata lainnya yang dilakukan UI adalah Revitalisasi Hutan Kota. Program Revitalisasi Hutan Kota: Ditargetkan sebanyak 10.000 pohon akan ditanam pada Hutan Kota UI Menggandeng mitra kerjasama strategik dan lembaga mahasiswa. Pemindahaan beberapa jenis pohon yang sesuai dengan kondisi tanah dan lingkungan Relokasi dan Peremajaan Hutan Kota o Hal ini dilakukan dengan melakukan penanaman jenis pohon baru di Hutan Kota UI. o Pada Maret 2012 ini, sebanyak 1200 jenis pohon baru rampung ditanam. Jenis pohon baru tersebut adalah Jati Putih, Trembesi, Meranti, Jabow, Albazzia, dan Mahoni. o Berbagai jenis pohon ini merupakan komitmen UI dalam mengembangkan Hutan Kota UI yang mengusung konsep biodiversitas. Penebangan pohon yang dinilai mengganggu ekosistem Hutan Kota UI, seperti : 5 K a n t o r K o m u n i k a s i U I

a. Pohon Akasia : Pohon ini menyerap air dengan tingkat intensitas tinggi sehingga menghambat pertumbuhan pohon lain. b. Pohon Sengon :Kondisi pohon yang rapuh mengakibatkan batang pohon yang tumbang dan merusak tanaman lain. UI tidak pernah menjual maupun menebang pohon jati dan tidak ada hutan jati di UI. Sebelumnya kumpulan pohon jati di UI berada di dekat area perpustakaan baru UI, kemudian adanya pembangunan gedung perpustakaan baru, menjadikan pohon-pohon jati tersebut direlokasi ke area hutan kota dekat asrama UI. Kumpulan pohon jati yang ada di UI hanya berjenis jati emas yang diameter batangnya kecil dan tidak layak dijadikan bahan furniture Faktor jenis tanah di UI tidak memungkinkan penanaman pohon jati jenis lain selain jati emas. INTEGRATED FACULTY CLUB (IFC) Integrated Faculty Club memiliki luas 6.707 m2 dengan berbagai fasilitas penunjang kegiatan akademik seperti ruangan seminar multimedia maupun fasilitas auditorium. Integrated Faculty Club juga memiliki fasilitas olahraga, seperti fasilitas Lapangan Tenis, Driving Range, Lapangan Futsal, dan kolam renang Olympic untuk kegiatan olahraga mahasiswa. Areal Integrated Faculty Club terbagi menjadi 4 lahan tata guna seperti : - Areal Komersial - Areal Olahraga - Pertemuan - Poliklinik INSIGHT FACT INTEGRATED FACULTY CLUB 1) Pembangunan IFC dilakukan secara terbuka, baik dari proses sayembara hingga pembangunan. Hal ini dapat diunduh http://www.ui.ac.id/download/files/integrated.pdf 2) Dana pembangunan IFC diperoleh dari DIPA Kemendikbud, dimana pihak UI mangajukan proposal anggaran dana yang kemudian disetujui oleh pejabat terkait Kemendikbud. 3) Adanya klasifikasi tata guna lahan komersial IFC merupakan bagian pengelolaan sumber dana UI. Hal ini merupakan komitmen UI dalam mengembangkan 6 K a n t o r K o m u n i k a s i U I

pengelolaan sumber dana yang tidak berasal dari BOP (biaya Operasional pendidikan) mahasiswa 4) Pengembangan IFC diharapkan tidak hanya dinikmati oleh sivitas akademika UI melainkan oleh masyarakat Jakarta, Depok dan sekitarnya. 5) Pembangunan IFC dapat mendukung penyelenggaraan BIG (Biennial Intervarsity Games) pada bulan Juli 2012, yaitu Kompetisi Olahraga Antara Perguruan Tinggi di Asia Pasifik dimana UI menjadi tuan rumahnya. Untuk itu, UI dituntut menyediakan sarana dan prasana penunjang. 6) Dalam rangka pembangunan IFC terdapat beberapa pohon yang terpaksa ditebang dan harus direlokasi. Beberapa pohon yang ditebang adalah Pohon Akasia dan Pohon Sengon. Pohon-pohon tersebut ditebang karena rapuh dan mudah roboh dan serbuk sarinya mengganggu pernapasan manusia. - Penebangan pohon tersebut diganti oleh penanaman pohon trembesi, mahoni, ebony, tembesu buaya, dan beberapa jenis pohon lainnya. Pemilihan pohon tersebut disesuaikan dengan karakteristik pembagian hutan. (Gambar Terlampir) - Tidak Semua Pohon di Areal Integrated Faculty Club dipotong, hal ini memperhitungkan aspek ruang dan lingkungan di IFC. 7 K a n t o r K o m u n i k a s i U I