Identifikasi Menonton Televisi dalam Keluarga di Kalangan Masyarakat Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang didapatkan manusia, manfaat tersebut berupa dukungan identitas. rumah, sekolah, kampus, maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW Be A Man DI GLOBAL TV. Oleh Herlina dan Diana Amalia Ilmu Komunikasi FISIP-UPNV Jatim ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya bermunculan berbagai media, baik itu media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

SIKAP MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP GAME SHOW HAPPY SONG DI INDOSIAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Identifikasi Menonton Televisi dalam Keluarga di Kalangan Masyarakat Kota Bandung 1 M. Rochim, 2 Nova Yuliati, dan 3 Dede Lilis Ch. 1,2,3 Fakultas Komunikasi Universitas Islam Bandung, e-mail: sirochim@yahoo.com; Abstrak. Penelitian yang dilakukan ini termasuk pada studi audiens mengenai penggunaan televisi dan jenis kepuasan khalayak, khususnya keluarga dalam mengkonsumsi televisi. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari pengaruh televisi, baik ditinjau dari sisi positif maupun negatif. Tetapi, terlepas dari kedua sisi tersebut, peneliti lebih tertarik untuk mengkaji mengenai perilaku aktif keluarga dalam melakukan pemilihan dan menentukan pola konsumsi televisinya dengan memperhatikan aspek kebiasaan menonton televisi dalam kelurga. Dikarenakan penelitian ini merupakan studi awal, maka permasalahan penelitian pun dibatasi hanya pada identifikasi menonton televisi dalam keluarga di kalangan masyarakat Kota Bandung. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk: mengidentifikasi konsumsi televisi pada level keluarga (bapak, ibu, anak), mengidentifikasi motif keluarga dalam mengkonsumsi televisi, mengidentifikasi jenis kepuasan yang diperoleh keluarga dalam mengkonsumsi televisi, dan mengidentifikasi kebiasaan menonton televisi dalam keluarga. Penelitian menggunakan metode survai deskriptif karenanya data hasil survai dapat dijadikan sebagai pijakan awal bagi penelitian selanjutnya. Adapun sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik Cluster Sampling, sehingga terpilih RW 03 Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung sebagai populasi penelitian. Sedangkan sampel penelitian meliputi 3 orang anggota keluarga dalam tiap umpi bapak, ibu, dan anak sehingga diperoleh sampel 144 orang. Hasil dari penelitian ini ialah: 1) Stasiun televisi yang banyak dikonsumsi oleh keluarga ialah Trans7, Trans TV, dan RCTI. Sedangkan jenis acara televisi yang sering dikonsumsi kalangan bapak ialah berita, komedi, dan olahraga. Di kalangan ibu ialah komedi, sinetron, dan berita. Lalu, di kalangan anak ialah komedi, acara anak, dan film kartun anak; 2) Motif yang mendominasi keluarga menonton televisi ialah untuk memperoleh hiburan, menjalin hubungan sosial/ integrasi sosial, melarikan diri dari rutinitas hidup, serta belajar dan memperoleh informasi; 3) Jenis kepuasan keluarga dalam mengkonsumsi acara televisi ialah menonton TV terkait dengan identitas personal untuk meningkatkan prestise dan status sosial, menonton TV untuk memperkuat hubungan diantara anggota keluarga, teman dan afiliasi sosial, dan menonton TV dilakukan untuk hiburan dan memperoleh informasi dan pengetahuan; terakhir, 4) Kebiasaan menonton televisi dalam keluarga dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga lain. Kalaupun menonton sendiri lebih karena yang lain sedang tidak ada dirumah. Kemudian, pihak yang lebih sering berinisiatif ialah ibu dan anak. Selain itu, menonton televisi juga dijadikan sarana untuk kumpul keluarga dan lebih mendekatkan antara anggota keluarga. Setelah menonton mereka juga membicarakannya dengan anggota keluarga lain untuk saling berbagi dan melengkapi informasi. Key Words: konsumsi televisi, motif, kepuasan 1. Pendahuluan Sebagai primadona media, televisi memberikan dampak yang luar biasa. Dengan daya penetrasi yang besar kehadiran televisi ditengarai baik secara langsung maupun 369

370 M.Rochim, et al. tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dan pola pikir masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Media Research (2004) ditunjukkan bahwa televisi memiliki daya penetrasi lebih besar dibanding media informasi lainnya. Penetrasi televisi mencapai 90,7 persen, bandingkan dengan radio yang hanya 39 persen, surat kabar (29,8 persen), majalah (22,4 persen), dan internet (8,8 persen). Besarnya potensi media televisi terhadap perubahan masyarakat menimbulkan pro dan kontra. Pandangan pro melihat televisi merupakan wahana pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai positif yang ada di masyarakat. Sebaliknya pandangan kontra melihat televisi sebagai sebuah ancaman yang dapat merusak moral masyarakat. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat juga tidak dapat lepas dari pengaruh televisi tersebut, baik ditinjau dari sisi positif maupun negatif. Tetapi terlepas dari kedua sisi tersebut, peneliti lebih tertarik untuk mengkaji mengenai pemilihan dan terpaan televisi dalam keluarga. Hal ini berkaitan dengan perilaku aktif anggota keluarga dalam menentukan stasiun televisi dan acara televisi tertentu yang mereka tonton. Menjadi menarik melihat peran televisi dalam sebuah keluarga karena hal ini akan sangat mempengaruhi jadwal rutinitas keseharian anggota keluarga, apakah jadwal tersebut terikat oleh jadwal televisi menayangkan agenda tertentu ataukah tidak? Karena dari aspek ini kita bisa melihat apakah sebuah keluarga itu pemirsa pasif yang sangat dipengaruhi agenda media, ataukah pemirsa aktif yang mengakses media berdasarkan kebutuhannya. Pengaruh keberadaan televisi dalam sebuah keluarga karenanya kemudian juga akan mempengaruhi pembentukan dan proses berkeluarga. Hal ini menjadi sangat penting, karena keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat memiliki peran penting dalam proses perkembangan anggota keluarga. Atau biasanya hal ini lebih banyak dikaitkan dengan bagaimana orang tua mendidik dan mengikuti proses perkembangan anaknya. Berdasarkan berbagai penelitian menunjukkan bahwa keluarga merupakan tempat yang paling mendasar dan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam proses perkembangan individu. Karena itu, apa yang terjadi dan terpolakan dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi pembentukan identitas dan kepribadian anak-anak dalam keluarga tersebut. Fungsi keluarga yang demikian besar dalam kehidupan manusia, serta pengaruh televisi yang juga tidak kalah kuatnya dalam masyarakat kita, mendorong peneliti untuk melihat lebih jauh mengenai bagaimana televisi diperlakukan dalam keluarga. 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui identifikasi menonton televisi dalam keluarga di kalangan masyarakat Kota Bandung. 2. Landasan Teori Dalam studi audiens atau khalayak media, secara gamblang dipisahkan antara apakah pengalaman audiens bersifat sosial atau apakah perilaku audiens bersifat aktif. Salah satu aspek yang paling jelas ialah aspek pergaulan sosial (sociability) yang beragam sesuai dengan sifat medium massa yang diakses seorang individu atau suatu kelompok, atau komunitas tertentu. Televisi sebagai medium yang paling umum bagi hampir semua orang, secara teratur ditonton dalam lingkungan kelompok keluarga dan sangat terpadu dalam pola interaksi keluarga. Cukup banyak penelitian yang mendukung pandangan bahwa Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Identifikasi Menonton Televisi dalam Keluarga di Kalangan Msyarakat Kota Bandung 371 penggunaan media merupakan sarana menciptakan hubungan sosial yang lebih baik. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh James Lull (1982) yang didasarkan atas pengamatan partisipan penggunaan media keluarga dengan menyajikan tipologi penggunaan sosial dengan lima jenis utama, yaitu (1) struktur, (2) hubungan, (3) afiliasi atau penghindaran, (4) pembelajaran sosial, dan (5) kompetensi atau dominasi (McQuail, 1987: 212). Jenis struktural mengacu pada penggunaan media sebagai latar belakang, yang memungkinkan keakraban, yang mengatur pola aktivitas dan percakapan. Istilah hubungan serupa dengan apa yang diacu sebagai fungsi alat tukar, dimana media menyediakan landasan atau preferensi yang sama untuk menjadi bahan perbincangan, topik, atau ilustrasi sebagai proses pembentukan opini. Sementara itu, dimensi afiliasi mengacu pada media sebagai alat bantu untuk melakukan atau menghindarkan hubungan fisik dan verbal serta mengacu juga pada fungsi media untuk meningkatkan solidaritas keluarga, membina hubungan, dan mengurangi tensi. Dalam pembelajaran sosial terutama berkaitan dengan berbagai aspek sosialisasi. Dan terakhir kompetensi atau dominasi berkaitan dengan hal-hal seperti permainan dan penguatan peran, dengan berdasarkan pada kesahihan argumentasi, dan terkait dengan ikhwal menjadi pemimpin opini atau terdepan dalam berita. Paradigma yang dijadikan dasar dalam penelitian ini karenanya ialah paradigm Uses and Gratifications yang berfokus pada: (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang membangkitkan (3) ekspektasi pada (4) media massa atau sumbersumber lain, yang menggiring pada (5) perbedaan pola terpaan media (atau pemakaian pada aktivitas lain), yang menghasilkan (6) kepuasan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, yang bisa jadi sesuatu yang tidak diharapkan. Pendekatan penggunaan dan pemuasan bukanlah hal yang baru. Sejak tahun 1940 dan tahun 1950, para peneliti telah meneliti mengapa orang melibatkan diri dalam berbagai macam kegiatan komunikasi massa, seperti : mendengarkan programprogram kuiz radio secaraberturut-turut di siang hari, membaca buku-buku komik, dan membaca surat kabar. Berelson pada tahun 1954, memberikan contoh bahwa pada dasarnya orang membaca surat kabar adalah untuk berpartisipasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami orang lain yang patut dijadikan berita, guna memperoleh manfaat dari informasi dan guna solidaritas sosial. Akan tetapi penelitian tersebut baru dimulai pada tahun 1960-an dan pada awal tahun 1970-an para peneliti memulainya dengan penelitian sistematik yang mengarah pada pembentukan teori tentang penggunaan dan pemuasan media massa. Penelitian ini telah dilaksanakan diberbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Israel, Jepang, Finlandia, dan Swedia. Walaupun ada beberapa perbedaan pendekatan dalam mengukur kebutuhan-kebutuhan audience dan fungsi-fungsi media, tetapi akhir-akhir ini penelitian tentang penggunaan dan pemuasan didasarkan pada satu kesamaan asumsi yaitu : 1. Penggunaan media adalah untuk mencapai tujuan. Kita menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tertentu. Kbutuhan-kebutuhan ini berkembang dalam lingkungan sosial kita. 2. Receiver memilih jenis-jenis media dan isi-isi media untuk memenuhi kebutuhan-kebtuhannya. Jadi audience dalam hal ini terlihat dalam proses komunikasi massa, dan kita dapat mempengaruhi media untuk kebutuhankebutuhan kita secara lebih cepat daripada media yang dapat menguasai atau mempengaruhi kita. ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

372 M.Rochim, et al. 3. Disamping itu ada sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan, oleh karena itu media massa harus bersaing dengan mereka. Dari sekian banyak sumber yang bukan media yang dapat memuaskan kebutuhan antara lain adalah keluarga, teman-teman, komunikasi antar persona, kegiatan-kegiatan untuk mengisi waktu luang, tidur dan obat bius. 4. Audience mengetahui kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan dapat memenuhi jika dikehendaki. Mereka juga mengetahui alasan-alasannya untuk menggunakan media massa. Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas, peneliti menerapkan kerangka teoretis tersebut dalam kerangka konseptual yang didasarkan pada model uses and gratification dari Katz, Gurevitch, dan Haas (1973), yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan konteks penelitian ini, sebagaimana diilustrasikan dalam gambar berikut, Model Kerangka Konseptual Penelitian Lingkungan sosial keluarga Masyarakat perkotaan yang padat penduduk pada kelas menengah ke bawah Motif keluarga dalam mengkonsumsi televisi 1. Kebutuhan kognitif: memperoleh informasi, mendapatkan pengetahuan, mengikuti isu yang berkembang di masyarakat 2. Kebutuhan afektif: menghibur diri, bersenang-senang, menikmati tontonan 3. Kebutuhan integrasi personal: meneguhkan nilai yang dianut, membentuk identitas diri, memperoleh status sosial 4. Kebutuhan integrasi sosial: berinteraksi sosial, berhubungan dengan orang lain 5. Pelepasan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan: menghindari kejenuhan, menghindari masalah, relaksasi Sumber-sumber pemuasan kebutuhan keluarga di luar televisi 1. keluarga 2. teman kerja atau sekolah 3. tetangga sekitar 4. informasi di media cetak 5. informasi di radio 6. informasi di internet Penggunaan televisi dalam keluarga 1. Stasiun televisi 2. Jenis acara 3. Program acara 1. Pemuasan televisi dalam keluarga 1. 2. Pengamatan lingkungan: lingkungan: memperoleh memperoleh informasi informasi dan pengetahuan, dan pengetahuan, menyaksikan berbagai menyaksikan peristiwa berbagai 3. Diversi/hiburan: peristiwa menghindari dari rutinitas, tugas atau 2. pekerjaan, Diversi/hiburan: & masalah, menghindari memperoleh kesenangan dari rutinitas, tugas 4. Identitas atau personal: pekerjaan, memperoleh & masalah, ketrampilan, memperoleh percaya diri, status kesenangan diri, pengembangan minat 5. Hubungan sosial: hubungan dengan keluarga dan teman, 3. Identitas personal: memperoleh ketrampilan, empati percaya diri, status diri, pengembangan minat Sumber: dimodifikasi berdasarkan model dari Katz, Gurevitch, dan Haas Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Identifikasi Menonton Televisi dalam Keluarga di Kalangan Msyarakat Kota Bandung 373 Berdasarkan pada kerangka konseptual tersebut, maka penelitian ini dibreakdown secara lebih konkret ke dalam proses operasionalisasi variabel berikut, Indikator 1 : Konsumsi televisi dalam keluarga Alat ukur : - Stasiun televisi yang ditonton. - Jenis acara televisi yang ditonton. - Program acara televisi yang ditonton. Indikator 2 : Motif keluarga dalam mengkonsumsi televisi Alat ukur : - Kebutuhan kognitif: memperoleh informasi, mendapatkan pengetahuan, dan mengikuti isu yang berkembang di masyarakat. - Kebutuhan afektif: menghibur diri, bersenang-senang, dan menikmati tontonan. - Kebutuhan integrasi personal: meneguhkan nilai yang dianut, membentuk identitas diri, dan memperoleh status sosial. - Kebutuhan integrasi sosial: berinteraksi sosial, berhubungan dengan orang lain atau memisahkan diri. - Pelepasan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan: menghindari kejenuhan, menghindari masalah, dan relaksasi. Indikator 3 : Kepuasan mengkonsumsi televisi dalam keluarga Alat ukur : - Pengamatan/pengawasan lingkungan: memperoleh informasi dan pengetahuan, dan menyaksikan berbagai peristiwa. - Diversi/hiburan: menghindari rutinitas, pekerjaan dan masalah, serta memperoleh kesenangan. - Identitas personal: memperoleh ketrampilan, menjadi percaya diri, peningkatan status diri, dan pengembangan minat. - Hubungan sosial: peningkatan hubungan dengan keluarga dan teman, dan memiliki empati. Indikator 4 : Kebiasaan menonton televisi dalam keluarga Alat ukur : - kebiasaan menonton bersama atau sendiri - inisiatif menonton bersama - alasan menonton bersama - tindak lanjut menonton bersama - alasan menindaklanjuti menonton bersama 4. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini mencoba untuk mengetahui identifikasi konsumsi televisi dalam keluarga, motif keluarga dalam mengkonsumsi televisi,jenis kepuasan yang diperoleh keluarga dalam mengkonsumsi televise, serta kebiasaan menonton televisi dalam keluarga. Pada aspek konsumsi televisi di level keluarga yang dilihat ialah tiga hal, yakni stasiun televisi mana saja yang ditonton oleh kalangan bapak, ibu, dan anak, jenis acara yang ditontonnya, dan program acara yang ditonton.. Data yang diperoleh didasarkan pada semua stasiun televisi yang ditonton serta semua jenis acara yang dikonsumsi oleh responden, juga semua program acara yang ditontonnya, karenanya setiap responden boleh memilih lebih dari satu pilihan. Itu artinya, jumlah stasiun televisi yang dikonsumsi serta jumlah jenis acara dan program yang ditonton akan lebih banyak dari jumlah responden. ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

374 M.Rochim, et al. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa stasiun televisi yang banyak dikonsumsi, bahkan mendominasi ialah televisi swasta yang berskala nasional. Secara umum, stasiun televisi yang banyak dikonsumsi oleh anggota keluarga, baik di kalangan bapak, ibu, atau anak ialah dengan 3 peringkat teratas sebagai berikut:1). Trans7, 2). Trans TV, dan 3). RCTI. Pemilihan stasiun televisi tersebut agaknya berkaitan dengan jenis acara dan kualitas acara yang ditayangkan dimana acara komedi menjadi jenis acara yang banyak ditonton. Acara komedi disukai oleh Ibu dan Anak, sementara Bapak menyukai acara komedi sebagai pilihan kedua setelah Berita. Untuk motif anggota keluarga mengkonsumsi televisi dikategorikan ke dalam 5 jenis motif, yakni: (1) motif untuk kognitif, (2) motif untuk afektif, (3) motif untuk integrasi personal, (4) motif untuk integrasi sosial, (5) motif untuk melepaskan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Berdasarkan data yang diperoleh, maka kelima motif yang menjadi dasar keluarga mengkonsumsi televisi ialah sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 1 Motif keluarga mengkonsumsi televisi No. Pernyataan Sangat Setuju Netral Tidak 1 Menonton acara TV untuk memperoleh informasi 13 34 - - 1 2 Menonton acara TV untuk belajar atau mendapatkan pengetahuan 3 Menonton acara TV untuk mengikuti isu yang berkembang di masyarakat, contoh: berita korupsi 12 34 1-1 3 32 6 4 1 4 Menonton acara TV untuk menghibur diri 1 12 5 24 6 5 Menonton acara TV untuk bersenang-senang 2 21 7 14 4 6 Menonton acara TV untuk menikmati tontonan 2 37 8-1 7 Menonton acara TV untuk meneguhkan nilai-nilai yang dianut 8 Menonton acara TV untuk membentuk identitas diri sendiri, contoh: ceramah agama 9 Menonton acara TV untuk memperoleh status sosial tertentu, contoh: status perkembangan terkini sebagai orang yang tahu 10 Menonton acara TV untuk berinteraksi sosial, contoh: menjadi bahan obrolan 11 Menonton acara TV untuk berhubungan dengan orang lain, contoh: nonton bareng keluarga 12 Menonton acara TV untuk memisahkan diri dari orang lain/menyendiri 13 Menonton acara TV untuk menghindari kejenuhan dari runitias sehari-hari 14 Menonton acara TV untuk menghindar dari masalah pekerjaan atau tugas sekolah 1 30 14 1 2 10 30 7-1 1 19 4 11 3-32 5 7 4 4 40 2 1 1-1 7 31 9 4 37 3 3 1-8 13 25 2 15 Menonton acara TV untuk relaksasi/ menenangkan diri 1 37 5 4 1 Sgt tdk Sumber: angket penelitian Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Identifikasi Menonton Televisi dalam Keluarga di Kalangan Msyarakat Kota Bandung 375 Berdasarkan tabel tersebut, maka motif yang paling mendominasi keluarga dalam mengkonsumsi televisi yang jika diurutkan dari lima motif tinggi ialah: (1) menonton TV untuk menikmati tontonan, (2) menonton acara TV untuk berhubungan dengan orang lain, contoh: nonton bareng keluarga, (3) menonton acara TV untuk menghindari kejenuhan dari rutinitas sehari-hari, (4) menonton acara TV untuk memperoleh informasi, dan (5) menonton acara TV untuk belajar atau mendapatkan pengetahuan. Dengan demikian, maka motif yang paling mendominasi ialah untuk: (1) memperoleh hiburan; (2) menjalin hubungan sosial/ integrasi sosial; (3) melarikan diri dari rutinitas hidup; (4) belajar dan memperoleh informasi Untuk jenis kepuasan anggota keluarga dalam mengkonsumsi televisi, peneliti memilahnya ke dalam 4 area kepuasan dalam mengkonsumsi media, yakni : (1) Pengamatan/pengawasan lingkungan, (2) Diversi/hiburan, (3) Identitas Personal, dan (4) Hubungan Sosial. Selengkapnya jenis kepuasan apa saja yang diperoleh keluarga dengan mengkonsumsi acara televisi ditampilkan dalam tabel berikut, No. Pernyataan 1 Saya puas karena memperoleh informasi dari acara yang saya tonton 2 Saya puas karena memperoleh pengetahuan dari menonton acara TV 3 Saya puas karena memperoleh informasi dan pengetahuan secara lengkap dari menonton acara TV 4 Saya bisa menyaksikan berbagai peristiwa melalui acara TV 5 Saya puas karena bisa menghindari sejenak rutinitas/kegiatan sehari-hari dengan menonton acara TV 6 Saya puas karena bisa menghindari sejenak pekerjaan rumah/kantor/sekolah dengan menonton acara TV 7 Saya puas bisa menghindari sejenak dari berbagai masalah di rumah/kantor/ sekolah dengan menonton acara TV Tabel 2 Kepuasan keluarga dengan menonton acara TV Sangat Setuju Netral Tidak Sangat tidak 7 39 2 - - 7 39 1 1-5 36 4 3 - - 32 9 5 2 1 36 6 3 2 1 30 8 6 3 2 31 9 3 3 ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

376 M.Rochim, et al. 8 Saya memperoleh kesenangan dari menonton acara TV 9 Saya mendapatkan ketrampilan baru setelah menyaksikan acara TV (contoh: memasak) 10 Saya menjadi percaya diri dengan menonton acara TV 11 Status saya (contoh: merasa lebih pintar dan tahu) meningkat setelah menonton acara TV 12 Acara TV membuat minat saya semakin berkembang (contoh: acara masak, musik, olahraga) 13 Hubungan keluarga semakin erat dengan menonton bareng acara TV 14 Hubungan saya dengan temanteman meningkat setelah menonton TV karena mempunyai bahan obrolan dari acara TV 15 Saya ikut berempati melalui acara-acara yang ditampilkan TV (contoh:sedih, gembira) 1 35 6 5 1 2 37 8-1 - 11 22 11 4 1 13 16 15 3 1 39 4 3 1 1 42 4-1 - 31 9 6 2-37 6 4 1 Berdasarkan tabel kumulatif di atas, maka kepuasan keluarga memperoleh kepuasan mengkonsumsi acara televisi dengan 3 peringkat tertinggi ialah: (1) menonton TV terkait dengan identitas personal dalam arti untuk meningkatkan prestise dan status sosial penontonnya, (2) menonton TV untuk memperkuat hubungan diantara anggota keluarga, teman dan afiliasi sosial, serta (3) menonton TV dilakukan untuk hiburan dan memperoleh informasi dan pengetahuan Aspek terakhir yang peneliti kaji ialah tentang kebiasaan menonton televisi dalam keluarga untuk melihat kecenderungan pola yang terbentuk pada keluarga ketika mengkonsumsi televisi. Pada aspek ini, data diperoleh berdasarkan jawaban setiap keluarga/umpi, karena yang dilihat bukan pada diri individu anggota keluarga, melainkan pada konteks keluarga. Adapun hal yang dijadikan ukuran untuk melihat kebiasaan menonton keluarga ialah: (1) kebiasaan menonton bersama atau sendiri, (2) inisiatif menonton bersama, (3) alasan menonton bersama, (4) tindak lanjut menonton bersama, (5) alasan menindaklanjuti menonton bersama. Berdasarkan data yang diperoleh, maka kebiasaan menonton televisi yang dilakukan adalah bersama-sama dengan anggota keluarga, baik bapak, ibu, atau anak. Sekalipun mereka menonton sendirian, itu lebih karena anggota lain sedang tidak ada dirumah. Kemudian, pihak yang lebih berinisiatif ialah para ibu dan anak. Selain itu, menonton televisi dijadikan sarana untuk kumpul keluarga dan lebih mendekatkan antara anggota keluarga. Setelah menonton mereka juga membicarakannya dengan anggota keluarga lain untuk saling berbagi informasi dan melengkapi informasi. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Identifikasi Menonton Televisi dalam Keluarga di Kalangan Msyarakat Kota Bandung 377 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa simpulan, yakni : 1. Stasiun televisi yang banyak dikonsumsibahkan mendominasi ialah televisi swasta yang berskala nasional. Secara umum, stasiun televisi yang banyak dikonsumsi oleh anggota keluarga, baik di kalangan bapak, ibu, atau anak dengan 3 peringkat teratas sebagai berikut : (1) Trans7, (2) Trans TV, dan (3) RCTI. Hal ini menunjukkan bahwa televisi swasta yang berskala nasional lebih diminati, daripada televisi lokal Bandung. Sedangkan jenis acara televisi yang paling banyak dikonsumsi oleh kalangan bapak dengan 3 urutan teratas ialah: (1) berita, (2) komedi, dan (3) olahraga. Sementara itu bagi kalangan ibu, jenis acara yang paling banyak dikonsumsi ialah: (1) komedi, (2) sinetron, dan (3) berita. Terakhir, bagi kalangan anak jenis acara yang paling banyak dikonsumsi ialah: (1) komedi, (2) acara anak, dan (3) film kartun anak. 2. Motif yang paling mendominasi keluarga dalam mengkonsumsi televisi yang jika diurutkan dari lima motif tinggi ialah: (1) menonton TV untuk menikmati tontonan, (2) menonton acara TV untuk berhubungan dengan orang lain, contoh: nonton bareng keluarga, (3) menonton acara TV untuk menghindari kejenuhan dari rutinitas sehari-hari, (4) menonton acara TV untuk memperoleh informasi, dan (5) menonton acara TV untuk belajar atau mendapatkan pengetahuan. Ini artinya, motif yang paling mendominasi ialah untuk: (1) memperoleh hiburan, (2) menjalin hubungan sosial/ integrasi sosial, (3) melarikan diri dari rutinitas hidup, dan (4) belajar dan memperoleh informasi. 3. Pada aspek kepuasan keluarga memperoleh kepuasan mengkonsumsi acara televisi dengan 3 peringkat tertinggi ialah: (1) menonton TV terkait dengan identitas personal dalam arti untuk meningkatkan prestise dan status sosial penontonnya, (2) menonton TV untuk memperkuat hubungan diantara anggota keluarga, teman dan afiliasi sosial, serta (3) menonton TV dilakukan untuk hiburan dan memperoleh informasi dan pengetahuan. 4. Kebiasaan menonton televisi yang dilakukan adalah bersama-sama dengan anggota keluarga, baik bapak, ibu, atau anak. Sekalipun mereka menonton sendirian, itu lebih karena anggota lain sedang tidak ada dirumah. Kemudian, pihak yang lebih berinisiatif ialah para ibu dan anak. Selain itu, menonton televisi dijadikan sarana untuk kumpul keluarga dan lebih mendekatkan antara anggota keluarga. Setelah menonton mereka juga membicarakannya dengan anggota keluarga lain untuk saling berbagi informasi dan melengkapi informasi. Daftar Pustaka Ahmad Tamrin Sikumbang. 2007. Hubungan Pola Menonton Sinetron Keagamaan Di Televisi Dengan Pengamalan Agama Masyarakat Di Kota Medan. Dalam Jurnal Analytica Islamica, vol., No 1, 2007 : 183-199. Ancok, Djamaludin. 1989. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Dalam Metode Penelitian Survai. Editor Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, hal. 122-146. Jakarta: LP3ES. Baran, Stanley J. 2004. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture. Boston: McGraw Hill. Drajat, Dede, Bambang Mudjiyanto, Hanid Hoesin, dan Kanti Waluyo. 2006. Pola Menonton Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kekerasan Dan ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

378 M.Rochim, et al. Pornografi Di Televisi (Survey di Kota Mataram dan Denpasar). Pusat Litbang Aptel, SKDI, Komunikasi dan Informatika. Mantra, Ida Bagoes dan Kasto. 1989. Penentuan Sampel. Dalam Metode Penelitian Survai. Editor Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, hal. 149-174. Jakarta: LP3ES. 6. McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora