SALINAN Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik. lebih lanjut mengenai Forum Pembauran Kebangsaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR EEHGKUI.U Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3298); NOMOR:L. L TAHUN 2009

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG FORUM PENGUATAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DALAM PROVINSI JAMBI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

: 1. dan dipelihara dalam rangka keutuhan persatuan dan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

SALINAN. Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 05 Tahun : 2010 Seri : E

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

2017, No Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Rep

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

GUBERNUR BENGKULU. atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

1. Undang-Undang Nomor 24 Ta}l:un 1956 tentang Pembentukan. 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Keuangan SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG RUKUN TEIANGGA DAN RUKUN WARGA

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KOTA BATU

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2008 Nomor 1 Seri D.1

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SALINAN GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 6 TAHUN 2Arc TENTANG PEDOMAN PEI\TYELENGGARAAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN PROVINSI, KABUPATEN / KOTA, KECAMATAN DAN DESA/ KELURAHAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA UTARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di daerah menyatakan Ketentuan lebih lanjut mengenai Forum Pembauran Kebangsaan dan Dewan Pembina Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan desa/kelurahan diatur dengan Peraturan Gubernur; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Provinsi Sumatera Utara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Ind.onesia Nomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298);

-2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tarrbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2OL5 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56791; 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2Ol4 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a8261; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 34 TAhun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Pembauran Kebangsaan di Daerah; 7. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara (Iembaran Dearah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9); MEMUTUSKAN: GUBERNUR TENTANG Menetapkan : PERATURAN PEDOMAN PEI{YELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN PROVINSI, KABUPATENIKOTA, KECAMATAN DAN DESA/KELURAHAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA BAB ] KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubemur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara;

-3-2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Ra\yat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom; 4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara; 5. Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, etnis melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat isdadat, seni budaya, pendidikan dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis masing-masing dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Pembinaan Pembauran Kebangsaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah bersama masyarakat untuk terciptanya iklim yang kondusif yang memungkinkan adanya perubahan sikap agar menerima kemajemukan masyarakat dalarn wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Forum Pembauran Kebangsaan yang selanjutnya disebut FPK adalah wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antara warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan Pembauran Kebangsaan 8. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja Kecamatan sebagai perangkat daerah Kabupaten dan daerah kota. 9. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan menguruls urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

-4- BAB II PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN Pasa] 2 (1) Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan Provinsi dilaksanakan di Ibukota Provinsi dan/atau tempat lain yang dapat dijangkau oleh masyarakat; (2) Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan KabupatenlKota dilaksanakan di Ibukota Kabupaten/Kota dan/atau tempat lain yang dapat dijangkau oleh masyarakat; (3) Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan kecamatan dilaksanakan di Pusat Pemerintah Kecamatan dan/atau tempat lain dapat dijangkau oleh masyarakat; (4) Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan Desa/Kelurahan dilaksanakan di Balai Desa/Kelurahan dan/atau tempat yang dapat dijangkau oleh masyarakat; BAB III PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN Pasal 3 FPK merupakan wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antara vrarga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan, serta menciptakan iklim kondusip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasal 4 (1) FPK Provinsi dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi; (2) FPK Kabupaten/Kota dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Kabup aten I Kota; (3) FPK Kecamatan dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan; (4) FPK Desa/Kelurahan dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Desa/ Kelurahan ; (5) FPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (21, ayat (3) dan ayat (4) memiliki hubungan yang bersifat konsultatif dan koordinatif. Pasal 5 {1} Pembentukan FPK Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur; (2) Pembentukan FPK Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ay at (21 ditetapkan dengan Keputusan Bupati l Walikota;

-5- (3) Pembentukan FPK Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Camat atas nama Bupati/Walikota; (a) Pembentukan FPK Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (41 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah atas nama Bupati/Walikota Ub. Camat; BAB IV TUGAS DAN FUNGSI FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DAN DEWAN PEMBINA Pasal 6 (1) FPK Provinsi mempunyai tugas dan fungsi: a. menjaring aspirasi masyarakat di bidang Pembauran Kebangsaan mewujudkan kebersarnaan dalam kebhinekaan; b. menyelenggarakan Forum dialog dengan pimpinan organisasi Pembauran, tokoh etnis, tokoh masyarakat dan akademisi peduli pembauran kebangsaan dalam bingkai NKRI; c. menyelenggarakan sosialisasi regulasi dan kebijakan yang terkait dengan Pembauran kebangsaan untuk memantapkan 4 (empat) konsensus nasional; d. merumuskan rekomendasi kepada Gubernur sebagai bahan pertimbangan dalam men5rusun kebijakan Pemerintah terkait Pembauran Kebangsaan untuk mewujudkan iklim kondusi{itas kehidupan berbangsa dan bernegara; {21 FPK Kabupaten/Kota mempunyai tugas dan fungsi: a. menjaring aspirasi masyarakat di bidang Pembauran Kebangsaan mewujudkan kebersalnaan dalam kebhinekaan; b. menyelenggarakan forum dialog dengan pimpinan organisasi Pembauran, tokoh etnis, tokoh masyarakat dan akademisi peduli pembauran kebangsaan dalam bingkai NKRI; c. menyelenggarakan sosialisasi regulasi dan kebijakan yang berkaitan dengan Pembauran kebangsaan untuk memantapkan 4 (empat) konsensus nasional; d. merumuskan rekomendasi kepada Bupati/Walikota sebagai bahan pertimbangan dalam men5rusun kebijakan Pemerintah terkait Pembauran Kebangsaan untuk mewujudkan iklim kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara;

-6- (3) FPK Kecamatan mempunyai tugas dan fungsi: a. menjaring aspirasi masyarakat di bidang Pembauran Kebangsaan mewujudkan kebersarnaan dalam kebhinekaan; b. menyelenggarakan forum diatog dengan pimpinan organisasi Pembauran, tokoh etnis, tokoh masyarakat dan akademisi peduli pembauran kebangsaan dalam bingkai NKRI; c. menyelenggarakan sosialisasi kebijakan yang berkaitan dengan Pembauran Kebangsaan; d. merumuskan rekomendasi kepada Camat sebagai bahan pertimbangan dalam men)rusun kebijakan Pemerintah terkait Pembauran Kebangsaan untuk mewujudkan iklim kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara; (4) FPK Desa/Kelurahan mempunyai tugas dan fungsi: a. menjaring aspirasi masyarakat di bidang Pembauran Kebangsaan mewujudkan kebersarnaan dalam kebhinekaan; b. menyelenggarakan forum dialog dengan pimpinan organisasi Pembauran, tokoh etnis, tokoh masyarakat dan akademisi peduli pembauran kebangsaan dalam bingkai NKRI; c. menyelenggarakan sosialisasi kebijakan yang berkaitan dengan Pembauran Kebangsaan; d. merumuskan rekomendasi kepada Kepala Desa/Lurah sebagai bahan pertimbangan dalam men5rusun kebijakan Pemerintah terkait Pembauran Kebangsaan untuk mewujudkan iklim kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara; BAB V KEANGGOTAAN DAN PENGURUS FPK Pasal 7 (1) Keanggotaan FPK terdiri atas Pimpinan Organisasi Pembauran Kebangsaan, Akademisi, Tokoh Etnis, dan Tokoh Masyarakat setempat yang mencerminkan pembauran secara proporsional. (2) Jumlah anggota Kepengurusarl FPK Provinsi maksimal 19 (Sembilan belas) orang, FPK Kabupaten/Kota maksimal L7 (tujuh belas) orang, FPK Kecamatan maksimal 15 (lima belas) orang dan FPK Desa/Kelurahan maksimal 13 (tiga belas) orang disesuaikan dengan kebutuhan pembauran di masing-masing daerah;

-7- (3) Masa kerja keanggotaan FPK selama 5 (lima) tahun dan dapat diplih kembali; Pasal 8 (1) FPK dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua dan wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris dan 1 (satu) orang bendahara, dan anggota sesuai dengan kebutuhan yang dipilih secara musyawarah oleh anggota. (2) Masa kerja keanggotaan FPK selama 5 (lima) tahun dan kepengurusannya d.apat dipilih kembati seeara musyawarah dan mufakat oleh anggota, khusus untuk ketua maksimal 2 (dua) periode; (3) Pembentukan pengurusan FPK Periode berikutnya dimusyawarahkan dan disusun oleh pengurus FPK yang sedang berjalan sesuai peraturan dan tata tertib yang berlaku. Kemudian diserahkan kepada Pemerintah/Kepala Daerah untuk ditetapkan dalam Surat Keputusan sesuai tingkatannya. (4) Apabila anggota/pimpinan FPK meninggal dunia, pindah keluar daerah dan/atau berhalangan tetap dilakukan penggantian dengan pemilihan secara musyawarah dan mufakat oleh anggota. (5) FPK dibantu oleh 2 (dua) orang staf sekretariat di luar pengurus dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. BAB VI PEMBINA FPK Pasal 9 (1) Dalam rangka membina FPK dibentuk Dewan Pembina FPK di Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa/ Kelurahan; (2) Dewan Pembina FPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. membantu Kepala Daerah dalam merumuskan kebijakan Pembauran Kebangsaan; b. memfasilitasi hubungan kerja dengan Pemerintah Daerah dan hubungan antar instansi terkait di daerah dalam penyelenggaraan pembauran kebangsaaan. (3) Masa kerja Dewan Pembina FPK selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali. (4) Pembentukan Dewan Pembina FPK di Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur; (5) Pembentukan Dewan Pembina FPK di KabupatenlKota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota;

-8- (6) Pembentukan Dewan Pembina FPK di Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Camat atas nama Bupati/Walikota; (7) Pembentukan Dewan Pembina FPK di Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah atas nama Bupati/Walikota Ub. Camat; Pasal 1O Keanggotaan Dewan Pembina FPK Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan ditetapkan dengan susunan keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraarl Pembauran Kebangsaan di Daerah. BAB VII PEMBINAAN DAN PELAPORAN Pasal 11" (1) Dalam rangka pembinaan penyelenggaraan Pembauran kebangsaan, Gubernur melakukan pengawasan terhadap Bupati/Walikota dan instansi terkait di Daerah; (2) Dalam rangka pembinaan penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan, Bupati/Walikota melakukan pengawasan terhadap Camat dan Kepala Desa/Lurah serta instansi terkait di daerah. Pasal 12 ('l) Gubernur melakukan pembinaan penyelenggaraan Pembauran kebangsaan di tingkat Provinsi; (2) Bupati/Walikota melakukan pembinaan penyelenggara rn Pembauran kebangsaan di tingkat Kabupatenl Kota; (3) Camat atau sebutan lain melakukan pembinaan penyelenggara Ln Pembauran kebangsaan di tingkat Kelurahan/Desa;

-9- (1) (21 (3) (4) Pasal 13 Laporan pembentukan FPK dan Dewan Pembina FPK serta pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan FPK di Provinsi disampaikan oleh Gubernur Kepada Menteri Dalam Negeri, dengan tembusan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; Laporan pemhentukan FPK dan Dewan Pembina FPK serta pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan FPK di Kabupatenf Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan disampaikan oleh Bupati/Walikota Kepada Gubernur kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia serta unsur Pimpinan Daerah Provinsi; Laporan Pelaksanaan Pembinaan dan penyelenggaraan Pembauran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan, pada bulan Januari dan Juli dan sewaktu-waktu jika diperlukan; Dalam keadaan mendesak, mekanisme pelaporarl sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat disampaikan secara lisan dan dapat melampaui hierarki yang ada, dengan ketentuan tetap segera menyampaikan laporan dan tembusan tertulis secara hierarki. BAB VIII PENDANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 14 (1) Pendanaan bagi penyelenggaraan kegiatan FPK didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), ditampung dalam anggaran SKPD yang membidangi urusan Kesatuan Bangsa dan Politik pada setiap tahun anggaran berjalan. (21 Kegiaban lain yang tidak tercantum dalam ayat (1), maka penyelenggaraan kegiatan FPK didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui bantuan pihak lain yang tidak mengikat.

-10- Pasal 15 (1) Anggaran penyelenggaraan kefuiatan FPK sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1), dipertanggungiawabkan oleh FPK melalui SKPD yang membidangi urusan Kesatuan Bangsa dan Politik sesuai tingkatannya. (2) Anggaran penyelenggaraan kegiatan FPK sebagaimana dimaksud Pasal 14 ay at {2}, dipertanggungi awabkan langsung sesuai tingkatannya. BAB IX KE.TENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 47 Tahun 2An tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Provinsi Sumatera Utara (Berita Daerah Provinsi Sumatera utara Tahun 2ol1 Nomor 47) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 17 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara. Diundangkan di Medan pada tanggal 1 Maret 2OL6 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA, ttd HASBAN RITONGA Ditetapkan di Medan pada tanggal 25 Februan 2OL6 Plt, GUBERNUR SUMATERA UTARA, ttd TENGKU ERRY NURADI BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 NOMOR 6 Salinan KEP Aslinya KUM, Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19590227 198003 1 004