BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

BAB I PENDAHULUAN. andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai Negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI PULAU MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN. Oleh: Henny Haerani G

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

Transkripsi:

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 i

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI ABSTRAK Di berbagai daerah di Indonesia, sektor pariwisata saat ini telah berkembang dengan pesat. Hal ini ditunjukkan dengan minat masyarakat yang besar untuk mengunjungi tempat-tempat wisata alam yang ada. Salah satu prinsip pengembangan pariwisata alam yaitu menekankan keterlibatan masyarakat secara langsung terhadap seluruh kegiatan pembangunan pariwisata dari mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Masyarakat diletakkan sebagai faktor utama yang memiliki kepentingan berpartisipasi secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasi serta pemanfaatan sumber daya alam. Ekowisata merupakan suatu kegiatan wisata berbasis alam yang bertujuan untuk berinteraksi langsung dengan alam, mengetahui habitat dan ekosistem yang ada dalam suatu lingkungan hidup, memberikan manfaat ekonomi kepada lingkungan untuk pelestarian lingkungan hidupnya, menyediakan lapangan kerja dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal guna meningkatkan taraf hidupnya, dan menghormati serta melestarikan kebudayaan masyarakat lokal (Subadra, 2007). Kegiatan ekowisata sendiri dapat terwadahi salah satunya melalui wisata pendakian gunung. Guci merupakan salah satu obyek wisata alam unggulan yang ada di Kabupaten Tegal. Wisata pendakian Gunung Slamet sebagai salah satu atraksi wisata yang ditawarkan merupakan perwujudan dari konsep ekowisata. Secara administratif, masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Obyek Wisata Guci berada di dua desa yaitu Desa Rembul (Kecamatan Bojong) dan Desa Guci (Kecamatan Bumijawa). Permasalahan utama yaitu semakin kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan atraksi wisata pendakian Gunung Slamet yang disebabkan pengembangan pariwisata ini kurang memberikan dampak positif terhadap kehidupan perekonomian masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk membuka hutan dan menjadikannya sebagai lahan pertanian untuk bercocok tanam sayuran seperti kubis dan wortel. Padahal partisipasi masyarakat merupakan potensi yang dapat memberikan nilai tambah terhadap keberadaan atraksi wisata pendakian Gunung Slamet. Dari permasalahan utama tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat terhadap atraksi wisata pendakian Gunung Slamet kawasan wisata Guci sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Rembul dan Desa Guci. Dalam mencapai tujuan tersebut, metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu teknik pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, wawancara serta penyebaran kuesioner. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui mencari data di instansi, artikel-artikel media massa, internet serta dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Dalam mencapai tujuan adapun analisis yang dilakukan yaitu analisis karakteristik masyarakat Desa Rembul dan Guci, kesejahteraan masyarakat Desa Rembul dan Guci, analisis bentuk partisipasi masyarakat terhadap atraksi wisata pendakian Gunung Slamet serta analisis bentuk partisipasi masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Rembul dan Guci. Hasil dari analisis yang dilakukan adalah diketahuinya bentuk partisipasi dari masyarakat Desa Rembul dan Guci terhadap atraksi wisata pendakian Gunung Slamet kawasan wisata Guci. Bentuk partisipasi masyarakat tersebut yaitu usaha/kegiatan yang terkait dengan kegiatan atraksi wisata pendakian Gunung Slamet, usaha untuk menjaga kelestarian hutan Gunung Slamet, usaha untuk menjaga kelangsungan kondisi atraksi wisata pendakian Gunung Slamet, ikut serta dalam usaha promosi maupun publikasi yang diadakan, sebagai sumber informasi, menghadiri pertemuan dan memberikan sumbangan. Selain itu diketahui pula bentuk partisipasi masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Rembul dan Guci yaitu dengan menerapkan bentuk partisipasi alternatif. Penerapan bentuk partisipasi alternatif yang dimaksud yaitu dengan melakukan pergelaran seni masyarakat, persewaan kuda sebagai sarana transportasi lokal dan berjualan souvenir atau cinderamata yang berhubungan dengan wisata pendakian Gunung Slamet. Dengan demikian pada akhirnya masyarakat Desa Rembul dan Guci dapat memperoleh penghasilan yang besar dengan adanya kegiatan dari atraksi wisata pendakian Gunung Slamet. Dengan diketahuinya bentuk partisipasi masyarakat terhadap atraksi wisata pendakian Gunung Slamet, maka masyarakat secara sadar akan terus meningkatkan partisipasinya terhadap atraksi wisata pendakian Gunung Slamet. Pemerintah juga perlu memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata yang ada sehingga bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat akan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Rembul dan Guci. Keywords : ekowisata, bentuk partisipasi masyarakat, atraksi wisata pendakian Gunung Slamet

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sektor pariwisata dianggap sebagai sektor yang sangat potensial untuk menambah sumber devisa negara dari pendapatan nonmigas. Terutama di negara-negara berkembang, sektor pariwisata telah menjadi perhatian khusus untuk terus dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya program pengembangan pariwisata yang ada di negara tersebut (Spillane, 1993: 46). Perkembangan pariwisata secara tidak langsung akan diikuti oleh berkembangnya sektor-sektor lain yang terkait seperti perhotelan, restoran, perdagangan dan kerajinan rakyat. Selain itu, lapangan pekerjaaan baru akan semakin terbuka sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Pada tahun 2001, pariwisata telah menciptakan kesempatan kerja bagi 207 juta orang atau lebih dari 8% kesempatan kerja di dunia dan tahun 2005 meningkat yaitu menciptakan lapangan kerja bagi 305 juta orang (Pitana dan Gayatri, 2005: 5). Dengan kata lain, multiplier effect yang timbul dari kegiatan pariwisata memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan di negara tersebut. Bagi Indonesia, peranan pariwisata semakin terasa terutama setelah melemahnya peranan minyak dan gas. Meskipun demikian, nilai nominalnya dalam dollar sedikit mengalami fluktuasi. Dalam beberapa dasawarsa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia menunjukkan trend yang naik. Tahun 1969, Indonesia hanya dikunjungi oleh 86.067 wisman, kemudian meningkat menjadi 2.051.686 tahun 1990 dan 5.064.217 pada tahun 2000. Jumlah kunjungan wisman mengalami pertumbuhan negatif sebanyak empat kali yaitu tahun 1982, 1998, 1999 dan 2001. Hal ini berkaitan erat dengan gejolak yang terjadi dan faktor jaminan keamanan yang kurang di Indonesia. Kedatangan wisman tersebut telah memberikan penerimaan devisa yang sangat besar kepada Indonesia. Pada tahun 2000, jumlah devisa yang diterima Indonesia sebesar 5,748.80 juta dollar AS (Santosa, 2001 dalam Pitana dan Gayatri, 2005: 6). Tidak hanya negara, sektor pariwisata yang berkembang demikian pesat mendorong daerah untuk berupaya mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki wilayahnya. Adanya otonomi daerah menyebabkan daerah dapat menetapkan kebijakan sehubungan dengan sektor kepariwisataan yang ada. Berbagai usaha juga dilakukan guna mendukung kemajuan sektor pariwisata yang ada di daerah tersebut. Potensi pariwisata berupa alam, budaya, sejarah ataupun buatan dijadikan magnet untuk mendatangkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini dimaksudkan agar perkembangan sektor pariwisata dapat memberikan banyak keuntungan sehingga pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik. 1

2 Perkembangan wisata yang begitu pesat menyebabkan munculnya berbagai dampak negatif terhadap lingkungan alam seperti pencemaran, kerusakan lingkungan dan ekosistem didalamnya. Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan lingkungan yang semakin parah maka dikembangkan jenis pariwisata alternatif yang disebut ekowisata. Bentuk dari pariwisata alternatif ini berbeda dari pariwisata konvensional, dimana pariwisata ini dapat digunakan sebagai alat untuk menunjang kelestarian lingkungan. Konsep dari ekowisata ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan pariwisata berkelanjutan. Dengan adanya ekowisata, wisatawan tidak hanya berekreasi namun juga dapat berinteraksi secara langsung dengan alam. Wisatawan juga dapat menyatu dengan lingkungan yang masih sangat alami seperti hutan, gunung, laut, sungai, gua. Kecenderungan untuk menikmati jenis wisata tersebut terjadi karena semakin besarnya keinginan masyarakat khususnya di perkotaan untuk memperoleh pengalaman petualangan yang menarik dari lingkungan yang masih alami. Kegiatan ekowisata adalah salah satu kegiatan wisata yang pertumbuhannya cukup besar yaitu sekitar 20% dari total perjalanan internasional (Damanik dan Weber, 2006: 43). Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan ekowisata yang berlokasi di kawasan pelestarian alam dengan harapan memberikan dampak positif dalam menciptakan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan devisa negara dan untuk melaksanakan upaya konservasi. Pada mulanya ekowisata masih diidentikkan dengan nature tourism atau wisata alam biasa. Dalam pengembangan ekowisata mutlak diperlukan dukungan dari masyarakat setempat mulai dari tahap perencanaan, pembangunan dan pengoperasiannya. Dimana masyarakat tersebut mengetahui semua kondisi dari lingkungan yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, partisipasi dari masyarakat setempat harus terus ditingkatkan dan dilibatkan secara aktif sehingga prinsip dari ekowisata dapat tercapai. Masyarakat berhak memberi saran dan kritik terhadap pembangunan ekowisata yang sedang berjalan sehingga tercipta rasa memiliki serta masyarakat akan memelihara sumber daya alam dan lingkungan yang menjadi obyek kegiatan ekowisata sebagai lahan pencahariannya. Prinsip-prinsip dari pariwisata berkelanjutan yang terdapat dalam Pacific Ministers Conference on Tourism and Environment di Maldivest tahun 1997 meliputi kesejahteraan lokal, penciptaan lapangan kerja, konservasi sumber daya alam, pemeliharaan dan peningkatan kualitas hidup serta equity inter dan antar generasi dalam distribusi kesejahteraan. Berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut dapat terlihat partisipasi dari masyarakat setempat tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan pariwisata. Untuk dapat menumbuhkan dan meningkatkan peran aktif dari masyarakat maka diperlukan suatu lingkungan yang kondusif. Hal ini agar fungsi dari masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan namun dapat sebagai subjek sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dengan adanya kegiatan pariwisata.

3 Salah satu konsep dasar yang lebih operasional tentang ekowisata yaitu perjalanan outdoor dan di kawasan alam yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan (Form, 2004 dalam Damanik, 2006: 38). Berdasarkan konsep tersebut, maka salah satu atraksi yang ditawarkan dari ekowisata yaitu wisata pendakian gunung. Indonesia sendiri memiliki beberapa gugusan gunung yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah kegiatan wisata alternatif yang menyenangkan. Wisata pendakian gunung atau yang sering disebut juga mountaineering merupakan kegiatan wisata yang dapat menimbulkan rasa cinta akan alam dan tanah air, melatih meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan ketahanan tubuh dan memupuk persahabatan (Fandeli, 2001: 144). Selain itu dengan berwisata mendaki gunung secara tidak langsung akan menciptakan generasi dengan semangat kerja yang tinggi dan meningkatkan pengenalan lebih baik terhadap semua unsur alam lingkungan. Wisata pendakian gunung dapat dikembangkan menjadi wisata yang menarik dan menyenangkan. Tantangan dan resiko yang tinggi dapat dihindari apabila wisatawan mempunyai pengetahuan dan terlatih dalam berwisata mendaki gunung. Berkaitan dengan potensi alam yang dimiliki dan kecenderungan pasar yang ada, Kabupaten Tegal berusaha mengembangkan salah satu obyek wisata alamnya yaitu Guci. Atraksi wisata yang ditawarkan sebagian besar merupakan penerapan dari konsep ekowisata. Salah satunya yaitu wisata pendakian Gunung Slamet. Obyek Wisata Guci mempunyai kemudahan akses yang dapat dijangkau dengan mudah dari kota disekitarnya. Kondisi jalan aspal yang bagus dan banyaknya papan penunjuk arah semakin mempermudah wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Guci. Sarana angkutan umum berupa bus dan angkutan desa juga tersedia untuk mengantarkan wisatawan. Secara administratif, Obyek wisata Guci terletak pada dua desa yang berbeda kecamatan yaitu Desa Rembul (Kecamatan Bojong) dan Desa Guci (Kecamatan Bumijawa). Gunung Slamet sendiri merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dengan ketinggian 3.428 mdpl. Kondisi alamnya yang masih alami dan banyak menyimpan potensi yang belum diketahui, menyebabkan banyak orang tertarik untuk mendaki Gunung Slamet. Keinginan untuk mendaki Gunung Slamet dapat tercapai karena di masing-masing kabupaten terdapat jalur pendakian. Khusus di Kabupaten Tegal, jalur pendakian Gunung Slamet berada di dalam Obyek Wisata Guci dan menjadi salah satu atraksi yang ditawarkan kepada wisatawan. Jalur pendakian ini merupakan jalur terpendek dan termudah untuk mencapai puncak Gunung Slamet dibanding dengan jalur pendakian di kabupaten lain. Dengan demikian wisatawan terutama dari kalangan remaja dapat menikmati keindahan Gunung Slamet ketika berkunjung ke Obyek Wisata Guci. Kondisi hutan Gunung Slamet yang masih alami dan banyak terdapat flora dan fauna khas menyebabkan kegiatan wisata pendakian gunung dapat dikembangkan lebih lanjut. Terdapatnya atraksi wisata pendakian Gunung Slamet di Obyek Wisata Guci menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Terlebih di hari libur, banyak dari kelompok pecinta alam