BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak usia dini orang tua selalu berharap dan mengajarkan kepada anaknya untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berprestasi dan patut di pertahankan oleh diperusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan dalam hal

PERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung

Pertemuan 3 MENGEMBANGKAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan ilmu pengetahuan ini, dituntut orang-orang yang berkualitas

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan yang terus berkembang membuat banyak teori-teori

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Interpersonal Communication Skill

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang memadai. Karyawan dapat menghasilkan kontribusi yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan yang cukup luas untuk menghadapi era tersebut. Semakin

terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kontribusi yang sangat besar pada masyarakat (Reni Akbar

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

Pada umumnya semua orang sangat membutuhkan pekerjaan untuk dapat. memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah mendapatkan pekerjaan, orang sering

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa

persaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia pendidikan. Khususnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, hampir setiap hari manusia menemui kesulitankesulitan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan studi di universitas. Pada saat menjalani studi, mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini ialah industri pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SGD BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:43) analisis merupakan

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

GAMBARAN ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA DI SMU NEGERI 27 JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan dengan hakikat manusia, yaitu sebagai makhluk berketuhanan, makhluk individual, dan makhluk sosial (Mamahit, 2003: 1). Sebagai makhluk berketuhanan, keinginan dan kegiatan manusia diarahkan pada hubungan pribadi antara manusia dan Tuhan. Sebagai makhluk individual, manusia merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Maksudnya kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan seluruh jiwa raga. Mamahit menambahkan bahwa manusia sebagai makhluk individual tidak hanya berarti makhluk dengan keseluruhan jiwa raga, melainkan juga makhluk yang memiliki ciri khas tersendiri menurut corak kepribadian. Sebagai makhluk sosial, manusia diartikan sebagai makhluk yang tidak dapat hidup menyendiri dan selalu membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lain (Mulyadi, 2004: 1). Mulyadi dan Mamahit berpendapat oleh karena manusia sebagai makhluk sosial, maka kehidupan manusia bersifat dinamis dan diwarnai oleh tekanan dan tantangan. Untuk menghadapi tekanan dan tantangan itu, selain memiliki kebutuhan, bakat, minat, cita-cita, sifat, karakteristik, sikap, pandangan atau penilaian tersendiri, setiap individual memiliki kekuatan. Stoltz dalam Mamahit (2003: 2) berpendapat bahwa di antara banyak kekuatan yang dimiliki oleh individual, salah satu kekuatan yang dimiliki individual adalah seberapa jauh individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan individual untuk mengatasi 1

kesulitan. Mamahit menyatakan bahwa jika individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan, maka individual akan mencapai kesuksesan dalam hidup. Stoltz (2000: 6) menyatakan kesuksesan adalah tingkat seseorang bergerak ke depan dan ke atas, terus maju dalam menjalani hidup, kendati terdapat berbagai rintangan atau bentuk kesengsaraan. Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, diantaranya ditentukan oleh adversity quotient (AQ) yang dimiliki oleh setiap orang. Tingkat kesuksesan seorang individual dapat terlihat, misalnya kesuksesan seorang mahasiswa dapat dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sedangkan kesuksesan seorang pegawai dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan. Namun, memiliki IPK yang baik tidak menjamin bahwa seseorang dapat memiliki kinerja yang baik. Tetapi dalam melakukan penerimaan pegawai, perusahaan cenderung mencantumkan IPK minimum sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi calon pekerja. Selama ini dapat dilihat dari iklan-iklan lowongan pekerjaan yang dimuat di koran, IPK dijadikan tolok ukur dalam menerima pegawai. Selain itu, berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak perusahaan yang melakukan tes IQ kepada calon pekerja. Padahal kecerdasan bukan menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang. Setelah IQ diyakini bukan merupakan tolok ukur kesuksesan seseorang, maka muncul konsep yang disebut dengan emotional quotient (EQ). Goleman dalam Stoltz (2000: 15) mengemukakan secara meyakinkan bahwa dalam kehidupan, EQ lebih penting daripada IQ. Selanjutnya Goleman menambahkan banyak orang yang memiliki IQ tinggi namun gagal, hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki EQ yang baik. 2

Namun Stoltz (2000: 15-16) menyatakan bahwa seperti halnya IQ, tidak setiap orang memanfaatkan EQ dan potensi mereka sepenuhnya, meskipun kecakapan-kecakapan yang berharga itu mereka miliki. Menurut Stoltz karena EQ tidak mempunyai tolak ukur yang sah dan metode yang jelas untuk mempelajarinya, maka kecerdasasan emosional tetap sulit dipahami. Sejumlah orang memiliki IQ yang tinggi berikut segala aspek kecerdasan emosional, namun orang-orang tersebut gagal menunjukkan kemampuan. Stoltz menambahkan bukan IQ atau pun EQ yang menentukan sukses seorang individual, tapi keduanya memainkan suatu peran. AQ dapat berperan dalam memberikan gambaran kepada individual berkaitan dengan seberapa jauh individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu untuk mengatasinya; siapa yang mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang akan hancur; siapa yang akan melampaui harapan-harapan atas kinerja dan potensi individual serta siapa yang akan gagal; serta siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan (Stoltz, 2000: 8-9). Stoltz menemukan bahwa rasa ketidakberdayaan yang dipelajari (AQ rendah) telah mengurangi kinerja, produktivitas, motivasi, energi, kemauan untuk belajar, perbaikan diri, keberanian mengambil risiko, kreativitas, kesehatan, vitalitas, keuletan, dan ketekunan. Stoltz menyatakan bahwa seseorang yang pesimis dan cepat putus asa memiliki AQ yang rendah. Sedangkan orang yang optimis dan terus mendaki memiliki AQ yang tinggi. Topik ini menarik untuk diteliti karena ternyata IQ dan EQ saja tidaklah cukup untuk memperoleh kesuksesan. Faktor paling penting dalam meraih sukses adalah AQ (Stoltz, 2000). Tanpa AQ yang baik, IQ dan EQ akan menjadi sia-sia 3

dan tidak berarti karena untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan keuletan, tahan banting, dan daya juang yang tinggi. Seperti yang dikemukakan Stoltz, AQ rendah berdampak pada berkurangnya kinerja. Seseorang yang memiliki AQ Tinggi akan memiliki optimistis. Penelitian yang dilakukan oleh Seligman et al. dalam Stoltz mengungkapkan bahwa perbedaan-perbedaan dramatis antara orang-orang yang merespons kesulitan sebagai orang yang optimistis versus pesimistis. Manajer yang optimistis jauh mengungguli manajer yang pesimistis. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memilih topik Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan (Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Untuk tetap bertahan dan maju di tengah-tengah tekanan dan kesulitan yang begitu banyaknya, dibutuhkan AQ yang tinggi. IQ dan EQ bukanlah faktor yang menentukan apakah seseorang akan bertahan atau tidak, namun keduanya memiliki peran. Menurut Stoltz (2000), AQ merupakan faktor paling penting dalam meraih sukses karena seorang individual yang memiliki IQ tinggi dan EQ yang baik ternyata belum tentu sukses. Hal ini dikarenakan individual tidak memiliki AQ yang baik sehingga menjadi cepat menyerah dan tidak mau meneruskan pendakian. Berdasarkan beberapa riset (D souza, 2006; Lazaro-Capones, 2004; Williams, 2003) telah ditemukan bahwa AQ ternyata berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja yang diukur bukan hanya kinerja karyawan, tetapi juga kinerja siswa (dalam hal ini nilai). Penelitian-penelitian di berbagai perusahaan, sekolah, 4

dan dengan atlet-atlet memperlihatkan bahwa adversity response profile (ARP) merupakan peramal kinerja yang efektif dan berperan dalam serangkaian kesuksesan lainnya (Stoltz, 2000: 120). Penelitian ini dilakukan di Holiday Inn Bandung. Penelitian hanya membahas mengenai pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka identifikasi masalah yang dipilih untuk penelitian ini adalah: A. Bagaimana tingkat adversity quotient karyawan di Holiday Inn Bandung? B. Bagaimana tingkat kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung? C. Apakah terdapat pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: A. Untuk mengetahui tingkat adversity quotient karyawan di Holiday Inn Bandung. B. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung. C. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung. 5

1.3.2 Kegunaan Penelitian A. Penulis: a. Untuk menambah wawasan dan memperoleh gambaran secara langsung mengenai pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan. b. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen. B. Perusahaan yang bersangkutan, dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam kaitannya dengan sumber daya manusia terutama dalam hal kinerja karyawan. C. Pihak lain yang membutuhkan penelitian ini untuk menambah pengetahuan, sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan, serta untuk pengambilan keputusan. 1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Holiday Inn, yang beralamatkan di Jalan Ir. H. Juanda No.33 Bandung. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 5 (lima) bulan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai kinerja karyawan, pembahasan mengenai AQ, pengembangan hipotesis, serta model penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi mengenai subjek penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur pengumpulan data, definisi operasional, uji outliers, uji validitas, uji reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian, serta uji hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai objek penelitian, karakteristik subjek penelitian, hasil uji outliers, hasil uji validitas, hasil uji reliabilitas, hasil uji statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian, hasil uji hipotesis, serta model hasil penelitian, termasuk di dalamnya berbagai pembahasan hasil-hasil penelitian tersebut. BAB V PENUTUP Bab ini berisi mengenai simpulan, implikasi AQ terhadap kinerja karyawan, keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian mendatang. 7