LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

(Rp.) , ,04

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

GUBERNUR JAWA TENGAH

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

KATA PENGANTAR. Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

1 P a g e BAB I PENDAHULUAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 2,597,999, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 29,647,491, BELANJA LANGSUNG 66,211,846,000.00

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,591,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 35,453,688, BELANJA LANGSUNG 80,361,575,770.00

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK), juga tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi tindakan dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (peformanca gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013 NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 1 Lebih dari 100 % Sangat Baik 2 75 % sampai 100 % Baik 3 55 % sampai 75 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang 3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran disajikan sebagai berikut : DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 14

3.2.1. Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal Tujuan meningkatkan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 2 indikator. Capaian sasaran strategis dan indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : TUJUAN 1 SASARAN 1 meningkatkan produksi ternak Meningkatnya populasi ternak dan dengan pendayagunaan sumber produksi hasil peternakan. daya lokal Sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan diukur melalui 2 indikator, yaitu (1) jumlah populasi ternak dan (2) jumlah produksi hasil peternakan. Indikator kinerja, target, dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.2 NO Capaian kinerja sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI*) (%) PERTUMBUHAN (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jumlah populasi ternak (ekor) : 99,04 9,08 sapi potong 5.058.853 3.831.537 75,74-22,49 sapi perah 323.814 227.991 70,41-26,32 Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam buras Ayam ras petelur Ayam ras pedaging Itik Entok 2 Jumlah produksi hasil ternak (ton) Daging Telur susu 32.677 28.169 86,20-15,54 11.439 10.996 96,13-5,17 2.951.463 2.935.021 99,44 2,55 971.415 1.136.869 117,03 7,82 34.466 42.370 122,93 20,33 30.196.154 33.006.612 109,31 6,69 38.923.409 41.623.938 106,94 6,73 61.455.607 52.100.003 84,78 3,29 4.001.671 4.173.819 104,30 7,83 854.896 985.574 115,29 23,36 94,78-7,71 364.914 352.004 96,46 0,66 305.042 347.611 113,96 17,62 574.639 424.857 73,93-25,99 Rata Rata Persentase Capaian Sasaran 98,19 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 15

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1 pada Tabel 3.2, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja produksi ternak tergolong Baik (rata-rata 98,19%). Perkembangan capaian populasi ternak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 seperti yang terlihat pada tabel 3.3 menunjukkan peningkatan, kecuali komoditas sapi potong, sapi perah dan kerbau. Jumlah populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2012 adalah hasil registrasi tahunan oleh Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-jawa Timur, sedangkan jumlah sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2013 adalah Hasil Sensus Ternak Nasional Tahun 2013 yang dilaksanakan BPS setiap 10 tahun sekali. Penurunan jumlah populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau hasil Sensus Ternak Nasional tahun 2013 terjadi tidak hanya di provinsi Jawa Timur tetapi terjadi pada hampir seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini masih menjadi kajian Dinas Peternakan dan Kementrian Pertanian tentang penyebab penurunan populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau. Untuk itu Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengembangan peternakan yang telah dilakukan dan melakukan langkah-langkah konkrit pengembangan peternakan ke depan dalam menyikapi hasil ST Nasional Tahun 2013 agar dapat meningkatkan populasi ternak. Pencapaian sasaran meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil peternakan dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Pengembangan Agribisnis, dan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan populasi dan produksi baik dari segi fungsi perbibitan, budidaya, pakan maupun kesehatan hewan, antara lain : (1) Kegiatan Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (2) Peningkatan populasi ternak (integrasi ternak dan komoditas pertanian lainya); (3) Pengembangan budidaya ternak; (4) Peningkatan populasi sapi Madura; (5) Pengumpulan dan pengolahan data peternakan; (6) Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan; (7) Pemberdayaan Laboratorium dan pengembangan alsin peternakan; (8) Pengembangan kawasan sentra perbibitan ternak di perdesaan; (9) Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan; serta peran serta UPTD Perbibitan dan Hijauan Makanan Ternak yang menyebar di beberapa wilayah Jawa Timur. Tabel 3.3 N0 Indikator Kinerja 1 Jumlah populasi ternak (ekor) : Perkembangan populasi ternak dan produksi hasil peternakan tahun 2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013*) Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian sapi potong 3.558.948 3.745.453 4.727.298 4.943.176 3.831.537 sapi perah 221.743 231.408 296.350 309.448 227.991 Kerbau 49.698 49.638 32.675 33.353 28.169 Kuda 9.293 9.250 11.439 11.595 10.996 Kambing 2.779.542 2.822.912 2.830.915 2.862.083 2.935.021 Domba 740.269 750.961 942.915 1.054.380 1.136.869 Babi 15.584 15.367 34.465 35.211 42.370 Ayam buras 23.596.465 24.006.814 29.310.251 30.936.698 33.006.612 Ayam ras petelur 21.369.783 21.959.505 37.047.861 38.998.304 41.623.938 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 16

Ayam ras pedaging 55.634.580 56.993.631 50.268.093 50.439.219 52.100.003 Itik 3.632.813 3.688.275 3.884.269 3.870.842 4.173.819 Entok 772.951 783.524 829.815 798.956 985.574 2 Jumlah produksi hasil ternak (ton) : Daging 316.713 339.055 345.371 349.694 352.004 Telur 251.412 257.529 285.567 295.537 347.611 Susu 516.443 528.099 566.062 574.086 424.857 Perkembangan capaian populasi ternak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan peningkatan, kecuali komoditas sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang mengalami penurunan populasi berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013. Hal ini berpengaruh pula terhadap capaian produksi hasil ternak tahun 2013. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya meningkatkan produksi peternakan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani baik di tingkat regional maupun nasional. 3.2.2. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan. Tujuan meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut. TUJUAN 2 SASARAN 1 meningkatkan unit usaha produk hewan yang memenuhi syarat kesmavet dan kesrawan Sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi, diukur melalui 1 indikator, yaitu penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.4 sebagai berikut : Meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi. Tabel 3.4 Capaian kinerja sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh 30 26 86,67 sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2.1 pada Tabel 3.4, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan masyarakat veteriner tergolong Baik (rata-rata 86,67%). Pencapaian sasaran meningkatnya unit usaha produk hewan yang memenuhi standar hygiene sanitasi dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan dan (2) Pengawasan DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 17

dan pengendalian kesejahteraan hewan; dan (3) Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan. Tabel 3.5 N0 Perkembangan penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 Penambahan jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (unit) 2009 2010 2011 2012 2013 Capa Capaian Capaian Capaian Capaian ian 36 15 91 43 26 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa unit usaha produk hewan harus bersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) guna menjamin terpenuhinya standar produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal. Perkembangan capaian jumlah unit usaha yang memperoleh NKV dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Agar jumlah unit usaha yang ber-nkv semakin meningkat Dinas Peternakan Provinsi JAwa Timur sebagai penerbit/ auditor NKV memberikan pembinaan terhadap unit-unit usaha produk hewan dan pengawasan terhadap produk hewan yang beredar. 3.2.3.Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan. Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan dijabarkan kedalam 5 sasaran strategis dengan 5 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut : TUJUAN 3 SASARAN 1 Tujuan meningkatkan status kesehatan hewan Mempertahankan status bebas penyakit Rabies. Sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies diukur melalui satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian penyakit Rabies. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jumlah kasus penyakit Rabies. 0 0 100 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.1 pada Tabel 3.6, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit Rabies DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 18

dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas penyakit hewan menular Rabies. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas penyakit Rabies dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan status bebas penyakit hewan menular Rabies. Tabel 3.7 N0 Perkembangan mempertahankan status bebas penyakit Rabies tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 Jumlah kasus penyakit Rabies. 2009 2010 2011 2012 2013 Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian 0 0 0 0 0 Perkembangan capaian kasus kejadian penyakit Rabies dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2012 Jawa Timur bebas dari penyakit Rabies. TUJUAN 3 SASARAN 2 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan Sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) diukur melalui satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian PMK.Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.8 sebagai berikut Mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Tabel 3.8 Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jumlah kasus PMK. 0 0 100 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.2 pada Tabel 3.8, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas PMK. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban.Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan status bebas PMK. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 19

Tabel 3.9 N0 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Perkembangan mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 Jumlah kasus PMK 2009 2010 2011 2012 2013 Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian 0 0 0 0 0 Perkembangan capaian kasus penyakit mulut dan kuku dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2013 Jawa Timur bebas dari penyakit mulut dan kuku. TUJUAN 3 SASARAN 3 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan Sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax diukur melalui satu indikator, yaitu jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.10 sebagai berikut : Mempertahankan status bebas penyakit Anthrax. Tabel 3.10 Capaian kinerja sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jumlah kasus kejadian penyakit 0 0 100 Anthrax. Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.3 pada Tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kesehatan hewan dalam hal pencegahan penyebaran penyakit Anthrax dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hasil pengukuran terhadap Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tetap berhasil mempertahankan status bebas Anthrax. Pencapaian sasaran mempertahankan status bebas penyakit Anthrax dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur akan terus berupaya mempertahankan status bebas Anthrax. Tabel 3.11 N0 Perkembangan mempertahankan status bebas penyakit Anthrax tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 Jumlah kasus kejadian penyakit Anthrax. 2009 2010 2011 2012 2013 Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian 0 0 0 0 0 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 20

Perkembangan capaian kasus penyakit Anthrax dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tetap menunjukkan angka nol. Artinya, selama tahun 2009 hingga tahun 2013 Jawa Timur bebas dari penyakit Anthrax. TUJUAN 3 SASARAN 4 Tujuan meningkatkan dan Menurunnya kejadian penyakit mempertahankan status kesehatan Brucellosis pada Sapi Perah. hewan Sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada sapi perahdiukur melalui satu indikator, yaitu persentase kejadian penyakit Brucellosis pada sapi perah.indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.12 sebagai berikut : Tabel 3.12 Capaian kinerja sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Persentase kasus penyakit <0,1 0,029 344,83 Brucellosis pada sapi perah (%) Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.4 pada Tabel 3.12, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Brucellosis pada sapi perah di tahun 2013 tergolong Sangat Baik (344,83%). Hasil pengukuran Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat dicapai dengan sangat baik, yaitu dari target persentase kasus dibawah 0,1% realisasinya mencapai 0,029%, sehingga tercapai 344,83 persen dari yang ditargetkan. Pencapaian sasaran menurunnya kejadian penyakit Brucellosis pada Sapi Perah dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Meski capaian Kinerja menunjukkan hasil yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya mengendalikan penyakit Brucellosis pada sapi perah agar dapat mendukung pencapaian target produksi susu. Tabel 3.13 N0 Perkembangan kasus penyakit Brucellosis pada Sapi Perah tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah (%) 2009 2010 2011 2012 2013 Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian 0,062 0,054 0,037 0,030 0,029 Perkembangan capaian Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan penurunan yang diharapkan. Artinya, pengendalian penyakit brucellosis berjalan secara efektif. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 21

TUJUAN 3 SASARAN 5 Tujuan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan Menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas. Sasaran menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas diukur melalui satu indikator, yaitu persentase kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.14 sebagai berikut : Tabel 3.14 Capaian kinerja sasaran menurunnya kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Persentase kasus penyakit Avian <0,01 0,008 125 Influenza pada unggas (%) Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 3.5 pada Tabel 3.14, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja sasaran kesehatan hewan dalam hal pengendalian penyakit Aviant Influenza pada unggas di tahun 2013 tergolong Sangat Baik (125%). Hasil pengukuran Indikator Kinerja Sasaran menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik, yaitu dari target persentase kasus dibawah 0,01% realisasinya mencapai 0,008%, sehingga tercapai 125% dari yang ditargetkan. Pencapaian sasaran menurunnya kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas dilaksanakan dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, melalui kegiatan : (1) Pengamatan penyakit hewan menular; (2) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular; serta Pemberdayaan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B yang ada di Malang dan Tuban. Meski capaian Kinerja menunjukkan hasil yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya mengendalikan penyakit penyakit Avian Influenza pada unggas agar dapat mendukung pencapaian target populasi ternak unggas dan produksi daging. Tabel 3.15 N0 Perkembangan kejadian penyakit Avian Influenza pada unggas tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 Persentase kejadian penyakit Aviant Influenza pada unggas (%) 2009 2010 2011 2012 2013 Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian 0,10 0,070 0,048 0,009 0,008 Perkembangan capaian persentase kasus penyakit Avian Influenza pada unggas dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan penurunan yang diharapkan. Artinya, pengendalian penyakit Avian influenza berjalan secara efektif. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 22

3.2.4. Tujuan meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen. Tujuan meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen dijabarkan kedalam 1 sasaran strategis dengan 1 indikator. Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak. diukur melalui 1 indikator, yaitu volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak. Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.16 sebagai berikut : TUJUAN 4 SASARAN 1 meningkatkan nilai tambah hasil peternakan melalui penanganan pasca panen meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak. Tabel 3.16 Capaian kinerja sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak daging ayam 22 21 95,45 daging itik 16 13 81,25 daging sapi 83 83 100 telur ayam buras 67 68 101,49 telur itik 58 54 93,10 Rata Rata Persentase Capaian Sasaran 94,26 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 4.1 pada Tabel 3.16, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja penanganan pasca panen tergolong Baik (rata-rata 94,26%). Pencapaian sasaran meningkatnya pengolahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak dilaksanakan dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : (1) Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan; (2) Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, sumber daya manusia dan gemarampai. Kegiatankegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan usaha peternakan di tingkat kelompok peternak agar berdaya saing dan mempunyai nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan peternak. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 23

Tabel 3.17 N0 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 Perkembangan volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak tahun 2009-2013 Indikator Kinerja 1 volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak 2009 2010 2011 2012 2013 Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian daging ayam 18 17,5 19 20,5 21 daging itik 12 13 16 15 13 daging sapi 71 80 79 81 83 telur ayam buras 27 34,2 42,8 51,4 68 telur itik 54 69 67 61 54 Perkembangan capaian volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan, kecuali olahan daging itik. Usaha yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam peningkatan volume produk olahan hasil peternakan di tingkat kelompok peternak antara lain dengan melakukan pelatihan teknis teknologi pengolahan hasil peternakan; penyuluhan peningkatan produksi peternakan dan pemasaran atau informasi pasar; pembinaan sumber daya manusia dan kelembagaan dalam rangka peningkatan kualitas mutu produk peternakan; promosi dan eksploitasi hasil produksi kelompok bidang peternakan; dan gelar lomba olahan produk peternakan. 3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN 3.3.1. Pengelolaan Keuangan di Dinas Peternakan Sejak diterapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, dijelaskan bahwa hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai Pasal 156 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana yang cukup serta memadai diantaranya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 24

Agar pengelolaan keuangan daerah dapat diselenggarakan secara legal dan akuntabel, maka perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dan untuk mensinkronkan dengan ketentuan yang lebih tinggi dengan karakter dan kebutuhan daerah secara teknis pengelolaan keuangan daerah harus dituangkan dalam Pereturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1 Seri E), pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, asas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, kerugian daerah, pengelolaan keuangan BUMD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah serta sistem informasi keuangan daerah. Wewenang pengelolaan keuangan di SKPD Dinas Peternakan dilaksanakan oleh Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran. Selanjutnya Pengguna Anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran yang dijabat oleh Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPTD. 3.3.2. Pelaksanaan APBD Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Nomor 914/284.P/213.2/2013 tanggal 2 Oktober 2013, pelaksanaan APBD dapat dirinci sebagai berikut : a. Pendapatan Asli Daerah Target PAD tahun 2013 sebesar Rp. 4.485.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.10.278.352.940,96, sehingga capaian kinerja yang diperoleh di tahun 2013 mencapai 229,17%.Target, realisasi dan capaian PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.18. Tabel 3.18 Perolehan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 NO URAIAN TARGET PAD 2013 REALISASI BERTAMBAH / % BERKURANG 1 2 3 4 5 6 I RETRIBUSI DAERAH 4.485.000.000,00 6.420.793.213,00 1.935.793.213,00 1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 3.740.000.000,00 5.536.453.443,00 1.796.453.443,00 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 25

2 Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa 5.400.000,00 10.867.500,00 5.467.500,00 3 II Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 739.600.000,00 873.472.270,00 133.872.270,00 0,00 3.857.559.727,96 3.857.559.727,96 1 Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan/penyelesaian Pekerjaan 2 Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan 3 Pendapatan Sewa Gedung dan Bangunan 4 Lain-lain Penerimaan Daerah 5 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 0,00 341.188.586,00 341.188.586,00 0,00 3.513.869.921,32 3.513.869.921,32 0,00 320.000,00 320.000,00 0,00 0,33 0,33 0,00 2.181.220,31 2.181.220,31 JUMLAH 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 5.793.352.940,96 229,17 Perolehan PAD Dinas Peternakan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 terus menunjukkan peningkatan dan melebihi target yang ditetapkan. Perkembangan capaian PAD Dinas peternakan tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.19 Tabel 3.19 Perkembangan PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013 Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013 NO. TAHUN PAD (Rp) REALISASI (Rp) (%) 1 2 3 4 5 1 2009 1.300.000.000,00 1.470.944.901,33 113,15 2 2010 2.270.000.000,00 5.738.723.216.31 252.81 3 2011 3.795.000.000,00 6.763.953.406,16 178,23 4 2012 4.200.000.000,00 7.418.433.081,00 176,63 5 2013 4.485.000.000,00 10.278.352.940,96 229,17 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 26

b. Belanja Daerah Belanja Daerah dianggarkan sebesar Rp. 215.122.302.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 201.409.249.068,33 dengan capaian kinerja sebesar 93,63%, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Belanja Tidak Langsung (BTL) : dianggarkan sebesar Rp. 17.394.802.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 16.672.802.117,00 atau mencapai 95,85% dari yang dianggarkan. 2) Belanja Langsung (BL) : dianggarkan sebesar Rp. 197.727.500.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 184.736.446.951,33 atau mencapai 93,43% dari yang dianggarkan. Rekapitulasi serapan belanja APBD Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 berdasarkan Program dan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.20 sebagai berikut : Tabel 3.20 Realisasi Belanja APBD Dinas Petenakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Kode Program/ Uraian Anggaran setelah Realisasi (Rp) % kegiatan PAPBD (Rp) 1 2 3 4 5 2.01.0300.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.134.000.000,00 3.898.276.186,00 94,30 2.01.0300.01.099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran. 4.134.000.000,00 3.898.276.186,00 94,30 2.01.0300.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5.050.000.000,00 4.724.410.822,00 93,55 2.01.0300.02.099 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5.050.000.000,00 4.724.410.822,00 93,55 2.01.0300.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 360.000.000,00 349.320.500,00 97,03 2.01.0300.03.099 Peningkatan Disiplin Aparatur 360.000.000,00 349.320.500,00 97,03 2.01.0300.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 250.000.000,00 179.771.300,00 71,91 2.01.0300.05.099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. 2.01.0300.06 Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 250.000.000,00 179.771.300,00 71,91 306.000.000,00 293.814.100,00 96,02 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 27

2.01.0300.06.099 Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. 2.01.0300.07 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 2.01.0300.07.098 Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur. 2.01.0300.15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2.01.0300.15.017 Peningkatan prestasi kelompok tani ternak, Sumber daya Manusia dan Gemarampai. 2.01.0300.15.018 Pengembangan kawasan peternakan dan perbibitan. 2.01.0300.15.019 Pengembangan kemitraan, peningkatan gizi masyarakat dan peningkatan kualitas hasil peternakan 2.01.0300.15.020 Peningkatan populasi ternak (Integrasi ternak dan komoditas pertanian lainnya). 2.01.0300.15.028 Pengembangan budidaya ternak 2.01.0300.15.058 Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau 2.01.0300.15.079 Peningkatan Populasi Sapi di Madura 2.01.0300.15.086 Jalinkesra Penanganan Rumah Tangga Sangat Miskin 2.01.0300.21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 2.01.0300.21.006 Pengumpulan, pengolahan data peternakan. 2.01.0300.21.009 Pengawasan obat hewan dan residu. 2.01.0300.21.010 Pemberdayaan Lab Keswan Type B Malang. 306.000.000,00 293.814.100,00 96,02 300.000.000,00 295.048.700,00 98,35 300.000.000,00 295.048.700,00 98,35 127.177.500.000,00 121.520.853.013,33 95,55 2.550.000.000,00 2.292.754.293,00 89,91 3.350.000.000,00 3.192.142.476,00 95,29 26.650.000.000,00 25.588.494.116,00 96,02 3.400.000.000,00 3.311.430.506,00 97,40 3.500.000.000,00 3.171.289.963,33 90,61 9.727.500.000,00 9.036.886.950,00 92,90 3.000.000.000,00 2.508.861.050,00 83,63 75.000.000.000,00 72.418.993.659,00 96,56 23.221.500.000,00 21.485.844.640,00 92,53 1.200.000.000,00 969.510.465,00 80,79 850.000.000,00 800.587.483,00 94,19 1.170.000.000,00 1.151.812.410,00 98,45 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 28

2.01.0300.21.011 Pemberdaya an Lab Keswan Type B Tuban 2.01.0300.21.012 Pengamatan Penyakit Hewan Menular 2.01.0300.21.013 Pengendalian dan penanggulangan penyakit Hewan Menular 2.01.0300.21.018 Pemberdayaan Rumah Sakit Hewan 2.01.0300.21.019 Pengawasan peredaran produk pangan asal hewan 2.01.0300.21.020 Pengawasan peredaran produk hewan nonpangan 2.01.0300.21.021 Pengawasan dan pengendalian kesejahteraan hewan 2.01.0300.22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 2.01.0300.22.010 Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) 2.01.0300.22.011 Pemberdayaan laboratorium dan pengembangan alsin peternakan 2.01.0300.22.012 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Batu 2.01.0300.22.013 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Kediri 2.01.0300.22.014 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Jember 2.01.0300.22.015 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Tuban 2.01.0300.22.016 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Magetan 2.01.0300.22.017 Pemberdayaan UPT PT dan HMT Malang 2.01.0300.22.027 Pemberdayaan UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan Madura 2.01.0300.22.028 Sarana dan Peralatan Optimalisasi UPT-D dan Laboratorium Kesehatan Hewan Type B (DAK) 2.01.0300.22.029 Pendampingan Kegiatan (DAK) 2.01.0300.23 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 1.270.000.000,00 1.179.603.065,00 92,88 1.300.000.000,00 1.165.153.036,00 89,63 9.450.000.000,00 8.777.995.748,00 92,89 500.000.000,00 486.970.340,00 97,39 2.025.000.000,00 1.811.623.946,00 89,46 1.000.000.000,00 921.988.654,00 92,20 4.456.500.000,00 4.220.599.493,00 94,71 25.053.500.000,00 21.930.241.767,00 87,53 2.750.000.000,00 2.526.380.225,00 91,87 3.500.000.000,00 3.388.613.500,00 96,82 2.054.000.000,00 2.015.216.257,00 98,11 2.350.000.000,00 2.341.267.005,00 99,63 1.900.000.000,00 1.781.444.664,00 93,76 2.671.900.000,00 2.616.140.282,00 97,91 2.360.000.000,00 2.330.868.250,00 98,77 1.300.000.000,00 1.290.650.204,00 99,28 1.767.600.000,00 1.637.153.080,00 92,62 4.000.000.000,00 1.669.526.000,00 41,74 400.000.000,00 332.982.300,00 83,25 6.900.000.000,00 6.351.016.857,00 92,04 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 29

2.01.0300.23.014 Sinkronisasi program perencanaan dan evaluasi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 2.01.0300.23.015 Promosi pemasaran hasil gerdu taskin dan koordinasi asosiasi peternakan 2.01.0300.25 Program Pengembangan Agribisnis 2.01.0300.25.018 Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan 2.01.0300.25.019 Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan 2.200.000.000,00 1.883.071.551,00 85,59 4.700.000.000,00 4.467.945.306,00 95,06 4.975.000.000,00 3.707.849.066,00 74,53 2.500.000.000,00 1.596.523.286,00 63,86 2.475.000.000,00 2.111.325.780,00 85,31 3.3.3 PelaksanaanAPBN Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2013 yang dikelola Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 122.662.273.000,00 dan realisasi keuangan sampai dengan tanggal 31 Desember tahun 2013 sebesar Rp. 105.877.408.614,00 atau sama dengan 86,32%. Penjabaran pngelolaan belanja APBN sebagaimana Tabel 3.21 berikut. Tabel 3.21 Target, Realisasi dan Capaian Belanja APBN Tahun 2013 Instansi Pemberi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Instansi Pemberi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) TUGAS PEMBANTUAN Dasar Hukum Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012. DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012 DIPA Nomor : 018.08.059024/2012 tanggal 5 Desember 2012 79.553.460.000,00 71.497.595.680,00 89,87 4.657.265.000,00 3.980.442.500,00 85,47 4.835.000.000,00 4.761.659.800,00 98,48 DANA DEKONSENTRASI Dasar Hukum Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % DIPA Nomor : 018.06.059111/2013 Tanggal 5 Desember 2012. 31.520.973.000,00 23.999.782.784,00 76,14 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 30

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPH) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) DIPA Nomor : 018.07.059023/2013 Tanggal 5 Desember 2012 DIPA Nomor : 018.08.059024/2013 Tanggal 5Desember 2012 1.495.575.000,00 1.129.732.750,00 75,54 600.000.000,00 508.195.100,00 84,70 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR Page III- 31