PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA Clara Grace Y.A.S*, Siti Saidah Nasution** *Mahasiswa Keperawatan **Dosen Keperawatan Maternitas *Staf Pengajar Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Phone: 0857 6307 3355 E-mail: clara_gyas@ymail.com Abstrak Mobilisasi dini merupakan salah satu perawatan pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria. Mobilisasi dini tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 34 responden pasien pascasalin dengan seksio sesaria. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2012. Kuesioner mengkaji data demografi, pengetahuan, sikap, dan pelakasanaan mobilisasi responden. Hasil penelitian ini dianalisa berdasarkan uji statistik menggunakan korelasi Spearman. Dari hasil analisa diperoleh bahwa hubungan pengetahuan mengenai mobilisasi dini dan pelaksanaan mobilisasi dini dengan nilai p=0,782 (p>0,05), r= -0,049, hubungan sikap mengenai mobilisasi dini dan pelaksanaan mobilisasi dini dengan nilai p=576 (p>0,05), r= -0,099. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa tidak hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap pascasalin dengan seksio sesaria. Untuk penelitian selanjutnya dipandang perlu meneliti faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini, misalnya pengalaman, pendidikan, motivasi, dan intensitas nyeri. Kata kunci : mobilisasi, pengetahuan, sikap, seksio sesaria PENDAHULUAN Seksio sesaria termasuk tindakan operasi besar pada bagian perut (operasi besar abdominal). Melahirkan secara sesar menguras lebih banyak kemampuan tubuh dan pemulihannya lebih sulit dibandingkan jika melahirkan secara normal. Setelah seksio sesaria, selain rasa sakit dari insisi abdominal dan efek samping anestesi, akan dirasakan banyak ketidaknyamanan. Kebanyakan wanita membutuhkan masa pemulihan beberapa minggu sampai bulanan untuk memulihkan kesehatannya. Operasi dan anestesi dapat menyebabkan akumulasi cairan yang dapat menyebabkan pneunomia sehingga sangat penting untuk bergerak (Nolan, 2010). Salah satu konsep dasar perawatan pada masa nifas atau masa pascasalin pasien pasca seksio sesaria didapatkan bahwa mobilisasi dini memberikan setelah seksio sesaria adalah mobilisasi dini (Manuaba, 2001). Mobilisasi dini tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan. Secara psikologis, hal ini memberikan pula kepercayaan pada klien bahwa dia mulai merasa sembuh (Mochtar, 1998). Mobilitas meningkatkan fungsi paru-paru, memperkecil risiko pembentukan gumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan, dan menolong saluran pencernaan agar mulai bekerja lagi (Cunningham, 2005). Dengan mobilisasi dini, trombosis vena dan emboli paru jarang terjadi serta dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi (Gallagher, 2004). Pada penelitian sebelumnya oleh Bariah (2010), tentang efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan manfaat untuk penyembuhan pasien pasca seksio sesaria terutama untuk mempercepat
involusi alat kandungan dan penyembuhan luka operasi. Kebanyakan ibu pascasalin dengan seksio sesaria merasa khawatir kalau tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka operasi yang masih belum sembuh yang baru saja selesai dilakukan operasi, juga dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan ibu setelah efek anestesi hilang. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini penting untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria. Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pascasalin dengan seksio sesaria. Semakin baik pengetahuan dan sikap ibu tentang mobilisasi dini maka semakin baik pula pelaksanaan mobilisasi dini. METODE Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap ibu pascasalin dengan seksio sesaria terhadap pelaksanaan mobilisasi dini. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menjalani persalinan dengan seksio sesaria yang dirawat di Ruang V Obgin RSUD dr. Pirngadi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Nursalam (2008) sehingga didapatkan jumlah responden sebanyak 34 orang. Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari data demografi, kusioner pengetahuan, kuesioner sikap dan pertanyaan terbuka mengenai pelaksanaan mobilisasi dini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi, yang kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Kekuatan hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini diuji dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Responden Karakteristik demografi responden yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentasi karakteristik responden Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Umur <20 - - 20 34 25 73,5 >34 9 26,5 Jumlah anak 1 11 32,4 >1 23 67,6 Pengalaman seksio sesaria Tidak 13 38,2 pernah SC Pernah SC 21 61,8 Tingkat Pendidikan: Dasar 5 14,7 Menengah 27 79,4 Tinggi 2 5,9 Penerimaan Informasi Pernah 32 94,1 Tidak pernah 2 5,9 dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok usia dalam rentang 20-34 tahun (73,5%), lebih dari setengah responden memiliki anak lebih dari 1 orang (67,6%), dan lebih banyak responden memiliki pengalaman seksio sesaria (61,8%). Mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan menegah (79,4%) dan lebih dari setengah responden pernah mendapatkan informasi tentang mobilisasi dini (94,1%).
Pengetahuan Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Mengenai Mobilisasi Dini Pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini (n=34) Pengetahuan Frekuensi Persentase (n) (%) Kurang baik 16 47,1 Baik 18 52,9 Total 34 100,0 dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori baik (52,9%) dan 47,1% ibu memiliki pengetahuan dalam kategori kurang baik. Sikap Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Mengenai Mobilisasi Dini Distribusi sikap ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini (n=34) Sikap Frekuensi (n) Persentase (%) Negatif 8 23,5 Positif Total 26 34 76,5 100,0 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang positif mengenai mobilisasi dini (76,5%) dan 23,5% responden memiliki sikap yang negatif mengenai mobilisasi dini. Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan Distribusi pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria (n=34) Pelaksanaan Mobilisasi Dini Frekuensi (n) Persentase (%) Dilakukan 20 58,8 Tidak dilakukan Total 14 34 41,2 100,0 diketahui bahwa sebanyak 58,8% responden melakukan mobilisasi dini dan sebanyak 41,2 % tidak melakukan mobilisasi dini. Analisa Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Mobilisasi Dini Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Hubungan pengetahuan mengenai mobilisasi dini terhadap pelaksanaan seksio sesaria di RSUD dr. Pringadi Medan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Hubungan pengetahuan mengenai mobilisasi dini terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria Variabel 1 Pengeta huan * p>0,05 Variabel 2 r p Pelaksanaan mobilisasi dini -0,049 0,782*
Berdasarkan analisa data yang dilakukan didapat nilai p sebesar 0,782 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria. Dengan demikian Ho diterima. Kekuatan korelasi (r) = -0,049 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan antara pengetahuan terhadap pascasalin dengan seksio sesaria dalam kategori sangat lemah. Dengan arah korelasi negatif (-) dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu mengenai mobilisasi dini, maka semakin rendah pelaksanaam mobilisasi dini. Analisa Hubungan Antara Sikap mengenai Mobilisasi Dini Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Hubungan sikap mengenai mobilisasi dini terhadap pelaksanaan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Hubungan sikap mengenai mobilisasi dini terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria Variabel 1 Sikap *p>0,05 Variabel 2 r p Pelaksanaan mobilisasi dini -0,099 0,576* Berdasarkan analisa data yang dilakukan didapat nilai p sebesar 0,576 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap terhadap pascasalin dengan seksio sesaria. Dengan demikian Ho diterima. Kekuatan korelasi (r) = -0,099 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan antara sikap ibu pascasalin dengan seksio sesaria dalam kategori sangat lemah. Dengan arah korelasi negatif (-) dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi sikap ibu mengenai mobilisasi dini, maka semakin rendah pelaksanaan mobilisasi dini. Pembahasan Pengetahuan Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Mengenai Mobilisasi Dini Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini di RSUD dr. Pirngadi Medan mayoritas dalam kategori baik (52,9%), dan dalam kategori kurang baik sebesar 47,1%. Hal ini menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang tujuan dilakukannya mobilisasi dini, tahap-tahap mobilisasi dini, manfaat mobilisasi dini dan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi dini. Pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria tentang mobilisasi dini juga dipengaruhi jumlah anak dan pengalaman operasi yang dimiliki oleh responden. Lebih dari setengah responden memiliki anak lebih dari 1 orang (67,6%) dan lebih banyak responden memiliki pengalaman seksio sesaria (61,8%). Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa terdapat kecenderungan pengetahuan ibu yang berparitas tinggi lebih baik dari pengetahuan ibu yang berparitas rendah. Berdasarkan pendapat ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengalaman persalinan yang ibu alami akan mempengaruhi pengetahuan ibu tersebut, terutama ibu yang melahirkan lebih dari satu kali. Data demografi menunjukkan tingkat pendidikan responden sebagian besar (79,4%) berada pada tingkat pendidikan menengah, dikatakan tingkat pendidikannya menengah karena sebagian besar responden dengan latar belakang SMP dan SMA, 14,7% berada pada tingkat pendidikan dasar dengan latar belakang pendidikan SD, dan 5,9% pada tingkat pendidikan tinggi dengan latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
yang memungkinkan terjadinya pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003). Faktor eksternal yang merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi pengetahuan, salah satunya yaitu: akses terhadap informasi (Notoatmodjo, 2003). Sebagian besar responden pada penelitian ini pernah mendapatkan informasi mengenai mobilisasi dini yaitu 32 orang (94,1%). Mochtar (1998) menyatakan bahwa perubahan gerakan dan posisi yang dilakukan harus diterangkan kepada ibu atau keluarga yang menungguinya. Perawat dapat menjelaskan prosedur pascapartum kepada ibu pascasalin dengan seksio sesaria untuk membantu ibu bekerjasama dalam pemulihannya dari pembedahan (Bobak, 2004). Sikap Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria mengenai Mobilisasi Dini Dari hasil penelitian diketahui bahwa sikap ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini di RSUD dr. Pirngadi Medan mayoritas memiliki sikap yang positif (76,5%) dan 23,5% ibu memiliki sikap yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki respon yang positif terhadap pentingnya pelaksanaan mobilisasi dini dalam membantu proses pemulihan ibu pascasalin dengan seksio sesaria. Berdasarkan analisa data didapatkan bahwa dari 18 orang ibu yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik mengenai mobilisasi dini, yang memiliki sikap yang positif pula mengenai mobilisasi dini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2007) bahwa dalam penentuan sikap, pengetahuan, memegang peranan penting. Dengan pengetahuan, manusia dapat mengembangkan apa yang diketahuinya dan dapat mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup sehingga akan mempengaruhi sikap seseorang (Noprianto, 2010). Berdasarkan data demografi responden dapat dilihat bahwa mayoritas responden berada dalam rentang usia lebih dari 20 tahun dan sudah memiliki pengalaman seksio sesaria. Menurut Purwanto (1998), dengan berkembangnya intelegensi, bertumbuhnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka dapat terbentuk sikap tersendiri terhadap suatu objek. Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Berdasarkan hasil penelitian pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan didapatkan bahwa sebanyak 20 orang ibu melaksanakan mobilisasi dini (58,8%) dan 14 orang ibu tidak melaksanakan mobilisasi dini (41,2%). Menurut Notoatmodjo (2005), praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan. Tindakan yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot sangat dianjurkan. Mobilisasi dini terbukti bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu (Bobak, 2004). Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa terdapat 11 orang ibu memiliki pengetahuan dalam kategori baik mengenai mobilisasi dini yang diikuti dengan sikap yang positif mengenai mobilisasi dini yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan mobilisasi dini. Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu melalui proses perubahan : pengetahuan-sikappraktek (Notoatmodjo, 2003). Mayoritas ibu pascasalin dengan seksio sesaria yang melaksanakan mobilisasi dini pernah mendapatkan informasi mengenai mobilisasi dini. Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan seseorang juga dapat ditentukan oleh ada tidaknya informasi tentang kesehatan memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak. Hubungan antara Pengetahuan mengenai Mobilisasi Dini terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku (Setiawati, 2008).
Ketidaktahuan dan rendahnya tingkat pengetahuan pasien tentang pentingnya mobilisasi dini pasca operasi menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan mobilisasi dini (Potter & Perry, 2006). Hasil analisa statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan mengenai mobilisasi dini ibu pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan. Dari 34 reponden terdapat 20 responden yang melaksanakan mobilisasi dini dan 14 orang responden yang tidak melakukan mobilisasi dini. Pengetahuan responden yang melakukan mobilisasi dini sebanyak 11 responden dalam kategori baik dan 9 orang dalam kategori kurang baik dan yang tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 7 orang dalam kategori baik dan 7 orang dalam kategori kurang baik. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Noprianto (2010) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi dini post seksio sesaria. Ibu mengetahui keuntungan dan manfaat dari mobilisasi dini serta kerugian jika tidak melaksanakan mobilisasi secara dini namun belum tentu ibu melaksanakan mobilisasi dini. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya pengetahuan seseorang akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Hubungan antara Sikap mengenai Mobilisasi Dini terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria Analisa data yang dilakukan antara hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi dini menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap ibu mengenai mobilisasi dini terhadap pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan. Dari 34 orang responden terdapat 20 orang yang melakukan mobilisasi dini dan 14 orang yang tidak melakukan mobilisasi dini. Sikap responden yang melakukan mobilisasi dini sebanyak 16 orang dalam kategori positif dan 4 orang dalam kategori negatif dan yang tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 10 orang dalam kategori positif dan 4 orang dalam kategori negatif. Menurut Notoatmodjo (2003) sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan terwujud dalam tindakan tergantung saat situasi itu. Dari penelitian-penelitian yang ada terungkap, meskipun kesadaran dan pengetahuan sudah tinggi tentang kesehatan namun praktek (practice) atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian dilakukan terhadap ibu pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan pada 34 responden menggambarkan bahwa pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi dini berada dalam kategori baik sebanyak 52,9%, memiliki sikap yang positif mengenai mobilisasi dini sebanyak 76,5% dan 58,8% responden melakukan mobilisasi dini. Analisa data untuk melihat hubungan pengetahuan terhadap pascasalin dengan seksio sesaria didapat nilai p sebesar 0,774 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu pascasalin dengan seksio sesaria. Meningkatnya pengetahuan tidak selalu diikuti oleh perilaku dengan kesadaran atau motivasi yang kuat dalam pelaksanaan seksio sesaria. Ibu mengetahui keuntungan dan manfaat dari mobilisasi dini serta kerugian jika tidak melaksanakan mobilisasi secara dini namun belum tentu ibu melaksanakan mobilisasi dini. Analisa data untuk melihat hubungan sikap terhadap pelaksanaan
seksio sesaria didapat nilai p sebesar 0,689 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan terwujud dalam tindakan tergantung saat situasi itu. Saran Praktik keperawatan dapat menerapkan mobilisasi dini dengan tidak hanya menganjurkan saja melainkan memotivasi dan mendampingi ibu pascasalin dengan seksio sesaria dalam melakukan mobilisasi dini. Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktorfaktor lain yang berhubungan dengan pascasalin dengan seksio sesaria misalnya pengalaman, pendidikan, motivasi, atau intnsitas nyeri. Peneliti juga menyarankan sebaiknya dilakukan penelitian dengan populasi yang lebih luas dan jumlah sampel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Bariah (2010). Efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien pasca bedah seksio cesaria. www.repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2011 Bobak,I.M., Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi Keempat, Volume Kedua. Jakarta : EGC Cunningham, dkk. (2005). Obstetri Williams. Jakarta : EGC Gallagher, C.M. (2004). Pemulihan Pascaoperasi Caesar. Jakarta : Erlangga Manuaba, I.B. (2001). Kapita Selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua. Jakarta : EGC Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin. Yogyakarta : Golden Books Notoatmodjo, S.(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Cipta (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Noprianto, R.A. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi dini post sectio caesarea di Ruang Mawar RSUD dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2010. www.saptabakti.ac.id. Diakses pada tanggal 03 Juli 2012. Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter. P.A. & Perry.A.G. (2005). Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC Purwanto, H. (1998). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta : EGC Setiawati, S. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Median