HUBUNGAN PROGRAM ORIENTASI BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA PERAWAT BARU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

HUBUNGAN BERPIKIR KRITIS DAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DENGAN KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

DAFTAR PUSTAKA. Bittel, L.R. (1987). Supervisory training development. California : Addison Wesley.

A. Latar Belakang Masalah

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

Mulyaningsih* *) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

John Toding Padang, Novita Medyati

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

KECENDERUNGAN KECEMASAN DAN KEMAMPUAN ADAPTASI MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER YANG AKAN MENGIKUTI PROFESI NERS BERDASARKAN MMPI-2

Ely Tjahjani STIKES William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya,

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

ERY SANDI NIM I

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

STUDI DESKRIPTIF PERAN PRECEPTOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PRECEPTORSHIP DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan pekerjaan staf tersebut sesuai dengan posisinya dalam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK.

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-152.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN PENILAIAN KOMPETENSI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP KINERJA PERAWAT BARU DI RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK TAHUN Mila Sartika ABSTRAK

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu menjelaskan bahwa pelayanan

SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

PENINGKATAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

EFEKTIFITAS REFLECTIVE LEARNING PADA SIKAP PROFESIONAL MAHASISWA KEBIDANAN

PELAKSANAAN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

: PAMBUDI EKO PRASETYO

EDUCATIONAL BACKGROUND. Degree Institution Year Major. 95tyilippines Master of Nursing School of Nursing Acute Care The University of Melbourne

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

PENINGKATAN SIKAP ETIS PERAWAT PELAKSANA TERHADAP KLIEN MELALUI PELAKSANAAN PERAN DECISIONAL KEPALA RUANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

PENINGKATAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN OLEH MAHASISWA MELALUI PERAN PEMBIMBING KLINIK

HUBUNGAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI IRNA I RSUD PROF. DR

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN PRAKTIK KOLABORATIF ANTARA PERAWAT DAN DOKTER DI RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA


SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA RUANGAN DALAM PERENCANAAN STRATEGIS RUMAH SAKIT BIDANG KEPERAWATAN DI RS PEMERINTAH DI KOTA PALU

Transkripsi:

HUBUNGAN PROGRAM ORIENTASI BERBASIS KOMPETENSI DENGAN KINERJA PERAWAT BARU Dodi Wijaya¹, Ratna Sitorus², Hanny Handiyani³ ¹ Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember ² ³ Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ABSTRACT Competency-based orientation program is a method of new nurse orientation programs. Research on cross-sectional descriptive correlational aimed to analyze the relationship of competency-based orientation program with the performance of new nurses in a inpatient unit at Husada hospital Jakarta. Results for 58 new nurses in the Husada hospital new nurses get a good view of interpersonal competence (72.4%), good technical competence (53.4%), good competence in critical thinking (58.6%). New nurses to see better perform ance (7 2.4%). Analysis showed any relationship between competency-based orientation program with the performance of new nurses (p = 0.000, CI: 0.336, 0.696). Competence of new nurses to form a new nurse has a professional performance so that important programs applied in any orientation of new nurses. Keyword : competency based orientation programs, new nurses, performance ABSTRAK Program orientasi berbasis kompetensi merupakan metode yang digunakan dalam program orientasi untuk perawat baru. Penelitian ini termasuk deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru di unit rawat inap di Rumah Sakit Husada Jakarta. Hasil analisis pada Tabel 2 didapatkan 42 orang (72,4%) perawat baru memiliki kinerja baik, sisanya 16 orang (27,6%) perawat baru memiliki kinerja yang kurang setelah mendapatkan program orientasi berbasis kompetensi. Hasil analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru dengan p value 0,000. Kompetensi perawat baru untuk membentuk seorang perawat baru memiliki kinerja profesional sehingga program penting diterapkan dalam setiap orientasi perawat baru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan rumah sakit untuk menetapkan program orientasi berbasis kompetensi sebagai standar operasional kerja dalam penerimaan perawat baru. Kata kunci : program orientasi berbasis kompetensi, kinerja, perawat baru 10

PENDAHULUAN Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Setiap organisasi mengharapkan memiliki perawat baru yang dapat menampilkan kinerja yang profesional. Perawat baru ketika memasuki lingkungan kerja baru akan menghadapi banyak masalah. Masalah ini akan dapat mempengaruhi penampilan kerja. Bourcier (2008) menemukan banyak masalah yang dialami oleh kinerja perawat baru diantaranya kurang percaya diri dalam kinerja keterampilan asuhan keperawatan, ketidakmampuan dalam pemikiran kritis dan pengetahuan klinis, hubungan dengan rekan kerja, keinginan untuk mandiri tetapi masih tergantung dengan perawat senior, frustasi di lingkungan kerja, kebijakan organisasi dalam menetapkan prioritas keterampilan serta masalah komunikasi dengan dokter. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan program orientasi perlu dirancang untuk mengatasi masalah tersebut. Orientasi merupakan proses kegiatan memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi. Proses ini akan mempermudah perawat baru menyesuaikan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Program orientasi berbasis kompetensi merupakan metode yang digunakan dalam program orientasi untuk perawat baru. Abruzzese (1992); Jernigen (1998); dalam Marquis & Huston (1998) merumuskan bahwa metode orientasi ini berfokus pada hasil akhir dari orientasi dengan titik berat pada kinerja tugas. Program orientasi berbasis kompetensi yang diterapkan sejak perawat baru memasuki lingkungan kerja baru digunakan agar setelah perawat baru melalui proses ini, memiliki kompetensi : interpersonal, teknis, dan berfikir kritis (Engelk, 2009). Upaya penerapan program orientasi berbasis kompetensi bagi perawat baru ditujukan agar perawat baru memiliki penampilan kinerja profesional. Steward (2000) menyatakan bahwa melalui program ini perawat baru akan mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman baru dilalui dengan jalan memperoleh informasi, bimbingan, dan penguasaan keterampilan sehingga akan meningkatkan kinerja perawat baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti adalah kompetensi interpersonal, kompetensi teknis, kompetensi berpikir kritis, dan kinerja perawat baru di Rumah Sakit Husada Jakarta. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Husada Jakarta. Sampel yang diambil adalah seluruh perawat baru berjumlah 58 perawat baru pada bulan Mei 2010 yang mengikuti program orientasi di ruang perawatan Mawar, Melati, Lantai Jantung, dan Lantai Stroke Rumah Sakit Husada Jakarta. Perawat baru berstatus orientee (tidak mendapatkan tugas sebagai perawat pelaksana), pengalaman kerja sejak di Rumah Sakit Husada kurang dari atau 11

sama dengan satu tahun, telah mengikuti program orientasi berbasis kompetensi selama 3 bulan yang dibuktikan dengan laporan dari pembimbing klinik dan telah memenuhi buku target kompetensi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen multiple choice tentang kompetensi interpersonal, teknis, berpikir kritis dan chek list tentang kinerja perawat baru. Analisis data menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan alpha 0,05 (5 %). HASIL DAN BAHASAN Kompetensi perawat baru pada program orientasi berbasis kompetensi interpersonal, teknis dan berpikir kritis. Hasil analisis data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perawat baru lebih banyak memiliki kompetensi interpersonal daripada teknis dan berpikir kritis. Secara umum rerata kompetensi perawat baru yang memiliki kompetensi baik sebanyak 61,5%. Hanya 38,5% perawat baru dengan kompetensi kurang setelah dilakukan program orientasi berbasis kompetensi. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kompetensi Perawat Baru Pada Program Orientasi Berbasis Kompetensi di Rawat Inap Rumah Sakit Husada Jakarta Pada 21 Mei 2010 (n=58) Variabel Frekuensi Persentase Kompetensi interpersonal Kompetensi teknis Kompetensi berpikir kritis Kompetensi Kurang Kompetensi Baik 16 42 27 31 24 34 22.3 35,7 27,6 72,4 46,6 53,4 41,4 58,6 38,5 61,5 Kompetensi perawat baru merupakan profesionalisme perawat baru dalam melaksanakan pelayanan keperawatan yang dilandasi pengetahuan dan keterampilan. Program orientasi berbasis kompetensi pada perawat baru telah mampu membantu perawat baru memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Perawat baru mampu menunjukkan pengetahuan dan kemampuan untuk bekerja sama serta beradaptasi terhadap lingkungan kerja baru. Penerapan program orientasi berbasis kompetensi merupakan pengembangan kualifikasi klinis yang memungkinkan perawat baru memiliki kompetensi dalam waktu yang tepat. Perawat baru mendapatkan pengalaman yang mendukung kompetensi perawat baru dalam menjalankan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh perawat baru tidak lepas dari peran pembimbing klinik. Penelitian Scot (2005) menemukan bahwa pembimbing klinik berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi dan kepuasan kerja perawat baru selama masa orientasi. Pembimbing 12

klinik membantu perawat baru mendapatkan pengalaman baru melalui bimbingan dan model peran. Steward (2000) menyatakan bahwa program ini membantu perawat baru mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman baru dilalui dengan jalan memperoleh informasi, bimbingan, dan penguasaan keterampilan dari pembimbing klinik. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Baru di Rawat Inap Rumah Sakit Husada Jakarta Pada 21 Mei 2010 (n=58) Variabel Frekuensi Persentase Kinerja perawat baru 16 27,6 42 72,4 Total 58 100 Hasil analisis pada Tabel 2 didapatkan 42 orang (72,4%) perawat baru memiliki kinerja baik, sisanya 16 orang (27,6%) perawat baru memiliki kinerja yang kurang setelah mendapatkan program orientasi berbasis kompetensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan program orientasi berbasis kompetensi dapat membentuk perawat baru memiliki penampilan kinerja yang baik. Penampilan kinerja yang baik pada perawat baru akan membentuk perilaku kinerja yang profesional. Steward (2000) menegaskan bahwa penerapan program orientasi berbasis kompetensi dapat mendidik perawat baru tentang perilaku kinerja profesional yang diharapkan organisasi. Hubungan program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru Program orientasi berbasis kompetensi merupakan upaya yang membentuk perawat baru memiliki penampilan kinerja yang profesional. Hasil analisis hubungan program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hubungan Program Orientasi Berbasis Kompetensi Dengan Kinerja Perawat Baru di Rawat Inap Rumah Sakit Husada Jakarta 2010 (n=58) Program orientasi Kinerja P OR Total X² berbasis kompetensi Kurang Baik value (95% CI) Kurang 16 (51,6%) 15 (48,4%) 31 (100%) 16,75 0,000 2,48 (0,34-0,69) Baik 0 (0%) 27 (100%) 27 (100%) Hasil Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi perawat baru pada program orientasi berbasis kompetensi yang memiliki kompetensi kurang dan memiliki kinerja kurang sebanyak 51,6%. Proporsi perawat baru pada program orientasi 13

berbasis kompetensi yang memiliki kompetensi baik seluruhnya memiliki kinerja baik (100%). Hasil analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru (p value = 0,000). Hasil analisis pula didapatkan OR= 2,48 yang berarti perawat baru pada program orientasi berbasis kompetensi, yang berkompetensi baik akan berpeluang 2,48 kali untuk memiliki kinerja baik dibandingkan dengan perawat baru yang berkompetensi kurang (OR 95% CI: 0,336; 0,696). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan program orientasi berbasis kompetensi berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat baru. Bourcier (2008) menyatakan bahwa hubungan program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru memiliki hubungan sebab akibat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Everett (2009) yang menemukan ada keterkaitan hubungan yang baik antara program orientasi berbasis kompetensi dengan evaluasi kinerja perawat baru selama masa orientasi. Penerapan program orientasi berbasis kompetensi yang dirancang secara terorganisasi, terstruktur, dan komperhensif akan meningkatkan kinerja perawat baru. Perawat baru setelah mengikuti program orientasi berbasis kompetensi mendapatkan mengalaman yang mendukung kompetensi interpersonal, kompetensi teknis, kompetensi berpikir kritis dalam menjalankan tugasnya. Pendapat Bueno (1994 ) dalam Engelke, Marshburn, & Swanson (2009), program orientasi berbasis kompetensi diterapkan sejak karyawan memasuki lingkungan kerja baru. Metode ini digunakan agar perawat baru memiliki kompetensi dalam hal keterampilan interpersonal, keterampilan teknis, dan keterampilan berfikir kritis. Keberhasilan program ini menjadi cerminan pihak manajemen keperawatan untuk selalu menerapkan program orientasi berbasis kompetensi pada setiap proses orientasi perawat baru. Pihak manajemen keperawatan dapat menjaga konsistensi kualitas program melalui pemanfaatan kelompok pendukung program dan mengembangkan objektifitas ukuran penilaian kompetensi dan kinerja perawat baru. Robinson, Morin & Carla (1995) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa langkah pertama mengevaluasi program orientasi berbasis kompetensi dengan mengembangkan model penilaian kompetensi agar membangun sebuah model yang memiliki komponen interpersonal, teknis, dan berpikir kritis. Kompetensi yang dimiliki perawat baru dapat dijadikan acuan untuk menempatkan perawat baru di unit perawatan pasien tertentu (Piggot, 2001). SIMPULAN DAN SARAN Terdapat hubungan yang signifikan antara program orientasi berbasisi kompetensi dengan kinerja perawat baru di Rawat Inap Rumah Sakit Husada Jakarta 2010. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi manajer keperawatan di rumah sakit untuk menetapkan program orientasi berbasis kompetensi sebagai standar operasional kerja dalam penerimaan perawat baru. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh program 14

orientasi berbasis kompetensi dengan kepuasan kerja perawat baru. DAFTAR PUSTAKA Beyea, S. C., Slattery, M.J & Von Reyn. (2007). A nurse residency program for competence development using human patient simulation. Journal of Nursing Staff Development. 25 (7) 25-28 Bourcier, J.Bethany. (2008). Graduate nurses in the intensive care unit: An orientation model. Diakses melalui http://ccn.aacnjournals.org pada tanggal 24 Maret 2010 Jam 09.21 WIB Burns, P., & Poster, E. (2008). Competency development in new registered nurse graduates: closing the gap between education and practice. The Journal of Continuing Education in Nursing, 39(2). 12-13 Casey, K & Fink, R. (2004). The graduate nurse experience. Journal of Nursing Administration, 14(6) Dellasega, C (2009). An exploratory study of the orientation needs of experienced nurses. The Journal of Continuing Education in Nursing. 40 (8) 18 Dorothy, D.B. (2008). A crisis in critical thinking. Journal of Nursing Education, 26 (5) Engelke, Marshburn & Swanson (2009). Relationships of New Nurses' Perceptions and Measured Performance-Based Clinical Competence. The Journal of Continuing Education in Nursing, 40 (9), 426-430. Everett, Brusler. M. (200 9). Predictors of positive clinical performance evaluations of new graduate nurses participating in preceptor orientation programs. USA: Virginia Polytechnic Institute and State University. Hartini, T (2002). Hubungan antara karakteristik dan persepsi perawat pelaksana tentang program orientasi dengan persepsi perawat pelaksana tentang kinerja di RS Islam Roemani Semarang. Tesis Program Pascasarjana FIK-UI, Depok, tidak dipublikasikan Keating, S.B. (2003). A test of the California competency-based differentiated role model. The Journal of Managed Care Quaeterly, 40 (1). Marilyn, H.O. (2008). How to assess critical thinking in clinical practice. Journal Dimensions Of Critical Care Nursing, 17 (6). 19-20 Piggot, H. (2001). Facing reality: The transition from student to graduate nurse. Autralian Nursing Journal, 8 (4) 11 Steward, N.A. (2000). Establishing an orientation program. Wilmington College Division of Nursing (Delaware). 14 (9) 17 Thomka, L.A (2001). Graduate nurses experiences of interactions with professional nursing staff during transition to the profesional role. The Journal of Countinuing Education in Nursing, 3 (2). Vivian, T & Deb, H. (2005). Performancebased development system for nursing students. Journal of Nursing Education, 44 (2). WHO (2001) Conceptual famework nursing and midwifery workforce management. Diakses melalui 15

www.searo.who. diperoleh tanggal 20 Maret 2009 jam 18.30 Wibowo (2007). Manajemen kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wijaya, D (2009). Laporan residensi kepemimpinan & manajemen keperawatan di RS Husada Jakarta. Program Pascasarjana FIK-UI, Jakarta 16