Pembentukan Varietas Ciasem, Padi Ketan Putih Berdaya Hasil Tinggi dan Berumur Genjah Soewito Tjokrowidjojo, Bambang Kustianto, dan Buang Abdullah Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang, Jawa Barat ABSTRACT. Development of Ciasem, a White Glutinous Rice Variety with High Yield and Early Maturity. There has been only four released glutinous rice varieties in Indonesia despite having many local landraces. The released varieties are characterized by medium in maturity (125-135 days), relatively high yield (4.5-5.0 t/ ha), relatively resistance to major pests/diseases but lower quality of waxy compared to local varieties. Genetic improvement of glutinous rice has been carried out by crossing between an improved glutinous rice, IR65 with an elite glutinous line, B8203B- MR-1-17-1. The line was derived from the back cross of a local glutinous variety, Sukadame of North Sumatra with variety Barumun. Sukadame was black and good glutinous quality but tall and late maturity while Barumun was high yielding variety and resistance against brown plant hopper biotype 3 (BPH3). A number of elite lines were produced, one of them was B10299B-MR-116-2-4-1-2. Agronomic characters of the line were early maturity (115 days), short plant height (194 cm), resistance and moderate resistance to BPH2 and 3, respectively, resistance to bacterial leaaf blight strain III and IV, and having amylose content of 7.6%, head milled grain of 80% and medium-long grain. Based on yield trials in different locations, B10299B-MR-116-2-4-1-2 yielded up to 9 t/ha with an averaged of 5.7 t/ha and therefore, has been released as improved glutinous rice variety, named as Ciasem. Keywords: Glutinous rice, high yield, early maturity, brown planthopper, bacterial leaf blight ABSTRAK. Hingga saat ini baru tersedia empat varietas unggul padi ketan. Keempat varietas tersebut umumnya berumur sedang (125-135 hari), berdaya hasil cukup tinggi (4,5-5,0 t/ha), dan relatif tahan terhadap hama penyakit utama, dan mutu ketannya relatif rendah dibandingkan dengan varietas lokal. Untuk memperoleh varietas unggul padi ketan yang berdaya hasil tinggi, berumur genjah, tahan terhadap hama dan penyakit utama, dan memiliki mutu ketan yang baik telah dilakukan persilangan antara padi ketan varietas IR65 dengan galur padi ketan B8203B-MR-1-17-1. Galur B8203B- MR-1-17-1 berasal dari silang balik varietas Barumun dengan padi ketan lokal varietas Sukadame asal Sumatera Utara. Varietas Sukadame adalah jenis pulut berwarna hitam, mutu ketan baik, tapi tanaman tinggi dan umur dalam. Barumun adalah varietas berdaya hasil tinggi dan tahan wereng coklat biotipe 3. Dari kegiatan ini dihasilkan sejumlah galur harapan padi ketan, di antaranya B10299B- MR-116-2-4-1-2. Sifat-sifat agronomis penting dari galur B10299B- MR-116-2-4-1 adalah umur genjah (115 hari), tanaman pendek (94 cm), tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III dan IV, kadar amilosa 7,6%, beras kepala 80%, dan bentuk gabah sedang-panjang. Dalam pengujian di sejumlah lokasi, galur ini mampu memberikan hasil 9 t/ha dengan rata-rata 5,7 t/ha GKG. Galur ini dilepas dengan nama Ciasem. Kata kunci: Padi ketan, potensi hasil tinggi, genjah, wereng coklat, hawar daun bakteri Padi ketan varietas lokal yang banyak ditanam petani umumnya berumur panjang (5-6 bulan), potensi hasil rendah, tanaman tinggi, sehingga mudah rebah, dan rentan terhadap hama wereng coklat, penggerek batang, dan penyakit tungro. Petani menyukai varietas lokal kemungkinan karena mutu berasnya tinggi dan rasanya enak. Dari 1980 sampai sekarang, padi ketan hasil persilangan yang sudah dilepas baru empat varietas, yaitu Ayung (1980), Lusi (1984), Ketonggo (1999), dan Setail (2000), sedangkan IR29 dan IR65 berasal dari IRRI (Musaddad et al. 1993, Kustianto et al. 1999). Varietasvarietas tersebut umumnya berumur sedang (125-135 hari), potensi hasil lebih tinggi (4,0-5 t/ha) daripada varietas lokal, tahan hingga cukup tahan terhadap hama wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal., WC) dan penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae pv oryzae, HDB), tanaman lebih pendek (100-125 cm) daripada varietas lokal, mutu tanak dan mutu rasanya masih kurang bila dibandingkan dengan ketan lokal (Kustianto et al. 1999). Selain itu, kelemahan dari varietas ketan tersebut adalah rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain IV. Penyakit HDB dan hama WC merupakan masalah utama pada pertanaman padi sawah. HDB memiliki kemampuan membentuk strain baru yang lebih virulen daripada strain yang telah ada (Yamamoto et al. 1977). Demikian juga hama wereng coklat yang selain dapat secara langsung merusak tanaman padi juga sebagai vektor (pembawa penyakit) virus kerdil rumput dan kerdil hampa, yang dapat menggagalkan panen. Dalam dasawarsa terakhir serangan hama ini masih dapat diatasi, namun sewaktu-waktu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, perlu usaha pembentukan varietas padi ketan yang mempunyai potensi hasil tinggi, umur genjah, tahan hama wereng coklat dan penyakit HDB serta bermutu beras baik. Program pemuliaan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah menghasilkan galur-galur padi ketan yang cukup berpotensi menjadi varietas, satu di antaranya adalah B10299B-MR-116-2-4-1-2. Galur ini adalah ketan putih, potensi hasil cukup tinggi, tahan dan agak tahan WC biotipe 2 dan 3, tahan penyakit HDB strain 145
TJOKROWIDJOJO ET AL.: PEMBENTUKAN VARIETAS CIASEM III dan IV, tinggi tanaman ± 95 cm, umur 115-120 hari, dan mutu ketannya baik. Makalah ini membahas proses pembentukan galur B10299B-MR-116-2-4-1-2, observasi dan pengujian daya hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mutu beras, hingga dilepas sebagai padi ketan varietas Ciasem. BAHAN DAN METODE Pembentukan Galur Galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 berasal dari persilangan antara varietas unggul ketan IR65 dengan galur harapan ketan hitam B8203B-MR-1-171. B8203B ini adalah keturunan dari program silang balik (back cross) antara tetua padi ketan hitam varietas Sukadame asal Sumatera Utara dengan galur IR19661-131-1-3-1-3 (varietas Barumun). Varietas Sukadame berumur panjang, tanaman tinggi, rentan terhadap hama dan penyakit utama, namun mempunyai kualitas ketan yang baik, sedangkan Barumun adalah varietas unggul padi sawah berdaya hasil tinggi, tahan hama wereng coklat biotipe 1, 2 dan 3 (biotipe Sumatera Utara), dan penyakit HDB strain III dan IV. Pada MK 1988, F1 dari hasil persilangan tersebut disilangbalik dengan varietas Sukadame untuk mendapatkan keturunan yang mempunyai sifat ketan. Hasil silang balik pertama (BC 1 F 1 ) ditanam di Kebun Percobaan Muara pada MH 1988-89 dan dipanen secara bulk dengan nomor bastar B8203B. Pada musim selanjutnya, ditanam sebagai bastar populasi dan dipilih secara individu tanaman yang baik dan mempunyai sifatsifat yang mendukung potensi hasil tinggi. Kemudian tanaman dipilih pada pertanaman pedigree untuk beberapa musim berikutnya. Salah satu hasil seleksi yang sudah mantap adalah galur B8203B-MR-1-17-2 untuk dilanjutkan pengujiannya pada pertanaman observasi. Pada MH 1993-94, galur B8203B-MR-1-17-2 disilangkan dengan varietas unggul ketan putih IR65 introduksi dari IRRI. Varietas IR65 digunakan sebagai tetua betina sedangkan B8203B-MR-1-17-2 sebagai tetua jantan. Pada MK 1994, F1 ditanam di KP Muara dan dipanen secara bulk dengan nomor bastar B10299B. Pada musim berikutnya ditanam pada pertanaman bastar populasi dan dipilih lebih dari 100 individu tanaman. Tanamantanaman F2 terpilih ditanam pada pertanaman pedigree selama lima musim. Pada MK 1997, terpilih galur F7 (B10299B-MR-116-2-4-1-2) dan dilanjutkan pada pertanaman observasi pada musim selanjutnya. Silsilah galur ini dapat dilihat pada Gambar 1. Observasi dan Uji Daya Hasil Pada MH1997-98, galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 ditanam sebagai pertanaman observasi di Muara, Pusakanegara, dan Kuningan bersama dengan galur-galur padi lain yang sudah seragam dan mantap sifat-sifat agronomisnya. Jumlah galur yang diuji sebanyak 250-300 galur dengan dua ulangan. Dua varietas pembanding (IR64 dan Cisadane) ditanam setiap 40 nomor. Rancangan percobaan adalah acak kelompok. Setiap galur ditanam pada petak berukuran 1 m x 5 m, jarak tanam 20 cm x 20 cm, umur bibit 18-21 hari, satu batang per lubang. Uji daya hasil pendahuluan galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 dilakukan pada MH 1998-1999 bersama dengan 80 galur lainnya dengan dua varietas pembanding (IR64 dan Cisadane). Rancangan percobaan adalah acak kelompok dengan tiga ulangan. Setiap galur ditanam pada petak berukuran 2 m x 5 m, jarak tanam 20 cm x 20 cm, umur bibit 18-21 hari, satu batang per lubang. Lokasi percobaan adalah Pusakanegara, Cianjur, dan Kuningan. Uji daya hasil lanjutan dan multilokasi dilakukan pada MH 2000-01 di enam lokasi dan pada MK 2001 di 13 lokasi, bersama galur harapan lainnya dengan dua varietas pembanding (IR64, Cisadane, dan Memberamo); dan pada MK 2003 di empat lokasi bersama 12 galur harapan padi lainnya dengan varietas pembanding IR64 dan IR65. Rancangan percobaan adalah acak kelompok dengan empat ulangan, ukuran petak 4 m x 5 m, jarak tanam 20 cm x 20 cm, umur bibit 18-21 hari, ditanam tiga bibit per lubang. Ketan Hitam Sukadame IR1991-131-1-3-1-3Barumun Ketan Hitam Sukadame Uji Ketahanan terhadap Hama, Penyakit, dan Mutu Beras IR65 B8203B-MR-1-17-1 B10299B-MR-116-2-4-1-2 Gambar 1. Silsilah pembentukan galur harapan padi ketan B10299B-MR-116-2-4-1-2. Galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 diuji ketahanannya terhadap hama wereng coklat dan penyakit HDB serta dievaluasi mutu beras dan mutu nasinya. Pengujian ketahanan terhadap penyakit HDB strain III, IV, dan VIII dilakukan pada pertanaman observasi dengan metode pengguntingan (clipping method) pada fase anakan maksimum. Penilaian ketahanan dilakukan tiga minggu setelah inokulasi menurut Standard Evaluation System 146
(SES) for Rice (IRRI 1996). Pengujian ketahanan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Bogor, dengan metode skrining massal dan penilaiannya berdasarkan SES (IRRI 1996). Bersama dengan galur-galur padi lainnya yang sudah mantap, B10299B-MR-116-2-4-1-2 dievaluasi kadar amilosanya dengan metode iodometri dan tekstur nasi dengan sistem panelis, rendemen dan mutu giling beras diuji di laboratorium BB Padi. Persilangan tunggal varietas IR65 dengan galur B8203B-MR-1-17-1 menghasilkan galur ketan putih dan ketan hitam yang berumur genjah, tanaman pendek, tahan terhadap wereng coklat dan penyakit HDB. Satu di antaranya adalah galur ketan hitam, dilepas pada tahun 2002 sebagai varietas unggul ketan hitam pertama dengan nama Setail, rata-rata hasil 4,7 t/ha. Galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 adalah saudara dari varietas Setail yang mempunyai beras ketan berwarna putih. Sifat-sifat agronomis galur ketan putih B10299B-MR-116-2-4-1-2 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1. Observasi dan Daya Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Pembentukan Galur Silang balik pertama (BC 1 F 1 ) antara varietas lokal Sukadame dengan IR19661 dengan Sukadame sebagai tetua ulang menghasilkan lebih banyak tanaman segregat yang mempunyai beras ketan hitam dibanding ketan putih dan beras biasa. Salah satu galur dari tanaman segregat terpilih adalah B8203B-MR-1-17-1, galur ketan hitam, umur genjah, tanaman sedang, tegak, jumlah anakan produktif sedang, jumlah malai sedang, dan jumlah gabah bernas juga sedang. Galur ini juga bereaksi tahan terhadap wereng coklat dan penyakit HDB yang berasal dari tetua IR19661 atau Barumun, kemungkinan gen tahan berasal dari varietas Ptb33 asal India. Pada pengujian observasi dan daya hasil pendahuluan, galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 menunjukkan keragaan yang baik sehingga diteruskan ke pengujian daya hasil lanjutan dan atau multilokasi. Hasil galur ini pada pengujian daya hasil lanjutan dan multilokasi dapat dilihat pada Tabel 2, 3, dan 4. Tabel 1. Sifat galur B10299B-MR-116-2-4-1-2, varietas IR65, dan IR64. Galur/varietas B10299B-MR- IR65 IR64 116-2-4-1-2 (Ketan) (biasa) Umur (hari) 115 107 106 Tinggi tanaman (cm) 94 90 92 Jumlah anakan produktif (batang) 19 20 20 Jumlah gabah/malai (butir) 157 148 154 Jumlah gabah isi (butir/malai) 129 127 133 Bobot 1000 butir (g) 29 27 26 Kadar amilosa (%) 7,7 5,6 >22 Tabel 2. Hasil gabah beberapa galur dan varietas padi dalam uji daya hasil lanjutan pada MH 2000-01 di lima lokasi. Galur/varietas Hasil (t GKG/ha) Pusakanegara Trimurejo Kutoarjo Kuningan Batang Rata-rata S3423E-KN-4 6,71 7,33 5,49 6,91 5,6 6,41 S442F-1-1 6,50 7,44 5,07 7,02 5,51 6,31 S4325F-1-2-3-1 5,93 7,15 5,38 6,42 4,88 5,95 BP205E-MR-9-1 6,66 6,87 4,49 6,19 4,82 5,81 BP226E-MR-76 6,67 5,14 4,99 7,05 5,42 5,85 BP23E-MR-11 6,28 5,46 4,74 6,73 5,56 5,75 BP50F-MR-30-5 6,95 5,67 4,49 7,00 4,76 5,77 B10278B-MR-2-4-2 6,16 6,57 5,15 6,63 3,77 5,66 S3393-2F-17-1-1 6,45 5,18 5,23 6,44 5,57 5,77 S4420-2F-17-1-1 6,16 5,59 5,08 6,23 5,32 5,68 IR65633-253-3-3-2-2 5,93 7,26 4,49 5,73 3,87 5,46 B10299B-MR-116-2-4-1-2 6,87 5,68 4,39 6,65 4,73 5,66 BP342B-MR-20-1 5,12 7,21 4,69 4,94 3,93 5,18 BP203E-MR-52 6,36 5,59 5,01 5,92 4,45 5,47 B10177B-MR-2-2-1 5,10 6,35 5,25 4,83 4,00 5,11 BP17F-MR-99 6,27 4,43 4,78 7,04 4,89 5,48 IR71031 5,80 4,62 5,08 6,02 5,3 5,36 B10299B-MR-116-2-3-5-1 (Setail) 3,55 4,02 3,78 4,96 3,47 3,96 IR64 6,95 5,39 5,07 7,98 5,58 6,19 Widas 6,29 7,17 4,35 6,23 4,11 5,63 Rata-rata 6,14 6,01 4,85 6,35 4,78 5,62 KK (%) 9,30 11,70 10,40 9,60 7,40 BNT (5%) 1,20 1,50 1,10 1,30 0,70 147
TJOKROWIDJOJO ET AL.: PEMBENTUKAN VARIETAS CIASEM Tabel 3. Hasil gabah 13 galur/varietas padi sawah di 13 lokasi, MK 2001. Galur/varietas Hasil (t GKG/ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 *) Rata-rata S3382-20 4,80 6,37 3,44 4,75 3,93 6,53 7,10 4,24 6,21 5,00 6,79 6,09 5,09 5,41 S3429-4D 4,26 6,55 4,91 4,59 4,06 6,34 7,70 5,59 5,33 5,08 8,95 6,21 4,65 5,71 S3382-3F 3,49 5,46 4,53 4,56 3,17 6,38 9,30 5,74 5,93 5,29 9,19 6,23 3,73 5,62 IR73885-1 3,64 6,05 3,52 4,69 5,37 6,18 6,60 5,05 5,09 5,21 8,08 5,27 267 5,19 BP342B - - 4,19 4,41 3,44 4,70 4,70 - - 4,49-5,48 3,84 4,41 BP205E - - 4,11 4,59 5,18 5,99 8,50 4,95-3,73 7,92 3,52 3,73 5,22 BP226 - - 4,03 4,76 4,61 6,23 7,30 - - 4,19-3,58 3,27 4,75 B10299B (ketan putih) 4,20 6,93 3,43 4,53 3,59 4,51 7,60 4,72 6,63 4,49 7,54 3,60 4,80 5,12 B10386E 3,79 5,15 4,01 4,72 3,90 6,74 6,70 4,55 6,73 4,89 7,29 5,47 3,98 5,22 IR39357 2,61 5,80 3,97 4,71 2,92 4,45 6,90 3,97 589 5,40 6,34 4,98 2,33 4,64 IR65633 3,06 7,14 3,83 4,77 3,65 5,63 7,70 4,18 5,36 5,38 6,69 5,62 2,97 5,08 IR64 3,46 6,12 3,93 4,56 2,83 4,96 8,30-5,27 4,99-5,42 3,64 4,86 Memberamo 3,68 5,87 3,95 4,73 4,50 5,80 8,10 4,62 5,93 5,57 7,39 5,86 4,16 5,40 KK. (%) 12,7 13,08 8,2 3,7 16,6 9,4 11,6 9,6 15,1 8,2 9,6 5,6 16,2 BNT. 0.05 0,8 1,4 0,6 0,3 0,9 0,9 1,5 0,8 1,3 1,0 1,3 0,6 1,0 *) Lokasi pengujian: 1. Batang (Jawa Tengah) 2. Klaten (Jawa Tengah) 8. Langkat (Sumatera Utara) 3. Trimurejo (Lampung) 9. Gumiwang (Lampung) 4. Punggur (Lampung) 10. Jembrana (Bali) 5. Wawotobi (Sulawesi Selatan) 11. Simalungun (Sumatera Utara) 6. Biromaru (Sulawesi Tengah). 12. Sukamandi (Jawa Barat) 7. Barru (Sulawesi Selatan) 13. Manokwari (Papua) Tabel 4. Hasil beberapa galur dan varietas padi pada uji daya hasil lanjutan di empat lokasi pada MK 2003. Galur/varietas Hasil (t GKG/ha) Tersono, Batang Depok, Batang Sukamandi Sukabumi Rata-rata BP23F-PN-11 7,00 7,10 6,10 10,60 7,70 BP355E-MR-45 7,00 6,90 6,00 9,70 7,40 BP360E-MR-79-PN-2 6,70 6,70 5,60 9,20 7,05 BP226E-MR-73-PN-2 6,50 7,10 6,10 8,50 7,05 BP252-MR-7-2 6,80 6,30 5,20 9,80 7,03 B10299B-MR-116-2-4-1-2 7,80 5,90 5,00 9,20 6,98 BP140F-MR-1-KN-0 6,20 5,70 4,60 11,00 6,88 BP205D-KN-78-1-8 6,90 5,80 4,60 9,70 6,75 BP360E-MR-79-PN-3 6,60 6,30 4,70 9,10 6,68 B10597-KN-5-4-PN-2 6,60 6,70 4,90 8,30 6,63 BP143-MR-7-2-1 6,70 5,50 4,90 9,20 6,58 BP135E-KN-18 6,10 5,20 4,60 10,00 6,48 BP138F-KN-23 6,00 3,50 6,50 8,70 6,18 IR65 6,80 5,50 4,60 8,80 6,43 IR64 7,20 6,50 6,10 8,90 7,18 Rata-rata 6,73 6,05 5,30 9,38 6,86 KK (%) 9,23 7,64 13,27 11,93 BNT (5%) 1,62 1,15 1,66 2,71 Pada MH 2000-01 galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 dievaluasi potensi hasilnya di Pusakanegara, Trimurejo (Lampung), Sekampung (Lampung), Kutoarjo dan Batang (Jawa Tengah), dan Kuningan (Jawa Barat). Hasilnya berkisar antara 4,73-6,79 t/ha dengan rata-rata 5,73 t GKG/ha. Hasil varietas Widas dan IR64 sebagai pembanding masing-masing 5,95 t dan 6,1 t/ha. Hasil rata-rata B10299B-MR-116-2-4-1-2 menduduki peringkat ke-12 dari 18 galur yang diuji. Galur ini mempunyai potensi hasil lebih tinggi dari saudaranya B10299B-MR- 2-3-5-1, varietas unggul ketan hitam yang dilepas pada tahun 2002 dengan nama Setail, namun masih lebih rendah dari IR64 (Tabel 2). 148
Pada MK 2001, galur B10299B-116-2-4-1-2 diuji potensi hasilnya di 13 lokasi. Data pengujian dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Rata-rata hasil galur B10299B-MR- 116-2-4-1-2 dari 13 lokasi mencapai 5,12 t/ha GKG dengan kisaran 3,43-7,60 t/ha GKG. Rata-rata hasil IR64 dan Memberamo sebagai pembanding masing-masing 4,86 t dan 5,40 t GKG/ha. Pertumbuhan dan hasil galur ini cukup baik di Barru (7,60 t/ha), Sumatera Utara (7,54 t/ha), Klaten (6,93 t/ha), dan Gumiwang (6,63 t/ha). Berbeda dengan pengujian MH 2000-01, rata-rata hasil B10299B-MR-116-2-4-1-2 pada MK 2001 lebih tinggi daripada IR64. Pada MK 2003 galur harapan padi ketan ini diuji lagi di empat lokasi yaitu Tersono (Batang), Depok (Batang), Perum Sang Hyang Seri (Subang), dan Sukabumi. Sebagai pembanding digunakan varietas IR65, IR64, dan Cisadane. Hasil galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 di empat lokasi cukup tinggi, rata-rata 6,98 t/ha, lebih tinggi 0,5 t/ ha dari IR65 (Tabel 6). Di Tersono, Kabupaten Batang, Jawa Tengah (dataran sedang), hasil galur padi ketan 7,8 t/ha, lebih tinggi dari IR65 (6,8 t/ha), dan IR64 (7,2 t/ha). Di Depok, Batang (dataran rendah), hasilnya masih lebih tinggi (5,9 t/ha) dari IR65 (5,5 t/ha), di Sukamandi (Perum Sang Hyang Seri) (dataran rendah) lebih tinggi (5,0 t/ha) dari IR65 (4,6 t/ha). Di Depok dan Sukamandi, ternyata hasilnya kalah dari IR64 (6,5 t/ha dan 6,1 t/ha), sedangkan di Sukabumi (dataran sedang) hasilnya lebih tinggi (9,2 t/ ha) dari IR65 (8,8 t/ha) dan IR64 (8,9 t/ha). Data ini menunjukkan bahwa galur padi ketan ini lebih baik ditanam di dataran sedang dibanding dataran rendah. Hasil galur ketan putih B10299B-MR-116-2-4-1-2 di 22 lokasi sejak tahun 2000 sampai 2003 rata-rata 6,0 t/ha GKG, setara dengan IR64 (6,1 t). Hasil tertinggi dari galur ini adalah 9,2 t/ha di Sukabumi pada MK 2003 (Tabel 4). Pada musim yang sama hasilnya rata-rata 0,5 t/ha lebih tinggi dari IR65 (Tabel 4). Ketahanan terhadap Hama, Penyakit, dan Mutu Beras Dari pengujian ketahanan terhadap hama wereng coklat di rumah kaca, galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 bereaksi agak tahan sampai tahan (Tabel 5). Pengujian di lapang untuk ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri menunjukkan galur ini bereaksi tahan terhadap strain III dan IV, tetapi rentan strain VIII (Tabel 6). Tabel 5. Ketahanan galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 terhadap hama wereng coklat. BB Biogen, Bogor, 1998-2001. Skor ketahanan Galur/varietas MK 1998 MK 1999 MH 1999/2000 MK 2001 WBC 2 WBC 3 WBC 2 WBC 3 WBC 2 WBC 3 WBC 2 WBC 3 B10299B-MR-116-2-4-1-2 - - 3 5 3 5 3 5 Setail 9 5 9 5 9 5 9 7 IR64 3-5 3-5 3 5 3 3 3-5 3 Memberamo 5 1 3 3 3 3 3 3 WBC biotipe 2,3 = Wereng batang coklat biotipe 2 dan 3; Nilai gejala serangan: 3 = tahan, 5 = agak tahan, 7 = rentan, 9 = sangat rentan. (IRRI 1996). Tabel 6. Hasil uji ketahanan galur GH B10299B-MR-116-2-4-1-2 dan varietas pembanding terhadap hawar daun bakteri di lapang Muara, Bogor, MH 1999/2000-MK 2001. Ketahanan terhadap HDB Galur/varietas MH 1999/2000 MK 2001 III IV VIII III IV VIII B10299B-MR-116-2-4-1-2 3,3 3,3 7,5 3,3 3,3 7,7 Setail 3,3 3,3 7,7 3,3 3,3 7,7 IR64 3 5 9 3 5 7 Memberamo 3 5 7 3 3-5 7 HDB = hawar daun bakteri kelompok III, IV, dan VIII Nilai gejala: 3= tahan, 5= agak tahan, 7= rentan, 9= sangat rentan (IRRI 1996) 149
TJOKROWIDJOJO ET AL.: PEMBENTUKAN VARIETAS CIASEM Tabel 7. Hasil uji mutu dan rendemen beras GH B10299B-MR-116-2-4-1-2 di laboratorium KP Muara, BB Padi, Bogor. Beras Beras Beras Kadar Mutu beras Galur/varietas pecah kulit putih kepala amilosa Tekstur (%) (%) (%) (%) nasi Panjang Bentuk Pengapuran B10299B-MR-116-2-4-1-2 78 65 80 7,6 Ketan putih L M/S Ketan Setail 71 63 78 6,8 Ketan hitam L S Ketan IR65 78 66 81 5,5 Ketan putih L S Ketan IR64 80 68 83 22,0 Pulen L S M Cisadane 69 54 88 20,4 Pulen L M M L = panjang, S = ramping, M = sedang Pengujian terhadap mutu beras ketan menunjukkan B10299B-MR-116-2-4-1-2 memiliki bentuk beras sedang-panjang, kadar amilosa 7,6%, rendemen beras pecah kulit 78%, dan beras kepala 80% (Tabel 7). Kustianto et al. (1982) menyatakan bahwa beras bermutu tinggi memiliki panjang > 5,51 mm, bentuk sedang-lonjong, rendemen > 70%, dan beras kepala > 70%. Berdasarkan kriteria ini maka galur B10299B-MR- 116-2-4-1-2 tergolong beras ketan bermutu baik. Allidawati dan Bambang (1989) menyatakan pula bahwa kadar amilosa beras ketan sangat kecil, sehingga nasinya memiliki sifat yang sangat lengket dan mengkilat. Galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 memenuhi persyaratan tersebut. Tinggi atau rendahnya kadar amilosa pada endosperma atau beras sangat menentukan kelengketan atau kepulenan nasi setelah beras ditanak (Gomez 1979). Semakin rendah kadar amilosa beras semakin lengket nasi yang dihasilkan, karena kadar amilopektinnya meningkat. Kadar amilopektin dan kadar amilosa merupakan pembentuk utama pati pada endosperm (Juliano 1979). Berdasarkan kadar amilosa, beras dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu beras ketan (waxy atau glutinous) dan beras biasa (non waxy atau nonglutinous). KESIMPULAN 1. Galur padi ketan putih B10299B-MR-116-2-4-1-2 lebih baik dibandingkan dengan varietas ketan yang telah ada. 2. Dengan penggunaan tetua silang padi ketan varietas lokal diharapkan galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 memiliki adaptasi yang luas dan memiliki ketahanan yang stabil terhadap hama dan penyakit utama. 3. Galur B10299B-MR-116-2-4-1-2 telah dilepas sebagai varietas unggul ketan dengan nama Ciasem. DAFTAR PUSTAKA Allidawati dan B. Kustianto. 1989. Metode uji mutu beras dalam program pemuliaan padi. Dalam Ismunadji, M., M. Syam dan Yuswadi (Eds). Padi: 2 (363-375). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Gomez, K.A. 1979. Effect of environment on protein and amylose content of rice. In Proc. of the Workshop on Chemical Aspects of Rice Grain Quality. p. 59-65. International Rice Research Institute, Los Banos, Philippines. IRRI. 1996. Standard Evaluations System for Rice. IRRI, Manila, Philippines. 42p. Juliano, B. 1979. The chemical aspects of rice grain quality. In Proc. of the Workshop on Chemical Aspects of Grain Quality. p. 60-70. Int. Rice Res. Inst. Los Banos. Philippines. Kustianto, B., Allidawati, B. Surono, T. Suhartini dan S. Kartowinoto. 1982. Perbaikan mutu beras dan rasa nasi. Dalam Adi Widjono dan M. Syam (Eds). Penelitian Pemuliaan Padi. pp. 65-79. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Kustianto, B., Soewito Tj., Allidawati, Soesanto TW.; Adijono Pa.; Suwarno; Suyono; Hartini R.H.; A.A.N.B. Kamandalu dan Z. Harahap. 1999. B8583E-MR-87-1 Galur harapan padi ketan tahan wereng coklat biotipe 2 dan 3. Makalah pelepasan varietas 15 April 1999 Puslitbangtan, Bogor. Musaddad, A., H. Kasim, dan Sunihardi. 1993. Varietas Unggul Tanaman Pangan 1981-1993. Puslitbangtan. 18p. Yamamoto, T., Hartini, R.H., M. Mahmud, T. Nishizawa N., and D.M. Tantera. 1977. Variation in Patogenesity of Xanthomonas oryzae (Uyeda et al. Ishiyama) Dowson, and Resistance of rice varieties to the pathogen. Count. 28. 22p. 150
Lampiran 1. Deskripsi galur padi ketan B10299B-MR-116-2-4-1-2 (varietas Ciasem). Nomor seleksi : B10299B-MR-116-2-4-1-2 Asal persilangan : B8203B-MR-1-17-1/IR65 Golongan : Cere Umur tanaman : 115 hari Tinggi tanaman : 94 cm Bentuk tanaman : Tegak Anakan produktif : 19 batang Warna batang : Hijau Warna kaki : Hijau Warna daun : Hijau Posisi daun : Tegak Posisi daun bendera : Tegak Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Bentuk gabah : Sedang-panjang Warna gabah : Kuning bersih Jumlah gabah isi per malai : 129 Kerontokan : Sedang Kerebahan : Tahan Bobot 1000 butir : 29 g Kadar amilosa : 7,6% Tekstur nasi : Ketan Potensi hasil : 9,2 t/ha GKG Rata-rata hasil 6,0 t/ha GKG Ketahanan terhadap hama : Tahan dan agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri kelompok III dan IV, peka terhadap kelompok VIII. Anjuran tanam : Dataran sedang hingga 500 m dpl. Anjuran untuk produk : Rengginang, tape ketan, dodol, dan lemper. 151